You are on page 1of 60

Daftar Isi Dewan Redaksi:

Amir Effendi Siregar (Ketua),


Ivan Hadar (Wakil Ketua),
Pengantar Redaksi 4
Faisal Basri,
Laporan Utama Nur Iman Subono,
Diskusi Tematik: Pemimpin Tanpa Visi dan Arah 6 Ari Sudjito.

Laporan Utama Pelaksana Redaksi:


PEMIMPIN TANPA VISI: Quo vadis Indonesia? 22 Azman Fajar (Koordinator),
Puji Riyanto (Redaksi),
Artikel
Launa (Redaksi).
PENTINGNYA IDEOLOGI Ivan Hadar 28

Alamat Redaksi:
Wawancara
Faisal H. Basri: Pemimpin jangan durhaka Jalan Bangka IIC No. 4
pada bangsanya 31 Pela Mampang, Jakarta
Selatan Telp : 021-71469596;
Wawancara Fax: 021 – 7196924,
Prof Dr. Musa Asy’arie: Kepemimpinan dan Pemiskinan
Bangsa 38 Jalan Kemang Selatan II
No. 2A, Jakarta 12730
Artikel
Tel: 021 - 7193711 (hunting)
R. Ramli dan P. Nuryadin: Kegagalan Solusi Monetaris 1
dan Neoliberal di Indonesia:Kerawanan damam Bungkus Fax: 021 – 71791358
Baru 34
Penerbit
Profil Pergerakan Indonesia dan
Pergerakan Indonesia 50 Komite Persiapan Yayasan
Indonesia Kita
Resensi
Membangun Alter-Hegemon 54

ISSN: 1978-9084

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Pengantar redaksi

S a l a m
Jika dihitung sejak turunnya rendah daripada Philipina, Tiongkok, dalam melakukan koordinasi dan
Soeharto, maka reformasi telah berjalan bahkan mulai dikejar oleh Vietnam? ketidakberanian mengambil keputusan
selama kurang lebih 9 tahun. Namun, Bagaimana dengan pengurangan angka serta sikap juga menjadi persoalan yang
hasil yang dicapai belum seperti yang kemiskinan? Bagaimana mengatasi tidak kalah pentingnya.
diharapkan. Dalam hal ini, kita belum pengangguran? Bagaimana dengan Undang Undang Dasar ‘45, baik yang
mengetahui secara jelas menyangkut apa penegakan hukum? Puluhan pertanyaan lama maupun yang telah diamandemen,
sebenarnya yang ingin dicapai oleh masih bisa kita ajukan buat para jelas memberikan landasan konstitusional
bangsa dan negara ini. Tentu saja, bila pemimpin kita, dan tampaknya para bahwa negara ini harus dibangun
kita bertanya kepada para pemimpin, pemimpin kita tidak mempunyai jawaban berdasarkan prinsip yang menjamin hak
2 maka mereka pasti mempunyai jawaban yang konkret. sipil, hak politik, hak sosial, hak
atas pertanyaan tersebut, diantaranya Situasi semacam ini tentu ekonomi, dan hak budaya. Pasal 33 dan
adalah tercapainya masyarakat adil dan mengundang pertanyaan di masyarakat 34 UUD 45, misalnya, secara sangat jelas
makmur. Jawaban semacam ini sangatlah mengenai apa yang sebenarnya terjadi. meminta pemimpin negara ini
kabur. Kita mengharapkan jawaban yang Salah satu masalah yang diduga sangat membangun negara yang berkeadilan
jelas dan dapat diukur, tidak sekedar penting adalah tidak konsistennya para sosial dan ekonomi, bukan semata-mata
pernyataan retorik seperti itu. Sebagai pemimpin dalam melaksanakan apa yang berdasarkan pada prinsip ekonomi pasar
contoh, misalnya, apa yang ingin dicapai tertulis dengan apa yang dikerjakan. ortodoks yang bisa menciptakan
oleh bangsa dan negara ini pada tahun Persoalan lain menyangkut ketidakjelasan monopoli baru oleh segelintir orang
2010, 2015 atau bahkan 2020? filsafat dan paradigma serta konsep yang (“private sector”) yang justru bisa
Bagaimana usaha meningkatkan Gross melandasi seluruh kegiatan dan program menyebabkan jurang ekonomi sosial
National Income kita, yang kini lebih negara. Ketidakmampuan para pemimpin semakin tinggi. Dalam kaitan ini,

Jurnal Demokrasi Sosial


Pengantar redaksi

J u m p a
monopoli negara dan monopoli sektor Suseno dari STF Driyarkara, Arie Sudjito dimensi kehidupan manusia. Negara harus
swasta sama berbahayanya. dari FISIPOL UGM, Boni Hargens dari mengambil peranan sebagaimana amanat
Sayangnya, pemimpin negara ini tidak FISIP UI, Imam Yudotomo dari CSDS undang-undang dasar ’45 dan tidak
melaksanakan amanat UUD ‘45 secara Yogyakarta, Ivan A. Hadar dari Ide melepasnya begitu saja pada mekanisme
konsekwen dan konsisten. Sebaliknya, Indonesia, M.Azman Fajar dari Pergerakan pasar, laissez-faire. Ini hanya mungkin
kebijakan-kebijakan ekonomi lebih Indonesia, Hariyadi Wirawan dari FISIP jika elit politiknya mempunyai visi dan
banyak didominasi oleh program dan UI, dan lain sebagainya. komitmen yang kuat.
kegiatan yang didasarkan pada pemikiran Dalam diskusi tersebut, dibahas Selanjutnya, demi memperkaya
ekonomi pasar ortodoks. Kalaupun ada berbagai hal yang cukup menarik yang gagasan dan kedalaman analisis, redaksi
program sosial dan ekonomi untuk merentang dari masalah-masalah sosial- juga memuat beberapa tulisan hasil 3
masyarakat bawah, maka lebih bersifat ekonomi, sipil dan politik, serta wawancara dengan Prof. Dr. Musa As’Arie
“charity” bukannya program ekonomi, kebudayaan. Hasil diskusi tersebut dapat dan Faisal Basri. Redaksi juga memuat
sosial, politik dan budaya yang dibaca pada jurnal edisi perdana kali ini, hasil kajian Rizal Ramli dan P. Nuryadin
menyeluruh dan utuh sebagaimana dan harapannya dapat memberikan dari ECONIT Advisory Group. Mudah-
diamanatkan UUD ‘45. semacam gagasan atau sumbang saran mudahan gagasan-gagasan yang tertuang
Atas alasan inilah, edisi perdana bagi perbaikan Indonesia pada masa yang dalam jurnal edisi perdana ini
JURNAL DEMOKRASI SOSIAL mengundang akan datang. Bagaimanapun tidaklah bermanfaat. Selamat membaca!!
berbagai pihak untuk mendiskusikan mungkin membangun Indonesia tanpa
masalah tersebut. Beberapa pembicara visi, terlebih dalam era sekarang ini Redaksi
dan partisipan yang diundang dimana pasar menjadi kekuatan dominan
diantaranya adalah Prof. Dr. Franz Magnis- yang mempengaruhi hampir semua

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama

D i s k u s i Te m a t i k :

Pemimpin tanpa visi dan arah

Pengantar Redaksi
Visi seorang pemimpin akan mempunyai kontribusi yang tidak sedikit dalam mendorong
kemajuan sebuah bangsa. Namun sayangnya, dalam konteks Indonesia, sejak reformasi hingga
sekarang, belum ditemukan sosok pemimpin yang visioner yang mampu memberi arah akan
kemana negeri ini sebenarnya hendak dibawa. Tampaknya, para pemimpin belum mempunyai
konsep dan paradigma yang jelas guna menyelesaikan berbagai problem yang dihadapi Bangsa
Indonesia seperti kemiskinan dan pengangguran, demokatisasi politik, dan lain sebagainya.
Oleh karena itulah, tim redaksi mengundang berbagai tokoh dan pakar di bidang sosial-budaya,
politik, dan juga ekonomi guna mendiskusikan berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia
tersebut, utamanya kaitannya dengan visi seorang pemimpin. Dalam kesempatan tersebut,
diundang sebagai narasumber Prof. Dr. Franz Magnis-Suzeno dari STF Driyarkara dan Boni
Hargens dari FISIP Universitas Indonesia. Selain itu, diskusi juga mengundang berbagai elemen
masyarakat yang selama ini concern terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi Indonesia,
diantaranya adalah Ari Sudjito (FISIPOL-UGM), Ivan A. Hadar (Ide Indonesia), Thamrin Ananda
(Partai Rakyat Aceh), Saiful Bahari (PPR), Hariyadi Wirawan (FISIP UI), Nur Iman Subono (Demos),
Azman Fajar (Pergerakan Indonesia), Syaiful Bahari (Partai Perserikatan Rakyat), Imam Yudotomo
(CSDS), Sukma Widyanti (Pergerakan Indonesia), Kemala Sophia (MBRC FISIP UI), Amir Effendi
Siregar (praktisi media), Friedrich-Ebert-Stiftung, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah hasil
diskusi tersebut.

4
Moderator (Ivan A. Hadar) politik, rencananya Pak Eko Prasojo, tapi teman-teman yang punya visi, kira-kira,
Selamat malam. Sebenarnya, ada kita beruntung karena ada penggantinya, tidak melepas ekonomi menjadi laissez
beberapa pembicara yang akan kita yaitu Mas Boni Hargens, dan yang ketiga fire, lepas tangan segala-galanya. Negara
undang dalam diskusi kali ini. dari bidang sosial budaya kita sangat harusnya berperan cukup penting
Diantaranya adalah Pak Faizal Basri yang gembira karena Romo Magnis bisa hadir meskipun kita tahu bahwa negara, kalau
rencananya mau berbicara soal ekonomi, pada hari ini, dan nanti bisa ngomong- kita ambil kasus Indonesia- bukan negara
tapi sayangnya, menurut teman-teman ngomong kenapa menolak Bakrie Award. sebenarnya, tetapi pemerintah- sering
dekatnya, baru tiba dari luar kota, dan Sebenarnya, inisiatif untuk melakukan kali bermasalah. Tapi, tetap saja masih
katanya juga kurang sehat. Jadi, terpaksa diskusi seperti ini bagian dari perjalanan ada keyakinan bahwa seharusnya negara
tidak bisa hadir. Kemudian dari bidang panjang atau setengah panjang dari berperan aktif dalam, katakanlah, paling

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama

tidak, menengahi antara yang ekstrim, Ada yang setuju dengan langkah mengenai bagaimana seharusnya peran
antara yang kaya dan miskin, dan Romo, tetapi sebagian yang menerima negara untuk mengantisipasi berbagai hal
sebagainya. Nampaknya, banyak yang hadiah mengatakan tidak. Terutama yang sebenarnya di Indonesia cukup
mengatakan bahwa sejak kemerdekaan lembaga penelitian kalau nggak salah aktual.
kita mempunyai arah, tapi makin lama, mengatakan, “Ya.. Award ini bisa jadi Saya pikir mungkin pengantar seperti
paling tidak setelah reformasi, arahnya untuk memancing masyarakat, termasuk itu, sedikit provokasi, tetapi mudah-
tidak begitu jelas. Oleh karena itu, pemerintah supaya memberikan perhatian mudahan bisa mengungkit semangat.
mungkin diskusi ini bisa menjadi bagian yang lebih kepada lembaga penelitian Silahkan.
dari rencana atau upaya sebagian teman karena di Indonesia lembaga penelitian
untuk memberikan solusi dalam masalah memang kurang diperhatikan”. Alasannya Romo Magnis
tersebut. bisa macam-macam, tapi alasan yang Menurut saya, di Indonesia, lebih
Kita mulai dari pertanyaan yang mendasar ada kaitannya dengan yang daripada sekedar penolakan hadiah. Hari-
paling aktual hari ini, yakni mengapa dikatakan Romo Magnis meskipun tidak hari ini saya terus dikerubungi media
Romo Magnis menolak (Bakrie award). Ini melihat secara langsung bahwa di yang ingin tahu dan semua tentu ingin
serius karena kaitannya dengan korporasi Lapindo ada sesuatu yang belum tuntas memancing saya untuk mengutuk Bakrie.
yang cukup besar, kaitannya dengan dilakukan oleh, katakanlah, perusahaan Namun baiklah, mungkin saya dapat
bencana- katakanlah bencana buatan tersebut. Di Indonesia, saya pikir, kalau menceritakannya meskipun sedikit. 5
manusia meskipun sebagian mengatakan dilihat dari segi sosial budaya dan Saya tidak tahu persis, mungkin pada
bencana alam, kaitannya dengan ekonomi tentu saja ini salah satu case bulan Mei pernah datang dari Freedom
lambannya pemerintah atau negara untuk yang menarik bagaimana negara, menyindir kepada saya, tetapi waktu itu
mengantisipasi dengan melakukan hal- misalnya, seharusnya berperan, saya tidak memperhatikan dan lupa, dan
hal yang sebenarnya sangat basic. bagaimana pemerintah yang mewakili sebenarnya juga tidak tahu apa yang
Bagaimana ketika rakyatnya menderita, masyarakat seharusnya berperan. diomongkan. Pada tanggal 18/17, saya
ketika ada sesuatu yang salah, itu perlu Mungkin dari sudut pandang seperti itu ke Bandung karena ada suatu urusan
dibenahi. Jadi, gaya-gaya tebar pesona tidak kaitannya dengan pribadi Romo, bisnis. Waktu itu, saya mendapat
dan sebagainya mungkin bukan waktunya tetapi lebih kepada pertimbangan pertanyaan, “Kamu akan dapat hadiah itu,
lagi. filosofis di belakang penolakan Romo, dan bagaimana apakah kamu terima atau
dan itu mungkin bisa dikembangkan tidak?” Saya bertanya, “dapat hadiah apa

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama
ya?” “Hadiah Bakrie”. Saya pikir beberapa merindukan di Indonesia ada pemimpin,
jam lalu menulis surat kepada Freedom tentu saja kaitannya dengan visi dan
Institute bahwa saya, andaikata itu betul, bukan hanya sekedar pemimpin
tidak akan menerima hadiah tersebut. kharismatik, yang bisa membawa negeri
Kemudian, saya mengusulkan supaya ini keluar dari krisis. Dalam uraiannya,
mereka tidak mengumumkan saja, tapi Ia sangat pesimistis karena dibandingkan
mengumumkan orang lain. Jadi, saya dengan negara-negara yang disebutkan
tidak ada masalah dengan hadiah itu. tadi nampaknya Indonesia sangat jauh.
Saya kira gagasan hadiah seperti itu ada Namun, saya dengar dalam diskusi
benarnya. Saya juga tidak keberatan tersebut bahwa Romo Magnis cukup
konglomerat memberikan hadiah optimistis.
semacam itu agar orang-orang kaya tidak
terfokus pada kekayaan, dan itu terpuji. Romo Magnis
Tetapi, saya lalu menulis kurang lebih Saya tidak optimis 90 %, tetapi antara
begini, “Ini Bakrie memang berkaitan 60-65%. Namun, saya berpendapat bahwa
dengan Lapindo, dan apakah Lapindo ada sebuah tendensi untuk melumpuhkan
memang sepenuhnya bertanggung jawab diri sendiri dengan pesimistis. Ada dua
atau tidak atas lumpur di Sidoarjo bukan atau mungkin tiga pertimbangan. Satu
... sebuah negara seperti urusan saya menilai. Namun yang jelas, diantaranya sangat prinsipil. Pertama,
Indonesia dan bangsa masih ada ribuan korban yang belum sebuah negara seperti Indonesia dan
dibantu, dan saya tidak bisa menerima bangsa seperti Indonesia jangan
seperti Indonesia jangan hadiah yang berkaitan dengan sebuah mengharapkan bisa secara lurus tanpa
mengharapkan bisa perusahaan yang terlibat di dalam kesulitan dalam 60 tahun menjadi sebuah
masalah itu. Saya tidak bisa sampai hati, bangsa besar dan negara yang mantap.
secara lurus tanpa dan dianggap tidak solider. Itu saja.” Jerman, misalnya, memerlukan dua kali
Lalu, Freedom Institute masih datang untuk mencoba demokrasi. Percobaan
kesulitan dalam 60 tahun
pada 18 pagi karena sorenya saya ke pertama tahun 1918, dan menghasilkan
menjadi sebuah bangsa Italia. Rizal datang ke tempat saya pada salah satu petaka ummat manusia
permulaan Juli dan mengatakan bisa terbesar, yaitu nazisme, Perang Dunia
besar dan negara yang menerima. Jadi, itu story-nya, dan saya Kedua, holocoust, dan sebagainya. Itu
mantap. tidak keberatan orang lain menerimanya. sebuah negara yang relatif telah
Waktu itu, saya juga tidak tahu apakah mengikuti irama modernisasi. Nah, baru
ada orang lain karena saya sebenarnya kedua kalinya berhasil. Perancis, tentu
tidak mau membuat orang lain merasa saja, tidak terkecuali. Mereka mengalami
tidak enak menerimanya karena saya banyak peristiwa. Saya sendiri tidak kaget
menolak dan saya kira itu memang bahwa Indonesia dan banyak negara di
terjadi. Saya tidak bisa mengubah itu, dunia ikut mengalami modernisasi
dan saya kira lebih penting tetap setia sebagai lebih dari paksaan dari luar
6 pada orang-orang yang menjadi korban. daripada kebutuhan irama
Jadi, itu kurang lebih situasi saya. perkembangannya sendiri, dan ini
membuatnya banyak mengalami
Moderator kesulitan.
Saya ingat waktu ada diskusi antara Alasan kedua, Indonesia belum pernah
Romo dengan, kalau tidak salah, mempunyai konsensus sedemikian besar
Komaruddin Hidayat. Ini kaitannya mengenai demokrasi seperti sekarang.
dengan tema hari ini, pemimpin tanpa Hizbut Tahrir mungkin tidak terlibat
visi. Menurut Mas Komar, dia keliling ke dalam konsensus itu, dan mungkin masih
Turki, China, Vietnam, dan sebagainya. ada satu-dua kelompok lagi. Namun, kita
Kalau di Vietnam ada Paman Hoo, di China simak bahwa tahun 50-an mayoritas
ada Mao, di Turki ada Ataturk. Nah, dia penduduk Indonesia tidak mendukung

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama
demokrasi. Waktu itu, mendukung Lalu, alasan saya yang ketiga mungkin sebagian kritik dari apa yang
Masyumi dan PSI kecil, juga Partai Katolik berkenaan dengan nasionalisme dikatakan positif oleh Romo.
dan Partai Protestan (Parkindo). Namun, Indonesia. Saya tidak pernah setuju
partai besar seperti PNI, PKI, dan NU dengan pandangan bahwa nasionalisme
mendukung Soekarno ketika menghapus Indonesia sudah mati meskipun seringkali Romo Magnis
demokrasi dengan mengatasnamakan dikatakan demikian. Namun, dalam semua Mungkin saya bisa menambahkan
demokrasi terpimpin. Tentu saja, ini situasi dimana Indonesia ditantang, sedikit. Kalau tadi saya mengatakan 65%,
sebuah kemajuan besar. Demokrasi kita nasionalisme muncul lagi dalam konflik, maka harus dimaknai sebagai sebuah
banyak sekali cacat sama sekali tidak dalam berbagai gerakan daerah dan proses dan karenanya bisa menurun. Saya
perlu disangkal, tapi ada sesuatu yang sebagainya. Mungkin sangat mengerikan sendiri melihat bahaya terbesar yang
positif. Misalnya, tahun ‘99/2000, kita Kristen-Islam saling bunuh, tapi keluar dihadapi Indonesia adalah korupsi karena
banyak berbicara mengenai disintegrasi dari Indonesia mereka tidak. Jadi, memperlemah bangsa dari segala sudut.
bangsa, tetapi sekarang tidak ada lagi. sebetulnya, persatuan Indonesia lebih Dalam hal ini, saya berpendapat jika
Memang, bahaya disintegrasi dan masalah mantap daripada yang sering dipikirkan. kejujuran atau ketidakjujuran menjadi
masih ada di Papua. Aceh barangkali Itu kelihatan kalau orang Indonesia sistem maka akan menjadi gawat bagi
betul-betul telah dapat diatasi. Di lain bertemu di luar negeri, orang Melayu sebuah sistem apapun karena kejujuran
provinsi, saya tidak melihat masalah yang Indonesia merasa lebih dekat dengan bukan hanya masalah moral, tetapi
serius. Masalah pusat dan daerah belum orang Batak, Jawa atau Flores daripada kamanusian fundamental. Oleh karena itu,
teratasi, otonomi daerah sebagian tidak dengan Melayu Malaysia. Padahal, jika korupsi tidak segera dapat diatasi,
berhasil, tapi tidak berarti bahwa budayanya sama. maka seluruh kemampuan kita akan
otonomi daerah salah. Mungkin caranya Ini mungkin secara singkat tiga alasan hilang, kompetensi akan hilang, dan
belum begitu bagus. Konflik kekerasan mengapa saya berpendapat dengan segala sebagainya. Kedua, saya setuju sekali jika
juga berkurang. macam masalah bahwa saya tetap krisis menjadi masalah. Kita mengalami
Saya juga melihat, misalnya, optimistis Indonesia akan berhasil krisis moralitas elit, dan ini bisa
perkembangan dalam Islam. Islam akan mengatasi masalahnya. menghancurkan kenegaraan kita.
selalu, dalam pandangan saya,
memainkan peranan yang menentukan. Moderator Moderator
Adalah cukup menarik bahwa tendensi- Dengan catatan bahwa demokrasi Saya ingin diskusi ini aktif. Tadi,
tendensi keislaman- katakanlah tidak dibajak oleh para elit yang pendekatannya memang agak konven-
fundamentalis keras, ekstremis, dan kemudian memberikan ruh, mengarahkan sional karena modelnya mengajukan
sebagainya- tidak kelihatan mengalami pada hal-hal yang bertolak belakang dan pertanyaan kemudian Romo mengung-
kemajuan yang begitu mengkhawatirkan. bahkan kontra produktif dengan kapkan pemikirannya. Saya kira bebas
Saya kira masih akan bertambah, dan akan demokrasi itu sendiri. saja, siapa yang mau memberikan
mencapai di sebuah level yang lebih Pada masa Soekarno, saya ingat waktu masukan, pemikiran, tidak harus
tinggi. Kita ambil contoh PKS, menurut masih kecil ketika mendengar Soekarno menanggapi, tapi memperkaya. Silahkan
saya, maksimal paling sekitar 20%. berpidato di Radio pada 17 Agustusan teman-teman. Ini kaitannya lebih ke
Saya juga melihat ada sesuatu yang maka nampaknya rasa bangga sebagai sosial budaya. Terkait dengan social
menarik dalam Islam. Jika saya melihat orang Indonesia sangat tinggi. Kita capital yang ternyata masih ter-
dari Islam mainstream, Muhammadiyah dengan tekun mendengarnya dan merasa fragmented, dimana-mana ada yang bisa 7
dan NU, mereka tidak begitu ketakutan bahwa Indonesia di mata bangsa dan dikembangkan, tapi belum tune in satu
dengan ekstremis, tetapi dengan negara lain sangat bermartabat. Namun dengan lainnya, belum terkoordinir,
salafisme. Mereka takut dicuri masjidnya sekarang ini, 17-an lebih dimaknai belum inter change atau apapun
dan sebagainya. Saya sudah cukup sering sebagai makan krupuk, pasang bendera, istilahnya sehingga belum bisa menjadi
mendengar cerita semacam itu di Jawa dan lain sebagainya. Mungkin, visinya sesuatu yang menjadi pendorong
Timur, “masjid kami diambil alih”. Di situ, belum ada sehingga sebagai warga sehingga social capital bisa menjadi lebih
saya melihat, di pihak Islam moderat, Indonesia belum bisa dipersatukan dari sekedar dari apa yang ada sekarang.
Islam normal di Indonesia, telah dengan visi tertentu, apakah ideologi Kalau dikaitkan dengan budaya terlepas
mengidentifikasi dirinya dengan atau apapun namanya yang membuat apakah budaya atau tidak, tapi kalau
Indonesia dan strukturnya, termasuk mayoritas masyarakatnya bisa bangga. Itu orang Indonesia ke Jerman atau Filipina
sekarang dengan Pancasila. dimana sistemnya telah berjalan maka

