Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Nasional
Lokasi &
Di RSJD Surakarta pada Tahun 2014
Waktu
Jenis Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan design penelitian
Penelitian menggunakan Pre and Post test Control Group Design.
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 40 responden, dengan
Populasi & pembagian 20 responden menjadi kelompok perlakuan, dimana pada responden
Sampel diberikan terapi psikoreligi, sedangkan 20 responden menjadi kelompok kontrol
yang tidak diberikan terapi psikoreligi.
Variabel Variabel independen yaitu terapi psikoreligi & variabel dependen yaitu
Penelitian penurunan perilaku kekerasan
Analisis Analisa data yang digunakan adalah uji paired t test.
Terjadi penurunan respon perilaku antara pretest dan postest pada kelompok
Hasil
perlakuan dan kelompok kontrol menunjukan adanya penurunan yang lebih
Penelitian
signifikan pada kelompok perlakuan.
Penurunan ini meliputi penurunan pada respon fisik. Didalam ajaran agama
manapun bahwa sesorang yang akan melakukan Doa, Dzikir dan mengikuti
ceramah agama disunahkan untuk mensucikan diri, khusus dalam ajaran islam
(berwudhlu). Menurut H.R Buchori Muslim bahwa air wudhlu dapat
merangsang syaraf yang ada pada tubuh kita. Dengan demikian aliran darah
yang ada pada tubuh kita menjadi lancar, sehingga tubuh kita akan menjadi rilek
Pembahasan dan akan menurunkan ketegangan. Dimana kalau kondisi tegang tidak segera
dinetralisir akan berdampak kemarahan. Dari sudut ilmu kedokteran jiwa atau
keperawatan jiwa atau kesehatan jiwa, doa dan dzikir (psikoreligius terapi)
merupakan terapi psikiatrik setingkat lebih tinggi daripada psikoterapi biasa
(Ilham, 2008) Dengan demikian orang yang mengikuti terapi psikoreligi akan
membatasi geraknya karena dia berfokus pada kegiatanya sehingga dapat
mengurangi agresif fisik klien (Videbecck, 2008)
Penulis Aristina Halawa
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 Terhadap
Judul Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada Pasienskizofrenia Di
Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwamenur Surabaya
Pasien halusinasi biasanya lama dalam hal mengontrol halusinasi bahkan setelah
Masalah pasien pulang pun masih mengalami halusinasi. TAK sudah dilakukan tetapi
masih belum spesifik sesuai masalah pasien.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2 terhadap kemampuan mengontrol
Tujuan
halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia di Ruang Flamboyan Rumah
Sakit Jiwa Menur Surabaya.
Ayu (2010) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): Stimulasi Persepsi merupakan
salah satu jenis terapi yang dinilai cukup efektif untuk mengontrol halusinasi
pasien.
Farida danYudi (2010) Tindakan yang dapat diberikan pada pasien halusinasi
pendengaranya itu dengan Terapi Aktivitas Kelompok khususnya Stimulasi
Persepsi. Terapi ini merupakan terapi yang bertujuan untuk mempersepsikan
stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat sehingga pasien dapat
Teori
menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus.
Purwaningsih dan Ina (2010) Penggunaan terapi kelompok dalam praktek
keperawatan jiwa akan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan,
pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan. Terapi Aktivitas Kelompok:
Stimulasi Persepsi ini sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir,
mengenal halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi serta mengurangi
perilaku maladaptive.
Lokasi &
di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya pada Tahun 2014
Waktu
Jenis Desain penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimen dengan menggunakan
Penelitian one group pre-post test design
Populasi pada penelitian ini sebanyak 10 respondenya itu seluruh pasien
Populasi &
skizofrenia yang mengalami halusinasi pendengaran dan jumlah sampel yang
Sampel
diambil adalah 9 responden dengan menggunakan Simple Random Sampling.
Variabel Variabel independen yaitu terapi aktivitas kelompok (TAK) & variabel dependen
Penelitian yaitu kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran.
Analisis Analisis data menggunakan uji Wilcoxon
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mampu
mengontrol halusinasi sebelum TAK sebanyak 6 orang (66.7%), sebagian besar
Hasil
responden mampu mengontrol halusinasi setelah TAK sebanyak 8 orang (88.9%)
Penelitian
dan ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 12
terhadap kemampuan mengontrol halusinasi dengan nilai p=0.025.
