You are on page 1of 10

PROSEDUR KHUSUS HECTING

PASIEN DENGAN CIDERA KEPALA RINGAN

DI IGD RSUD UNGARAN

Oleh :

DWI KUSUMADEWI

P.1337420615047

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
A. Pengertian Prosedur
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan
benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Teknik
penjahitan yang digunakan dalam menjahit luka disesuaikan dengan
keadaan/kondisi luka dan tujuan penjahitan. Penjahitan luka bertujuan
untuk menyatukan jaringan yang terputus dan meningkatkan proses
penyembuhan dan penyambungan jaringan dan juga mencegah luka
terbuka yang akan mengakibatkan masuknya mikroorganisme atau bakteri.

B. Indikasi Prosedur
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.

C. Alat dan Bahan Prosedur


1. NaCl fisiologis

2. Lidocain
3. Kasa steril

4. Spuit

5. Benang catgut no. 3.0

6. Bengkok

7. Needle holder/ pemegang jarum


8. Pinset anatomi

9. Pinset chirrurgis

10. Gunting Benang

11. Gunting jaringan

12. Klem arteria berujung lurus/ bengkok


13. Kain steril

Jenis Benang Untuk Menjahit Luka Pada Pasien


1. Seide (silk/sutra) ; Bersifat tidak licin seperti sutra biasa karena sudah
dikombinasikan dengan perekat, tidak diserap oleh tubuh. Pada
penggunaan disebelah luar, maka benang harus dibuka kembali.
Berguna untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri besar. Ukuran
yang sering digunakan adalah nomor 2 nol 3 nol, 1 nol dan nomor 1.
2. Plain Catgut ; Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung
dalam waktu 7-10 hari dan warnanya putih kekuningan. Berguna untuk
mengikat sumber pendarahan kecil, menjahit subcutis dan dapat pula
digunakan untuk bergerak dan luas lukanya kecil. Benang ini harus
dilakukan penyimpulan 3 kali karena dalam tubuh akan mengembang.
Bila penyimpulan dilakukan 2 kali saja akan terbuka kembali.
3. Chromic Catgut ; Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya
lebih lama yaitu sampai 20 hari. Chromic Catgut biasanya
menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar dibandingkan dengan
plain Catgut. Berguna untuk penjahitan luka yang dianggap belum
merapat dalam waktu 10 hari dan bila mobilitas harus segera
dilakukan.

D. Sistematika Prosedur
1. Menentukan jenis luka menilai bentuk luka : teratur/tidak, menilai tepi
luka : teratur/tidak, menilai luas luka : panjang dan lebar dalam cm,
menilai kedalaman luka : dalam cm
2. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan tindakan medik:
a. menjelaskan kondisi luka
b. menjelaskan prosedure tindakan
c. menjelaskan tujuan tindakan,keuntungan dan kerugian
d. meminta persetujuan tindakan
3. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam keadaan steril
4. Menentukan jenis benang dan jarum yang diperlukan
5. Memilih antiseptik, desinfektan yang diperlukan
6. Melakukan cuci tangan
7. Memakai sarung tangan steril
8. Melakukan anestesi lokal (secara infiltrasi atau lapangan) cara:
menusukkan jarum sub kutan menyusuri tepi luka sampai seluruh luka
teranestesi dengan baik. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa
ujung jarum tidak masuk pembuluh darah (terlihat cairan darah dalam
spuit). infiltrasikan lidokain bersamaan waktu menarik mundur jarum
2-4 cc (tergantung luas luka)
9. Irigasi menggunakan NaCl fisiologis sampai semua kotoran terangkat.
10. Pasang kain steril.
11. Lakukan eksplorasi luka untuk mencari perdarahan aktif, jaringan-
jaringan mati/ rusak. Perdarahan dari vena cukup dihentikan dengan
penekanan menggunakan kasa steril beberapa detik. Perdarahan
arterial dihentikan dengan jahitan ligasi. Jaringan mati/ rusak dibuang
menggunakan gunting jaringan. Buang tepi luka yang mati, tidak
teratur.
12. Menjahit luka
a. Gunakan needle holder untuk memegang jarum. Jepit jarum pada
ujung pemegang jarum pada pertengahan atau sepertiga ekor
jarum. Jika penjepitan kurang dari setengah jarum, akan sulit
dalam menjahit. Pegang needle holder dengan jari-jari sedemikian
sehingga pergelangan tangan dapat melakukan gerakan rotasi
dengan bebas.
b. Masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi luka
sekitar 1cm, membentuk sudut 90˚
c. Dorong jarum mengikuti kelengkungan jarum.
d. Jahit luka lapis-demi lapis dari yang terdalam.
e. Penjahitan luka bagian dalam menggunakan benang yang dapat di
serap atau monofilament.
f. Jarak tiap jahitan sekitar 1cm. Jahitan yang terlalu jarang luka
kurang menutup dengan baik. Bila terlalu rapat meningkatkan
trauma jaringan dan reaksi inflamasi.
13. Melakukan jahit luka/ suture interuptus
14. Melakukan dressing. Setelah penjahitan selesai, lakukan eksplorasi.
Jahitan yang terlalu ketat/ kendor diganti. Tutup dengan kasa steril
beberapa lapis untuk menyerap discharge yang mungkin terbentuk.
15. Merapikan alat dan cuci tangan.