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama
manusianya bisa tune in di dalamnya. didominasi oleh dua organisasi besar, fenomena memperebutkan Indonesia
Ketika “budaya” atau sistem di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah- NU lebih karena kelompok-kelompok yang beragam
semrawut, maka semuanya ikut banyak di wilayah pedesaan dan ini bertarung satu sama lain, mengklaim
semrawut. Muhammadiyah lebih banyak di wilayah Indonesia, dan ingin menguasai dengan
Dalam pengantar diskusi ini, mungkin perkotaan-sekarang sudah diambil alih ideologinya masing-masing. Ini karena
kita dapat mengambil contoh UU ’45 sebagian besar oleh mereka. Kelompok- antara Islam dan negara salurannya masih
pasal 33. Sebenarnya, kalau dilihat lebih kelompok fundamentalis ini sudah masuk kabur, gelap. Antara Islam dengan negara
seksama, maka pasal ini bisa mengatur ke pesantren-pesantren, dan kyai-kyai tidak ada proses pencerahan. Dalam
kehidupan ekonomi secara lebih sosial. yang dulu kiblatnya jelas sekarang sudah tubuh Islam, belum ada penyadaran
Namun pada kenyatannya, pemimpin memiliki suatu cara pandang yang organisanatoris, sedangkan di level
tidak konsisten antara apa yang dikatakan berbeda. negara tidak ada penghargaan yang cukup
dengan yang dijalankan. Selain itu, Selain itu, persoalan lain yang cukup komprehensif menyangkut Islam sebagai
mereka juga tidak mempunyai filsafat, serius adalah kegagalan mereka juga sebuah agama atau aliran hidup. Jadi,
paradigma, dan konsep yang jelas sebagai diimbangi oleh kelompok pro-demokrasi sampai hari ini, hubungan antara negara
landasan kegiatan. Dalam hal ini, ada dalam mengartikulasikan keresahan dan Islam sangat kabur.
sesuatu yang hilang, tidak nyambung. masyarakat di tingkat bawah. Kalau pada
Apakah ini mengenai keberanian era tahun 50-an, 60-an, terdapat Moderator
mengambil keputusan, dan ada kaitannya ideologi-ideologi sekuler yang begitu Romo, konon pemimpin itu cermin
dengan SBY ataukah tidak? Namun, mampu mengartikulasikan kepentingan bagi rakyat. Apakah rakyat yang salah
mestinya ada keberanian seperti jaman dan aspirasi dari lapis bawah, tapi sehingga pemimpinnya yang diangkat
Megawati, misalnya. Silahkan, teman- sekarang, seperti yang sudah disinggung seperti itu?, dan kalaupun pemimpinnya
teman. di awal, kelompok-kelompok pro- diganti apakah situasinya akan berubah?
demokrasi berada di tingkat menengah. Apakah memang perlu proses panjang
Saiful Bahari Akibatnya, mereka tidak mempunyai akar seperti tadi telah dijelaskan bahwa
Romo tadi menyebut soal menguatnya dan cabang di tingkat paling bawah. Indonesia harus belajar seperti Jerman
kelompok-kelompok fundamentalis. Ini Makanya, ruang sosial yang berada di dengan mengalami beberapa kali
tidak perlu dikhawatirkan karena masih lapis bawah hanya dikuasai oleh kegagalan untuk maju?
ada kelompok NU dan Muhammadiyah. kelompok yang kemungkinan besar telah
Saya kira yang perlu diamati adalah krisis bergeser ke fundamentalis. Oleh karena Romo Magnis
ekonomi dan sebagainya menyangkut itu, saya kira kita tidak bisa mengabaikan Menurut saya, tidak. Kita tidak bisa
pola pandang masyarakat. Menguatnya satu analisis dan juga koreksi lebih jauh mengatakan rakyat salah karena
gagasan fundamentalis, menurut saya, yang menyatakan bahwa lembaga mempunyai pemimpin seperti sekarang.
harus dilihat dari dua hal. Pertama, keagamaan yang disebut moderat ini-NU Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan.
kelompok Islam yang cukup besar, yaitu dan Muhammadiyah- perlu mengoreksi Jelas, sistem memang tidak
NU dan Muhammadiyah gagal dalam diri. menguntungkan. Orde Baru tidak memberi
mengartikulasikan simbol nilai-nilai dan banyak ruang agar pemimpin bisa
pandangan-pandangannya dalam Boni Hargens berkembang, dan kita mempunyai pilihan
masyarakat yang berada di tingkat paling Saya ingin memberi komentar soal yang sangat sedikit. Di negara ini,
8 bawah. Ini sangat berpengaruh sekali Islam. Akhir era tahun 90-an, memang sebetulnya, ada cukup banyak orang yang
dalam kelanjutan demokrasi karena ada kecenderungan yang sangat tampak andai kata diberi kesempatan memimpin
berkaitan dengan proses kemajuan dan bahwa Islam mulai bergerak dengan akan memberikan hasil yang lebih baik.
penghambatan demokrasi. Oleh karena semangat dan niat politik yang Memang harus diakui bahwa presiden kita
itu, kalau dua kelompok besar ini gagal diterjemahkan secara keseluruhan dalam sekarang lemah dan menjengkelkan,
maka, saya kira, menjadi masalah serius partai politik dan gerakan yang mereka tetapi bukan sebuah malapetaka.
yang perlu kita antisipasi. buat. Pada era 80’an, gerakan dan Barangkali, sistem yang ada belum
Kedua, bukan hanya gagal semangat tersebut diredam sedemikian mampu memberikan ruang yang cukup
mengartikulasi, tapi, seperti yang tadi rupa oleh Orde Baru sehingga konflik bagi kemunculan pemimpin-pemimpin
disinggung Romo Magnis, bahwa di desa- negara versus Islam menjadi konflik alternatif. Bayangkan, dalam sebuah
desa dan di kampung-kampung kumuh batin. Dalam pandangan saya, fenomena pemilihan yang akan datang, kita harus
dimana simbol-simbol agama yang dulu tahun ’90 dan setelahnya merupakan

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama
memilih antara SBY dan Megawati. Itu akibat masih terpuruknya situasi ekonomi
masih mungkin. di negeri ini.
Saya mempunyai riset mengenai
Amir Effendi Siregar munculnya perda syari’ah, soal formalisasi
Romo, saya ingin mengajukan suatu agama di beberapa provinsi. Sebenarnya,
pertanyaan. Indonesia merdeka periode ini bukan kehendak society, tapi paket
‘50-‘59 bahkan sampai tahun 60-an, politik nasional yang pada saat
rasanya pusat-pusat kebudayaan tidak amandemen UUD ’45 gagal. Kemudian,
hanya di Jakarta, tetapi ada di Medan, paket-paket tersebut disebarkan ke
Di negara ini, sebetulnya,
Padang, Makasar, Manado, dan Surabaya. daerah, dan kemudian dijadikan sebagai ada cukup banyak orang
Di Medan banyak orang Batak, banyak alat “jualan”. Oleh karenanya, tidak ada
tokoh-tokoh budaya, dan dari sana hubungannya dengan ideologi society dan yang andai kata diberi
muncul tokoh-tokoh besar, budayawan pilihan formalisasi. Sebaliknya, lebih kesempatan memimpin
besar, seperti Sultan Takdir. Di Jawa, juga merupakan refleksi kepentingan elti-elit
ada tokoh besar. Pramudya Ananta Toer, lokal. Kita tidak perlu terlalu risau akan memberikan hasil
misalnya, juga tokoh besar. Umumnya, mengenai apakah masyarakat mengakui yang lebih baik. Memang
budayawan-budayawan besar ini merasa formalisasi agama, dalam hal ini Islam,
Indonesia. Mereka merasa Indonesia sebagai pilihan. Ini karena tidak ada akar harus diakui bahwa
dimanapun berada. Menurut Romo, sosiologis, kultural ataupun historis yang
presiden kita sekarang
apakah benar ada suatu sistem yang mampu menjelaskan hal tersebut. Namun,
merusak meskipun dalam hal ini tidak yang saya risaukan adalah kefrustasian lemah dan
untuk di-blame, yakni Orde Baru yang yang berkembang pada masyarakat akan
sangat otoritarian dan komersial. melahirkan dis-orientasi di tingkat
menjengkelkan, tetapi
Persoalan ini kemudian berusaha society sebagai akibat menularnya bukan sebuah
dipecahkan dengan desentralisasi untuk kerusakan struktur politik formal ke
memunculkan kembali diversity-diversity. masyarakat bawah. Sementara pada waktu malapetaka. Barangkali,
Bagaimana menurut Romo? bersamaan, ketahanan sosial di aras lokal sistem yang ada belum
mulai tergerus oleh problem-problem
Romo Magnis kemiskinan, persoalan kelangkaan, yang mampu memberikan
Mungkin yang lain mau menjawab. tidak mengalami perubahan meskipun ruang yang cukup bagi
telah dilakukan pilkada dan sebagainya.
Ari Sudjito Kondisi ini bercampur aduk, dan, seperti kemunculan pemimpin-
Pada dasarnya, krisis moral di diungkapkan Bung Saiful, gerakan pro-
pemimpin alternatif.
kalangan masyarakat dirasakan, terutama, demokrasi gagal dalam membuat panduan
pada saat politik belum bisa menjawab atau map untuk menolong masyarakat Bayangkan, dalam
kebutuhan. Dalam berbagai event, teman- keluar dari kefrustasian semacam itu.
teman mencoba membuat penghubung Oleh karena itulah, kita perlu
sebuah pemilihan yang
antara perubahan politik dengan usaha melakukan mapping ulang mengenai akan datang, kita harus
menjaga suasana ekonomi yang langsung problem-problem yang tadi telah 9
bisa dirasakan oleh rakyat. Kadang, saya disebutkan. Pilihan-pilihan rakyat yang memilih antara SBY dan
merasa bahwa Orde Baru meninggalkan pragmatis sebenarnya bukan tidak tahu Megawati. Itu masih
bercak-bercak begitu banyak di akan masalah, tapi lebih karena tidak
masyarakat yang sebetulnya mengurangi adanya daya kekuatan untuk mengubah mungkin.
imajinasi untuk maju. Sebenarnya, rakyat secara radikal. Selanjutnya, mereka
mengetahui hal itu. Namun, tidak ada mendelegasikan kepada elit-elit lokal
pilihan untuk keluar secara radikal. atau demokrasi representasi walaupun
Radikalisme di kalangan masyarakat representasi yang dimaksudkan tidak
belum meyakinkan. Dalam tiga tahun mampu menjawab persoalan-persoalan
terakhir, rakyat makin frustasi sebagai yang dihadapi oleh rakyat itu sendiri.

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama
Untuk keluar dari situasi semacam ini, Nur Iman Subono teologi. Teman-teman di Sumatera Barat
menurut saya, lokus negosiasi seyogianya Demos telah mengadakan survei di 33 melihat Nagayo menjadi salah satu kajian
disebar, tidak hanya di pusat. Otonomi provinsi dari tahun 2002-2005. Tahun mereka tahun 2010 untuk menjadi basis
daerah sebagai ruang negosiasi sebagai 2007 kita sudah mulai melakukan komunitas. Mereka cukup berhasil untuk
upaya mendemokrasisasi yang penelitian yang hampir sama dengan yang kasus-kasus korupsi di Sumatera Barat.
selanjutnya ditujukan untuk menjawab dilakukan sebelumnya dengan melihat Anggota DPRD masuk penjara. Ide mereka
kesejahteraan gagal karena masih trend atau gejala-gejala baru. Tapi, kemudian diambil oleh teman-teman di
terfomalisasi. Kita harus mencegah diantara dua penelitian besar itu kita juga Aceh, tapi untuk eksekutifnya sehingga
tingkat resiko rusaknya local institution melakukan penelitian lainnya. Salah satu Abdullah Puteh masuk penjara.
atau social capital. Jika tidak, maka saya tuntutannya adalah perlunya Eksperimen-eksperimen ini
kwatir penularan ini akan semakin berat repositioning. sebetulnya harus menjadi consent kita
di tingkat society. Sekarang, ada moment Sebagai contoh, dulu teman-teman karena benar-benar luar biasa. Mereka
perubahan UU 32/2004. Kalau dulu UU yang mengelola atau mendorong teman- mencari celah-celah di saat
22/1999 dari setting otonomi lalu teman di sektor buruh, sekarang sektor ketidakberdayaan atau kemampuan
resentralisasi UU 32. Sekarang, mau buruhnya mempunyai organisasi sendiri. mereka untuk melawan masih belum kuat.
dipecah menjadi 3, yakni UU Pilkada, UU Rekan Saiful menjawab perubahan ini Jadi, saya seperti Romo masih optimistis
Desa, dan UU tentang otonomi daerah dengan mentransformasikan kawan- jika melihat kasus-kasus lokal tersebut.
atau pemerintahan daerah. Namun, kawannya di LSM menjadi partai politik. Memang, kita tidak tahu daya tahan
ketiganya mempunyai nalar dan Ini bisa menjadi salah satu solusi. mereka atas “godaan” karena penelitian
kepentingan yang berbeda-beda satu Namun, di titik lain, kita menemukan di Bengkulu memperlihatkan model
dengan yang lain. UU Pilkada yang beberapa kasus dimana organisasi rakyat seperti ini paling mudah goyah, terutama
mempunyai kepentingan partai politik, punya kesadaran politik yang lebih maju di tingkat kota karena ada politik uang
UU pemerintahan daerah yang dibandingkan dengan teman-teman LSM dan premanisme. Di pedesaan, di gunung,
mempunyai kepentingan bupati, dan UU seperti Serikat tani atau nelayan. mereka cukup punya keberanian untuk
tentang desa yang mempunyai Kelemahan lain adalah mereka masih melawan.
kepentingan kabupaten karena kabupaten terjebak pada single isu. Mas Ari benar,
selama ini belum mengakui desa sebagai kekuatan mereka untuk menerobos tidak Imam Yudotomo
institusi pemerintahan. Jadi, ada dua hal terlalu besar. Padahal, rekomendasi yang Kalau saya melihat sebetulnya kita
pokok yang perlu digarisbawahi, yakni ditawarkan adalah upaya mengombi- tidak perlu merasa aneh kenapa pemimpin
menyebar ruang negosiasi dan mencegah nasikan beberapa isu. Misalnya, teman- sekarang seperti itu. Ini karena
kerusakan local institution. teman di serikat buruh masih belum mau merupakan produk Orde Baru. Jika dilihat
Ketiga, membuat road map untuk bekerja sama dengan teman-teman yang dari usianya, pemimpin Indonesia
mencari jalan tengah karena sekarang digerakkan oleh anti korupsi karena semuanya merupakan produk Orde Baru.
mengajak rakyat marah tidaklah sukar? dianggap isunya tidak berhubungan. Alumni Orde Baru yang sangat ketat
Persoalannya siapa yang mengajak? Padahal, sangat berhubungan. Rekomen- dalam melaksanakan kebijakan
Bupati yang kalah dengan mudah bisa dasi kita adalah memberikan semacam depolitisasi yang mengarah kepada de-
memberi uang dan mengajak rakyat untuk informasi kepada mereka bahwa itu justru ideologisasi dan de-organisasi. Oleh
marah. Kalau yang mengajak marah orang yang sebetulnya bisa menandingi elit, karena itu, kita tidak perlu heran kenapa
10 yang mempunyai komitmen demokrasi yang tadi dikatakan mengalami krisis pemimpin kita tidak mempunyai visi.
bisa ditunjukkan jalannya. Kalau tidak? moral di tingkat lokal. Jadi, menurut saya, yang penting
Saya tidak tahu. Kedua, sebenarnya, beberapa studi sebetulnya bagaimana melakukan
kasus yang diteliti Demos merupakan pendidikan politik. Kita harus mempunyai
Moderator eksperimentasi demokrasi di tingkat lokal model pendidikan politik yang
Boni, tadi Romo mengatakan ada yang paling mengagumkan. Sebagai menghidupkan kembali ideologi-atau jika
krisis moralitas elit. Itu elit siapa? contoh, teman-teman generasi muda ideologi mungkin mengerikan-maka cita-
Apakah kita juga termasuk? Jadi, kalau Hindu di Bali bertarung di tingkat lokal cita. Rakyat sekarang tidak mempunyai
nanti kita masuk dalam kekuasaan, maka karena ternyata desentralisasi hanya cita-cita, pemimpin-pemimpin kita tidak
akan masuk juga. Riset Demos seperti memberikan kesempatan kepada elit-elit mempunyai cita-cita. Menurut saya, cita-
apa? Apakah ada semacam mapping? Bali yang kastanya tinggi sehingga cita itu penting. Dulu, Soekarno, Syahrir,
mereka merebutnya melalui dekontruksi Hatta, Tan Malaka mempunyai cita-cita

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama
yang jelas. Sekarang, kita tidak bangsa-bangsa lain sangat lemah, kalah
mempunyai cita-cita. Persoalannya terus. Dengan negara di segi tiga,
adalah bagaimana memimpin negara Malaysia, Brunei ataupun Singapura
tanpa mempunyai cita-cita? Padahal, seringkali kalah. Belum lagi dengan
cita-cita akan menumbuhkan visi dan negara besar seperti Amerika dan
segala macamnya. Jadi, menurut saya, ini seterusnya.
merupakan generasi yang hilang. Kita
mungkin sudah melakukan pemilihan Amir Efendi Siregar
umum, tapi kita harus mulai dengan Saya tambah sedikit apa yang
pendidikan politik yang jelas. disampaikan Bung Imam tadi. Tanpa visi,
misalnya, tidak ada cita-cita. Sebenarnya,
Moderator dulu ketika pendiri republik ini bicara
Setelah kemerdekaan kita mempunyai besar, mereka semua nampaknya
cita-cita, katakanlah, membangun mempunyai cita-cita, dan kemudian
jembatan emas, negara yang sejahtera, mereka tuang ke dalam konstitusi, dalam
sifatnya bisa merangkum, merangkul pembukaan UUD ’45 dan seterusnya. Pada
sangat banyak kekuatan, tapi sekarang era tahun 50-59an, kita masuk ke
ini nampaknya tidak ada. Tadi, Bung demokrasi, yang kita sebut demokrasi Kita harus mempunyai
Imam mengatakan bangsa ini perlu cita- liberal. Mereka tuangkan dalam konstitusi model pendidikan politik
cita. Cina mempunyai cita-cita, ingin RIS. Kembali tahun ’59, melalui dekrit
menjadi kekuatan ekonomi terbesar. kita kembali ke UUD ’45. yang menghidupkan
Namun sebenarnya, ini merupakan Bagi saya, sebenarnya, cita-cita untuk
kembali ideologi-atau jika
kelompok elit di atas yang mencoba republik ini hanya yang tertulis.
menerapkannya dalam kebijakan ekonomi Sekarang! Tidak masuk dalam pikiran, ideologi mungkin
dan mengimplementasinya. Vietnam tidak masuk dalam hati para pemimpin.
ketika menang perang meskipun babak Saya juga tidak mengerti apakah
mengerikan-maka cita-
belur, melalui kelompok elitnya, juga amandemen 1,2,3,4, hanya di mulut yang cita. Rakyat sekarang
mempunyai cita-cita, yaitu membangun kemudian dituangkan dalam tulisan?
Vietnam. Apakah ada kaitannya dengan Dalam praktiknya, tidak ada hubungan tidak mempunyai cita-
budaya karena konon ada yang bilang antara yang tertulis dengan yang cita, pemimpin-pemimpin
budaya Korea sangat teruji, alot, dan dilakukan. Ini yang sebenarnya terjadi,
sebagainya. Vietnam juga begitu yang kita sebut tanpa vision. Sebagai kita tidak mempunyai
sehingga Amerika meskipun dengan contoh, dalam bidang media. Konstitusi cita-cita
bomnya yang ratusan juta ton tidak kita jelas mengatakan bahwa kita bukan
mampu memenangkan peperangan. Di liberal, tetapi sosial demokrat yang
Indonesia, mungkin Romo bisa ditunjukkan pasal 33-34. Itu clear.
menjelaskan sebagai ahli kebudayaan Pembukaan UUD ’45 itu clear, tapi dalam
Jawa, apakah terdapat hubungan dengan praktiknya media dibiarkan private. Betul-
budaya yang ideal? Apakah ada kaitan betul sangat liberal dan hampir-hampir 11
antara budaya atau yang lebih konkret terjadi dimana-mana. Padahal, kalau
nilai-nilai, yang mampu memperkuat pemimpinnya mempunyai vision,
sosial kapital tadi. Bisa memiliki cita-cita mengerti masalah dan sesuai dengan
yang ditopang bersama, dan mampu konstitusi yang dia buat, diversity of
melakukan sesuatu yang besar karena voices harus tetap dijaga.
negeri ini besar secara spasial, secara
geografis besar, dari segi jumlah Peserta
rakyatnya juga besar, dan dari segi Konstitusi bukan mereka yang
sumber daya alamnya juga besar, segala- membuat, tapi dibuat oleh pendahulu-
galanya besar. Namun, dalam hal yang pendahulu mereka.
sederhana, misalnya, negosiasi dengan

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama
Amir Efendi Siregar Kebangkitan lokal berdasarkan
Tapi bukankah mereka melakukan Amir Efendi Siregar sentimen etnis atau lokal sangat sedikit
amandemen? Diversity of voice harus Saya menambahkan sedikit. Diversity sekali. Kalaupun ada hanya event-event
dijaga, tapi yang terjadi tidak demikian. of voices-nya sekarang ini mati. Coba lihat partai politik, dan itu pun tidak
Sebaliknya, di bidang televisi, sudah ada TV kalau indikatornya media. Hampir tiap terekspresikan dalam policy dan praksis.
usaha tertulis dalam membuat diversity lebaran yang keluar Jakarta pulang ke Oleh karena itu, ruang negosiasi yang
of voice, diversity of ownership, diversity kampung, buat apa untuk orang Riau, dulu sempat dibuka pada awal reformasi,
of content melalui undang-undang, tetapi tidak ada gunanya. Selain itu, suaranya saat ini, mari kita hidupkan dalam
tidak diimplemen-tasikan. Inilah problem sama, tidak ada bedanya dengan jaman kerangka membela rakyat atau komunitas
yang kita hadapi. Apa yang tertulis otoritarian. Media cetak orientasinya dengan desentralisasi. Itu artinya
hampir tidak mempunyai kesesuaian 60% berada di Jakarta. Kalau kita lihat, kecenderungan berorganisasi, komunitas
dengan apa yang dilakukan, dan itu maka budaya lainnya tidak ada. Kalau di diubah dengan pendidikan politik,
terjadi di hampir semua lini. Saya setuju negara-negara, katakanlah, Skandanavia, mendemokrasikan mereka. Gejala
dengan Boni ataupun Ari mungkin harus Swedia, misalnya, negara turun tangan etnisitas yang muncul tersebut jangan
lewat lokal, dan tidak berharap lagi dari untuk menghidupkan diversity of voices sampai menjadi stigma untuk kemudian
atas karena di tingkat lokal masih ada dengan membantu koran-koran kecil. Ini membuat niat baik desentralisasi dan
regulasi-regulasi yang dapat karena koran-koran tersebut tidak bisa demokrasi berhenti. Pada tahun 2004,
dipraktikkan. compete dengan koran-koran mainstream. misalnya, pada waktu pemilihan presiden,
Oleh karena itu, harus ada limited state semua calon presiden membuat risalah
Sukma Widyanti intervention untuk menghidupkan dirinya ada kaitannya dengan raja-raja.
Menyambung mengenai lokal tadi, diversity of voices. Di negara kita, Itu sebetulnya merupakan siasat. Dalam
sekarang sering diungkap local wisdom. bukannya begitu, tetapi free fight. Di hal ini, elit mencoba menenggelamkan
Bagaimana nilai-nilai lokal harus negara-negara Eropa Barat, khususnya inisiatif ke-Indonesia-an dari lokal yang
diangkat, harus dilestarikan, tapi in other negara-negara Skandinavia sebagaimana sudah berkembang.
hand saya melihat sebagai ancaman. disebutkan di awal, dibantu lewat Saya setuju dengan Bang Amir.
Sebuah Bangsa Indonesia kemudian training, event, dan lain sebagainya Kemarin ada cerita salah seorang teman
memunculkan nilai-nilai tradisional lama supaya diversity of voices timbul. yang mau menginisiasi TV lokal, tapi tidak
yang penuh dengan nilai-nilai ada ruang karena sudah dibeli oleh RCTI,
feodalisme. Dalam hal ini, bukankah tidak Ari Sudjito SCTV, dan lain sebagainya. Ini berarti
semua nilai lokal adalah baik? Di sana, Sebetulnya, yang terjadi selama ini bahwa udara saja sudah ada kapling-
kental sekali nilai feodalisme, yang adalah desentralisasi otonomi dan kapling-nya, laut apalagi. Untuk
kondisi politik sekarang membuat demokrasi sebagai sesuatu yang terpisah- menyediakan ruang negosiasi ini, kadang-
pemimpin-pemimpin lama lagi yang naik pisah. Memang ada desentralisasi secara kadang kita baru berfikir lokal ketika
ke atas; para raja-raja, para lalu atau formal, tapi sebenarnya dari sistem rakyat sudah betul-betul marah. Aceh
apapun namanya yang pada dasarnya negara ke negara, terus dari pemerintah baru diberikan otonomi setelah “perang”
adalah golongan priyayi di masing- pusat ke pemerintah lokal. Otonomi habis-habisan. Nanti Papua juga begitu.
masing wilayah sehingga menutup lagi dalam hal keuangan dan yang lainnya, Sebetulnya, ini tidak perlu terjadi kalau
akses masyarakat bawah untuk bisa tapi masih merupakan bad sending di bangsa kita mempunyai pemimpin yang
12 menempati posisi sebagai pemimpin. tingkat lokal. Demokrasi yang saya bisa merekam arus bawah. Laut
Dalam pemahaman saya, nilai-nilai lokal bayangkan dalam era reformasi, misalnya, kelihatannya tenang, tapi di bawah
ini menjadi blunder. Inilah yang harus ada ruang yang tersedia. Jadi, masyarakat hangat sekali, sesuatu yang terjadi
diarahkan oleh pemimpin nasional. bisa merumuskan kebijakan pergolakan. Saya menilai masih cukup,
Masalahnya, bukan ada budaya 1 atau pembangunan daerah, dan ini tidak sebetulnya, kesempatan yang bisa kita
budaya 2 yang semua bersaing, dan bukan tercermin dengan konkret. Oleh karena manfaatkan. Hanya saja, antara set up
lagi merupakan kekayaan Indonesia. itu, pekerjaan rumah kita terbesar salah kelembagaan dengan value harus
Menurut saya, pemimpin nasional yang satunya adalah bagaimana mencegah disambungkan karena seseorang melihat
baik adalah yang bisa menegaskan bahwa pembajakan-pembajakan di aras lokal sentralisasi demokrasi sedang merayakan
kita beda, tapi tetap Indonesia yang yang sebetulnya dilakukan dengan penuh oligarki, dan merayakan sentralisasi yang
mempunyai nilai-nilai Pancasila yang kecurigaan kepada society? cara kerjanya dipindah ke daerah.
harus dijaga bersama.

