You are on page 1of 7

BAB 5

5.3.1 Discharge Planning


5.3.1.1 Penerimaan Pasien Baru
1. Persiapan
Persiapan penerimaan pasien baru mulai dilakukan pada minggu ke 1 sebelum
pelaksanaan dengan uraian sebagai berikut:
a. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
b. Menyiapkan format pengkajian
c. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
d. Menyiapkan lembar persetujuan sentralissi obat.
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan penerimaan pasien baru dimulai tanggal 23 November
2017 sampai dengan 6 Desember 2017 sebanyak 15 pasien baru yang
sudah dilakukan penerimaan pasien baru.
Setiap pasien baru yang masuk selalu dilakukan penerimaan pasien
baru oleh perawat primer atau perawat asociet yang melakukan
pengkajian.
Pelaksanaan role play dilaksanakan pada tanggal 27 November 2017.
Dihadiri oleh 1 pembimbing ruangan 1 pembimbing akademik dan 9
mahasiswa. Karu, katim dan perawat pelaksana datang menemui pasien
baru kemudian katim menjelaskan tentang format discharge planning,
menjelaskan tentang biaya perawatan diruangan tata tertib fasilitas
diruangan, dan menjelaskan tentang sentralisasi obat. Dan perawat
pelaksana melakukan pengkajian pada penerimaan pasien baru.
b. Hambatan
Hambatannya adalah cara berkomunikasi yang baik dan benar sudah
diterapkan sepenuhnya oleh perawat ruangan, tetapi untuk mahasiswa
praklinik manajemen keperawatan adalah cara berkomunikasinya sudah
baik namun kurang flexible, kaku dan kurang percaya diri. Penguasaan
penjelasan tentang tarif ruangan, fasilitas, tata tertib, dokter yang merawat,
dll tidak dijelaskan sepenuhnya khususnya pada sift siang. Ini dikarenakan
kurang koordinasi antar mahasiswa saat operan sift sehingga kurang
terlaksana dengan baik dalam pelakasanaan penerimaan pasien baru.
c. Dukungan
Kehadiran pembimbing ruangan dan pembimbing akademi sangat
membantu dalam proses pelaksanaan role play penerimaan pasien baru.
5.3.1.2 Pelaksanaan Discharge Planning
1. Persiapan yang dilakukan antara lain:
a. Menyusun konsep Discharge Planning.
b. Menentukan penanggung jawab discharge planning.
c. Menentukan materi Discharge Planning.
d. Menentukan pasien yang akan dijadikan subjec discharge planning
e. Menyiapkan format Discharge Planning, kartu kontrol.
f. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan Discharge planning
g. Menyiapkan format discharge planning,lembar kontrol, serta leaflet
h. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai rencana
pelaksanaan discharge planning.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai tanggal 23 November – 27
November 2017 yang dilakukan pada 15 pasien baru dan 10 pasien yang
mendapat petunjuk pulang.
Role play discharge planning pasien pulang dilakukan tanggal 27
November 2017 oleh ketua tim pada pasien Tn. “K” dengan diagnosa medis
Post Ops close fraktur ulna sinistra. Dihadiri oleh 13 orang yaitu: 1
pembimbing ruangan, 1 pembimbing akademik, 1 orang pasien, 2 orang
keluarga pasien, dan 8 orang mahasiswa. Adapun hasil dari pelaksanaan
discharge planning adalah sebagia berikut :
a. Dilaksanakan discharge planning
Discharge Planning

25%

Diberikan discharge
planning
75%
tidak diberikan
Discharge planning

Gambar 5.5 Diagram pie discharge planning

Berdasarkan diagram diatas di dapatkan bahwa dari 15 pasien KRS


terdapat sebanyak 10 kali (75)% dilakukan discharge planning dan sebanyak
5 pasien (25%) belum dilakukan discharge planning. Karena 1 pasien Tn.K
KRS pada tanggal 27 November 2017 pada siang hari dan pasien bersedia
untuk dilakukan discharge planning.
Dalam proses pelaksanaan discharge planning terbagi dalam 3 tahap.
Tahap pertama, yaitu tahap assasement, tahap kedua yaitu pemberian Health
Education dan tahap ketiga yaitu tahap perencanaan pulang pasien. Pada
tahap pertama, perawat akan merencanakan tindakan apa yang sesuai dan
edukasi apa yang akan diajarkan pada pasien dan keluarga. Sedangkan pada
tahap perencanaan pulang, pasien dibekali dengan edukasi yang bisa
dilakukan di rumah, pengajaran untuk minum obat teratur dan kontrol rutin.
b. Pemberian leaflet

Pemberian Leafleat

25%

Diberikan leaflet
75%
Tidak diberikan
leafleat

Gambar 5.6 Diagram pie pemberian leaflet

Berdasarkan diagram di atas di dapatkan bahwa dari 15 pasien,


pasien pulang terdapat 10 pasien (75%) di beri leaflet saat pasien akan
pulang dan sebanyak 5 pasien (25%) tidak diberi leaflet saat pasien belum
pulang. Pada persiapannya leaflet sudah ada dan sudah diprint.