Pelaksanaan TAK berpengaruh terhadap kemampuan pasien dalam hal
mengontrol halusinasi dengan dilaksanakannya TAK hampir seluruh responden
dapat mengingat dan melakukan kedua cara untuk mengontrol halusinasi baik
secara mandiri maupun sedikit dibantu (diingatkan). Hal ini disebabkan adanya
konsentrasi responden yang baik dan adanya ketertarikan responden terhadap
TAK yang dilaksanakan sehingga setelah dilaksanakannya TAK ini, kemampuan
Pembahasan
responden dalam mengontrol halusinasi dapat mengalami peningkatan.
Ketertarikan responden mengikuti TAK akan menambah pengalaman lagi bagi
pasien yang sudah pernah mengikuti TAK, sehingga hal ini tentunya akan
menguatkan informasi yang tersimpan dalam memori pasien. Pengalaman dapat
diartikan sebagai memori episodic, yaitu memori yang menyimpan peristiwa
yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang
berfungsi sebagai referensi otobiografi.
B. Jurnal Internasional
Penulis Suryani
Salat and Dhikr to Dispel Voices: The Experience of Indonesian Muslim with
Judul
Chronic Mental Illness
Pasien yang diwawancarai tentang pengalaman mereka mendengar suara-suara
Masalah
dan delusi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman dari
Tujuan menghilangkan suara sebagai diartikulasikan oleh Muslim Indonesia dengan
penyakit mental kronis
Johnson, et al (2002), Yip (2003), Tsai and Chen (2005) , McNiel et al, (2000)
Teori Vandenbroeck (2008)
Lokasi &
Di Sumedang pad Tahun 2013
Waktu
Jenis Pendekatan fenomenologis deskriptif diterapkan di memberi penjelasan
Penelitian fenomena menghilangkan suara-suara dalam penelitian ini
Populasi & 24 peserta yang terlibat dalam penelitian ini. Usia peserta berkisar dari 19-56
Sampel tahun. 10 peserta laki-laki dan 14 dari mereka adalah perempuan
Variabel Variabel independen salat dan dzikir & variabel dependen yaitu menghilangkan
Penelitian suara
Analisis Analisis transkrip peserta dilakukan dengan menggunakan pendekatan Colaizzi
Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman muslim Indonesia dengan penyakit
mental kronis di dispeling suara. Temuan penelitian ini diartikulasikan bahwa
Hasil Muslim Indonesia dilakukan salat dan dzikir untuk menghilangkan suara-suara.
Penelitian Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa mendengar suara-suara memiliki arti
yang signifikan untuk individuals.28 The cara mereka menghilangkan suara-
suara dipengaruhi oleh latar belakang agama mereka.
Seperti yang disajikan dalam temuan, sebagian besar peserta percaya bahwa
suara-suara itu setan suara. Temuan studi ini konsisten dengan studi oleh Sylvia
et al, 2006 di Swiss di mana salah satu peserta dalam studi mereka percaya
bahwa halusinasi dan delusi nya karena spirits.17 buruk Temuan Wahass dan
studi Kent, 1997 di Inggris juga mirip dengan temuan studi ini sehubungan
dengan keyakinan bahwa mendengar suara-suara disebabkan oleh Satan.14
temuan studi ini juga sejalan dengan temuan sebuah studi oleh Kurihara et al,
Pembahasan 2006 di Bali , Indonesia di mana sebagian besar peserta dalam penelitian
mereka melaporkan bahwa skizofrenia atau penyakit mental kronis yang
disebabkan oleh witchcraft sebagian besar peserta dilakukan salat dan zikir
setiap kali mereka mendengar suara-suara. Mereka mencari bentuk bantuan
Allah karena mereka percaya bahwa Allah adalah yang paling kuat dan penuh
belas kasihan, hanya dengan mencari bantuan dari dia dapat dilindungi orang-
orang dari roh jahat. Pada saat mencari bantuan Allah, peserta berbalik untuk
melakukan salat dan zikir sebagai sarana memohon bantuan Allah.