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama
Moderator kemampuannya untuk membayangkan
Romo Karl Mark bilang, struktur itu dirinya sebagai bangsa, imagined
mempengaruhi manusianya. Kalau orang community, dan pembayangan horizontal.
beragama bilang, manusia moralnya harus Pembayangan itu, bagi saya, harus selalu
diperbaiki, kalau kita moderatlah, yang horizontal dan vertikal. Horizontal tidak
berada di tengah-tengah. Bagaimana hanya ke depan, tapi juga ke belakang.
Bung Boni, ahli politik Indonesia, apakah Kalau kita mau bertahan sebagai bangsa,
karena strukturnya yang salah? Jika maka tidak hanya berfikir apakah kita
dilihat partai politik, maka hampir mampu membayangkan diri. Persoalannya
semuanya kerakyatan. Golkar kerakyatan, adalah mengapa kita harus
PDIP, sampai yang baru dari Bung Saiful membayangkan diri sebagai bangsa
juga kerakyatan. (Indonesia)?, dan kalau energi
membayangkan diri sebagai bangsa
Boni Hargens seperti dalam kuadran itu S+, sementara
Diversity of voice harus
Saya mulai dengan cerita. Saya pernah energi untuk tidak membayangkan diri
diancam oleh Ketua Fraksi Demokrat karena kekecewaan seperti ketidakadilan dijaga, tapi yang terjadi
beberapa bulan yang lalu karena saya dan segala macam itu, S-, dan point-nya
bilang presiden seperti supir bajaj. Jadi, adalah enam, katakan, dan ke kanan
tidak demikian.
kalau jalan mau belok kiri atau kanan, adalah 5 maka hasil dari berbangsa kita Sebaliknya, di bidang
maka kita tidak tahu karena tidak ada adalah -1. Kita gagal. Saya kira Anderson
lampu sign-nya dari pemerintah. Kalau tidak memikirkan persoalan ini. televisi, sudah ada usaha
mau belok kiri atau kanan hanya presiden Lalu, soal keberbangsaan yang tertulis dalam membuat
dan Tuhan yang tahu. Pernyataan saya dibayangkan vertikal. Di sinilah, perlunya
ini dikutip oleh Koran Tempo dan kepemimpinan politik. Bagaimana diversity of voice,
beberapa koran lain. Lantas, saya diancam kepemimpinan politik bisa merangsang diversity of ownership,
oleh Ketua Fraksi karena menghina rakyat untuk berfikir menjadi bangsa,
presiden. Saya bilang, “Bapak terima menjadi Indonesia. Maka, kepemimpinan diversity of content
kasih karena dalam satu minggu baru politik paling dasar harus menjawab dasar
melalui undang-undang,
bilang mengancam saya”. dari bernegara, yaitu kemakmuran dan
Bagi saya, Indonesia memang masih keadilan. Baru kedua adalah memberikan tetapi tidak diimplemen-
sebuah persoalan. Sebentar lagi kita visi mau kemana kita ke depan, dan
merdeka, 17 Agustus. Saya ingat ada Indonesia adalah suatu persoalan karena
tasikan. Inilah problem
perdebatan serius pada tahun 1930-an. satu hal dasar, menurut saya, selain yang kita hadapi.
Sutan Takdir Alisyahbana berantem kepemimpinan politik, cita-cita
dengan Supomo Purwacaraka hingga kolektifnya tidak ada. Kita tidak
menyangkut: “Apakah sebelum 1908 mempunyai citra kolektif sebagai suatu
sudah Indonesia atau bukan?” bangsa. Citra kolektif ini saya bagi tiga,
Purwacaraka mengatakan bahwa yakni masa lalu, sekarang, dan masa
Indonesia Majapahit dan Hayam Wuruk depan. Kalau citra kolektif masa lalu, 13
berantem untuk Indonesia, tapi bagi STA katakanlah, kita sepakat bahwa sebagai
tidak. Indonesia baru ada sejak tahun bangsa yang sama-sama dijajah, dan
1908 dan setelahnya. Poin STA, Indonesia seterusnya. Namun, dalam pemahaman
adalah sesuatu yang dibentuk secara saya, alasan ber-Indonesia tidak hanya
sadar, disepakati bersama, bukan sesuatu cukup hanya sama-sama dijajah. Aceh
yang jatuh dari langit. Jadi, inti tidak secara riil dijajah, dan Papua pun
bernegara dan berbangsa adalah berhak mendefinisikan diri sebagai bukan
kesadaran dan penyadaran. Dalam hal ini, bagian dari Indonesia yang dijajah. Maka,
saya agak kurang setuju dengan Anderson mereka dapat mengatakan bukan bagian
yang menyatakan bahwa keberadaan dari Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu
sebuah bangsa ditentukan oleh mencari satu dasar yang solid untuk

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama
bersepakat bahwa kita adalah Indonesia. baik, maka saya kira apa yang disebut Itu lebih baik bagi mereka daripada
Itu adalah pendasaran yang harus dinamis sebagai sisa-sisa feodalistik tidak menggarap sawah atau ladang. Ini
dan harus di-redefinisi. menjadi masalah malah bisa sebetulnya masalah kebijakan ekonomi.
Saya kira, kita perlu mengatakan dimanfaatkan untuk menggerakkan Andaikata di desa diciptakan lebih banyak
bahwa kita sudah sepakat pada masa lalu. masyarakat karena kebijakannya sesuai uang, orang juga akan ke desa secara
Sejak dulu, proklamasi kemerdekaan dengan kepentingan masyarakat. otomatis.
sudah menjadi dasar berbangsa. Oleh Sekarang, seakan-akan kita
karena itu, harus terus dihidupkan dan mengharapkan seorang pemimpin yang Nur Iman Subono
mesti dikritisi. Di sinilah, perlu yang lebih baik, seorang pemimpin yang segar. Kaitannya dengan komentar Boni,
namanya pendidikan politik agar ada Ditinjau dari perspektif teori politik, saya ingin bertanya lebih jauh bahwa
nilai-nilai politik kenegaraan yang sesuatu yang cukup konyol karena Pancasila memang belum menjadi milik
ditransfer ke dalam pendidikan. Mengapa merupakan harapan, dan tidak bersama karena setelah Soeharto turun
kita harus hormat kepada merah putih, mempunyai unsur dalam teori. Itu unsur semua orang buka identitas dan
mengapa Pancasila harus dipegang, dan, penting yang sangat sulit ditentukan. ideologinya masing-masing. Tapi, saya
saya rasa, kita gagal dalam hal itu. Saya kira kualitas pemimpin tidak bisa kira kita harus membedakan Pancasila
Pancasila belum menjadi pedoman hidup. dijelaskan dengan budaya. Karena bisa pada periode Soekarno dan pada periode
Sebaliknya, masih menjadi wacana, masih saja, seorang Pak Harto yang memang Soeharto. Seingat saya, pada masa
menjadi tameng, bahkan menjadi topeng punya banyak kelemahan, tapi dia Soekarno, jelas. Karena kemajemukan
sehingga ketika ruang kebebasan dibuka seorang Jawa tulen yang dalam arti masyarakat, Pancasila dipakai sebagai
semua orang berbicara sembari memakai tertentu hebat, sama sekali tidak bisa panduan. Tapi, pada masa Pak Harto,
peci yang lain, jubah yang lain, dan disangka. Jadi, sulit sekali. Kita memang Pancasila dipakai sebagai alat untuk
sebagainya. Lalu, kita pun bingung, harus membangun struktur politik dan menyatukan orang. Menjadi acuan selama
apakah Pancasila mempunyai bentuk mengharapkan kebijakan ekonomi yang kurang lebih 30 tahun. Pancasila sudah
ataukah tidak? Masihkah kita yakin membuat rakyat bisa sibuk. dicerabut dari fungsi sebelumnya
bahwa Pancasila menjadi dasar untuk Saya ingat dalam sebuah pertemuan sehingga wajar kalau sekarang ini orang
tetap maju sebagai Indonesia, dan saya Rabu-an, dan itu sudah lama terjadi. belum merasa memilikinya karena trauma.
rasa, hari ini, kita berada di wilayah Pertemuan di rumah Pak Imaduddin dan Misalnya, ide negara yang kuat, semua
persimpangan itu? Mau maju, tapi masih dihadiri oleh diantaranya Eki Syahruddin. orang trauma. Negara yang kuat tidak
di tempat, dan ini bersumber pada Ia mengatakan, “Kalian bisa pilih, Gus berarti menjadi otoriter, tapi semua
kepemimpinan politik yang tidak jelas. Dur atau Amin Rais. Pilih Amin Rais yang memiliki kekhawatiran. Penelitian Demos
omong keras, tapi orangnya terlalu sibuk di tingkat lokal menemukan adanya
Moderator mencari duit. Pilih Gus Dur bagus-bagus, semacam kerja sama yang unholy alliance
Sekarang, ada yang mengatakan tapi orangnya membakar gereja.” antara komunalisme, sektarianisme
bahwa di Indonesia hanya ada satu partai Yang saya ingat mengenai orang- dengan bisnis. Keduanya saling
politik, PKS. Dulu, pernah ada PKI. orang Muhammadiyah yang berada di menopang. Masyarakat benar-benar
Pertanyaannya adalah apakah memang kota, yang nota bene, tidak terlibat dalam dikepung.
bangsa ini kira-kira masih memerlukan pembunuhan komunis ’65 karena mereka Selanjutnya, merespon Sukma tadi.
pemimpin yang kharismatik, otoriter atau semua dagang, pokoknya sibuk. Orang Saya termasuk orang yang memang hati-
14 bagaimana? Romo Magnis sebagai ahli seperti itu sangat penting. Kalau NU hati dengan local wisdom karena
budaya Jawa yang sangat terkenal bagus-bagus, tapi harus hati-hati karena menjebak. Kita jangan membayangkan
barangkali bisa menjelaskan. ikut terlibat pembunuhan komunis. desa seperti waktu SD. Sebuah desa yang
Mungkin, kehidupan pertanian tidak tenang dan harmonis. Sebaliknya, desa
Romo Magnis memberikan peluang kepada masyarakat pun penuh pergolakan. Jadi, kita harus
Sangat sulit dijawab. Kalau kita karena ternyata kita tidak mempunyai selalu memeriksa yang disebut dengan
mempunyai seorang pemimpin yang kuat, kebijakan ekonomis yang membuat orang nilai-nilai lokal. Kita harus selalu
mempunyai kepribadian, cita-cita dan daerah menciptakan lebih banyak uang. memeriksa apakah nilai-nilai lokal ini
keyakinan, pemimpin semacam itu bisa Prioritas pada daerah tidak ada sehingga dipromosikan secara demokratis atau
berfungsi dalam kediktatoran dan sebuah di daerah Jawa Tengah yang kita lihat tidak? Kalau nilai lokal melahirkan
demokrasi. Demokrasi juga tergantung hanya orang tua, orang muda lebih suka feodalisme ataupun raja maka saya agak
pada pemimpin. Kalau kualitas pemimpin tinggal di daerah paling kumuh di kota. ragu. Seperti telah disampaikan Ivan,

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama
memang ada ending ketika situasi patron dekade kita ber-Indonesia, nilai lokal ini berbicara bahwa kita akan bersatu
itu buruk, dan mereka melawan dengan tidak pernah terekspresikan secara sebagai sebuah bangsa.
mencari alternatifnya melalui patron merdeka, selalu disaring, dan kemudian Waktu kesepakatan Timor-Timur dulu,
baru. Sekali lagi, seperti yang dibentuk ulang oleh rejim sehingga yang kita bilang rakyat Timor-Timur ingin
diungkapkan Mas Ari, ketidakberdayaan terlihat adalah budaya nasional yang berintegrasi dengan Indonesia. Padahal,
menyebabkan mereka sering kali harus samar-samar. hanya sebelas orang, tapi kesepakatan
pragmatis. Padahal, kita ingin ada Saya ingat perdebatan dan diskusi di awal memang bangsa kita mencari bentuk
pengorganisasian, punya visi dan departemen dalam negeri tahun 2005 dari hasil begitu panjang penjajahan
dilakukan secara demokratis. Namun, ketika diundang guna merumuskan etik bangsa asing, dan merasa bahwa kita
mereka berpacu dengan waktu, dikepung politik nasional. Perdebatan yang tidak adalah orang yang terpinggirkan. Oleh
oleh komunal-komunal yang masuk di tuntas dalam diskusi tersebut adalah karena itu, somehow, mendorong
tingkat provinsi, di tingkat kabupaten. budaya nasional Indonesia itu apa? kebersamaan diantara sebagai orang yang
Budaya lokalkah? Apakah perekatan tertindas, yang kemudian disebut
Moderator budaya lokal menjadi budaya nasional sebagai nation building. Proses ini tidak
Saya menambahkan sedikit. Indonesia merupakan sesuatu yang bersenyawa atau pernah tuntas, tetapi mentah di tengah
tidak berada di bumi yang vakum, ada hanya berkumpul begitu saja? Kalau jalan karena pada saat proses sedang
kaitannya dengan pengaruh dari luar. bersenyawa maka hal ini mengandaikan berlangsung, saya pikir, Soeharto merusak
Amerika Serikat merupakan contoh yang bahwa budaya nasional merupakan segalanya. Masuklah budaya dengan
menarik bagaimana pergumulan kekuatan sesuatu yang lain lagi, bukan sekedar nuansa politik yang kental. Barangkali,
ekonomi yang dikenal dengan kumpulan dari lokalitas-lokalitas. Saya dia tidak suka dengan Soekarno sehingga
pembangunan dalam negeri, free fight kira, kita juga bingung dalam hal ini, dan situasinya dibalik. Akibatnya, muncullah
capitalism, tapi ada gerakan lokal. memang budaya Indonesia yang benar- individualisme yang mementahkan semua
Bagaimana dengan Indonesia apakah benar Indonesia tidak ada, pasti adalah premis tentang kebangsaan yang
seperti itu? Barangkali, pengalaman Bung budaya inter-lokal dan ditambah lagi dibutuhkan oleh bangsa ini untuk
Ari di lapangan atau memang ada sesuatu dengan pengaruh global. menjadi satu bangsa.
yang belum matang? Tadi ada diskusi juga di Jakarta Media Kita juga tidak berupaya menjadi
Center yang hadir dari NU, Ahmad Baso, semacam amal dan nasib sebagai suatu
Boni Hargens dan Profesor Munir. Diskusi tersebut nilai baru, tetapi sampai pada syarat saja
Masalah kita adalah elitisme yang cukup marak karena ada buku terbaru kita sudah merasa on the right post.
masih mendominasi di segala ruang, dan tentang Islam in Asia, dan buku tersebut Masalahnya, Soeharto mengajarkan
bahkan judul diskusi ini juga ditulis oleh orang Barat. Di situ, katanya, kepada kita, dan inilah yang ditinggalkan
mencerminkan bahwa kita semua NU diposisikan moderat. NU itu seksi dan oleh beliau bahwa pencapaian suatu
penganut pandangan elit yang percaya oleh Barat digiring sedemikian rupa untuk tingkat kemakmuran bisa melalui koridor
bahwa perubahan hadir dari mendukung liberal dan segala macam. individual, meninggalkan banyak
kepemimpinan kolektif, dari atas. Buku Dalam hal ini, NU merasa dirugikan. kebersamaan yang telah dibina Soekarno.
Max Lane menurut saya sangat bagus, Namun, menurut saya, itu resiko paling Indonesia sekarang ini mengisinya lagi
“Bangsa yang Belum Selesai”. Point buruk keberadaan NU di Indonesia karena dengan nilai-nilai luar. Vakum ini diisi
menarik buku itu adalah ketika ia menjadi salah satu alternatif terbaik dengan kepentingan-kepentingan yang
mengatakan, “perubahan itu datang dari untuk saat ini dalam penguatan sifatnya global. Masuklah fundamen- 15
bawah dan jangan terlalu percaya pada demokrasi. Tapi, apakah nilai-nilai lokal talisme, masuk ekstrimisme, yang kiri-
sistem, jangan terlalu percaya kepada kita hanya sejauh ini, dan saya kira kanan-tengah. Saya ingat betul waktu
kepemimpinan kolektif, tidak hanya itu ruang-ruang ini perlu terus dihidupkan saya masih kecil adalah tidak masalah
yang memerdekan kita”. Saya kira, kalau dan diberdayakan? dengan latar belakang. Sekarang,
kita berani mengubah arah bandul ini berkenalan dengan orang akan ditanya,
maka akan terlihat jelas arah perubahan. Hariyadi Wirawan ‘Anda lebaran atau natalan?” “Kenapa
Selama ini, kita masih begitu percaya Artinya, pada tahun 1908, ketika kita anda bertanya seperti itu? Kalau saya
kepada kepemimpinan. Maka, dalam bertemu Jong Java dan kawan-kawan, dan natalan apakah Anda menjauhi saya,
ruang inilah, diskusi kita soal lokal value, sebagainya dimulai dari elit, tetapi 100 kalau saya lebaran apakah Anda menjauhi
dan segala macam perlu diperlihatkan dan KM dari pertemuan itu tidak ada yang saya?” Tergantung dari mana posisinya.
diperdayakan. Karena sepanjang sekian Menurut saya, ini adalah salah satu ciri

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama

bangsa yang insecure, tidak aman salah. Soeharto tidak tepat jika dituduh Persoalan lain adalah terjadinya
sehingga rasa ketidakamanan tersebut seorang individualis, dalam hal itu, proses manipulasi kesadaran atas
dianggap sebagai situasi yang sangat memang merupakan salah satu dosa instrumental demokrasi. Ini menjadi
jelek. Bangsa yang kemaruk, bangsa yang beliau. Mengenai demokrasi lantas penting. Pada tahun 2004, orang ramai-
tidak mau memberikan kesempatan alternatifnya bagaimana, apakah kita ramai dalam pilpres, parlemen, dan
kepada saudara-saudara lain untuk bisa menawarkan Pak Habibie untuk menjadi pilkada. Padahal sebelum itu, mereka
menikmati kesetaraaan dan sebagainya. diktator saja? Secara konkret, apakah menggugat, complain pada Golkar, pada
Jadi, kalau kita melihat orang desa tidak pada tahun 1998 kita memilih demokrasi PDIP, dan lain sebagainya. Tingkat
peduli pada yang lain sebenarnya dimulai liberal, tetapi setelah Pak Harto pergi kita partisipasi pemilu dan juga pilkada, yang
dari masukan nilai demokrasi yang keliru, tidak mau sistem itu lagi? terakhir DKI termasuk tinggi. Artinya,
demokrasi diimpor begitu saja. Banyak Memang, saya melihat ada masalah. masyarakat siap dari segi partisipasi
kasus terjadi bahwa bangsa yang Demokrasi ibarat sistem berjalan, rakyat politik. Tapi, setelah itu, mereka mulai
mempraktikkan demokrasi liberal membawa diri cukup baik, ada masalah menggerutu, mulai complain, dan
semacam itu, dan dilaksanakan pada mungkin warisan Soeharto atau mungkin sebagainya. Instrumen ini begitu
situasi yang tidak tepat maka akan juga warisan feodal jaman Belanda. masifnya sehingga mereka (para elit
mengalami kehancuran. Rusia mengalami Belanda juga membeli pangreh projo politik partai) mampu memanipulasi
hal itu, dan Cina belajar bahwa demokrasi untuk menjadi kaki tangannya, untuk kesadaran politik rakyat untuk kemudian
tidak bisa dipakai pada saat perut masih mengeksploitasikan rakyat. Menurut saya, mengulangi lagi 5 tahun yang akan
kosong sementara kita sudah berjingkrak- lebih complicated, dan saya tidak mau datang.
jingkrak memuji demokrasi pada saat menentang itu. Saya berpendapat pilihan Saya kira ada masalah dalam proses
derajat kita masih “keleleran”. Akibatnya, demokrasi perlu disukseskan. Memang, demokrasi kita, yakni tidak dibarengi
demokrasi hanyalah satu tempat dimana kita harus mencari cara bagaimana negara dengan proses pengorganisasian,
kita bisa mempraktikkan kemunafikan seluas Indonesia mau bersatu kalau orang pembangunan kesadaran politik baru
seluas-luasnya. Bangsa kita, mohon maaf, tidak bisa mengungkapkan diri secara rakyat sehingga tidak nyambung, dan
sangat munafik. demokratis? Bukankah Pak Harto pun hanya menjadi event-event. Ya udahlah,
akhirnya juga tidak berhasil. setiap lima tahun sekali bagi-bagi uang
Moderator lalu selesai. Tapi, tidak melahirkan satu
Tadi Romo geleng-geleng kepala Imam Yudotomo sistem yang membuat kesadaran politik
waktu dibilang, “buat apa demokrasi Sebenarnya, konsep Romo Mangun baru.
kalau perut masih kosong, mungkin yang negara federal kalau mau dipimpin Memang, ini satu pertanyaan besar
mempunyai definisi demokrasi yang dengan cara demokratis. bagi kita, saya waktu ketemu teman-
berbeda?”. teman dari Amerika Latin kalau dilihat
Azman Fajar konteks politiknya maka sebenarnya
Romo Magnis Saya cuma melanjutkan Bung Haryadi. mereka juga hancur. Dilindas habis oleh
Saya juga tidak begitu setuju Kalau kita lihat ada kekhasan negara- rejim militer walaupun tidak habis betul
pemilihan Soekarno. Menurut saya, tahun negara yang awalnya dikuasi oleh rejim seperti kita. Tapi, dalam waktu 10 tahun-
’65 Soekarno sudah membawa bangsa ini otoritarian dan beralih ke sistem 12 tahun, mereka cepat bangkit dan tidak
ke kehancuran. Kalau terjadi pembunuhan demokrasi. Dalam pandangan saya, ada hanya mampu memunculkan tokoh-tokoh
16 semacam ini, maka persatuan tidak beberapa hal yang perlu dilihat. Pertama, alternatif seperti Lula ataupun Evapo
berhasil seperti waktu itu, apalagi orang mereka justru mengharap demokrasi Morales, tetapi juga mampu
kelaparan belum sekelaparan tahun ‘61, liberal tidak hanya pada sistem politik, menumbuhkan kesadaran politik rakyat.
‘62 dimana orang dari Gunung Kidul tapi juga pada sistem ekonominya. Saya Jadi, ada satu mekanisme kerja politik
dibawa ke Yogyakarta, dan diturunkan di kira tidak hanya kasus Indonesia, tapi yang terputus. Dalam beberapa kali
jalan-jalan supaya bisa makan dari hampir semuanya, termasuk Amerika diskusi, saya menyampaikan bahwa
tempat sampah karena di Gunung Kidul Latin sebelum munculnya kekuatan sepertinya kita terjebak dalam
sudah tidak ada makanan lagi. Bagi saya, politik baru. Sebelum itu, saya kira instrumentalisme demokrasi ini.
tidak begitu gampang. Soeharto dulu mereka hampir sama dengan kita. Nah, Misalnya, mengenai keputusan MK
mulai dengan pembangunan, dan sebenarnya, masalahnya terletak pada kemarin, soal calon independen. Saya
akhirnya orang bisa makan, dan saya tidak basis sosial politik, struktur politik kita tidak yakin apakah ruang politik ini bisa
mau menyangkal bahwa ada banyak yang sudah hancur sejak krisis. dipakai dengan baik oleh kelompok-

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama

kelompok pro-demokrasi. Menurut saya, mempunyai legitimasi, dan karenanya baru berusia 15 tahun. Dengan demikian,
ini yang perlu dicermati sehingga arah bisa berbuat apa saja. demokrasi yang kita bicarakan sebenarnya
demokrasi liberal sebenarnya memang Kedua, saya teringat buku terbarunya adalah bagaimana Indonesia memilih
mempunyai kaitan dengan kepemimpinan Huntington. Dia mengutip penelitian dimana rule private sector diperkenankan,
politik. rekannya, di Amerika. Si peneliti soal tapi tidak dilepas. State sector juga harus
Sejak tahun ’99, jamannya Habibie Amerika ini mengajukan pertanyaan ke memenuhi peranan yang cukup penting
bahkan sampai sekarang, tidak ada berbagai ragam kulit, what are you? Yang untuk menjaga keselamatan publik yang
perubahan. Rata-rata pemimpin kita, dari Meksiko bilang i’am Amerika. Lalu, dalam UUD ’45 sudah digariskan dengan
apapun itu, apakah berbicara mengenai datang yang agak sipit dari China, what jelas.
isu kerakyatan atau apapun, pada are you? Mereka bilang i’am Amerika. Selanjutnya, state harus
dasarnya, paradigmanya tetap, yang pro Datang lagi ke yang dari Philipina, dan diterjemahkan secara modern. Balancing
pasar dalam bentuk investasi, utang, dan peneliti ini mendapatkan jawaban yang tidak lagi dapat dianggap dalam
kemudian pertumbahan ekonomi. Dalam sama. Dia datang tiga kali dengan terminologi Montesque biasa, yakni
hal ini, tidak ada satu platform ekonomi pertanyaan yang sama, dan jawabannya legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
yang betul-betul meradikal yang mampu pun sama. Lantas, ia menyimpulkan Balancing harus mampu melahirkan suatu
melakukan perubahan secara mendasar bahwa nasionalitas ke-Amerika-an lebih institusi negara yang kuasi yudicial, yang
meskipun resiko politiknya tinggi. Kita kuat daripada lokalitas di Amerika, dan kuasi eksekutif. Di negara-negara Barat,
dapat melihat pengalaman land reform Indonesia sebaliknya. institusi-institusi semacam ini sudah
dan nasionalisasi yang menunjukkan dibentuk guna melakukan check and
adanya perbedaan yang jelas antara Amir Efendi Siregar balances secara lebih baik. Jadi, negara
pemimpin yang progresif, termasuk Saya hanya ingin menambahkan. tidak lagi diterjemahkan sebagai
partai-partai yang progresif dengan Demokrasi itu, dalam pikiran saya, sebuah goverment, pemerintah maksud saya.
partai-partai yang betul-betul keharusan. Persoalannya adalah Namun, termasuk di dalamnya KPI, KPU,
memanipulasi dalam segi bahasa-bahasa meletakkan posisi dominan antara private dan lain sebagainya.
politik kerakyatan. Ini menjadi persoalan sector dengan negara. Di sini, kadang-
tersendiri. Oleh karena itu, pada masa kadang orang melarikannya secara ekstrim Moderator
yang akan datang, jika kita masih berfikir pada dominasi private sector. Padahal, Dan, ini demokrasi sosial.
tentang siapa yang populer tanpa melihat dominasi private semacam ini di Amerika
satu platform yang radikal dalam sendiri sudah dilakukan koreksi besar- Amir Efendi Siregar
pengertian paradigma ekonomi, maka kita besaran. Menurut pemikiran saya, yang Sebenarnya, ada satu contoh menarik.
akan kembali seperti semula. dikatakan orang neolib dan seterusnya, Saya juga mempelajari China. Dia
Perbedaannya terletak pada pilihan- sebenarnya, adalah konsep liberal otoritarian, tapi dari segi ekonomi secara
pilihan yang kita ambil. ortodoks yang dilarikan ke negara-negara perlahan-lahan berubah, dan ini tertuang
luar. Padahal, di negaranya sendiri, dalam konstitusi. Dulu, dia sebut sebagai
Boni Hargens interaksi antara rule private sector dengan socialis economy, tapi beberapa tahun dia
Soal angka pemilih yang 70%, negara sudah dikikis habis-habisan. revisi menjadi market economy is
menurut saya, belum membanggakan Sebagai contoh, kembali ke bidang complementary to the socialis economy,
karena kita belum tahu persis berapa media. Di Amerika, media pada awalnya terus dia koreksi lagi market economy is
persen yang di-mobilize dan berapa didominasi private sector, TV, dan nature companents of socialis economy, 17
persen yang serius mau memilih. Maka, seterusnya. Banyak orang tidak puas. sekarang diubah menjadi socialis market
buat saya, harus dipisah-pisahkan antara Akhirnya, ada interaksi baru sehingga economy.
partisipasi yang pinggir dan yang public braodcasting service lahir sebagai
genuine. Itu persoalan pertama. protes terdahap dominasi private sector. Moderator
Lalu kemudian, bicara demokrasi akan Di Eropa Barat, kasusnya agak lain. Di Kalau soal ekonomi yang dibawa, saya
mempunyai dampak-dampaknya. Ada Eropa Barat ketika negara otoriter jatuh, mempuyai pengalaman di Maluku Utara.
yang bilang bahwa demokrasi sebenarnya yang dominan adalah public service Konflik yang terjadi di daerah tersebut
merupakan tirani mayoritas. Kalau broadcasting. Namun, orang tidak puas hingga saling membunuh pada waktu ada
Indonesia, bukan tirani mayoritas, tetapi hanya dengan itu maka lahir yang disebut kegiatan ekonomi bersama maka
tirani legitimasi karena pemilihan dengan private sector, dalam konteks lokalitasnya menjadi hilang. Jadi, yang
langsung membuat pemimpin politik media eletronik, terutama di Eropa Barat tadinya separate menjadi bergabung

