You are on page 1of 1

Latar Belakang

Abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberi dampak pada


kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab kematian ibu yang utama
adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia serta pre-eklamsia.(9,10)

Pendarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai keadaan akut yang dapat
membahayakan ibu dan anak, dan sampai dapat menimbulkan kematian. Sebanyak 20%
wanita hamil pernah mengalami pendarahan pada awal kehamilan dan sebagian mengalami
abortus.
Sebagian besar studi mengatakan kasus abortus spontan antara 15-20 % dari semua
kehamilan. Jika dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50 %. Kejadian
abortus habitualis sekitar 3-5%. Data dari beberapa studi menunjukkan bahwa setelah satu
kali abortus spontan, pasangan punya risiko 15 % untuk mengalami keguguran lagi,
sedangkan bila pernah 2 kali, risikonya meningkat 25 %. Beberapa studi meramalkan bahwa
risiko abortus setelah 3 kali abortus berurutan adalah sekita 30-45 %.
Penyebab abortus sendiri multifaktorial dan masih diperdebatkan, umumnya terdapat
lebih dari satu penyebab. Penyebabnya seperti Faktor genetik, kelainan kongenital uterus,
autoimun, infeksi, defek luteal.
Di Indonesia setiap tahunnya terjadi kurang lebih 2 juta kasus aborsi, artinya 43
kasus/100 kelahiran hidup (sensus 2000).Angka tersebut memberikan gambaran bahwa
masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar (Wijono 2000).Suatu hal yang dapat kita
tengarai, kematian akibat infeksi aborsi ini justru banyak terjadi di negara-negara dimana
aborsi dilarang keras oleh undang-undang. (9,10)

You might also like