c. Lembar kontrol

Lembar Kontrol
9,6 %

Diberikan Lembar
Kontrol
Tidak Diberikan
90,4 %
lembar Kontrol

Gambar 5.7 Diagram pie discharge planning

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa dari 15 pasien, 10


pasien pulang di ruang Kencono Wungu Lantai 3 mulai tanggal 27
November – 2 November 2017. semua pasien yang KRS saat pasien
pulang di berikan lembar kontrol sebanyak 10 pasien (90,4%) dan tidak
ada pasien yanng tidak diberikan lembar control.

d. Pemberian Health Education

Pemberian HE

Yang diberikan HE Tidak Diberikan HE

0%

100%

Gambar 5.8 Diagram pie discharge planning

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa dari 15 pasien, 10


pasien krs, sejak 27 November – 2 Desember 2017. terdapat 10 pasien
(100%) diberikan health education saat pasien akan pulang.
e. Hambatan
Pelaksanaan discharge planning pada tanggal 27 November 2017
dan pada tanggal 2 Desember 2017 pasien KRS di ruang Kencono Wungu
Lantai 3, terdapat hambatan diantaranya yaitu saat pasien akan pulang
lembar kontrol tidak diberikan lembar kontrol dikarenakan lembar kontrol
untuk pasien telah diberikan oleh pihak rumah sakit, serta saat pemberian
penyuluhan atau health education saat pasien akan pulang sudah maksimal
karena 10 pasien yang pulang tidak ada yang tidak di beri penyuluhan
tentang penyakitnya dan masalah keperawatan, serta perawatan dirumah.
f. Dukungan
Kerja sama antara kelompok dan keluarga pasien,perawat berjalan
dengan cukup baik karena adanya sarana dan kontrak dengan keluarga
pasien dan perawat untuk melakukan discarge planning.

5.4 Money (M4)


5.4.1 Sumber pembiayaan ruangan
Sumber biaya di ruangan Kencono Wungu Mojokerto berasal dari manajemen
RSUD Dr.Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto itu sendiri. Sedangkan pembiayaan pasien
sebagian besar dari asuransi atau BPJS dan biaya mandiri.
5.4.2 Pengelolaan dana
Informasi yang diperoleh dari bagian keuangan RSUD Dr. Wahidin Sudiro
Husodo Mojokerto memaparkan bahwa biaya pemasukan rumah sakit ini berasal dari
BLUD yaitu sumber dari rumah sakit sendiri yang berasal dari pasien (umum/BPJS) dan
SKPD yaitu anggaran dari APBD, APBN, dan Provinsi. Dana yang berasal dari BLUD
digunakan untuk biaya operasional rumah sakit. Untuk biaya pengadaan alat, rumah sakit
menggunakan dana yang berasal dari BLUD, jika tidak mencukupi maka menggunakan
biaya SKPD. Dana dari SKPD digunakan untuk biaya listrik dan telepon.
Dana yang berasal dari BLUD jika ada kenaikan sekitar 10% akan digunakan
untuk program-program tahunan rumah sakit dan dugunakan sebagai acuan untuk
pembuatan rencana anggaran tahunan rumah sakit.
5.4.3 Biaya yang berlaku di ruangan
Biaya perawatan pasien di ruangan Kencono Wungu Mojokerto sebagian besar
dari umum/ biaya sendiri dan BPJS.

No. Perawatan Kelas I


1. Tarif perawatan ruang kelas 1: Rp. 100.000,-
- Sewa kamar per-24 jam
2. Visite Dokter:
- Dokter umum Rp. 20.000,-
- Dokter spesialis Rp. 60.000,-
- Dokter gizi Rp. 60.000,-
3. Control/ menghubungi dokter Rp. 20.000,-
4. Konsul gizi Rp. 10.000,-
5. Tindakan per-24 jam Rp. 23.0000,-

5.4.4 Perbandingan pasien umum dan BPJS pada tanggal 13 Mei 2015 – 6 Juni 2015

Jumlah H1
No Umum % BPJS % %
pasien /Askes

1 60 17 28,3 34 56,6 9 15

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien terbanyak pada 27
juli – 8 agustus 2015. sebanyak 60 pasien yang termasuk pasien umum sebanyak 17 pasien
(28,3%), pengguna BPJS sebanyak 34 pasien (56,6%) dan H1/Askes sebanyak 9 pasien
(15%).

5.4.5 Sistem Pembayaran


Mekanisme sistem pembayaran pada ruang kencono wungu terbagi menjadi 2
yaitu pasien umum dan BPJS. Untuk pasien umum, pada akhir perawatan atau sebelum
pasien KRS, total biaya baru bisa dilihat pada billing kemudian keluarga pasien akan
menyelesaikan administrasi pada loket pembayaran. Sedangkan pada pasien BPJS maka
dari pihak asuransi akan memberikan plafon sesuai dengan penyakit pasien, apabila
melebihi plafon yang telah ditentukan oleh pihak asuransi maka Rumah Sakit akan
mencairkan dana dari APBD, APBN atau Provinsi.
5.4.6 Sumber Daya Manusia (SDM)
Petugas yang bekerja dibagian administrasi bukan berasal dari bagian khusus
keuangan atau seorang akuntan, tetapi lulusan SMA yang berpengalaman dan sedikit
banyak mengerti tentang medis.

You might also like