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama
kembali. Ketiadaan kegiatan membuat Generasi setelah kita lebih world wide Sekarang ini, kita memerlukan
masalah kehidupan memuncak, dan isu- melihatnya karena ada internet, kemasan baru karena baik orang-orangnya
isu primordial menjadi mudah tersulut. dibandingkan dengan identitas-identitas ataupun jurus/ilmu yang digunakan
Di Indonesia, barangkali, disebabkan oleh yang dulu diwariskan Jong Java, Joing untuk pemberdayaan politik pada
ekonomi yang masih tidak jelas. Sumatra, dan sebagainya. Saya kira riset dasarnya untuk melawan Orde Baru.
Masyarakat bawah tidak mempunyai Demos juga ingin mengatakan bahwa kita Padahal, musuh-musuh demokrasi
pekerjaan dan kehidupannya susah tidak selalu harus menabrakkan antara berpencar Mereka semakin canggih,
sehingga ketika, misalnya, di Maluku identitas ke-Indonesia-an dengan yang demikian juga dalam bidang ekonomi.
Utara terjadi konflik yang berkaitan berbasis etnisitas atau agama karena Dalam dunia politik, ketika aktornya
dengan masalah sosial ekonomi maka tidak produktif. Sebaliknya, bisa juga diserang maka mereka bisa berpindah dan
ketika ada pekerjaan yang diinisiasi bersifat konstruktif. Oleh karena itu, saya bermutasi sehingga menjadi berserakan
bersama menjadi adem-adem ayem, tidak berpretensi mengambil kesimpulan dimana-mana. Oleh karena itu, kita perlu
menjadi baik. hitam putih, tetapi tidak bisa dipungkiri mengenali dengan cara mendengarkan
bahwa politik identitas yang tadi apa yang sedang berlangsung di
Boni Hargens disebutkan memang ada. masyarakat. Kita memerlukan jurus-jurus
Saya kira tidak begitu signifikan jika baru. Dengan demikian, jika Demos NGO,
dikaitkan dengan ekonomi karena banyak Ari Sudjito maka jangan hanya menjadi pemain di
diantara mereka yang terdidik dan berasal Kalau kita tarik ke belakang, Orde Baru tepian demokrasi, tetapi harus masuk.
dari kelas ekonomi mapan. Ini sudah memang selalu menjadi sumber masalah, Jika tidak masuk ke arena, maka harus
menjadi cara berfikir yang permanen. termasuk mengenai carut marutnya berani mencari apa dapat dimanfaatkan.
Hampir pasti menjadi fakta sosial reproduksi identitas. Ini terjadi karena
sehingga susah diubah, dan ini kesalahan negara tidak memberi ruang demokratis Kemala Sophia
negara karena dari awal tidak ada proses dalam hubungan antarkelompok. Selain Sangat menarik dan sangat
pendidikan yang sistemik, dimana orang juga, yang tidak kalah penting, merangsang sebetulnya apa yang kita
diajarkan berfikir dari dasar bahwa mereka reproduksi pengetahuan yang perbincangkan malam ini karena satu hal
harus demokratis. Misalnya, di sekolah membelanggu. Saya menyebutnya yang sangat besar, sangat kompleks, dan
dasar, orang harus terbiasa untuk tidak sebagai rejim pengetahuan yang juga pembicaraannya bisa sangat
mencibirkan bibir ketika dia berbeda biasanya menjadi supporting sebuah panjang. Mungkin hanya satu pendapat
agama atau tidak mempertanyakan hal sistem, baik demokratis maupun otoriter? singkat bahwa dalam politik tidak pernah
yang sangat sensitif seperti SARA. Pada masa Orde Baru, intelektual ada kawan atau lawan yang abadi, yang
Menurut saya, ini merupakan kesalahan mempunyai peran yang cukup kuat dalam ada hanya kepentingan abadi. Yang lebih
negara. melakukan rekayasa. Ketika kebangkrutan mengerikan lagi kalau kepentingan ini
struktur ekonomi dan kebudayaan terjadi diwujudkan dalam kepentingan yang
Nur Iman Subono besar-besaran maka, dalam pandangan sifatnya material seperti power atau
Romo Mangun menulis satu buku, hal saya, pada dasarnya kebangkrutan ikatan keuntungan ekonomi. Celakanya, inilah
yang disebut Indonesia 1 dan Indonesia kita berbangsa juga direproduksi dalam yang terjadi selama ini. Berdasarkan
2. Pada dasarnya, apa yang dikhawatirkan struktur pengetahuan, sadar ataupun diskusi yang telah kita lakukan tadi maka
Boni memang ada. Ini bukan kesalahan tidak. saya menyimpulkan bahwa ada hal yang
18 negara, tapi inhernt negara. Kalau kita Sekarang ini, yang berlangsung adalah pragmatis yang bisa kita ambil, yakni
di Maluku maka akan mengaku sebagai orang baru merayakan kebebasan, banyak bahwa apapun kepentingannya maka
orang Maluku, tapi kalau di Jerman akan orang bicara soal demokrasi, ataupun soal harus menjadi hal yang dipercayai
mengaku sebagai orang Indonesia. hak kita untuk beridentitas. Namun pada bersama, yang kita percayai sebagai suatu
Penelitian Demos yang pertama seperti kenyataannya, tidak terdapat tukar- hal yang baik karena latar belakang yang
itu. Bagaimana orang mempunyai menukar pengetahuan atau bertransaksi sangat beragam, baik dari segi ideologi,
beberapa identitas. Romo Mangun adalah untuk kepentingan bersama, yang pandangan, dan sebagainya. Kepentingan
orang yang mengatakan bahwa tidak kemudian menjadi energi untuk bergerak tersebut bermacam-macam, dan inilah
selalu Indonesia 1 yang dibayangkan bersama. Ini terjadi dalam banyak bidang yang membuat bermacam warna-warni,
yang berbasis pada etnisitas atau agama. dan kelompok seperti NGO, media massa, baik dan buruk.
Itu bertentangan dengan Indonesia 2 dunia politik, dan lain sebagainya. Jadi, mungkin value tersebut yang
yang melihat Indonesia secara lebih luas. harus dipersamakan: apa kepentingannya,

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama
dan ini yang mendasari mana kawan atau Menurut saya, ini berkait dengan dapat mengharapkan perubahan yang
lawan. Saya setuju bahwa ruang negosiasi kesatuan ekonomi. datang semata-mata dari atas, tetapi
antarelit dengan yang di level grass root Di Indonesia, ada kesatuan ekonomi harus digerakkan dari bawah. Cuma
harus dikembangkan, dan jangan hanya diantara orang Cina dari Sabang sampai problemnya, selama ini, hampir semua
dijadikan sebagai jargon-jargon politik. Marauke. Orang Cina mempunyai kesatuan orang mengaku bekerja melakukan
ekonomi yang utuh. Hal sama juga saya perubahan dari bawah, dan fragmentasi
Boni Hargens contohkan di Aceh kenapa daerah ini terjadi. Dengan demikian, bukan tidak
Ini sebenarnya yang membuat agama perbatasan rasa kedaerahannya sangat ada gerakan di Indonesia bahkan
menjadi membosankan. Sekarang, kita lemah sehingga rasa separatisme atau sebenarnya subur meskipun ada pasang
lebih sering menggunakan motto teh kekuatan separatisme atau GAM tidak surutnya. Mungkin ada perlawanan, tapi
botol Sosro, apa pun makanannya kuat, berbeda dengan daerah lain. Ini sifatnya kecil saja, dan dalam lingkup
minumnya teh botol Sosro. Apapun karena daerah perbatasan tersebut daerah masing-masing seperti di Riau
persoalannya maka agama meski menjadi mempunyai kesatuan ekonomi, dan yang kemarin sempat memunculkan
jawaban final, ruang refleksi yang paling kesatuan ini kuat diantara orang-orang sebagai calon gubernur independen.
nyaman meski persoalannya serius. Ruang yang berada di daerah perbatasan. Selain Menurut saya, ini hanya merupakan
agama menjadi membosankan bahkan kesatuan ekonomi, ada faktor lain yang perlawanan pribadi, dan tidak menjadi
lebih dari membosankan karena politik harus dilihat, yaitu kesatuan psikologis. gerakan bersama. Oleh karena itu, kita
telah menembusnya sehingga agama Nah, ini yang banyak terjadi di seluruh harus mencari solusi bagaimana
menjadi ruang yang sangat kotor. Selain daerah di Indonesia bukan hanya Aceh menghancurkan fragmentasi ini.
itu, yang ingin saya tekankan, agama dan Papua. Banyak orang merasa, secara Di luar itu, ada problem lain, yakni
menjadi organisasi dan pengorganisasian psikologis, berbeda dengan orang yang kita semua berbicara perubahan, tapi
dan tidak lagi bertindak sebagai ajaran. di pusat. Orang-orang yang di daerah sayangnya tidak terlibat dalam satu
Politik, pada sisi yang lain, sudah menjadi merasa miskin sehingga muncul anekdot sistem yang menuju perubahan, misalnya,
ruang privat. Dalam situasi semacam ini, orang ndeso. Pembedaaan psikologis ini partai politik, DPR. Sebagai contoh, NGO,
politik menjadi mewah, tertutup, dan membuat mereka tidak merasa memiliki misalnya, yang selalu berbicara, “kita
sangat mahal. Oleh karenanya, demokrasi rasa nasionalisme. harus membongkar bla..bla.....” dalam
yang akan dibangun mestinya ditujukan Kemudian, kalau dilihat dari hal yang konteks pelanggaran HAM, KKN, dan
untuk merebut kembali ruang politik yang lain, misalnya, kesatuan wilayah, kenapa, sebagainya. Mereka menyusun draft,
diprivatisasi oleh elit menjadi ruang kesatuan psikologis hanya muncul pada tetapi yang melaksanakan DPR. Jadi,
publik. satu wilayah tertentu dan kenapa terserah DPR. Begitu pun ketika berbicara
perlawanan di Aceh tidak merambat partai politik bahwa Partai Glokar salah,
Thamren Ananda sampai ke Medan atau yang lebih dekat, tetapi ironisnya basis yang kita organisir
Saya ingin share sedikit mengenai yakni Deli Serdang? Bukankah ini berarti sudah menjadi milik Golkar. Sepertinya
persoalan nasionalisme secara tidak ada kesatuan wilayah. Berdasarkan tidak ada alternatif lain. Barangkali, ini
menyeluruh dengan persoalan hal ini, saya melihat bahwa setiap yang harus kita pikirkan, yakni jangan
kebudayaan tadi. Memang, jadi hal yang persoalan tidak dapat dilihat secara hanya mengkritik. Ayo kita maju satu
menarik untuk didiskusikan apalagi kalau parsial. Menurut saya, berbagai penyebab langkah, ayo kita melakukan perubahan
melihat fenomena di berbagai daerah di yang membuat rakyat tidak merasa bersama.
Indonesia, misalnya, di Papua, Aceh, dan memiliki nasionalisme karena ada 19
sebagainya. Memang, di sini, saya kesenjangan sosial yang sangat luas Azman Fajar
melihat kita tidak bisa memisahkan ditambah dengan persoalan psikologis Saya akan mulai dengan satu
antara fakta-fakta, misalnya, kalau Bung dan ekologis yang berbeda. pertanyaan, siapapun presidennya apakah
Boni menjelaskan jika orang China di Persoalan kememimpinan memang laki-laki ataupun perempuan apakah akan
Amerika ditanya maka mereka akan menjadi masalah dalam membangun mampu keluar dari persoalan apabila
menjawab sebagai orang Amerika, dan demokrasi di Indonesia. Namun, saya mereka masih berada di bawah tekanan
orang Afrika ditanya maka akan menjawab melihat tidak hanya sebatas itu. Saya internasional? Katakanlah, kita mengenal
orang Amerika, lalu persoalannya adalah sepakat dengan apa yang disampaikan istilah neoliberal yang dibangun pada
mengapa hal ini berbeda dengan oleh Bung Ari mengenai fragmentasi, dan tahun 1944, kemudian ada tiga besar
Indonesia. Kalau ada orang Cina ditanya saya juga sepakat dengan yang yang jelas-jelas menjadi agennya, yaitu
maka akan tetap menjawab orang Cina. disampaikan Bung Boni bahwa kita tidak World Bank sebagai wadah bermainnya

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama

United State, IMF sebagai ladang garapan dapat suara karena masyarakat terlalu common interest, yakni apa cita-cita
Eropa, dan ADB yang dijalankan atas permissif, dan ini terjadi karena kita, apa visi kita ke depan. Bahkan,
kepentingan Jepang. Seperti kita ketahui, pendidikan politik yang sangat lemah di mungkin perlu adanya common enemy.
World Bank dalam setiap skema tingkat masyarakat sendiri. Oleh karena Betapa sebenarnya harga diri kita sudah
peminjaman selalu mensyaratkan good itu, ketika harus memilih maka diinjak-injak oleh negara seperti Austalia.
corporate governance. Kalau tidak, maka masyarakat pun bingung apakah saya ikut Quote and quote mungkin kita tidak
kita tidak akan mendapat pinjaman, dan pendidikan politik yang membuat saya mengatakan berperang, tetapi setidaknya
karenanya akan memunculkan defisit jadi lebih berani atau saya memilih lebih kita dapat mengatakan bahwa ada negara
dalam neraca pembayaran. IMF juga baik memilih sesuatu yang lebih membuat tertentu yang mencoba mencabik-cabik
begitu. Letter of intent yang ternyata perut saya kenyang. Terjadilah bangsa kita. Lantas, terakhir, kita perlu
mensyaratkan adanya pencabutan perkelahian antara idealisme melawan merumuskan apa yang disebut dengan
subsidi-subsidi sosial seperti pencabutan pragmatisme. Dalam banyak hal, common strategy, yakni bagaimana semua
subsidi listrik, bahan bakar (BBM), pragmatisme menang. Partai mana yang pihak bersedia bekerja sama untuk
kesehatan, pendidikan, dan lain bisa memberikan kaos lebih banyak, menggolkan apa yang menjadi cita-cita
sebagainya. memberikan uang lebih banyak, dan pembukaan UUD ’45.
Apabila presiden terpilih ternyata memberikan kesempatan untuk menjadi
harus mengikuti semua skema-skema itu, caleg itulah yang akan dipilih. Mereka Imam Yudotomo
dan tidak bisa melepaskan diri maka saya tidak lagi mendasarkan diri atas ideologi Saya protes dengan pernyataan yang
agak pesimistis. Malah, optimisme saya seperti pancasila, komunisme, sosial terlalu menghina rakyat, yang dibilang
hanya berkisar pada angka20% saja. demokratik atau ideologi-ideologi lain. bahwa rakyat hanya memilih yang ngasih
Sebaliknya, apabila kita berani melawan Lantas, apakah ke depan kita akan kaos dan segala macam. Saya rasa tidak
seperti Evo Morales, yang juga ditekan melakukan hal yang akan kita rancang pantas berbicara begitu karena jika kita
oleh gerakan globalisasi dan neoliberal sendiri atau kita cukup memadukan ingin membangun kekuatan dari bawah,
maka rasa optimistis itu akan meningkat persoalan-persoalan yang kita padukan maka kita harus percaya kepada rakyat
menjadi lebih dari 60 %. dari dunia luar seperti negara-negara sebagai pijakan utama. Jika tidak percaya
Sementara jika ditinjau dari sisi lain? Amerika, misalnya, selalu sama rakyat, maka celakalah kita.
politik, ada dua persoalan yang kait- mempunyai common issue. Mereka selalu Yang kedua barangkali memang
mengait. Selama ini, kita tidak pernah mempunyai common enemy, dari situ perubahan harus dari bawah, tapi kita
mempertanyakan akuntabilitas seseorang lantas nasionalisme mereka tumbuh. juga membutuhkan pemimpin-pemimpin.
yang akan memimpin. Padahal, di Suatu contoh sederhana tentang hal Pengalaman kami di Pergerakan Sosialis,
beberapa negara, persoalan akuntabilitas tersebut diatas, ketika Tim nasional PSSI misalnya, pada saat kita sudah punya
merupakan hal yang utama. Ketika calon mampu mengalahkan Bahrain maka cabang dimana-mana, kita harus punya
pemimpin pernah membuat skandal maka mereka dipuji seperti pahlawan. Ini pemimpin nasional. Celakanya, orang-
besar kemungkinan akan gagal sebagai terjadi karena kita tidak mempunyai figur orang yang kita anggap pantas untuk
akibat skandalnya tersebut. Jika dia yang harus dipahami sebagai pahlawan. menjadi pemimpin nasional ternyata
melakukan korupsi, maka akan tenggelam Melihat SBY kalah dalam Sipadan dan tidak mau. Mereka lebih senang
karena korupsi yang pernah dilakukannya Ligitan, orang tidak lagi mengelukan dia menunggu telepon dari SBY bagaimana
tersebut. Namun, di Indonesia, meskipun sebagai seorang panutan, sebagai orang bisa jadi menteri. Ini pengalaman riil dan
20 orang pernah membunuh jutaan nyawa yang tegas. Kemudian, dalam persoalan tidak perlu menyebut nama, tapi kira-
belum tentu dihukum. Ketika dia beristri Ambalat, kita pun tidak melakukan apa- kira seperti itu.
lebih dari tiga mungkin tidak akan apa terhadap negara kecil, bernama Menurut saya, pemimpin nasional
dipersoalkan. Di negara ini, nampaknya, Malaysia, tidak ada satu hal yang perlu. Kita perlu menghadapi pemilihan
akuntabilitas tidak pernah menjadi menyatukan kita dan kita kehilangan umum tahun 2009. Kita menjadi kekuatan
masalah, dan ini berkembang karena kesempatan untuk membangun politik di tingkat lokal. Orang yang
rakyat, di sisi grass root, terlalu permissif. solidaritas nasional. punya, misalnya, anggota 30-40 ribu
Misalnya saja rakyat tetap memberi Ke depan, kita butuh yang namanya sudah mulai berfikir, “Ini orang sosial
kesempatan ketika PKPB muncul, bahkan common issues atau isu-isu bersama demokrat tidak bisa bikin partai, gua
Hartono bilang, “Saya antek-antek menyangkut apa yang bisa nggak bisa dapat apa-apa”. Kemudian,
Soeharto”, dan semua orang tetap bersifat mempersatukan kita dalam membentuk mereka bergabung dengan PDIP, ikut
permissif. PKPB tetap dipilih. Mereka nasional. Selanjutnya, kita memerlukan dengan partai ini atau itu. Dalam situasi

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama
semacam ini, hancurlah kita. Maka, kita sebagai era Islam, yang masuk melalui sekitar 8.500 bukan GALI (Gabungan
tidak usah membuat suatu perubahan ICMI. Anak-Anak Liar), tetapi ada dan mungkin
harus dari bawah. Sebaliknya, perubahan banyak yang Islam politik. Peristiwa
itu harus berlangsung simultan, dari atas Peserta Tanjung Priok barangkali dapat dimaknai
perlu dan dari bawah juga. Islam Politik dalam konteks ini, dan ini dapat dianggap
Seperti contoh, misalnya, ada teman sebagai salah satu titik ledak dari Islam
kita di Batak, dan sudah mempunyai Imam Yudotomo dan negara.
anggota 35 ribu kepala keluarga. Ini Apapun namanya, tapi paling tidak
menjadi masalah. Mau menjadi anggota mereka mengaku merepresentasikan Moderator
DPR harus ikut partai, mau jadi bupati Islam. Jadi, sebetulnya, kekuatan politik Ini waktunya sudah larut, tetapi tadi
juga tidak bisa, maka akhirnya Islam bertanggung jawab juga pada Orde cukup menarik. Kita memang masih
bagaimana kalau jadi lurah saja? Baru. Isu bahwa Islam dipojokkan terus- percaya pada rakyat, dan harus percaya
Sekarang, ada sepuluh yang dicalonkan menerus sangatlah tidak benar. Dalam era kepada rakyat dan memang sebagian dari
organisasi tani di situ, tujuh orang kira- terakhir Orde Baru, Islam berkuasa. Mau kita optimis bahwa ke depan ada cukup
kira punya kans untuk bisa menjadi lurah. jadi rektor kalau tidak berasal dari ICMI banyak hal-hal yang, katakanlah, bisa
Saya kira, ini dapat digunakan sebagai maka tidak bisa. dikembangkan dan menjadi sesuatu yang
salah satu alternatif yang bisa kalau dikelola dengan baik, diorganisir,
dikerjakan. Terobosan peningkatan Boni Hargens dan ruang negosiasinya dibuka maka akan
penyadaran rakyat untuk bermain politik Kita dapat melihat sejarah ketika dapat berkembang menuju perbaikan.
pada aras lokal, dan ini sudah mulai Pancasila dijadikan asas tunggal, dan ini Tadi juga disebutkan bahwa tidak hanya
dilakukan. Selain itu, saya ingin menimbulkan kritik di kalangan Islam. rakyat bawah, tapi juga yang di atas
mengoreksi Mas Hargens mengenai Islam Saya mempunyai dugaan kuat bahwa perlu. Saya kira demikian, dan terima
pada masa Orde Baru. Islam pada jaman pembentukkan Petrus yang dipimpin BN kasih.
Orde Baru tidak selalu dipojokkan karena Moerdani tahun ’83 lalu ditutup tahun
separuh dari Orde Baru dapat dikatakan ’85 dengan jumlah korban yang mati

21

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama

PEMIMPIN TANPA VISI:


Quo vadis Indonesia?

Pengantar Redaksi:
Tulisan berikut merupakan hasil rangkuman dari
diskusi bertajuk “Pemimpin tanpa visi dan arah”
yang sekaligus menjadi judul rubrik Laporan
Utama Bagian 1, pada Jurnal Edisi kali ini.

