Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Ikan baung (Hemibagrus sehingga kondisi tersebut cukup
nemurus) merupakan salah satu jenis mengkhawatirkan terhadap
ikan air tawar yang hidup di keberadaan dan ketersediaannya di
beberapa sungai di Indonesia, alam. Untuk mengatasi permasalahan
terutama di Sumatera dan tersebut maka salah satu cara yang
Kalimantan. Khusus di daerah Riau, dapat ditempuh adalah melakukan
Ikan ini dapat dijumpai di perairan pengembangan usaha budidaya ikan
umum seperti danau, waduk, dan baung (Aryani, 2014).
sungai (Kottelat et al., 1993). Ikan Pakan merupakan salah satu
ini berpotensi untuk dibudidayakan faktor yang menentukan keberhasilan
karena memiliki nilai ekonomis usaha budidaya. Pada umumnya
tinggi. Ketersediaan ikan baung pakan komersial dapat menghabiskan
sebagai bahan pangan masyarakat sekitar 60-70% dari total biaya
sebagian besar masih berasal dari produksi (Hadadi et al., 2009).
hasil tangkapan di alam. Semakin Tingginya harga pakan dan kualitas
meningkatnya minat konsumen nutrisinya yang rendah merupakan
terhadap ikan baung, mendorong hambatan dalam proses budidaya.
penangkapan yang berlebihan, Oleh karena itu, dibutuhkan bahan
2
Retensi Protein
Retensi protein merupakan
perbandingan antara jumlah protein
yang disimpan ikan di dalam tubuh
dengan jumlah protein yang
diberikan melalui pakan. Retensi
protein dapat dihitung dengan rumus
Watanabe (1988):
5
Tabel 1. Kecernaan Pakan (%) Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan Selama
Penelitian.
Perlakuan
Kecernaan Pakan (%)
(Dosis Probiotik ml/kg pakan)
P0 (0) 42,86
P1 (2) 50,98
P2 (4) 46,24
P3 (6) 48,19
P4 (8) 53,92
Efisiensi Pakan
ikan uji selama penelitian yang dapat
Dari hasil penelitian diperoleh dilihat pada Tabel 2.
nilai rata-rata efisiensi pakan pada
Tabel 2. Efisiensi Pakan (%) Benih Ikan Baung pada Setiap Perlakuan Selama Penelitian
Retensi Protein
Dari hasil penelitian diperoleh pada setiap perlakuan yang
nilai retensi protein benih ikan baung ditabulasikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Retensi Protein (%) Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan Selama Penelitian.
10
Pertumbuhan Bobot Rata-rata
individu benih ikan (g)
8
PO (0)
6 P1 (2ml)
4 P2 (4ml)
2 P3 (6ml)
0 P4 (8ml)
0 14 28 42 56
Pengamatan hari ke-
Gambar 1. Perubahan Bobot Rata-rata Individu Benih Ikan Baung Pada Setiap Perlakuan
Selama Penelitian
Pada Gambar 1 dapat dilihat Pertumbuhan ikan pada setiap
hari ke 14 sampai hari ke 28 sampling mengalami kenaikan
pertumbuhan benih ikan baung pada disebabkan oleh faktor internal dan
setiap perlakuan masih relatif sama eksternal. Adapun faktor internal
walaupun pada perlakuan 4 dan 3 diantaranya adalah keturunan, jenis
telah terlihat pertumbuhan yang lebih kelamin, umur, parasit dan penyakit,
tinggi. Pada pengamatan hari ke 42- sedangkan yang termasuk faktor luar
56 baru terlihat perbedaan adalah pakan dan kualitas perairan di
pertumbuhan antar perlakuan sekitar wadah pemeliharaan. Hal
terutama pada P4 dan P3 tersebut dapat membuktikan bahwa
menunjukkan pertumbuhan yang pakan dapat dimanfaatkan dengan
lebih tinggi dibandingkan 3 baik oleh ikan sehingga
perlakuan lainnya. Pada P4 (8 ml menghasilkan pertumbuhan ikan
probiotik /kg) menunjukkan yang baik.
pertumbuhan tertinggi dan perlakuan Selanjutnya untuk melihat
terendah yaitu pada P0. Pada pertumbuhan benih ikan baung
perlakuan P4 (8 ml probiotik) benih secara spesifik dapat diketahui
ikan baung tumbuh lebih cepat pada melalui perhitungan laju
hari ke 42-56 dibandingkan dengan pertumbuhan spesifik yang dapat
empat perlakuan lainnya pada setiap dilihat pada Tabel 4.
pengamatan. Hal ini disebabkan
karena pemberian pakan yang cukup
serta kualitas pakan yang memenuhi
kebutuhan ikan untuk
pertumbuhannya.
9
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Spesifik (%) Individu Benih Ikan Baung Pada Setiap
Perlakuan Selama Penelitian.
Kelulushidupan
Kelulushidupan benih ikan diperoleh melalui perhitungan yang
baung dapat diperoleh dari dinyatakan dalam persen. Adapun
pengamatan setiap hari dimana data hasil perhitungan
semakin berkurangnya ikan uji pada kelulushidupan benih ikan baung
perlakuan selama penelitian dan dapat dilihat pada Tabel 5.
Kualitas Air
Kualitas air sangat penting kualitas air selama pemeliharaan ikan
dan berpengaruh langsung terhadap gurami dapat dilihat pada Tabel 6.
kehidupan ikan. Untuk lebih jelasnya
Kesimpulan
Dari hasil penelitian pertumbuhannya meningkat dan
diperoleh bahwa pakan yang diberi menghasilkan nilai kecernaan pakan
probiotik tidak berpengaruh nyata sebesar 53,92%, efesiensi pakan
terhadap pertumbuhan dan efisiensi 26,46%, retensi protein 22,43% serta
pakan (P>0,05). Secara deskriptif, laju pertumbuhan spesifik 2,05% pada
perlakuan yang paling baik adalah benih ikan baung (Hemibargus
penambahan dosis 8ml probiotik ke nemurus).
dalam pakan (P4) dimana