E. Hasil Pelaksanaan Prosedur


I. Identitas Klien
Nama : Ny. S
No RM : 240859
Umur : 53 Tahun
Tanggal MRS : 1 Agustus 2018 (20.08 WIB)
Jenis Kelamin :Perempuan
Diagnosa : CKR
Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Gunung Pati
Penanggung jawab : -
II. Triage
 Riwayat Sebelum Sakit :
Pasien tidak pernah memeiliki riwayat penyakit berat, tidak ada
keturunan penyakit Jantung, Hiprtensi, DM,dll.
 Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan utama masuk RS : Cidera Kepala Ringan karena
kecelakan lalu lintas
2. Keluan utama saat ini : Ny.S datang ke rumah sakit diantar
oleh keluarga pukul 20.08 WIB menuju IGD Rumah Sakit
RSUD Ungaran dengan keluhan terdapat luka terbuka pada
kepala serta pusing
3. Tanda – tanda vital:
TD : 110/70 mmHg
S : 36,6 derajat cecius
N : 88x/menit
RR : 21x/menit
SpoO2 : 93%
BB : 65 Kg
TB : 155 cm
GDS : 154 ml/dL

III. Pengkajian
 Pengkajian Primer
1. Airway : Nafas paten, terdapat darah disekitar mulut pasien
2. Breating : Pola nafas teratur, frekuensi nafas pergerakan dada
simetris kanan dan kiri,suara nafas gurgling
3. Circulation : Akral hangat, pucat,TD : 110/70 mmg, N:
88x/menit, CPR : > 2 detik,tidak mengalami sianosis
4. Disability : GCS 13 (G3, V5,M5)
5. Eksposure : Terdapat jejas atau cidera pada bagian kepala

 Pengkajian Sekunder
1. Anamnesa : Pasien datang dengan post kecelakaan lalu lintas
karena ditabrak motor dengan posisi dibonceng oleh anaknya
kurang lebih 30menit sebelum masuk rumah sakit. Sebelum
masuk RSUD Ungaran, pasien dilarikan di Puskesmas Gunung
Pati dan dirawat luka, pasien mengatakan pusing, kaki sebelah
kanan sulit untuk diangkat, dan gigi pallsu patah.
2. Kepala: Rambut tidak mudah rontok, berwarna hitam namun
sebagian putih karena faktor usia, VL regi frontalis ukuran
4x3cm,VL di regiofrontalis sinistra ukuran 4 x3 cm.
3. Mata : Pupil looker 4mm, RC -/-
4. Leher : Tidak terdapat alat bantu pernafasan,tidak terdapat jejas
di leher
5. Hidung: Pernafasan sesak, tidak terdapat lender pada hidung
6. Mulut dan Tenggorokan : Terdapat perdarahan padamulut, gigi
palsu pasien patah
7. Irama dan Paru – paru : Bunyi nafas vesikuler , dada simetris
kanan dan kiri,
8. Jantung dan sirkulasi : Tidak terdapat clubbing Anger
EKG ( Normal)
9. Abdomen: NT Epigastrium
10. Genetalia dan Reproduksi : Perempun
11. Ekstremitas atas bawah : akral hangat, Deformitas kaki bagian
kiri, oedem dan hematum serta terdapat nyeri tekan.

IV. Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium
2. EKG
3. Radiologi
V. Terapi Medikasi
1. Injeksi IM ATS 1500 iu
2. 02 Nasal kanul 3 Lpm
3. Kaltrofen suposutoria
4. Infuse RL 20 tpm
5. Injeksi IV Ranitidin 1A/ 12 jam
6. Injeksi IV Ondonsentron 1 gr/12 jam
7. Injeksi IV Ceftriaxone 1ggr/ 12 jam
VI. Hasil Laboratorium
Hb :13.4
AL : 21,0
AT : 103
HT : 33
GDS:149 mg/dL

VII. Hasil Tindakan


Ny. S dengan Cidera Kepala Ringan, terdapat luka 3 x 1 cm region frotalis
dan udim labia inferior karena kecelakaan lalu lintas. Pada 1 Agustus
2018 dilakukan tindakan jahit luka ± 3 cm sebanyak 3 kali.

F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan


1. Cara memegang kulit pada tepi luka harus dilakukan secara halus
dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.
2. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi luka.
3. Cermati dalam menjaga kesterilan
4. Savety nurse , dalam penularan penyakit melalui kontak langsung
5. Tetap menjaga privasi klien

You might also like