Dalam pandangan banyak orang, menjadi lebih bersifat parsial bidang media, misalnya, konstitusi
Bangsa Indonesia semakin lama dibandingkan dengan sebagai suatu dengan jelas menyatakan bahwa
sepertinya semakin tidak mempunyai kebijakan yang utuh dan menyeluruh. paradigma ekonomi dan politik bukanlah
arah. Pada masa reformasi sekarang ini, Ivan A. Hadar, selaku moderator, liberal, tetapi sosial demokrat yang
tampaknya, arah kemana Bangsa mengemukakan bahwa pada ditunjukkan pasal 33-34. Namun dalam
Indonesia hendak menuju sepertinya kenyataannya pemimpin tidak konsisten praktiknya, dibiarkan private dan betul-
menjadi semakin tidak jelas. Ini terjadi antara apa yang dikatakan dengan yang betul sangat liberal. Padahal, kalau
karena para elit politik yang memimpin dijalankan. Selain itu, mereka juga tidak pemimpinnya mempunyai vision,
negeri ini tidak mempunyai visi yang mempunyai filsafat, paradigma, dan mengerti masalah, dan sesuai dengan
jelas, yang dapat dijadikan panduan konsep yang jelas sebagai landasan konstitusi yang dibuat, diversity of voices
segenap masyarakat untuk melangkah. kegiatan sehingga ada sesuatu yang harus tetap dijaga. Amir Effendi Siregar
Sikap, tindakan, dan kebijakan-kebijakan hilang atau tidak nyambung. mencontohkan kasus yang terjadi dalam
pemerintah tidak didasari oleh filsafat Salah satu penyebab miskinnya vision industri televisi. Menurutnya, sudah ada
dan paradigma serta konsep yang jelas. ini diantaranya adalah ketiadaan cita- usaha tertulis dalam membuat diversity
Oleh karenanya, tidaklah berlebihan jika cita. Menurut Imam, pemimpin-pemimpin of voices, diversity of ownership, dan
22 Boni Hargens mengatakan bahwa Presiden kita tidak mempunyai cita-cita. Padahal, diversity of content melalui undang-
Republik Indonesia selaku kepala cita-cita menumbuhkan visi. Soekarno, undang, tetapi tidak diimplementasikan.
pemerintahan seperti layaknya sopir Syahrir, Hatta, ataupun Tan Malaka Di negara-negara Skandanavia, misalnya,
bajaj. Jika ingin belok kiri atau kanan, mempunyai cita-cita, dan karenanya negara turun tangan untuk
maka kita tidak tahu karena tidak ada mempunyai visi yang jelas. Visi ini menghidupkan diversity of voices dengan
lampu sign-nya dari pemerintah. kemudian dituangkan dalam konstitusi membantu koran-koran kecil mengingat
Kritik semacam ini muncul karena negara, yakni UUD 1945. Di era sekarang, koran-koran tersebut tidak mampu
lemahnya visi dan rendahnya kemampuan tampaknya, cita-cita hanya tertulis dalam berkompetisi dengan koran-koran
para pemimpin dalam melakukan konstitusi. Dalam praktiknya, mainstream. Oleh karena itu, menurutnya,
koordinasi dan ketidakberanian sebagaimana dikemukakan Amir Effendi harus ada limited state intervention untuk
mengambil keputusan serta sikap Siregar, tidak ada hubungan antara yang menghidupkan diversity of voices.
sehingga kebijakan-kebijakan pemerintah tertulis dengan yang dilakukan. Dalam

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama

Pada dasarnya, sebagaimana visi para pemimpin mempunyai kontribusi dalam hal ini, kurangnya pemimpin yang
dikemukakan moderator, Ivan A. Hadar, yang tidak sedikit bagi kemajuan sebuah tidak mempunyai visi. Dalam kaitan ini,
cita-cita sebuah bangsa tidak senantiasa bangsa. Imam mengemukakan bahwa kita tidak
merefleksikan keseluruhan cita-cita dan Begitu krusialnya kejelasan visi perlu heran mengapa elit politik tidak
pandangan masyarakat. Dalam banyak seorang pemimpin, maka menjadi penting mempunyai visi yang jelas. Ini karena,
kasus, cita-cita tersebut milik untuk mendiskusikan masalah tersebut. menurutnya, pemimpin-pemimpin yang
sekelompok elit yang kemudian Ada setidaknya tiga persoalan yang ingin sekarang merupakan produk Orde Baru.
ditransformasikan ke masyarakat. Cina, dijawab. Pertama, bagaimanakah Mereka adalah alumni Orde Baru yang
misalnya, mempunyai cita-cita, yakni seharusnya visi seorang pemimpin sangat ketat dalam melaksanakan
ingin menjadi kekuatan ekonomi terbesar tersebut? Kedua, dalam konteks kebijakan depolitisasi yang mengarah
yang sebenarnya merupakan cita-cita Indonesia, faktor-faktor apa yang kepada de-ideologisasi dan de-organisasi.
sekelompok elit yang mencoba menghambat kemunculan pemimpin yang Hal senada juga dikemukakan oleh
menerapkannya dalam kebijakan visioner tersebut? Ketiga, ke depan, apa Romo Magnis. Ia mengatakan bahwa Orde
ekonomi. Vietnam ketika menang perang yang harus dilakukan sehingga Bangsa Baru tidak memberi banyak ruang agar
meskipun babak belur, melalui kelompok Indonesia mempunyai arah yang jelas pemimpin bisa berkembang. Akibatnya,
elitnya juga mempunyai cita-cita, yaitu dalam, tentu saja, mewujudkan kita mempunyai pilihan yang sangat 23
membangun Vietnam. Cita-cita inilah masyarakat adil dan makmur sebagaimana sedikit meskipun, sebenarnya, ada banyak
barangkali yang membuat kedua negara diamanahkan Undang-Undang Dasar orang yang berkualitas yang jika diberi
tersebut mampu berkembang dengan 1945. kesempatan untuk memimpin akan
pesat. Bahkan, mereka mampu menyaingi memberikan hasil yang lebih baik. Namun
GNP Indonesia yang telah lebih dahulu Orde Baru sebagai Sumber Masalah sayangnya, Sistem yang ada pada waktu
mengalami kemerdekaan dan Ada salah seorang pegamat yang itu, dan juga sekarang belum mampu
pembangunan. Cina tidak diagukan lagi. mengatakan bahwa pembicaraan apapun memberikan ruang yang cukup bagi
Ia telah mengalami pertumbuhan mengenai Indonesia tidak akan dapat kemunculan pemimpin-pemimpin
ekonomi yang mengesankan dalam satu dilepaskan dari Orde Baru karena kuatnya alternatif. Pada masa Orde Baru,
dekade belakangan. Dalam kaitan ini, pengaruh rejim ini ke dalam hampir kemunculan pemimpin alternatif akan
tidak dapat dipungkiri bahwa kejelasan semua kehidupan masyarakat. Termasuk selalu mendapatkan hambatan dari rejim

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama
Orde Baru. Selama lebih dari tiga dekade, tetapi baru sebatas menjadi wacana,
masyarakat Indonesia tidak pernah diberi masih menjadi tameng, bahkan menjadi
pilihan. Orang-orang yang mempunyai topeng sehingga, seperti dikemukakan
potensi untuk “menyaingi” dirinya Boni Hargens, ketika ruang kebebasan
dihancurkan oleh rejim. dibuka maka semua orang berbicara
Di sisi lain, Orde Baru, dalam bahasa sambil memakai peci yang lain, jubah
Ari Sudjito, meninggalkan bercak-bercak yang lain, dan sebagainya. Mereka
begitu banyak di masyarakat yang meninggalkan Pancasila. Dalam situasi
sebetulnya mengurangi imajinasi untuk semacam ini, menurut Boni Hargens,
maju. Lebih jauh, Arie Sudjito muncul pertanyaan apakah Pancasila
mengatakan bahwa jika kita tarik ke mempunyai bentuk? Masihkah kita yakin
belakang, maka Orde Baru memang selalu bahwa Pancasila menjadi dasar untuk
menjadi sumber masalah, termasuk tetap maju sebagai Indonesia?
Demokrasi juga mengenai carut-marutnya reproduksi Kepemimpinan yang tidak jelas membuat
identitas. Ini terjadi karena negara tidak situasinya menjadi lebih buruk.
tergantung pada memberi ruang demokratis dalam
hubungan antarkelompok. Perlunya Pemimpin Visioner
pemimpin. Kalau kualitas
Sementara itu, dalam pandangan “Demokrasi juga tergantung pada
pemimpin baik, maka Hariyadi, Soeharto telah memangkas pemimpin. Kalau kualitas pemimpin baik,
proses nation building yang telah dirintis maka saya kira apa yang disebut sebagai
saya kira apa yang oleh Soekarno. Suatu nilai kebersamaan. sisa-sisa feodalistik tidak menjadi
disebut sebagai sisa-sisa Sebaliknya, Soeharto mengajarkan bahwa masalah malah bisa dimanfaatkan untuk
pencapaian suatu tingkat kemakmuran menggerakkan masyarakat karena
feodalistik tidak menjadi bisa dicapai melalui koridor individual, kebijakannya sesuai dengan kepentingan
masalah malah bisa meninggalkan banyak kebersamaan yang masyarakat”, demikian dikemukakan oleh
telah dibina Soekarno. Menurut Hariyadi, Romo Magnis. Dalam konteks Indonesia,
dimanfaatkan untuk Indonesia sekarang ini mengisi keberadaan pemimpin yang visioner
menggerakkan kevakuman yang terjadi dengan nilai- sangat penting karena beberapa alasan.
nilai luar, yakni dengan kepentingan- Pertama, keberadaan pemimpin nasional
masyarakat karena kepentingan yang sifatnya global seperti merupakan keharusan. Merujuk pada
fundamentalisme, ekstrimisme, yang kiri- pengalamannya di Pergerakan Sosialis,
kebijakannya sesuai
kanan-tengah, dan lain sebagainya. Imam Yudotomo mengemukakan bahwa
dengan kepentingan Pancasila sebagai dasar dan ideologi ketika cabang gerakan telah berada
negara tidak dilaksanakan secara dimana-mana maka seorang pemimpin
masyarakat konsekwen. Bahkan, jika dibandingkan nasional sangatlah diperlukan. Tanpa itu,
dengan pada masa Soekarno, maka sebuah gerakan tidak akan berhasil,
implementasi Pancasila pada masa Orde terlebih ketika kita harus menghadapi
Baru lebih buruk. Nur Iman Subono pemilihan umum maka keberadaan
24 mengemukakan bahwa pada masa seorang pemimpin nasional yang
Soekarno Pancasila dipakai sebagai berkualitas menjadi mutlak diperlukan.
panduan karena kemajemukan Sayangnya, ketika di Indonesia terdapat
masyarakat, sedangkan pada masa pemimpin yang berkualitas maka ia lebih
Soeharto Pancasila dipakai sebagai alat suka menunggu telepon untuk menjadi
untuk menyatukan orang. Menjadi acuan menteri dibandingkan dengan mengambil
selama kurang lebih 30 tahun sehingga peran sebagai pemimpin nasional. Kedua,
Pancasila sudah dicerabut dari fungsi dalam masyarakat majemuk yang sedang
sebelumnya. Akibatnya, sekarang ini, mengalami transisi demokrasi seperti
orang belum merasa memiliki Pancasila sekarang, keberadaan pemimpin sangat
karena trauma. Dengan kata lain, penting dalam memandu kemunculan
Pancasila belum menjadi pedoman hidup, nilai-nilai lokal yang bisa jadi sangat

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama
kontraprdouktif. Sukma Widyanti dengan hanya ke depan, tapi juga ke belakang, lain, menurut Boni Hargens, kita gagal.
tegas mengatakan bahwa pemimpin dan kepemimpinan politik penting dalam Dalam konteks inilah, sebuah
nasional yang baik adalah yang bisa konteks pembayangan secara vertikal. kepemimpinan politik penting dalam
menegaskan bahwa kita beda, tapi tetap Menurut Boni Hargens, kepemimpinan merangsang pembayangan secara vertikal
mempunyai nilai-nilai Pancasila yang politik harus mampu merangsang rakyat tersebut.
harus dijaga bersama. Dengan kata lain, untuk berfikir menjadi bangsa, menjadi
seorang pemimpin perlu dalam rangka Indonesia. Maka, kepemimpinan politik Agenda ke Depan
memelihara pluralitas. Menurut Sukma paling dasar harus menjawab dasar dari Menatap masa depan Indonesia,
Widyanti, lokalitas atau local wisdom bernegara, yaitu kemakmuran dan tampaknya, ada dua pandangan yang
memang harus dijaga, tetapi bukan nilai- keadilan. Selanjutnya, memberikan visi sedikit berbeda, yakni antara pandangan
nilai lokal yang syarat dengan nilai mau kemana ke depan. Dalam kaitan ini, yang pesimistis dan yang optimistis.
feodalisme. Seperti dikemukakan Nur Boni Hargens mengemukakan bahwa Romo Magnis dan Nur Iman Subono dari
Iman Subono, kita harus memeriksa ulang Indonesia menghadapi dua persoalan, Demos merupakan beberapa orang yang
nilai-nilai lokal apakah dipromosikan yakni kepemimpinan politik dan optimistis dalam melihat masa depan
dengan cara demokratis ataupun tidak. ketiadaan cita-cita kolektif. Citra kolektif Indonesia dengan alasan masing-masing.
Dengan demikian, seorang pemimpin ini dibagi menjadi tiga, yakni masa lalu, Romo Magnis mengajukan tiga alasan
harus mampu mengarahkan “kebang- sekarang, dan masa depan. Citra kolektif yang mendasari rasa optimistisnya
kitan” kembali nilai-nilai lokal yang masa lalu, barangkali, dapat disepakati terhadap masa depan demokrasi di
feodalistik ini sehingga konstruktif sebagai bangsa yang sama-sama dijajah. Indonesia. Satu diantaranya bersifat
terhadap usaha-usaha membangun Namun, ia menegaskan bahwa alasan ber- prinsipil. Pertama, sebuah negara dan
bangsa. Namun sayangnya, yang terjadi Indonesia tidak hanya cukup hanya sama- bangsa seperti Indonesia seyogianya
justru sebaliknya. Seringkali, elit-elit sama dijajah. Ini karena Aceh tidak secara tidak mengharapkan bisa secara lurus
lokal sengaja mereproduksi nilai lokal riil dijajah, dan Papua pun berhak tanpa kesulitan apapun dalam 60 tahun
yang feodalistik ini demi keuntungan mendefinisikan diri sebagai bukan bagian menjadi sebuah bangsa besar dan negara
pribadi sehingga, dalam kondisi politik dari Indonesia yang dijajah sehingga yang mantap. Untuk meneguhkan
sekarang, seperti dikemukakan Sukma, mereka dapat mengatakan bukan bagian pandangannya ini, Romo Magnis merujuk
membuat pemimpin-pemimpin lama lagi dari Indonesia. Oleh karena itu, Boni kasus-kasus seperti Jerman dan Perancis
yang naik ke atas; para raja-raja, para Hargens menegaskan perlunya Bangsa yang pernah mengalami kegagalan untuk
lalu, dan lain sebagainya sehingga Indonesia mencari satu dasar yang solid mencoba sistem demokrasi. Bahkan,
menutup akses rakyat untuk menjadi untuk bersepakat bahwa kita adalah dalam kasus Jerman, percobaan pertama
pemimpin. Ketiga, kepemimpinan politik Indonesia. Ini merupakan pendasaran menghasilkan salah satu petaka ummat
penting dalam konteks pembangunan yang harus dinamis dan harus di- manusia terbesar di dunia, yaitu nazisme,
bangsa (imagined community). Boni redefinisi. Perang Dunia Kedua, ataupun holocoust.
Hargens mengatakan bahwa Indonesia Lebih lanjut, Boni Hargens Kedua, luasnya konsensus demokrasi yang
adalah sesuatu yang dibentuk secara mengemukakan bahwa jika proses terjadi di Indonesia sekarang ini.
sadar, disepakati bersama, bukan sesuatu pembayangan nasionalisme diibaratkan Barangkali, menurut Romo Magnis,
yang jatuh dari langit. Jadi, menurut Boni dalam suatu kuadran maka nasionalisme beberapa kelompok Islam tidak terlibat
Hargens, inti bernegara dan berbangsa Indonesia dapat dijelaskan sebagai konsensus semacam itu seperti Hizbut
adalah kesadaran dan penyadaran. Dalam berikut. Kalau kita mau bertahan sebagai Tahrir dan beberapa kelompok lainnya. 25
hal ini, Boni Hargens agak kurang setuju bangsa, maka tidak cukup hanya berfikir Namun, sebagian besar rakyat Indonesia
dengan pandangan Anderson yang apakah kita mampu membayangkan diri. sepakat untuk memilih demokrasi.
menyatakan bahwa keberadaan sebuah Persoalannya adalah mengapa kita harus Dalam beberapa periode mendatang,
bangsa ditentukan oleh kemampuannya membayangkan diri sebagai bangsa? Islam akan tetap memainkan peran yang
untuk membayangkan dirinya sebagai Kalau energi membayangkan diri sebagai cukup penting. Meskipun demikian,
bangsa, imagined community, dan bangsa seperti dalam kuadran adalah S+, dalam pandangan Romo Magnis, Islam
pembayangan tersebut bersifat sementara energi untuk tidak fundamentalis atau Islam garis keras tidak
horizontal. Menurut Boni Hargens, membayangkan diri karena kekecewaan mempunyai kemajuan yang mengkha-
pembayangan sebagai sebuah bangsa adalah S-, sementara point-nya, misalnya, tirkan. Mungkin, mereka masih akan
haruslah bersifat horisontal dan vertikal 5 dan arahnya ke kanan maka hasil mengalami peningkatan, tetapi akan
sekaligus. Pembayangan horizontal tidak berbangsa kita adalah -1. Dengan kata sampai pada suatu level tertinggi. Jika

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama
PKS dijadikan ukuran, maka ia tidak akan Rasa optimisme juga diungkapkan optimisme tersebut dapat diterima
lebih dari 20%. Sementara itu, Islam oleh Nur Iman Subono dari Demos. Rasa dengan catatan proses demokrasi yang
moderat atau Islam normal telah optimisme ini berangkat dari riset-riset sekarang tengah berlangsung tidak
mengidentifikasikan dirinya dengan Demos yang menemukan eksperimentasi dibajak oleh elit-elit politik yang
Indonesia beserta strukturnya, dan saat demokrasi di tingkat lokal yang luar biasa. kemudian memberikan roh atas proses
ini dengan Pancasila. Jika dibandingkan Di beberapa daerah seperti Sumatra Barat tersebut. Oleh karena itu, menurut Ari
dengan masa Orde Lama, yakni pada masa dan Bali, rakyat cukup solid untuk Sudjito, pekerjaan rumah terbesar kita
demokrasi terpimpin, maka, menurut melawan elit yang dianggap tidak cukup salah satunya adalah bagaimana
Romo Magnis, apa yang terjadi sekarang merepresentasikan kepentingan- mencegah pembajakan-pembajakan di
ini merupakan kemajuan besar. kepentingan mereka. Di kota-kota besar, aras lokal yang sebetulnya dilakukan
“Demokrasi kita banyak sekali cacat sama memang masih cukup rentan terhadap dengan penuh kecurigaan kepada society.
sekali tidak perlu disangkal”, demikian politik uang, tetapi di desa-desa dan Kedua, perlunya pendidikan politik.
Romo Magnis menegaskan, “tetapi ada gunung-gunung mereka cukup solid Pendidikan politik ini perlu dikerjakan
sesuatu yang positif”. Pada tahun ‘99/ dalam melawan penguasa. karena setidaknya dua alasan. Pertama,
2000, misalnya, banyak orang berbicara Di luar yang telah dipaparkan di atas, kuatnya instrumentalisasi demokrasi dan
mengenai disintegrasi bangsa, tetapi hampir semua peserta diskusi tampaknya lemahnya pendidikan politik. Dalam hal
sekarang pembicaraan semacam itu tidak sepakat bahwa demokrasi merupakan ini, Azman Fajar dari Pergerakan
ada lagi. Menurut Romo Magnis, bahaya suatu pilihan yang harus disukseskan. Indonesia mengemukakan bahwa proses
disintegrasi dan masalah masih ada di Oleh karenanya, kemandegan demokrasi demokrasi tidak diiringi dengan proses
Papua, tetapi Aceh sudah dapat diatasi yang sekarang tengah berlangsung perlu pengorganisasian dan pembangunan
dengan baik. Sementara di lain provinsi, dilakukan perubahan, dan perubahan- kesadaran politik baru rakyat. Sebaliknya,
tidak ditemukan masalah yang serius. perubahan tersebut hendaknya dilakukan demokrasi hanya menjadi sebuah event
Otonomi daerah barangkali masih baik dari atas (elit politik) melalui yang berlangsung setiap lima tahun, dan
menyisakan persoalan, dan masalah pusat pemimpin yang visioner, dan dari bawah karenanya tidak mampu melahirkan satu
dengan daerah belum teratasi. Namun, ini (grass root). Perubahan dari atas perlu sistem yang membuat kesadaran politik
bukan disebabkan oleh otonomi daerah dilakukan karena bagaimana pun baru di masyarakat. Oleh karena itu,
yang salah, tetapi lebih pada pemimpin yang visioner diperlukan dalam ketika masyarakat dihadapkan pada
implementasinya yang kurang baik. Di sisi rangka memandu kemana arah perubahan pilihan antara pragmatisme dan idealisme
lain, konflik-konflik kekerasan sudah jauh tersebut hendak dilaksanakan. Dalam maka masyarakat cenderung memilih
berkurang meskipun di beberapa tempat konteks Indonesia, bagaimana pragmatisme. Ini terjadi karena lemahnya
kekerasan masih berlangsung. Ketiga, mengimplementasikan Pancasila dan pendidikan politik. Kedua, terjadinya de-
masih kuatnya nasionalisme Indonesia. UUD’45. Sementara perubahan-perubahan ideologisasi dan de-organisasi yang
Dalam pandangan Romo Magnis, juga harus dilakukan dari bawah (grass berlangsung selama Orde Baru. Untuk
nasionalisme Indonesia lebih kuat dan root) karena seringkali terjadi perubahan mengatasi hal ini, menurut Imam
solid dibandingkan dengan yang yang datang dari atas (elit politik) tidak Yudotomo, perlu adanya model
dibayangkan banyak orang selama ini. pernah terjadi. Merujuk pendapat Max pendidikan politik yang mampu
Dalam situasi dimana Bangsa Indonesia Lane, Boni Hargens mengemukakan menghidupkan kembali ideologi atau, jika
ditantang, rasa nasionalisme tersebut bahwa perubahan datangnya dari bawah. ideologi dirasa menakutkan, maka cita-
26 serta-merta muncul. Konflik horisontal Oleh karenanya, kita seyogianya tidak cita karena cita-cita akan menumbuhkan
antara Islam dengan Kristen atau percaya pada sistem, terhadap suatu visi. Selain itu, pendidikan politik
antaretnis mungkin masih terjadi, tetapi kepemimpinan kolektif karena seringkali juga penting dalam rangka melakukan
jika orang-orang Indonesia ke luar negeri mereka tidak mampu membuat perubahan transfer atas nilai-nilai politik
dan bertemu maka ikatan-ikatan ke- apapun. kenegaraan. Dalam hal ini, Boni Hargens
Indonesia-annya masih sangat kuat. Ini Dari hasil diskusi, dapat disimpulkan mengemukakan bahwa perlu kiranya
dapat dilihat dari kenyataan bahwa jika beberapa hal penting yang perlu pendidikan yang menjelaskan mengapa,
orang-orang Melayu Indonesia di luar dikerjakan dalam rangka menyukseskan misalnya, kita harus hormat kepada merah
negeri merasa lebih dekat dengan orang demokrasi Indonesia. Pertama, mencegah putih, mengapa Pancasila harus dipegang
Batak, Jawa atau Flores daripada dengan terjadinya “pembajakan” di aras lokal. teguh sebagai indeologi negara, dan lain
Melayu Malaysia. Padahal, budayanya Catatan yang diberikan Ivan A. Hadar sebagainya.
sama. atas optimisme Romo Magnis bahwa

Jurnal Demokrasi Sosial


Laporan Utama
Ketiga, membuka ruang negosiasi di Dalam kaitan ini, masyarakat atau
tingkat grass root dan mapping atas komunitas harus diubah melalui
persoalan-persoalan yang kini dihadapi pendidikan politik, yang berarti
oleh masyarakat. Menurut Ari Sudjito, mendemokratisasikan mereka.
imajinasi demokrasi dalam era reformasi Keempat, pentingnya limited state-
adalah adanya ruang yang tersedia intervention. Dalam pandangan Amir
sehingga masyarakat bisa merumuskan Effendi Siregar, demokrasi pada dasarnya
kebijakan pembangunan daerah. menyangkut bagaimana menjamin
Sayangnya, hal ini belum tercermin keseimbangan antara rule private sector
secara konkret dalam praksis. Oleh karena dengan state sector. State sector ini
itu, menurut Ari Sudjito, persoalan yang diperlukan dalam rangka menjaga
perlu dikwatirkan bukanlah formalisasi keselamatan publik yang dalam UUD ’45
agama karena pada dasarnya hanya sudah digariskan dengan jelas. Menurut
merupakan refleksi atas kepentingan elit- Amir Effendi Siregar, negara atau state Di beberapa daerah
elit lokal sebagai alat untuk “jualan”. harus diterjemahkan secara modern.
Namun, kefrustasian masyarakat yang, Dalam konteks ini, balancing tidak dapat seperti Sumatra Barat dan
besar kemungkinan, akan melahirkan dis- dimaknai secara konvensional, yakni Bali, rakyat cukup solid
orientasi di tingkat society sebagai akibat pembagian kekuasaan atas legislatif,
menularnya kerusakan struktur politik eksekutif, dan yudikatif. Namun, untuk melawan elit yang
formal ke masyarakat bawah. Sementara balancing harus mampu melahirkan satu
dianggap tidak cukup
pada waktu bersamaan, ketahanan sosial institusi negara yang kuasi yudisial, yang
di aras lokal mulai tergerus oleh problem- kuasi eksekutif. Di negara-negara Barat, merepresentasikan
problem kemiskinan, persoalan institusi-institusi semacam ini sudah
kelangkaan, yang tidak mengalami dibentuk guna melakukan check and
kepentingan-
perubahan secara signifikan meskipun balances secara lebih baik. Dengan kepentingan mereka. Di
telah dilakukan pilkada dan sebagainya. demikian, negara tidak lagi
Sementara pada waktu bersamaan, diterjemahkan sebagai pemerintah atau kota-kota besar, memang
gerakan pro-demokrasi gagal dalam government semata-mata, tetapi juga masih cukup rentan
membuat panduan atau map untuk lembaga-lembaga negara seperti KPI,
menolong masyarakat keluar dari KPU, dan lain sebagainya. terhadap politik uang,
kefrustasian semacam itu. Untuk Kelima, seperti telah dikemukakan tetapi di desa-desa dan
mengatasi hal ini, menurut Ari Sudjito, sebelumnya, Islam akan selalu
lokus negosiasi seyogianya disebar tidak memainkan peranan yang menentukan gunung-gunung mereka
hanya di pusat, tetapi juga di aras lokal. dalam proses demokrasi di Indonesia.
cukup solid dalam
Lebih lanjut, Ari Sudjito menegaskan Namun, Islam moderat (NU dan
pentingnya usaha yang ditujukan untuk Muhammdiyah) dinilai gagal dalam melawan penguasa.
mencegah kerusakan institusi lokal (local mengawal demokrasi sehingga membuka
institution) atau kapital sosial karena jika ruang bagi kemunculan gerakan-gerakan
tidak maka kerusakan tersebut akan fundamentalisme Islam. Mengenai hal ini, 27
menjadi semakin parah. Saiful Bahari mengatakan bahwa
Di sisi lain, Ari Sudjito mengemukakan menguatnya gerakan fundamentalisme
bahwa kebangkitan lokal berdasarkan Islam dapat dilihat dalam dua hal.
sentimen etnis atau lokal sangat sedikit Pertama, kelompok Islam yang cukup
sekali. Jika ada, maka hanya event-event besar, yaitu NU dan Muhammadiyah gagal
partai politik dan tidak terekspresikan dalam mengartikulasikan simbol-simbol
dalam policy ataupun praksis. Oleh karena nilai dan pandangan-pandangannya
itu, ruang negosiasi yang sempat dibuka dalam masyarakat yang berada di tingkat
pada awal reformasi harus dihidupkan paling bawah, dan ini sangat berpengaruh
kembali dalam kerangka membela rakyat sekali dalam kelanjutan demokrasi karena
atau komunitas dengan desentralisasi. berkaitan dengan proses kemajuan dan

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Laporan Utama
penghambatan demokrasi. Oleh karena perlu melakukan koreksi diri sehingga berbagai macam persoalan yang
itu, menurut Saiful, jika kedua kelompok mereka akan memberikan kontribusi bagi merentang dari persoalan kemiskinan,
besar ini gagal, maka merupakan masalah demokrasi di Indonesia secara lebih penegakkan hukum, strategi
serius yang perlu diantisipasi karena bermakna. Jika tidak, maka besar meningkatkan GNP, mengatasi
dapat mengganggu proses demokrasi kemungkinan kelompok-kelompok pengangguran, dan sebagainya yang
yang tengah berlangsung. Kedua, fundamentalis akan semakin menguat dan kesemuanya memerlukan filsafat,
implikasi kegagalan ini adalah mengakibatkan demokrasi di Indonesia paradigma, dan visi yang jelas. Tanpa itu,
pengambil-alihan simbol-simbol nilai berada dalam masalah. pembangunan tidak akan mencerminkan
oleh kelompok-kelompok fundamentalis kehendak rakyat sebagaimana tertuang
di wilayah-wilayah yang dulunya Penutup dalam konstitusi, tetapi lebih pada usaha
didominasi oleh NU dan Muhammadiyah. Secara keseluruhan, diskusi dengan melayani kepentingan pasar. Penyelesaian
Situasinya menjadi semakin buruk ketika tema “Pemimpin Tanpa Visi” ini tidak bersifat menyeluruh, tetapi parsial.
kegagalan kedua kelompok Islam moderat menghasilkan suatu temuan menarik, Di luar kekurangan tersebut, masih
ini juga diikuti oleh gerakan-gerakan terutama dalam rangka memantapkan ada perasaan optimistis atas masa depan
prodemokrasi, yang dalam kenyataannya demokrasi di Indonesia. Dalam catatan demokrasi di Indonesia. Untuk itu, ada
hanya mampu bermain di tingkat penutup ini, penting kiranya beberapa agenda yang perlu dilakukan
menengah. Menurut Saiful, jika pada era dikemukakan kembali pandangan diantaranya adalah mencegah terjadinya
tahun 50-an, 60-an, terdapat ideologi- Huntington yang menyatakan bahwa “pembajakan” di tingkat lokal, melakukan
ideologi sekuler yang begitu mampu kisah sukses reformasi sangat tergantung pendidikan politik, membuka ruang
mengartikulasikan kepentingan dan pada kehadiran seorang pemimpin yang negosiasi di tingkat grass root dan
aspirasi dari lapis bawah, maka sekarang jenial. Menurutnya, reformasi tidak umum mapping atas persoalan yang dihadapi
kelompok-kelompok pro-demokrasi terjadi jika talenta politik yang rakyat, perlu adanya intervensi negara
berada di tingkat menengah. Akibatnya, diperlukan untuk itu menjadi jarang. Oleh yang bersifat terbatas demi menjamin
mereka tidak mempunyai akar dan cabang karena itu, diperlukan pemimpin yang keselamatan dan hak publik, dan bagi
di tingkat paling bawah sehingga ruang visioner dalam mengawal reformasi. kelompok Islam moderat pentingnya
sosial yang berada di lapis bawah hanya Dalam konteks Indonesia, pemimpin melakukan koreksi diri sehingga mampu
dikuasai oleh kelompok yang yang visioner diperlukan dalam rangka memberikan kontribusi signifikan bagi
kemungkinan besar telah bergeser ke membangun sebuah bangsa, merangsang proses demokrasi di Indonesia serta
fundamentalis. Untuk itu, bagi kelompok rakyat untuk membayangkan diri secara mampu mencegah munculnya gerakan-
Islam moderat, NU dan Muhammadiyah, vertikal dan menjawab pertanyaan gerakan funda-mentalisme Islam.