Penulis Suryani
A Critical Review of Symptom Management of Auditory Hallucinations in
Judul
Patient with Schizophrenia
Halusinasi pendengaran adalah gejala utama skizofrenia. Diperkirakan bahwa
prevalensi halusinasi pendengaran pada orang dengan kisaran skizofrenia dari
Masalah
64,3% menjadi 83,4%. Halusinasi pendengaran berdampak pada kehidupan
sehari-hari penderitanya.
Tinjauan ekstensif dari literatur dilakukan untuk menemukan manajemen gejala
yang telah dikembangkan dalam mengurangi halusinasi pendengaran dari
Tujuan
CINAHL, PsyInfo, Kesehatan dan Kedokteran Lengkap, ProQuest Jurnal
Psikologi, ProQuest Jurnal Sosial, Science Direct, Web of Science dan Scopus.
Tsai and Chen, (2005), (Hayashi et al., 2007), Penn, Meyer, Evans, Wirth, Cai
Teori
dan Burchinal (2009), Badcock, (2008), Lysaker and La Rocco (2009)
Lokasi &
-
Waktu
Jenis
Kajian kepustakaan 15 jurnal
Penelitian
Populasi &
-
Sampel
Variabel
Review halusinasi pendengaran penderita skizofrenia
Penelitian
Dalam melakukan tinjauan literatur, pencarian komputerisasi yang ekstensif
dilakukan dengan menggunakan semua kata kunci diidentifikasi dan istilah
Analisis indeks yang digunakan oleh database masing-masing. Database literatur berikut
dicari menggunakan kata-kata kunci: manajemen gejala, halusinasi
pendengaran, Skizofrenia' dan mendengar suara-suara.
Berdasarkan analisis dari 15 artikel, bukti yang menunjukkan bahwa CBT dan
perawatan psikologis lainnya memiliki bermanfaat bagi individu yang
mengalami halusinasi pendengaran. Namun, individu yang mengalami
Hasil
halusinasi pendengaran bukan hanya penderita yang perlu diobati tetapi orang
Penelitian yang dapat mengembangkan strategi mereka sendiri hidup dengan halusinasi
pendengaran. Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk melibatkan mereka
dalam pengelolaan halusinasi pendengaran.
Lima puluh delapan orang mengalami skizofrenia dengan halusinasi
pendengaran dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kelompok eksperimen menerima program manajemen gejala halusinasi
pendengaran yang melibatkan pertemuan 60 menit seminggu sekali, untuk total
10 pertemuan. Kelompok kontrol menerima perawatan rutin. Data dikumpulkan
pada awal, segera setelah intervensi dan pada 3 bulan dan 6 bulan pasca
intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
mencapai penurunan lebih besar dalam Karakteristik Auditory Halusinasi skor
Angket dari kontrol pada 3 dan 6 bulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
Pembahasan program pengelolaan gejala efektif dalam mengurangi gejala halusinasi
pendengaran. Analisis temuan dari studi yang dibahas di atas menunjukkan
bahwa, meskipun beberapa variasi dalam kesimpulan studi, ada bukti kuat yang
menunjukkan bahwa CBT dan perawatan psikologis lain yang bermanfaat bagi
individu yang mengalami halusinasi pendengaran. Selain itu, penting untuk
dicatat bahwa individu yang mengalami halusinasi pendengaran bukan hanya
penderita yang perlu diobati tetapi orang yang dapat mengembangkan strategi
mereka sendiri hidup dengan halusinasi pendengaran (Adame & Knudson,
2007).
Penulis Ziasma Haneef Khan, Imran Mughal, & Yousaf Khan
Combination of Psychological and Religious Intervention in Reducing
Judul
Psychological Distress antara mahasiswa Universitas
Selama stres diinduksi hidup seperti trauma fisik, kerugian yang serius, masalah
hubungan, stres kerja, kemunduran keuangan, masalah fisik dan psikologis dan
Masalah
perubahan tidak dapat diterima lainnya dalam pola hidup, individu mungkin
berbeda dalam reaksi mereka, penilaian dan mengatasi gaya terhadap stres ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak dari intervensi
Tujuan agama dalam kombinasi dengan intervensi psikologis pada emosional distress
selama stres kehidupan yang dirasakan
G. Parker and L. B. Brown (1982), Daniel N.McIntosh (1995), (McIntosh,
Teori 1995), Kenneth I (1997), L.R.Derogatis and M.S.Spencer (1982), Kate
M.Loewenthal, (2000)
Lokasi &
-
Waktu
Jenis
Studi kualitatif
Penelitian
Populasi & 20 siswa dari MS dan MA tingkat (sebelumnya), terdaftar dalam program pagi
Sampel University of Karachi.