28

Jurnal Demokrasi Sosial


A r t i k e l

IVAN A. HADAR**

PENTINGNYA IDEOLOGI*

Seusai peluncuran buku Making


Globalization Work versi bahasa
Indonesia, terjadi perdebatan menarik
antara Sang Pengarang yang juga
pemenang hadiah Nobel Ekonomi 2001,
Joseph E Stiglitz, dan Menteri
Koordinator Bidang Ekonomi Boediono
terkait dengan ideologi.
Sejumlah ekonom di Indonesia, kata
Boediono, menuding pemerintah menjual
diri demi berpegang pada ideologi
liberalisme yang diusung Konsensus
Washington. Namun, baginya, menjadi
tidak produktif jika mencari jawaban atas
persoalan riil melalui perdebatan
ideologi. Menanggapi Boediono, Stiglitz
mengatakan, pragmatisme tidak dapat
dilepaskan dari konteks ideologi yang
menyajikan pandangan mendasar tentang
bagaimana pemerintah seharusnya
berperan (Kompas, 19/8/2007).
Ketimpangan dalam arus globalisasi,
menurut Stiglitz, perlu dikelola oleh 29
negara-negara berkembang dengan peran
pemerintah yang lebih efektif dan efisien,
tercermin dalam dorongan pemerintah
terhadap pengembangan industri baru,
pertanian, bisnis skala kecil serta
memastikan pengelolaan sumber daya
alam berbuah kesejahteraan bagi rakyat
banyak.
Sejarah mencatat bahwa, di satu sisi,
maraknya perekonomian, tidak melulu
disebabkan oleh liberalisme perdagangan.

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


A r t i k e l
Krisis ekonomi sebelumnya pun, termasuk Ketiga, kekuatan pasar tidak mampu seperti halnya ASEAN bila dikelola dengan
yang melanda negeri ini, tidak mampu mencegah krisis lingkungan global. Meski pas, bisa membuka ruang gerak lebih bagi
diatasi oleh pasar. Sementara pada sisi harus pula diakui, kegagalan yang sama perdagangan sekaligus memperkuat posisi
lain, proteksionisme negara telah pula dialami oleh negara, terutama terkait tawar dalam menghadapi persaingan
memperparah gejala krisis, ketimbang maraknya monopoli dan oligopoli. global.
memperbaikinya. Ternyata, pasar seperti juga halnya Terakhir, yang tak kalah penting
Secara umum, konsep (neo)liberal negara, dapat gagal. adalah berfungsinya global governance.
diakui bisa bermanfaat dalam upaya Penyebab kegagalan pasar dan Untuk itu, dibutuhkan kerjasama antara
mengurangi mentalitas rent seeking para pentingnya intervensi negara, berkaitan negara dan masyarakat sipil di tataran
birokrat. Namun, pada saat yang sama, dengan beberapa hal berikut, yaitu tidak lokal, nasional, dan internasional.
ekonomi pasar murni yang meminggirkan sehatnya persaingan, kesenjangan Sasarannya, adalah reorganisasi politik
peran negara sebagai penyeimbang ini, ekonomi di tingkat nasional dan global, dalam semua tataran aksinya melawan
gagal memenuhi janjinya. Kesenjangan kemiskinan, kerusakan lingkungan, serta logika pasar murni. Negara, masyarakat
antarnegara kaya dan miskin, serta antara ketidakmampuan perusahaan swasta sipil dan Global Governance, idealnya
lapis sosial dalam sebuah negara semakin untuk mencukupi kebutuhan publik bersekutu dalam membendung dominasi
melebar. Tiga contoh berikut, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan pasar dan ekonomi serta mengurangi
memperjelas keterbatasan dari berbagai dan sebagainya. dampak buruknya. Kegagalan pasar
solusi yang melulu bertumpu pada premis Untuk membendung dampak negatif global, seperti kesenjangan antarnegara
ekonomi pasar. yang terbawa oleh proses globalisasi dan antar-kelompok masyarakat,
Pertama, asumsi neoliberal bahwa neoliberal, diperlukan sebuah negara kemiskinan, pengangguran dan krisis
pasar modal tidak hanya membantu yang efisien. Tetapi, pada saat yang sama, lingkungan hidup, pada hakekatnya
pemanfaatan kapital secara optimal, akibat keterpenggalan antara ekonomi menuntut negara yang efektif dan efisien,
tetapi juga menjamin pertumbuhan dan global dan politik nasional, sebuah terutama dalam memperjuangkan
pengadaan lapangan kerja, tidak terbukti. kebijakan proteksionistis oleh negara kesejahteraan bagi rakyat banyak. Dari
Penyebabnya, pasar modal menjadi pasar diduga akan mengalami kegagalan. Lalu, semua argumentasi di atas, terlihat
sepekulatif yang dige-lembungkan bagaimana mengatasi dilema tersebut? betapa pentingnya ideologi.
(spekulativer Marktaufblaehung). Sebenarnya, solusinya terletak pada
Fluktuasi kurs di bursa efek, tidak semakin menyatunya masyarakat global, *****
menggambarkan kekuatan ekonomi yang memunculkan berbagai
sesungguhnya dari berbagai perusahaan kelembagaan ekonomi dan politik serta Di Indonesia, hingga kini masih terasa
anggotanya. Tanpa regulasi, pasar modal terbentuknya global civil society. Sebagai adanya kecenderungan alergi terhadap
global bisa mempengaruhi kuat-rapuhnya instansi politik terpenting, negara dapat ideologi. Boleh jadi, akibat trauma
stabilitas ekonomi sebuah negara, berfungsi sebagai mediator kepentingan depolitisasi sekaligus deideologisasi lebih
kawasan atau bahkan dunia, seperti yang nasional dalam membendung dampak dari 30 tahun rejim Soeharto. Memang
diperlihatkan oleh “Krisis Asia” yang destruktif proses globalisasi. Pada saat benar bahwa, saat ini, hampir semua
dampaknya masih terasa bagi Indonesia yang sama, negara juga diharapkan partai politik menganut azas demokrasi
hingga saat ini. berperan sebagai moderator berbagai dan kerakyatan. Namun, implementasinya
Kedua, penelitian Prittchett (1996) proses dalam masyarakat sebagai instansi bisa bertolak belakang. Ambil contoh
30 membuktikan bahwa dalam proses integrasi dan penengah yang mencegah Golkar. Pilar utama perekonomian yang
globalisasi yang terjadi bukan terjadinya fragmentasi dalam masyarakat. menjadi program partai yang pernah
konvergensi melainkan kesenjangan yang Sementara itu, kelompok kepentingan menjadi pendukung utama Orde Baru ini
meluas. Pasar bebas, liberalisasi lokal dapat berperan memperkuat adalah usaha kecil, menengah dan
perdagangan dunia dan investasi serta berbagai faktor setempat seperti koperasi. Dengan menyandang visi
pasar modal, samasekali tidak berperan pendidikan, budaya, infrastruktur serta antitesis ekonomi konglomerasi ini,
dalam memperkecil kesenjangan antara mengorganisir jaringan lokal seperti sebenarnya Golkar seharusnya
yang kaya dan yang miskin. Pemenang perluasan partisipasi politik, seleksi jenis dikategorikan sebagai partai kiri. Namun,
proses globalisasi adalah negara-negara investasi dan penguatan potensi ekonomi sebagai partai pendukung pemerintahan
kaya anggota OECD, sementara negara lokal. SBY-JK yang saat ini mengambil
berkembang semakin terpinggirkan. Pada tingkat regional, kerjasama kebijakan kanan, Golkar pada
antarnegara dalam sebuah pakta ekonomi

Jurnal Demokrasi Sosial


A r t i k e l
kenyataannya adalah partai kanan. adalah upaya untuk mencocokkan
Berseberangan dengan visinya sendiri. berbagai teori dan strategi dengan
Gejala aneh berikut juga terpantau di realitas lapangan, dan tidak sekedar
LSM. Sebuah forum LSM besar yang menjadi penganut buta pencetus teori.
bergiat dalam upaya penghapusan utang Hal, yang bagi banyak praktisi selama ini,
bagi Indonesia, dalam rapat anggotanya baik dari kubu penganut teori
misalnya, memilih seorang pengurus non- modernisasi maupun dependensia,
Indonesia yang berideologi kanan dan mungkin karena malas mikir, telah
tidak setuju adanya penghapusan utang diabaikan.
bagi negara berkembang. Sesuatu yang Dampaknya, berkembang sikap hitam-
tidak mungkin terjadi bila para aktivis putih dari dua arah yang berbeda. Mereka
LSM anggota forum memiliki kesadaran
Gejala aneh berikut juga
yang konservatif, sepenuhnya menolak
ideologis. teori ketergantungan. Jelas salah terpantau di LSM. Sebuah
Hal ini, selain akibat proses anggapan bahwa semua masalah Dunia
deideologisasi Orde Baru, boleh jadi juga Ketiga, bersumber di negara-negara
forum LSM besar yang
diperkuat dengan berakhirnya konflik industri. Sikap ini, menyederhanakan bergiat dalam upaya
Barat-Timur, awal tahun 1990-an ketika persoalan dengan menempatkan Utara
dua teori utama pembangunan yaitu dalam posisi keperkasaan mutlak, penghapusan utang bagi
modernisasi dan dependensia seakan sementara Selatan sebagai korban tak Indonesia, dalam rapat
dicampakkan ke tong sampah sejarah berdaya. Hal ini, sama fatalnya dengan
ideologi. Emoh teori ini mengandung analisis Siegfrid Kohlhammer (1993) yang anggotanya misalnya,
bahaya bahwa semua yang berbau menyatakan Selatan sepenuhnya memilih seorang
ideologi ditinggalkan, sehingga tanpa bertanggungjawab atas segala misery
sadar, kita tidak punya pegangan. Yang yang menjadi tanggungannya kini, sambil pengurus non-Indonesia
dilakukan sekadar mengibarkan bendera melupakan penjajahan, jerat utang luar
kecil dalam pusaran wind of change usai
yang berideologi kanan
negeri, proteksionisme, ekspor senjata,
Perang Dingin. Padahal, angin yang pemborosan energi dan sebagainya oleh dan tidak setuju adanya
berhembus, berasal dari arah neo-liberal. Utara. Pemutarbalikan fakta tersebut,
Tentang muatan ideologis neo-klasik beda dalam kualitas dengan apa yang
penghapusan utang bagi
dan konsepnya tentang pasar bebas dan misalnya dilakukan oleh Axelle Kabou negara berkembang.
demokrasi parlemen, oleh mayoritas (1993) dari Kamerun dengan otokritik,
ilmuwan, didiamkan. Padahal, selain karena tidak membebaskan sepenuhnya Sesuatu yang tidak
memang banyak elemen yang mubazir dan elite Afrika dari tanggung jawab atas mungkin terjadi bila para
salah dalam berbagai teori lain, hal-hal berbagai dilema pembangunan yang
yang berguna juga terlupakan. Ambil terjadi. aktivis LSM anggota
misalnya, konsep heterogenitas
forum memiliki
struktural. Hal ini, dalam era globalisasi, *****
sebenarnya masih tetap penting dan kesadaran ideologis.
diperlukan untuk memahami fenomena Dalam kevakuman teori, antara lain
31
keterbelakangan. Konsep ini misalnya akibat de-ideologisasi, implementasi
bisa menerangkan, mengapa Bangkok, kebijakan pembangunan dipenuhi oleh
atau bahkan juga Jakarta, sebagai sejumlah jargon dan wacana yang
Metropol-Dunia-Ketiga lebih terkait kedengarannya progresif, meski bila
dengan pasar dunia ketimbang dengan ditilik lebih dalam bisa diinterpretasikan
hinterland-nya sendiri. secara fleksibel. Partisipasi, ketahanan
Begitu pula dengan konsep sosial, good governance dan sustainability,
modernisasi yang mendiskusikan untuk menyebut beberapa yang
Landreform sebagai persyaratan terpenting, kedengaran sangat inovatif
pembangunan, mempunyai nilai untuk membenarkan kegiatan ‘bantuan
pencerahan yang tinggi. Yang diperlukan pembangunan’ atau ‘kerjasama

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


A r t i k e l
pembangunan’ yang banyak dikritik rajin dilibatkan secara partisipatif dalam (berproduksi) kapitalistik, mestinya
dalam dekade 80-an. proyek pembangunan yang idiotis menjadi alasan optimistik, bukannya
Dengan mengambil contoh (dungu). Partisipasi menaikan legitimasi alasan untuk berkecil hati (resignation).
‘partisipasi’, menjadi jelas betapa jargon sebuah proyek di negara pemberi Sama halnya dengan, proteksi ekonomi
sejenis masih perlu dipertanyakan. Dulu, bantuan, di samping terbebas dari dalam beberapa aspek esensial, tidak
ada tuntutan agar pembangunan harus tanggung jawab bila proyeknya ternyata hanya ber dampak negatif, tetapi pada
“dari bawah”. Kini, formel ajaib gagal. Tapi, masyarakat (luas) dunia sisi lain, paling tidak, hal tersebut
‘partisipasi’ akan menjamin pelibatan jangan coba-coba menuntut membuka kesempatan bagi pembangunan
kelompok sasaran dalam berbagai proyek berpartisipasi dalam menikmati kue yang mandiri, yang terbebas dari
pembangunan. Penggunaan jargon ini pembangunan, apalagi ikut terlibat dalam pemaksaan persyaratan neo-liberal
menutupi perbedaan antara keterlibatan kemakmuran belahan Utara bumi. perekonomian dunia.
sukarela dan spontan dengan bentuk- Pertanyaan tentang penyebab dari
bentuk partisipasi manipulatif dan vakumnya teori dan utopi berbarengan * Tulisan ini adalah elaborasi lanjut dari
diarahkan dari jauh. Sebenarnya, yang dengan ambruknya model sosialisme tulisan penulis dengan judul sama
penting, bukan kegiatan partisipatif itu negara, juga di kalangan kiri non- yang dipublikasi di harian Kompas,
sendiri, tetapi pertanyaan dalam hal apa ortodoks (new left), belum memberikan 30 Agustus 2007
dan untuk tujuan apa harus ada jawaban memuaskan. Padahal, sosialisme
partisipasi. Sebagai contoh, sistem Nazi demokrasi, anarkhisme utopis dan ** Koordinator Nasional Target MDGs
Jerman, yang kejam dan menjadi renungan Gandhi tentang ekonomi (BAPPENAS/UNDP). Pendapat pribadi.
penyebab Perang Dunia II, pada dasarnya, autarki, belum tercemarkan. Bahwa semua
sangat partisipatif. Masyarakat juga bisa itu adalah alternatif terhadap logika

32

Jurnal Demokrasi Sosial


Wawancara

Faisal H Basri:

Pemimpin jangan durhaka


pada bangsanya
Faisal Basri adalah sosok pemimpin muda yang kuat dalam
mempunyai karakter dalam berideologi, baik sebagai ekonom
maupun sebagai salah satu agen perubahan di Indonesia.

Ditemui secara marathon di sela-sela kesibukan dalam men-


diseminasi gagasan melalui seminar dan kesibukan mengajar di
universitas, redaksi kami berhasil melakukan wawancara di dua
tempat yang berbeda, Hotel Le Meridien dan Ruang Rapat IRSA
tempat Faisal Basri beraktivitas sehari-hari. Berikut petikan
wawancara tentang kepemimpinan:

33

Bagaimana menurut Anda resources yang ada, sumberdaya yang kita bangsa kita. untuk membawa bangsa ini
kepemim-pinan yang ideal untuk miliki, untuk mencapai satu tujuan secara mendekat ke goals-nya, tanpa zig zag.
situasi Indonesia saat ini? efektif. Sumber daya manusia dan sumber daya
Berbicara mengenai kepemimpinan Seperti kita ketahui, tujuan bangsa alam. Dan kemampuan meraciknya untuk
yang ideal, mungkin kita bisa memulainya kita kan antara lain melindungi segenap mencapai tujuan yang kita harapkan itu.
dari fungsi kepemimpinan itu sendiri. bangsa Indonesia dan seluruh tumpah Dari segi itu, pemimpin juga harus punya
Menurut hemat saya, fungsi darah Indonesia, memajukan komitmen, dalam arti kemampuan
kepemimpinan adalah kemampuan kesejahteraan umum, mencerdaskan memobilisasi sumber daya yang dimiliki
seorang pemimpin memobilisasi seluruh kehidupan bangsa. Itu adalah goals bangsanya, di samping kemampuan

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Wawancara
persuasif pada kelompok-kelompok Menurut Anda, apa saja kriteria
kepentingan yang ada, dan mewujudkan yang harus dimiliki oleh pemimpin
kebahagiaan buat seluruh rakyatnya. Indonesia saat ini?
Seorang pemimpin harus tahu jalan Kriteria pertama seorang pemimpin
mencapainya dan kendaraan apa yang dia adalah, ia harus taat asas pada landasan
pakai untuk mencapai tujuan itu. Yang ideologinya. Ia harus orang yang memiliki
kita butuhkan adalah pemimpin yang bisa keyakinan (belief), seorang yang memiliki
membawa seluruh penumpang di keyakinan yang penuh tanpa pamrih (one
kendaraan itu mencapai tujuan, dan man with it belief, it would be thousand
menjamin agar tujuan-tujuan itu selalu without an interest). Orang yang punya
terjaga atau berada dalam track-nya yang belief yang paling penting, dia yakin
benar. Pemimpin yang baik adalah landasan ideologinya benar dan bisa
Pemimpin yang baik pemimpin yang bisa memobilisasi dijadikan kendaraan untuk mencapai
sumberdaya dan mengarahkan ke tujuan- tujuan berbangsa dan bernegara.
adalah pemimpin yang
tujuan yang lebih tinggi dengan waktu Kedua, ia seorang yang visioner. Dia
bisa memobilisasi yang lebih cepat. Capaian-capaian yang juga bisa membawa rakyatnya untuk
lebih tinggi dan lebih cepat yang menghadapi tantangan-tantangan, bukan
sumberdaya dan diupayakan oleh seorang pemimpin harus hanya yang ada sekarang, akan tetapi
mengarahkan ke tujuan- diarahkan untuk membawa tujuan bangsa tantangan yang akan dihadapi bangsanya
ini tetap berada dalam track-nya. Itulah di masa depan. Ia harus punya
tujuan yang lebih tinggi indikator dari efektifitas kepemimpinan. kemampuan untuk melakukan pengayaan
dengan waktu yang lebih Pemimpin yang baik adalah pemimpin (enrichment) dari orang-orang yang
yang mampu membangun institusi dipimpinnya untuk melakukan
cepat. Capaian-capaian sebagai tracknya. Tracknya adalah peningkatan kapasitas menghadapi
yang lebih tinggi dan peranan institusi dalam artian semua itu perubahan-perubahan yang dinamis. Jadi
harus harus dijabarkan melalui penguatan pemimpin itu menyiapkan bangsanya
lebih cepat yang institusi. Karena pemimpin yang baik bukan untuk sekedar menghadapi masalah
adalah pemimpin yang mampu sekarang, tapi juga berbagai bentuk
diupayakan oleh seorang
menjabarkan tujuan-tujuan bernegara tantangan yang akan terjadi di masa
pemimpin harus melalui penguatan peran institusi tadi. depan.
Artinya, ketika dia sudah tidak Ketiga, dalam konteks Indonesia,
diarahkan untuk memerintah kebijakannya bisa karena situasi sosio-kultural bangsa kita
membawa tujuan bangsa dilanjutkan. yang sangat heterogen, pemimpin itu
Karena pemimpin yang baik adalah harus bersifat inklusif, karena pemimpin
ini tetap berada dalam ketika ia sudah tidak memerintah yang inklusiflah yang bisa mengajak
track-nya. Itulah indikator institusinya harus jalan terus. Instutusi seluruh rakyat yang bebeda suku, bangsa,
yang baik adalah yang baik harus didasari agama, latar belakang, dan adat isitiadat
dari efektifitas oleh ideologi. Oleh karena itu seorang itu berjalan sama-sama dalam satu
34 pemimpin harus punya ideologi. Ia harus kendaraan untuk mencapai tujuan
kepemimpinan.
patuh, tunduk, dan taat pada ideologi bangsa, tidak ada yang tercecer.
yang ditetapkan oleh bangsanya. Apa Keempat, meletakkan dasar-dasar
ideologinya. Ideologi politiknya adalah pijakan bagi bangsa ini untuk terus maju
demokrasi sosial, ideologi ekonominya dan berkembang ke depan, sehingga dia
adalah ekonomi pasar sosial. Nah kalau tidak berorientasi semata-mata pada
pemimpin itu membawa ideologi bangsa hasilnya sekarang, karena pemimpin itu
itu ke arah ideologi kapitalisme- adalah pada umumnya, hasil nyata yang
neoliberalisme, artinya dia pemimpin dia upayakan baru kelihatan sepuluh-lima
yang durhaka kepada bangsanya. belas tahun setelah dia tidak lagi
berkuasa. Jadi pemimpin yang baik tidak
boleh bersikap, ah .... yang penting

Jurnal Demokrasi Sosial


Wawancara
pokoknya saya bikin aja, saya genjot akan bersidang untuk membuat konstitusi kawasan Latin Amerika) dalam
sekarang, supaya masyarakat memilih baru yang komprehensif. menyelesaikan persoalan kepemim-
saya kembali. Masalahnya, sampai sekarang kita pinan?
Sementara yang kelima, pemimpin itu tidak pernah membangun konstitusi baru Secara historis dan sosial, di Amerika
harus mampu melahirkan kader-kader yang komprehensif itu. Sudah enggak Latin itu, setelah merdeka, perusahaan
pemimpin yang lebih banyak dan pernah membangun, kemudian tiba-tiba multinasional masih berperan sangat
memiliki kemampuan yang lebih baik dari diamandemen dengan cara enggak karu- kuat, berkolaborasi dengan elite lokal,
dia. karuan, sehingga banyak menimbulkan yang pada umumnya adalah indo, yang
kerancuan. Lihat saja sistem asal-usulnya berasal dari keturunan
Menurut Anda, konsep dan strategi pemerintahan kita sekarang, presidensil Spanyol atau Portugis. Nah, kalo dalam
kebijakan seperti apa yang harus enggak, parlementer enggak, federalisme konteks Indonesia, pasca kemerdekaan
dimiliki oleh pemimpin Indonesia engga, sentralisasi enggak. Bikameral itu perusahaan-perusahaan asing yang
guna menyelesaikan krisis ada, tapi kenyataannya masih unikameral. hampir seluruhnya peninggalan Belanda
multidimensi yang dihadapi saat ini? Peran negara dan peran pasar kacau. itu dinasionalisasi, ditransformasikan ke
Sebelum kita bicara konsep dan Inilah yang membuat segala sesuatunya dalam BUMN, seperti PJKA, Telkom, PTP,
strategi kebijakan, saya terlebih dahulu jadi rancu. dan sebagainya. Sehingga konteksnya,
ingin mengemukakan persoalan institusi, Karena kita tidak pernah tegas kalau di Latin Amerika itu diametral
karena di Indonesia pengertian institusi merumuskan demokrasi kita seperti apa? antara kepentingan publik dan
ini banyak disamakan dengan agensi. Katanya demokrasi Pancasila, tapi juga kepentingan perusahaan multinasional,
Kalau agensi itu kan pemerintahan, tidak pernah didefinisikan secara jelas. kalau di Indonesia BUMN. Jadi terkesan
departemen, atau dengan kata lain Nah ini semua yang menimbulkan berontak melawan negara. Nah, berontak
government agency. kerancuan. Kita disebut liberal engga melawan negara subversi namanya, jaman
Sementara insitusi itu berisi norma, mau, tapi kenyataannya berbagai pak Harto dulu. Dan kalo kita perhatikan,
value, peraturan, undang-undang sampai kebijakan kita amat liberal. Ini yang bikin karakter BUMN ini sama seperti
konstitusi yang diyakini secara bersama kita selalu silang sengketa, berpolemik, perusahaan multinasional, Pertamina
oleh bangsa itu sebagai kendaraan untuk dan membuat kita lelah. Ketika digulirkan misalnya tidak memiliki kontribusi
mencapai tujuan. Instutusi adalah sarana kebijakan privatisasi rame, tarif tol naik banyak kepada masyarakat, PLN cuma
yang meng-create tata aturan, yang rame, semua rame, pemerintah kita melistriki empat puluh lima persen
meng-create kepastian bagi siapa pun bingung karena tidak punya pijakan. penduduk, Telkom hanya melayani empat
sehingga orang tahu kalau dia berbuat Sebagai bangsa, kita menghadapi persen (fix line) dari jumlah penduduk,
apa dia akan mennghadapi atau mendapat hambatan kelembagaan yang cukup PTP juga engga ada manfaatnya buat
konsekuensi apa. serius. Sejarah menunjukkan, negara- rakyat. Tapi di Indonesia sosok yang
Bangsa ini sesungguhnya telah negara yang maju sekarang adalah muncul adalah negara. Jadi solusinya
meletakkan tujuannya dengan jelas, yakni negara-negara yang memiliki bukan berarti BUMN sebagai perusahaan
melindungi segenap bangsa dan tumpah kelembagaan politik dan kelembagaan milik negara harus di privatisasi. Kalau
darah Indonesia, memajukan ekonomi yang baik di masa lalu. Artinya, privatisasi jatuhnya ke tangan Aburizal
kesejahteraan umum, mencerdaskan bisa saya katakan kelembagaan politik Bakrie atau ke Jusuf Kalla kan sama saja
kehidupan bangsa, dan seterusnya. Tapi, dan kelembagaan ekonomi yang baik di bohong.
kita tidak pernah kunjung secara Indonesia sekarang lah yang akan Jadi bagaimana menciptakan suatu 35
eksplisit, tegas, lugas, memilih kendaraan menjamin Indonesia maju di masa yang iklim persaingan yang memungkinkan
untuk mencapai tujuan tadi. Jadi, ya akan datang. Kalo kita potret BUMN-BUMN itu tergerak untuk berubah.
bingung terus. Kan untuk mencapai kelembagaan Indonesia sekarang kan Dan terbukti kan, misalnya Telkom atau
tujuan harus menggunakan kendaraan. kocar kacir. Sehingga banyak orang di Jasa Marga setelah ada pesaing
Nah akar soalnya, ada di undang-undang negeri ini suka-suka aja bikin visi, karena mengalami perubahan, tapi yang belum
dasar kita yang rancu. Kenapa rancu, apa, karena negara ini memang kacau menghadapi pesaing, seperti PJKA atau
karena undang-undang kita disusun kelembagaannya, jadi kaya orang ngigau. PLN belum kelihatan karena belum ada
bersifat sementara. Kata Bung Karno, perubahan. Masalahnya, jangan sampai
nanti kalau sudah pemilu, hasil pemilu Bagaimana Anda melihat contoh BUMN-BUMN ini jadi sarang penghisapan
itu akan menghasilkan MPR/DPR yang kepemimpinan negara-negara berkem- dari politisi.
bang lain (seperti di negara-negara

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Wawancara
Sekarang di Latin Amerika, muncul Sehingga kelebihan profit dari hasil
gugatan terhadap perusahaan penjualan saham Arutmin, negara yang
multinasional yang menghisap, seperti dapat, bukan Bakrie.
kontrak-kotrak eksplorasi sumberdaya Contoh lain, PT. Aneka Tambang yang
alam yang engga benar. Tapi saya melihat punya cadangan nikel di Halmahera. Nah
ada strategi proses nasionalisasi ekonomi kalo nikelnya cuma dieksploitasi jadi biji
yang berbeda antara Venezuela dengan nikel saja, Cuma menghasilkan net present
Bolivia. Kalau proses nasionalisai value (NPP) 3 miliar dollar, tapi kalo nikel
ekonomi di Venezuela masih ditandai oleh itu dijadikan veronikel, maka NPP-nya
dominannya peran elite (tentara dan akan menjadi tujuh kali lipat (sekitar 21
jenderal-jenderal) dalam penguasaan miliar dollar). Nah, kenapa tidak bisa.
BUMN. Jadi di Venezuela mirip dengan Karena untuk membakar dari biji nikel
Indonesia masa Orde Baru. Model menjadi veronikel kan membutuhkan gas.
Venezuela menurut saya jelek. Terbukti Ironisnya, PT. Aneka Tambang, tidak
Venezuela melorot terus dari segi ranking mendapat pasokan gas. Nah, ini kan
apa pun. Nah di Bolivia proses berarti pemimpinnya tidak berhasil
Dan terbukti kan, nasionalisasi ekonominya berlangsung mendayagunakan sebesar-besarnya
lebih lugas dan lebih baik, karena resources yang ada untuk sebesar-
misalnya Telkom atau pemerintah Bolivia di bawah besarnya kemakmuran rakyat. Padahal
Jasa Marga setelah ada kepemimpinan Evo Morales ingin Gasnya kan milik negara (Perusahaan Gas
memperjuangkan keadilan. Karena selama Negara/PGN). Tapi lebih baik di ekspor,
pesaing mengalami ini, elite di Bolivia bersama perusahaan daripada membesarkan PT. Aneka
perubahan, tapi yang multinasional menjalin persekutuan yang Tambang.
membuat posisi dan peran negara jadi
belum menghadapi lemah. Bagaimana pandangan/pengalaman
Nah, sekarang di Bolivia terjadi Anda dalam melihat rekrutmen
pesaing, seperti PJKA
penguatan posisi negara, dimana pemimpin di tingkat lokal maupun
atau PLN belum kelihatan pemerintahan Evo Morales masih nasional yang berlangsung saat ini?
membolehkan perusahaan-perusahaan Kenapa, yang karena institusi
karena belum ada multinasional beroperasi, tapi kontraknya politiknya tidak jelas! Karena institusi
perubahan. Masalahnya, ditinjau kembali. Nah itu kan yang tidak politiklah yang melahirkan kesenjangan
berani dilakukan oleh pemerintah apa yang dilakukan politisi dengan apa
jangan sampai BUMN- Indonesia dalam kasus Freeport atau INCO yang menjadi aspirasi masyarakat.
BUMN ini jadi sarang misalnya. Bahkan di INCo itu kasusnya Institusi politik menghasilkan politisi
lebih parah dari Freeport. yang tidak peka terhadap konstituennya,
penghisapan dari politisi. Padahal konstitusi kita sudah karena tidak ada akuntabilitas politisi
menggariskan secara lugas, bahwa bumi, kepada konstituennya. Sekalipun politisi
air, dan kekayaan alam yang terkandung itu tidak pernah mengunjungi
36 didalamnya, dikuasai oleh negara dan konstituennya, dia tetap bisa terpilih
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kembali. Kemudian, sentralisme di dalam
kemakmuran rakyat. Contoh misalnya, politik menyebabkan aspirasi dari bawah
kasus penjualan pengelolaan batu baru tidak pernah sampai ke Jakarta.
Arutmin, KPC, dibeli oleh Bakrie dengan Ibu Megawati, misalnya, sulit untuk
harga sekirat 300 atau 400 juta US dollar, bisa mendengarkan apa yang terjadi dan
beberapa tahun kemudian dijual 2,5 bergejolak di bawah, karena lapisan-
miliar dollar. Menurut saya, ini engga lapisan di birokrasi partai itu sudah
boleh, karena melanggar konstitusi. Kalau demiki sangat tebalnya. Nah, oleh karena
Bakrie sudah tidak mau lagi mengelola, itu persoalannya bukanlah pada
seharusnya pengelolaannya dikembalikan penyederhanaan jumlah partai. Cara
lagi ke negara, biar negara yang melalang. berpikir yang benar kan seharusnya,

Jurnal Demokrasi Sosial


Wawancara
bagaimana kita bisa menciptakan sistem sirkulasi kepemimpinan di negeri ini
politik dan institusi politik yang untuk menghadirkan sosok pemimpin
memungkinkan efektifnya penyerapan yang bersih, memiliki integritas dan
aspirasi rakyat. Kalau sekarang kan visi yang jelas serta bebas KKN?
diskusinya, partai banyak atau sedikit, Dari sisi sirkulasi elite kita merasakan
bukan pada apakah aspirasi rakyat itu kan selama ini sumpek, mampet. Jadi
dapat ditangkap oleh partai politik secara kaya udara yang muter-muter di sekitar
efektif. kita saja, jadi alternatif kepemimpinan
Oleh karena itu, diskusi seharusnya cuma ada pada figur Megawati, Wiranto,
diarahkan bagaimana kita mampu Gus Dur, atau Akbar Tanjung, karena
mendesain suatu institusi politik yang semua sirkulasi udara mampet, engga ada
memungkinkan aspirasi itu tidak senjang. ventilasi. Saya juga tidak tahu, kenapa
Nah kalau jawabannya, partai lokal sistem politik kita cuma menghasilkan
dibolehkan, why not! Toh, partai lokal kondisi seperti itu. Makanya, dalam
juga akan melakukan pekerjaan politik konteks manajemen kepemimpinan
Misalnya, seorang
di tingkat lokal. Jika terjadi pemilu daerah relevan yang namanya calon
nasional, partai lokal juga kan pada independen itu. menteri yang notabene
akhirnya harus berafiliasi dengan partai- Calon independen itulah yang paling
partai politik di tingkat nasional. Nah tidak sedikit bisa membuka sirkulasi
anak buah presiden, tidak
sekarang, coba kalau Anda mau bikin udara itu agar mengalir secara segar. melakukan koalisi tidak
partai baru, susahnya setengah mati, Karena kalo diserahkan kepada partai
berapa miliar biaya yang Anda butuhkan. yang seperti itu hasilnya. Seperti koalisi dengan presidennya.
Nah, kita harus menyadari, bahwa menjelang pemilu 2009 misalnya, akan Suryadharma Ali (Ketua
partai politik itu adalah pilar utama terjadi koalisi partai besar lagi, seperti
demokrasi. Dan, kenapa sih kita bikin PDIP dengan Golkar dan PPP, nanti bisa Umum PPP) melakukan
partai, yah untuk menyederhanakan saja melawan SBY dengan Demokratnya koalisi dengan PDIP,
proses penyerapan aspirasi masyarakat plus PKS.
oleh insan-insan politik. Karena, kalau Dalam soal koalisi partai besar ini, berarti dia sudah tidak
Anda maju jadi gubernur, bupati, atau kita menyaksikan betapa etika dan
percaya dengan
walikota lewat jalur calon independen, fatsoen politik dari politisi kita tidak
pasti biayanya lebih mahal dari partai jelas. Misalnya, seorang menteri yang presidennya, tapi kenapa
politik, wong Anda engga punya notabene anak buah presiden, tidak
infrastruktur. Jadi solusinya adalah melakukan koalisi tidak dengan
juga dia masih mau jadi
menciptakan bukan calon independen presidennya. Suryadharma Ali (Ketua menteri. Itulah rusaknya
sebagai solusi aspirasi rakyat atau tidak, Umum PPP) melakukan koalisi dengan
karena calon independen pada PDIP, berarti dia sudah tidak percaya etika politik para politisi
hakekatnya bukanlah ancaman, dan tidak dengan presidennya, tapi kenapa juga dia kita.
boleh dilihat sebagai ancaman. Calon masih mau jadi menteri. Itulah rusaknya
independen adalah emergy exit. Seperti etika politik para politisi kita. 37
kalau terjadi kebakaran di pesawat, kita Tapi sebenarnya ini karma buat SBY.
tahu jalan keluarnya yang aman. Jadi Karena SBY juga dulu kan anak buah
kalau partainya sudah dablek semua, Megawati yang men-chalanges bosnya,
proses kepemimpinan kita tetap ada jalan Hamzah Haz dan Agum Gumelar men-
keluarnya, yah si calon independen ini. chalange bosnya. Nah kalau dia mau men-
Jadi calon independen hanyalah chalanges bosnya, berarti logika
balancing untuk memecahkan kebuntuan politiknya dia menganggap dirinya lebih
politik, jadi dia itu darurat sifatnya. baik dari bosnya. Harusnya, kalau para
menteri itu punya etika politik, dan
Menurut Anda, apa kira-kira yang menganggap dirinya lebih baik dari
menjadi hambatan mendasar dari presidennya, dia harus men-chalanges

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Wawancara

bosnya dari luar kekuasaan, jadi jangan Ada yang bilang gerakan reformasi Wiranto, Akbar Tandjung. Jadi menurut
dari dalam kekuasaan. Rusak dong, siapa yang ada sekarang sudah kebablasan, ada saya perlu ada mekanisme demokratisasi
yang mau kerja, ini kan namanya yang bilang sudah salah arah. Lalu ke di dalam partai politik. Jadi seperti
pembusukan. depan, gerakan apa yang efektif dan bisa terdapat dalam ketentuan KPU, walapun
memunculkan orang-orang yang memiliki katakanlah tidak ada calon independen,
Lalu bagaimana dengan soal track record bersih dan punya integritas partai harus membuka diri seluas-luasnya
birokasi? supaya bangsa kita bisa keluar dari terhadap warga negara yang hendak
Bagi saya, birokrasi fungsi utamanya kemelut multidimensi seperti saat ini? mencalonkan diri dalam pilkada. Dan itu
tidak lebih dari alat eksekutif. Birokrasi Ya, awalnya kan disebabkan gerakan harus disertai dengan berita acara,
pada dasarnya bisa dipengaruhi oleh reformasi menganggap musuh utamanya prosesnya itu dilaksanakan apa tidak. Nah
pemimpinnya. Salah satu keberhasilan adalah Soeharto, kalo saya kan disitu kadang-kadang hukum tidak
dari seorang pemimpin adalah kalau dia menganggap musuh bangsa ini rezim, ditegakkan.
berhasil memanfaatkan birokrasi. karena rezim—bukan Soeharto semata— Secara empiris, di dunia ini terbukti,
Birokrasi itu given. Jadi pemimpin harus yang merusak bangsa ini. Nah, kita bahwa negara-negara yang institusi
memiliki direction yang jelas kepada keburu puas setelah Soeharto jatuh, tapi politik dan ekonominya baik di masa lalu
birokrasi, sehingga birokrasi mau rezim engga berubah. Jadi yang sekarang adalah negara-negara yang sejahtera
mengikuti kebijakan pemimpinnya. berkuasa sebenarnya Orde Baru jilid II. sekarang. Bangsa kita engga bisa
Menteri itu bukan jabatan profesional, Siapa ketua DPD, Golkar, Ketua DPR, membangun institusi politik dan ekonomi
tapi jabatan politik. Jadi menteri-menteri Golkar, Wakil Presiden, Gokkar, BP Migas dengan cara eksperimen terus, tapi
yang berasal dari partai politik yang dikuasai Golkar, di KPU ada Golkarnya, institusi politiknya jelas, institusi
duduk di kabinet harus jelas, jika diajak dimana-mana Golkar. ekonominya jelas. Karena itulah yang
duduk dalam eksekutif atau duduk dalam Golkar berkepentingan untuk berkuasa akan menjamin adanya kesinambungan
pemerintahan, konsekuensi partai si karena dengan berkuasalah kesalahan pembaruan yang lebih pasti, bukan selera
menteri harus mendukung kebijakan masa lalu mereka bisa mereka protek. Jadi rezim. Nah, institusi politik yang bagus,
pemerintahan di parlemen. Masalahnya, salah kita sendiri. Harusnya dulu kan punya beberapa karakteristik, seperti
dalam konteks ini terjadi banyak Golkar itu partai terlarang. Sepuluh tahun memberikan kebebasan pada warga
kerancuan, partai si menteri kerapkali engga boleh ikut pemilu atau dua kali negaranya untuk turut serta dalam proses
terlihat tidak mendukung kebijakan pemilu. Harusnya kan gitu tuntutan politik dan proses ekonomi yang seluas-
pemerintah. Inilah repotnya sistem reformasi saat itu. Ada punishment yang luasnya, dan juga memberikan kekuasaan
pemerintahan kita, parlementer tidak, jelas. Tentu harus melawati proses hukum kepada seluruh individu untuk memiliki
presidensial juga engga. Karena presiden di pengadilan, yang menunjukkan betapa faktor/alat produksi, supaya dia tidak
sendiri gamang, untuk meng-exercise rezim Golkar di masa Orde Baru itu korup. sekedar mengandalkan pada tenaga saja.
kekuatan dia sebagai presiden yang Untuk itu, ke depan kita harus Jadi intinya, kesejahteraan rakyat yang
dipercaya langsung oleh rakyat, jadinya menarik garis pemisah yang jelas, antara dilandasi oleh kebebasan individu.
kebijakan presiden terkesan akomodatif kekuatan-kekuatan status quo dengan Selanjutnya, institusi yang baik juga
terus. kekuatan-kekuatan baru. Syaratnya, harus bisa menciptakan kendala,
Makanya dalam konteks kekuatan-kekuatan yang baru itu harus sehingga para elite, politisi, dan
kepemimpinan di daerah, calon bersatu. PDIP tadinya kita harapkan bisa kelompok-kelompok kekuatan tidak
38 independen bisa membuat mekanisme menjadi ujung tombak oposisi. Tapi menjarah atau merampok aset-aset,
rekrutmen kepemimpin di daerah bisa akhirnya kerjasamanya juga sama Golkar. kekayaan, atau investasi rakyat. Misalnya,
lebih baik. Jadi calon independen itu kalau monorel jadi, itu kan sebetulnya
bukan untuk menggembosi partai, dia Lalu, apa kira-kira solusi dari Anda Bukaka dan kawan-kawannya merampok
menjadi faktor pendorong untuk menuju dalam mengatasi krisis kepemimpinan aset atau kekayaan rakyat, karena nanti
perbaikan mekanisme rekrutmen yang berlangsung di Indonesia saat rakyat yang akan membayar proyek itu.
kepemimpinan yang ada di dalam partai ini? Kenapa? karena institusi yang
politik. Karena pada dasarnya calon Intinya, perlu ada mekanisme yang mengaturnya buruk. Jalan tol yang naik
independen itu susah dan lebih mahal bisa membuat sirkulasi kepemimpinan adalah ruas-ruas yang dikuasai oleh
biaya politiknya, wong dia engga punya nasional itu lebih lancar. Kan keterlaluan, penguasa. Contoh lain, Bakrie misalnya,
instrumen. kalau bangsa ini cuma mengandalkan tidak punya infrastruktur, tapi bisa dapat
pada Gus Dur, Amien Rais, Megawati,

Jurnal Demokrasi Sosial


Wawancara
fasilitas SLI, itu kan fakta-fakta dari hak-hak individu warga negara,
institusi politik dan ekonominya buruk. bagaimana memobilsasi seluruh resources
Nah, untuk membangun institusi yang yang ada pada negara untuk sebesar-
baik, hulunya adalah konstitusi. Jadi besarnya kemakmuran rakyat, kemudian
harus ada pembaruan konstitusi. apa peran negara, peran pasar, dan apa
Konstitusi kita sifatnya sementara. Bung peran pasar. Menurut saya tujuan atau
Karno sendiri mengatakan UUD 45 itu esensi bernegara kita juga harus direvisi.
sifatnya sementara, prasyarat untuk kita Bukan jargon adil makmur-gemah ripah
bisa merdeka aja. Nanti kalau sudah loh jinawi. Tapi tujuan bernegara adalah
pemilu, kita akan menghasilkan MPR/DPR untuk mencapai kebahagiaan (happiness)
yang akan membuat konstitusi baru. Dan bagi seluruh rakyat. Lalu, kendaraan
konstitusi kita jelas-jelas menciptakan untuk mencapai tujuan. Masalahnya,
Secara empiris, di dunia
ambigu-ambigu, misalnya sistem sampai sekarang kita belum ini terbukti, bahwa
pemerintah kita apakah parlementer atau mendefinisikan kendaraan, yakni ideologi
presidensial, bikameral atau unikameral, sebagai falsafah dasar kehidupan kita negara-negara yang
peran negara dengan peran pasar engga untuk mencapai tujuan berbangsa dan institusi politik dan
jelas. Ini semua yang bikin kacau. bernegara yang mencapai kebahagiaan
Intinya, konstitusi kita telah bagi semua. ekonominya baik di masa
menggariskan tujuan kita bernegara kita Kita tidak mendesain warga bangsa lalu adalah negara-
apa, tapi untuk mencapai itu tidak untuk mencapai hakikat dari kehidupan
ditunjukkan secara eksplisit dalam ini, yakni kebahagiaan. Padahal itulah negara yang sejahtera
konstitusi kita kendaraan apa yang bisa hakekat hidup menurut Aristoteles,
sekarang. Bangsa kita
digunakan untuk mencapai tujuan itu, ya menurut Gandhi, menurut Bentham.
engga sampai-sampai. Nah, kalau Tidak ada negara yang maju di dunia engga bisa membangun
konstitusinya sudah beres, baru aturan ini, yang tidak gencar melakukan
perundangan yang lainnya bisa beres. investasi pendidikan dan penelitian. Di
institusi politik dan
Kalau kita saksikan sekarang makin negeri ini misalnya, biaya penelitian ekonomi dengan cara
banyak proses judicial review ke cuma dianggarkan 300 juta dollar dengan
Mahkamah Konstitusi, itu sendirinya penduduk 222 juta. Sementara Malaysia, eksperimen terus, tapi
indikasi apa sih, kan anomali. Jadi yang menganggarkan penelitian sebesar 1,1 institusi politiknya jelas,
salah undang-undangnya apa miliar dollar dengan penduduk 17 juta,
konstitusinya. Kemungkinan besar Singapura dengan jumlah penduduk 3,5 institusi ekonominya
konstitusinya yang rancu. Maka, kalau juta menganggarkan penelitian sebesar jelas. Karena itulah yang
pun kita akan kembali melakukan 2,2 miliar dollar, Cina dengan jumlah
amandemen kelima terhadap UUD 1945, penduduk 2 milyar orang menganggarkan akan menjamin adanya
maka amandemenya harus bersifat untuk biaya penelitian 72 miliar dollar
kesinambungan
komprehensif, bukan yang diusulkan per tahun.
untuk melakukan amandemen karena ada Di Indonesia, lebih sudah Cuma 300 pembaruan yang lebih
kepentingan elite yang terganggu disana. juta dollar, 84,5 persennya dilakukan oleh 39
Ok, untuk lebih demokratis, dibuatlah negara (umumnya proyek penelitian
pasti, bukan selera rezim.
aturan tentang DPD misalnya, tapi DPD- dikerjakan oleh departemen pemerintah),
nya dikebiri, kan lucu. Peran negara juga sementara oleh swasta cuma 14,3 persen.
sampai detik ini engga jelas. Masa peran Sementara di Cina, 62 persen dilakukan
negara sampai saat ini masih jadi “tukang oleh swasta dan negaranya cuma 38
kebun” dengan PTP-nya, masa negara persen. Akhirnya apa, kita jadi negara
bersaing dengan warga negaranya, kan pembajak, kerena kita lemah dalam
engga mungkin. penelitian-penelitian yang produktif dan
Konstitusi itu sebenarnya ngurusin inovatif di bidang sains dan teknologi.
apa sih? Kan untuk melindungai bangsa Itulah yang mendukung daya saing
dan tumpah darah, bagaimana menjamin bangsa, karena selalu ada pembaruan

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Wawancara
produk, manajemen makin baik, Pembukaan UUD 1945 secara tegas berperan dalam memajukan pereko-
pemerintahnya jadi makin efisien. mengamanatkan bahwa tujuan kita nomian, peran negara harus dikurangi.
Nah, semua itu harus dilandasi oleh bernegara adalah untuk melindungi Justru sebaliknya, semakin besar peran
cara berpikir yang benar, yaitu ideologi. segenap bangsa Indonesia dan seluruh diberikan ke pasar, peran negara harus
Ideologi kita apa? Kalau kita telusuri dari tumpah darah Indonesia, memajukan lebih diperkuat untuk menjamin
goals konstitusi kita, sebenarnya ideologi kesejahteraan umum, mencerdaskan kesejahteraan yang berkeadilan.
bangsa ini adalah demokrasi sosial dan kehidupan bangsa, dan ikut serta Jadi persoalan yang harus kita
sistem pasar sosial. Tapi kenyataannya, memelihara ketertiban dunia yang rumuskan bukan terletak pada
perilaku kita liberal pada level yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian pendikotomian peran pasar versus peran
primitif, kapitalisme jaman kuda gigit abadi, dan keadilan sosial. Dalam konteks negara, melainkan bagaimana melakukan
besi. kesejahteraan sosial, Bung Karno reorientasi peran negara secara dinamis
Jadi kita harus memulai dari ideologi. menegaskan: (1) tidak boleh ada sejalan dengan tuntutan perubahan yang
Ideologi itulah kendaraan yang masih kemiskinan di bumi Indonesia merdeka, terus berlangsung di lingkungan internal
missing di negeri ini. Nah masalanya, ada (2) tidak didominasi kaum kapitalis, dan dan eksternal. Bagaimana peran negara
salah satu Menko kita pada saat bertemu (3) kesejahteraan yang merata keseluruh bisa optimal mendayagunakan segala
Joseph Stiglizt dengan lugas menyatakan rakyatnya, bukan kesejahteraan orang potensi yang dimiliki bagi sebesar-
“i don’t care ideology”! Saya engga peduli seorang. besarnya kesejahteraan rakyat secara
ideologi apa, kata sang Menko, yang Jelas kiranya, landasan ideologi kita berkelanjutan.
penting saya bisa mencapai tujuan. bukanlah libertarian, melainkan Sejauh ini, kita belum melihat peta
Statement ini jelas aneh, tidak mungkin demokrasi sosial. Dalam kehidupan jalan yang disiapkan oleh para pemimpin
sebuah kebijakan dibuat tanpa landasan berekonomi, konstitusi kita sama sekali kita untuk mengoptimalkan negara
ideologi yang jelas. Karena jika Anda tak mengindikasikan spirit antipasar, sebagai sarana yang sungguh-sungguh
menggunakan ideologi kapitalisme tetapi juga secara tegas tidak bisa berpihak para rakyatnya, dan mampu
primitif dalam kebijakan ekonomi, menyerahkan seluruh urusan ekonomi mewujudkan kesejahteraan dan
niscaya akan menghasilkan ketimpangan pada mekanisme pasar. Jadi tidaklah kebahagiaan bersama.
dalam kehidupan ekonomi negara, itu benar kesan bahwa seiring dengan
pasti. tuntutan agar pasar lebih banyak Azman.Launa

40

Jurnal Demokrasi Sosial


Wawancara

Prof Dr. Musa Asy’arie:

Kepemimpinan dan Pemiskinan


Bangsa

Dalam harian Kompas tanggal 1 September 2007, Prof. Dr.