Variabel
Kombinasi psikologi, religi, intervensi distress
Penelitian
Analisis Statistik Sarana dan Standar Deviasi dihitung untuk menganalisis
Analisis
statistik deskriptif pada semua tanggapan dari subskala tekanan psikologis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi agama memberikan harapan
yang lebih besar, kedamaian batin , pengentasan kecemasan, depresi dan
permusuhan, pengurangan ketegangan dan lebih kepuasan batin dalam sebagian
Hasil
besar peserta. Hal itu menegaskan temuan sebelumnya bahwa agama Islam
Penelitian dapat membantu umat Islam menghadapi tantangan hidup. Ini membuktikan
bahwa beralih ke agama dan menemukan makna merupakan sumber penting
dalam menghadapi ancaman kehidupan.
Penelitian intervensi psikologis dalam profesi medis (dokter, psikolog klinis,
psikiater, perawat) dalam masyarakat Pakistan melibatkan penggunaan
perawatan terapi psikologis dan kurang penggunaan intervensi agama dalam
mengobati masalah psikologis dibandingkan dengan barat di mana dokter,
dokter, perawat dan konselor mendukung koping agama dalam mengobati
Pembahasan pasien mereka 0,31 dukungan penelitian lebih lanjut untuk signifikan pengaruh
orientasi keagamaan dan mengatasi agama di kesehatan mental ditemukan di
sampel menghadapi events.32 kehidupan negatif yang signifikan. Penjelasan
lain yang mungkin untuk hasil yang diberikan adalah peran restrukturisasi
kognitif dalam meminimalkan emosi negatif dan mengatasi stressor dengan
terlibat dalam penanggulangan agama positif.
Penulis Arthur Saniotis
Understanding Mind/Body Medicine from Muslim Religious Practices of Salat and
Judul
Dhikr
Saat ini, ada kebutuhan untuk dokter untuk menggabungkan teknik yang lebih pikiran /
Masalah tubuh karena peningkatan dramatis dalam berhubungan dengan gangguan stres kronis
di seluruh dunia.
Tujuan Untuk lebih memahami aspek pikiran / tubuh dari salat Muslim dan dzikir.
Syed (2002), Deuraseh and Talib (2005), (Pace et al. 2009), Alberini (2009),
Teori
Luders et al. (2011), Noakes and Spedding (2012), Mattson (2012)
Lokasi &
New York padaTahun 2015
Waktu
Jenis
Kajian kepustakaan
Penelitian
Populasi &
-
Sampel
Variabel
-
Penelitian
Analisis Meninjau beberapa buku dan jurnal
Kedua praktek ritual yang tertanam dalam psikologi banyak Muslim.
Sedangkan aspek sejarah dan agama dari salat dan zikir didokumentasikan
dengan baik, ada beberapa studi yang dilakukan pada aspek terapi mereka.
Hasil Dalam pandangan penulis, penelitian itative lebih kuantitatif dan qual-
Penelitian diperlukan dalam lebih lanjut meneliti aspek pikiran / tubuh dari salat dan zikir.
Penelitian baik-bulat bisa menggabungkan antropologis, psikologis, ilmu syaraf,
dan pendekatan epidemiologi untuk memahami sifat multi-faktorial dua praktek
ini.
Penelitian medis dalam salat dan zikir harus dilakukan dengan kepekaan terhadap
keyakinan dan nilai-nilai Islam. Selain itu, penelitian tersebut harus dilakukan dengan
pemandangan mendidik dokter Muslim pada salat dan zikir sebagai obat pikiran /
Pembahasan
tubuh. Hal ini karena Islam adalah peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan Muslim,
yang salat dan dzikir juga dapat dipromosikan oleh dokter sebagai membina psiko-fisik
kesejahteraan.