Musa Asy’ Arie menulis artikel yang cukup menarik dengan
judul “NKRI di Tengah Pemiskinan Bangsa”. Dalam artikel
tersebut, Prof Dr. Musa Asy’ Arie menuliskan terjadinya
proses pemiskinan bangsa, yang sebenarnya sangat
bertentangan dengan kekayaan alam negeri. Dalam hal ini,
kekayaan alam ternyata tidak mempunyai korelasi positif
dengan kemakmuran masyarakat. Sebaliknya, senantiasa
didera oleh pemiskinan yang terus berlangsung sebagai
akibat penjarahan yang dilakukan oleh kekuasaan
konspiratif antara penguasa, pengusaha, dan militer.
Akibatnya, kekayaan alam hanya dinikmati oleh segelintir
orang.
Menurut Prof. Musa Asy’Arie, fenomena kaya miskin
sebenarnya merupakan fenomena permanen yang tidak
dapat dihilangkan dalam kehidupan. Namun, persoalannya 41
apakah jumlahnya sangat besar dan kesenjangannya
sangat tajam ataukah tidak? Dalam kasus Indonesia,
ternyata tidak hanya jumlah orang-orang miskinnya yang
masih banyak, tetapi kesenjangannya juga masih sangat
tajam.
Ada tiga pemiskinan yang disinyalir oleh Prof. Dr. Musa
Asy’Arie terjadi di Indonesia sekarang ini. Pertama,
pemiskinan ekonomi. Pemiskinan ini dapat dilihat dari
besarnya jumlah orang miskin di Indonesia dan semakin
lebarnya kesenjangan antara si kaya dengan si miskin.

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Wawancara

Kedua, pemiskinan budaya. Pemiskinan budaya ini sesuai dengan kehendak pemimpin yang tengah
dimulai dari semakin mahalnya biaya pendidikan berkuasa.
sehingga hanya golongan yang kaya saja yang dapat Di era reformasi, pembusukan Pancasila
menikmati pendidikan. Sementara itu, dalam kehidupan mengakibatkan penggerusan ideologi. Oleh
plural seperti Indonesia, pemiskinan budaya terjadi karenanya, menurut Prof. Dr. Musa Asy’Arie, orang
ketika kita tidak mampu lagi menghargai makna mempertanyakan aspek otentik Pancasila. Adakah
pluralitas karena fanatisme kesukuan, kedaerahan, dan Pancasila sebagai ideologi NKRI menyatu dengan
bahkan keagamaan sehingga memunculkan kekerasan realitas yang secara kasat mata memperbaiki kualitas
sebagai akibat fanatisme sempit. Pluralitas tidak hidup rakyat Indonesia dalam kehidupan yang kian adil
memperkaya spiritualitas, tetapi sebaliknya mengalami dan makmur seperti tujuan NKRI?
pendangkalan sehingga memicu konflik dan kekerasan
Ideologi, sebagaimana ia ditegaskan, seharusnya
dimana-mana. Ketiga, pemiskinan politik. Menurut Prof.
mempunyai kekuatan pragmatik yang aplikatif dan
Musa Asy’Arie, pemiskinan politik telah berlangsung
secara nyata mampu mengubah kualitas hidup
sejak euforia kebebasan politik pascareformasi yang
sebagian besar masyarakat untuk menjadi semakin
menyulut berdirinya banyak partai politik, tetapi
adil, semakin makmur, dan semakin cerdas. Jika tidak,
sayangnya tidak diikuti oleh kesadaran politik.
maka ideologi apapun bahkan suatu faham
Akibatnya, etika politik bangsa mengalami
keagamaan sekalipun dengan sendirinya akan
penggerusan yang hebat oleh kecenderungan money
mengalami pembusukan. Oleh karena itu, Pancasila
politics. Politik adalah kekuasaan dan hanya untuk
dan NKRI hanya dapat dipertahankan jika kebijakan
kekuasaan.
pemerintah yang menciptakan pemiskinan ekonomi,
Berkenaan dengan Pancasila, Prof. Dr. Musa Asy’Arie budaya, dan politik yang semakin tajam segera diakhiri.
menyatakan bahwa Pancasila sudah diterima sebagai
Berdasarkan pandangan-pandangan yang ditulis
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
dalam artikel inilah, tim redaksi kemudian melakukan
di dalamnya mengandung filosofi kehidupan
wawancara secara khusus dengan Prof. Dr. Musa
berbangsa. Pancasila merupakan konsensus politik
Asy’Arie di sekolah Pascasarjana Universitas Islam
kebangsaan yang disarikan dari berbagai pluralitas yang
Indonesia, Kalijaga, Yogyakarta. Berikut hasil
ada dalam kehidupan berbangsa di Indonesia. Namun
wawancara tersebut.
dalam praktiknya, Pancasila cenderung diintepretasikan

Dalam tulisan tersebut disebutkan merupakan negeri yang sangat kaya. di bidang pertanian yang sangat banyak.
bahwa eksistensi NKRI akan sangat Hampir tidak ada daerah-daerah yang Mereka sangat pandai, tetapi yang
42 tergantung pada sejauh mana NKRI miskin sumber daya alam kecuali, menjadi masalah mengapa beras harus
mampu meraih tujuan-tujuannya. barangkali, di Nusa Tenggara Timur (NTT). impor? Tidak hanya beras, tetapi juga
Dalam kaitan ini, apakah sebenarnya Namun, sebenarnya kandungan alamnya buah-buahan. Bukankah ini merupakan
yang menjadi tujuan NKRI tersebut? tidak begitu miskin. Jadi, menurut saya, ironi yang luar biasa. Jadi, menurut saya,
Menurut saya, eksistensi NKRI semua daerah di Indonesia mempunyai ini merupakan paradoks yang luar biasa.
ditentukan seberapa jauh keadilan dan sumber kekayaan yang melimpah. Namun, Sebuah negeri yang kaya, yang kata Koes
kemakmuran diwujudkan di negeri ini. jika dibandingkan dengan realitas yang Plus, tongkat saja bisa menjadi tanaman.
Jika tidak, maka potensi bubar sangat ada maka menjadi sangat paradoks. Namun dalam kenyataannya, sungguh
besar sekali. Sebetulnya, gejolak daerah Sebagai contoh, negeri kita ini mengenaskan. Nah, pasti ada yang salah.
yang ingin memisahkan diri kuncinya sebetulnya merupakan negeri agraris yang Salah satu faktor penyebabnya adalah
terletak pada kemakmuran dan subur. Potensi pertaniannya sangat luar manajemen politik. Pertama, menyangkut
kesejahteraan. Menurut saya, negeri ini biasa, dan kita mempunyai tenaga ahli leadership. Ini merupakan persoalan yang

Jurnal Demokrasi Sosial


Wawancara
paling utama, yakni bagaimana berlanjut, maka NKRI akan habis. Bisa semakin pudar dan akibatnya aparat
manajemen politik tidak mampu dibayangkan bagaimaan pemiskinan penegak hukum tidak lagi mempunyai
mendayagunakan kekayaan untuk budaya membuat sebuah bangsa yang wibawa sehingga usaha-usaha yang
kesejahteraan bangsa. Sebagai contoh, ramah tiba-tiba menjadi masyarakat yang ditujukan untuk menegakkan hukum
kekayaan Papua dengan Freeport-nya. berdarah-darah, dan ini dimotivasi oleh menjadi sangat sulit. Pada masa
Pertanyaannya adalah berapa triliun kepentingan-kepentingan sempit, Soeharto, hukum mengalami stagnasi
negara mendapatkan itu? Seandainya, kepentingan suku, dan agama yang karena hukum pada masa ini adalah
kekayaan tersebut dikembalikan ke Papua dipolitisasi. Ini merupakan pemiskinan kekuasaan. Bukan hukum yang
maka tentunya mereka akan kaya raya. budaya karena bineka tunggal ika menetapkan salah dan benar atas suatu
Dalam hal ini, nampak jelas betapa tidak tercerai-berai. persoalan, tetapi kekuasaan. Pada masa
ada hubungannya antara kekayaan reformasi ketika kekuasaan tumbang,
dengan tingkat kesejahteraan masyarakat Sebenarnya, bagaimana elit politik sebenarnya, kita tidak mempunyai hukum
daerah. Oleh karena itu, NKRI tanpa memaknai tujuan-tujuan NKRI karena hukum tertinggal jauh di
keadilan dan kemakmuran hanya akan tersebut sehingga mereka belum belakang. Untuk mengatasi masalah
menunggu waktu untuk bubar, dan ini mampu membawa Indonesia ke arah tersebut, dipaculah pembuatan undang-
disebabkan oleh leadership. kemakmuran? undang sebagai produk hukum. Dalam
Sebetulnya, yang menjadi persoalan situasi semacam ini, banyak elit politik
Leadership yang bagaimana yang adalah pembudayaannya. Ketika para lantas menggunakan kesempatan tersebut
seharusnya ada, dan apakah ini pendiri negara merumuskan Undang- sebagai ajang korupsi melalui biaya-biaya
berkenaan dengan visi seorang Undang Dasar 1945, tentu mereka pembuatan undang-undang.
pemimpin? mengalami perdebatan intelektual yang
Menurut saya, leadership yang benar- luar biasa. Namun, setelah dirumuskan Tadi dikemukakan bahwa
benar memahami filosofi NKRI bukan maka yang menjadi persoalan selanjutnya kebijakan-kebijakan pemerintah
leadership yang pragmatik yang hanya adalah bagaimana rumusan tersebut justru mendorong terjadinya
mementingkan kelompok tertentu. diimplementasikan? Setelah nilai-nilai pemiskinan. Dalam konteks ini,
Mereka yang mempunyai ikatan yang kuat yang hidup dalam masyarakat dirumuskan bagaimana sebenarnya kebijakan
supaya kekayaan alam yang ada benar- menjadi sebuah ideologi negara maka pemerintah atau public policy ini
benar mampu menyejahterakan rakyatnya sebenarnya turunannya yang menjadi dirumuskan dan diimplementasikan
sehingga seharusnya semua sistem yang masalah. Padahal, ketika ideologi sehingga hasilnya bukannya
tidak menuju ke arah sana ditolak. tersebut diturunkan ke dalam konsep- kemakmuran rakyat, tetapi justru
Keberanian untuk inilah yang sebenarnya konsep politik, pada era Soekarno saja menciptakan pemiskinan?
diperlukan karena ada yang mengatakan sudah ditarik kemana-mana dari Barangkali karena memang sejak awal
bahwa rakyat Indonesia pada dasarnya demokrasi liberal-parlementer sampai negeri ini dibangun tidak dengan
tahan miskin sehingga mengapa kita dengan demokrasi terpimpin. Setelah landasan yang profesional sehingga
tidak mampu menolak? Menurut saya, Soekarno jatuh, masuk ke Soeharto dan masuklah muatan-muatan lokal yang
dengan komitmen ideologis yang tinggi, ditarik lagi menjadi demokrasi Pancasila membuat birokrasi tidak mampu melayani
semua kekayaan alam yang kita miliki yang esensinya adalah otoritarianisme. rakyat. Sebaliknya, birokrasi berubah
dapat digunakan sebesar-besarnya untuk Menurut saya, antara cita-cita ideal yang menjadi birokrasi kekuasaan yang
kemakmuran rakyat. Sayangnya, ada dalam Undang-Undang Dasar 1945 pokoknya adalah kuasa. Ini karena, 43
fenomena yang muncul justru sebaliknya. ketika diturunkan ke dalam kebijakan- asumsinya, dengan kekuasaan semua akan
Pabrik-pabrik atau industri-industri kebijakan negara maka konsistensi datang. Uang akan datang dan
diberi kekuasaan untuk mengambil ideologisnya terhadap kedaualatan rakyat kehormatan akan datang sehingga tidak
sumber daya alam. Padahal, mereka semakin jauh. Ada orang yang pernah mendapatkan gaji pun tidak menjadi
merusak alam, dan masyarakat sekitar bercerita bahwa ketika awal-awal negara masalah. Dalam konsep kita, kekuasaan
menjadi konsumtif. Oleh karena itu, ini dibangun, seorang hakim masih teguh menjadi segala-galanya, dan ini
hanya leadership yang kuat, dan memegang prinsip-prinsip keadilan dan sebenarnya konsep kerajaan. Ketika kita
memahami dengan baik hakikat NKRI polisi masih mempunyai kewibawaan. merdeka maka feodalisme yang
yang akan mampu mendayagunakan Aparat penegak hukum benar-benar merupakan peninggalan masa kerajaan
kekayaan alam demi kesejahteraan rakyat. mempunyai penghayatan yang tinggi, tersebut masih tetap ada. Feodalisme
Jika kemiskinan dan ketimpangan terus tetapi jauh ke belakang penghayatan berpindah dari keraton ke pemerintah.

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Wawancara
Bahkan, masuk ke dalam perguruan tersebut. Mahalnya pendidikan membuat
tinggi. Oleh karena itu, harus ada hanya orang-orang kaya yang mempunyai
kesediaan untuk melakukan evaluasi guna banyak uang saja yang mampu
melakukan perombakan. Dalam hal ini, mengenyam pendidikan. Padahal, orang-
dilakukan desakralisasi terhadap orang yang berpendidikan inilah yang
kekuasaan karena jika kekuasaan masih suatu saat dapat menciptakan uang.
dianggap sebagai sesuatu yang sakral Sebaliknya, jika pendidikan gagal, maka
maka akan membuat penguasa seakan- hanya akan menciptakan kaum buruh
akan tidak bisa salah. Hal ini terjadi yang diekspor ke luar negeri untuk
karena mereka masih meyakini bahwa kemudian diberi gelar pahlawan devisa.
Hal ini terjadi karena
kekuasaan merupakan “pulung” yang Ini terjadi karena sempitnya lapangan
mereka masih meyakini diberikan kepada seseorang. Dalam pekerjaan di dalam negeri, dan salah satu
pemahaman saya, kekuasaan harus diatur faktor penyebabnya adalah kurangnya
bahwa kekuasaan dengan menggunakan aturan yang jelas. kesempatan dalam pendidikan. Dulu, ada
merupakan “pulung” Dengan desakralisasi kekuasaan, tidak perdebatan yang cukup menarik antara
akan muncul terlalu banyak ritus. Ini Widjojo Nitisastro dengan Soejatmoko.
yang diberikan kepada perlu dilakukan karena negeri kita ini Di situ, terjadi perdebatan intelektual
seseorang. Dalam seperti “negeri upacara”. Akibatnya, mengenai titik tolak pembangunan. Dari
terjadi pemborosan yang luar biasa hanya manakah seharusnya pembangunan
pemahaman saya, karena demi melakukan upacara. Jadi, dimulai, apakah pembangunan dari
kekuasaan harus diatur kekuasaan harus diatur secara rasional. budaya melalui basis pendidikan ataukah
Nah, sekarang kita sedang memulai. pembangunan ekonomi terlebih dulu?
dengan menggunakan Selama kurang lebih 52 tahun kita hanya Namun, masalahnya adalah jika harus
mempunyai dua orang presiden. Namun melakukan pembangunan budaya melalui
aturan yang jelas.
sekarang, kita sudah dapat berganti-ganti pendidikan maka dari mana sumber
Dengan desakralisasi presiden. Tentu saja, ini merupakan dananya? Maka, pembangunan
sesuatu yang baik. Persoalannya sekarang ekonomilah yang akhirnya lebih
kekuasaan, tidak akan adalah bagaimana jebakan-jebakan didahulukan. Kuenya diperbesar, dan
muncul terlalu banyak seremonial kekuasaan dilawan dengan setelah itu dibagi menurut teori trikle
cara menegakkan hukum sehingga down effect. Sayangnya, trikle down
ritus. Ini perlu dilakukan Indonesia akan menjadi sebuah negara effect-nya tidak terjadi. Ketika kuenya
karena negeri kita ini hukum dalam pengertian sesungguhnya. sudah besar maka hanya dinikmati oleh
Dalam arti, kekuasaan tertinggi adalah segelintir orang saja. Sementara itu,
seperti “negeri upacara”. hukum, dan bukannya kekuasaan sebagai negeri-negeri yang lebih mengutamakan
Akibatnya, terjadi hukum. Selanjutnya, setelah desakralisasi pembangunan manusianya seperti
kekuasaan dilakukan dan hukum ditata Malaysia, misalnya, yang dulunya belajar
pemborosan yang luar secara lebih baik maka langkah ke kita, tetapi sekarang mereka lebih
berikutnya adalah mengembangkan Unit maju. Oleh karena itu, orang Malaysia
44 biasa hanya karena demi Usaha Kecil (UKM) sebagai basis mampu mengolah kekayaan alamnya
melakukan upacara. ekonomi. Ini perlu dilakukan karena sendiri karena memepunyai pendidikan
sekarang ini basis-basis UKM sudah dan sumber daya manusia yang bagus.
banyak yang mati. Padahal, jika kita Tentu saja, ini berlawanan dengan
berbicara tentang ekonomi Indonesia, Indonesia. Di negeri ini, pendidikan
maka UKM. UKM inilah yang menjadi basis mahal sehingga hanya orang-orang
ekonomi Indonesia karena sesuai dengan tertentu yang dapat menikmatinya.
realitas Indonesia. Berikutnya adalah Akibatnya, muncul banyak kelas pekerja.
pendidikan harus murah, tetapi Selanjutnya, ketika lapangan pekerjaan
berkualitas. Oleh karena itu, negara harus dalam negeri tidak mencukupi, maka kelas
mengambil peran dalam menyediakan pekerja ini dikirim ke luar negeri.
pendidikan yang murah dan berkualitas Akhirnya, kita menjadi penonton di

Jurnal Demokrasi Sosial


Wawancara
negeri sendiri. Ini sebenarnya merupakan melihat Indonesia bukan merupakan Soekarno, kita juga sudah belajar dengan
sesuatu yang menyedihkan, dan suatu keragaman, Indonesia bukan lagi kegagalan Soeharto, dan apakah kita akan
bagaimana mungkin NKRI hendak penghormatan terhadap perbedaan, gagal lagi? Jika demikian, maka kita
dipertahankan dengan kemiskinan pengayaan terhadap keberbagaian. Jika menjadi bangsa yang tidak pernah
semacam itu? sudah demikian, maka rasanya Indonesia dewasa. Kita harus mampu belajar dari
sudah hilang. Dalam hal ini, Anda tidak masa lalu, dan budaya politik mestinya
Jika ditinjau dari aspek budaya, dapat mengatakan bahwa Indonesia sudah diubah. Penataan hukum harus
maka ada yang mengatakan bahwa adalah Jawa sebagaimana Anda juga tidak jelas, dan tidak perlu mundur. Dalam
budaya birokrasi kita ini memang dapat mengatakan bahwa Indonesia konteks inilah, diperlukan seoarang
berorientasi kekuasaan sebagaimana adalah Islam. Masih banyak di luar Jawa, leader yang mampu memberi arah ke
telah disinggung di awal, dan ini dan masih banyak di luar Islam yang depan. Sekarang ini, undang-undang
sengaja direproduksi oleh elit-elit memberikan kontribusi terhadap antikorupsi sudah bagus hanya
politik karena menguntungkan Indonesia. Pluralitas ini harus di-manage bagaimana ditata sedemikian rupa
mereka. Selain itu, ada juga yang oleh seorang pemimpin yang mempunyai sehingga hukum benar-benar mempunyai
mengatakan adanya budaya “nrabas”. kemampuan leadership yang kuat. kekuatan. Kemudian, amandemen
Bagaimanakah sebenarnya Seorang leadership yang mampu me- Undang-Undang Dasar 1945 juga sudah
implikasinya bagi politik Indonesia? manage pluralitas sebagai pengayaan bagus karena sudah mampu membatasi
Pokok persoalannya adalah apakah spiritual dan bukannya pendangkalan. kekuasaan presiden hanya dua kali masa
kita sudah mampu melakukan reformasi Sekarang ini, yang terjadi sebaliknya. pemilihan. Ini harus diteruskan.
budaya politik ataukah belum? Kelompok yang kuat melakukan Perubahan di tangan pemimpin yang
Tampaknya, kita belum melakukan itu penindasan terhadap yang lemah. lemah maka resikonya sangat besar. Saya
karena budaya politiknya masih tetap Bagaimana mungkin sesama agama saling pernah menulis di harian Kompas,
budaya politik yang mengagung- menghabisi, Ahmadiyah dihabisi oleh bagaimana beratnya belajar demokrasi di
agungkan kekuasaan. Budaya politik yang sesama muslim. Bukankah ini merupakan tengah kemiskinan bangsa. Bagaimana
sebenarnya tidak rasional. Budaya politik pendangkalan? Masih banyak lagi konflik- mungkin orang disuruh berdebat guna
dimana kekuasaan mendapatkan hak-hak konflik semacam ini. Bila dibiarkan, maka mencari solusi-solusi terbaik dalam
yang istimewa. Budaya politik yang negeri ini akan hancur. situasi ketika perut masih lapar, tidaklah
belum sepenuhnya berbasis kedaulatan mungkin. Oleh karena itu, demokrasi
rakyat, dan saya kira ini menjadi Ada pendapat salah seorang memerlukan modal pendidikan dan modal
persoalan kita semua. Oleh karena itu, pengamat yang mengatakan bahwa kesejahteraan. Jika orang dengan tingkat
hingga detik ini, perubahan-perubahan pembicaraan Indonesia kontemporer pendidikan rendah disuruh berdebat,
politik hanya menyangkut perubahan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari maka dapat dibayangkan hasil perdebatan
orang saja. Kulturnya tidak pernah Orde Baru karena pengaruhnya yang itu. Hal yang sama juga terjadi ketika
berubah. Jika hanya orangnya saja yang luar biasa dalam kehidupan masyarakat belajar demokrasi pada saat perut
berubah, sedangkan budaya politiknya Indonesia. Bagaimana menurut Pak masyarakat masih keroncongan, maka
masih merupakan sisa-sisa feodalisme dan Musa? pasti akan menimbulkan perkelahian.
juga kekuasaan sebagai sesuatu yang Menurut saya, apa yang terjadi pada Inilah, menurut saya, bahaya belajar
sakral yang menempatkan pemimpin tidak masa Orde Baru harus dilihat sebagai demokrasi di tengah kemiskinan rakyat.
bisa salah, maka akan menghancurkan proses berbangsa. Orde Baru barangkali Meskipun demikian, jika proses belajar 45
NKRI. Ini karena NKRI sebenarnya memang melakukan hal-hal negatif, tersebut berada di tangan seorang
merupakan suatu pluralitas. Namun dalam tetapi bukankah setiap rejim mempunyai pemimpin yang kuat secara intelektual
perkembangannya, kemajemukan menjadi sisi positip dan negatif? Pada waktu Orde dan moral maka rakyat dapat diajak
ancaman. Bahkan, kemajemukan dihabisi Baru, kita marasa aman jika bepergian bertahan. Sebaliknya, jika tidak, maka
oleh munculnya kekuatan-kekuatan yang kemana-mana. Jadi, selalu ada plus dan akan dicemooh orang.
ekstrim, dan, menurut saya, jika kekuatan minusnya. Menurut saya, tidaklah
yang berkuasa menindas pluralitas, maka bijaksana jika senantiasa menghujat masa Bagaimana dengan implementasi
bukan merupakan Indonesia lagi. Dalam lalu. Namun, yang lebih penting adalah Pancasila sebagai landasan ideologis
beberapa waktu belakangan, banyak bagaimana menatap masa depan. Kita berbangsa yang mestinya menjadi
sekali kekuatan-kekuatan ekstrim yang sudah belajar dengan kegagalan dasar setiap pengambilan kebijakan?

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


Wawancara
Jika kita ingin membangun negeri ini, rakyatnya, bukan kebijakan yang Prof. Dr. Musa Asy’Arie dilahirkan di
maka pertanyaannya adalah landasan diperdagangkan melalui penerimaan Pekalongan pada tanggal 31 Desember
ideologisnya apa? Mau kemanakah negeri modal-modal asing dan kekuatan- 1951. Pada tahun 1964-1970, menjadi
ini hendak dibawa? Dalam hal ini, tidak kekuatan lain. Jangan sampai dibiarkan santri di Pondok Tremas Pacitan.
ada jawaban lain kecuali Pancasila karena menggunakan sistem yang lain. Inilah Kemudian, melanjutkan pendidikan di
kita tidak mungkin kembali ke agama- kekeliruan Indonesia, dan ini terjadi IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga,
agama tertentu. Persoalannya adalah karena kesalahan dalam memilih Yogyakarta hingga meraih gelar doktor
bagaimana Pancasila tidak hanya berhenti pemimpin. Namun, untuk sekarang ini, pada tahun 1991. Mendapatkan gelar guru
sekedar sebagai statement ideologis, ora kesuwen-lah (tidak terlalu lama, red.) besar dalam bidang filsafat Islam dari
tetapi juga menjadi sesuatu yang bersifat karena jika salah dalam memilih IAIN Sunan Kalijaga pada tahun 2000.
operasional dan membuat hidup lebih pemimpin dapat diganti dalam waktu lima Saat ini, selain menjadi dosen di
baik. Ini karena ideologi apapun jika tahun. Coba dibayangkan seandainya kita pascasarjana UIN Sunan Kalijaga juga
dalam kenyatannya tidak mampu mempunyai pergantian pemimpin lima menjadi staff ahli di kementrian
membuat hidup lebih sejahtera, maka kali saja, maka dari kelima ini kita dapat komunikasi dan informasi untuk bidang
akan menjadi ideologi yang kosong. Jadi, belajar banyak dari kesalahan-kesalahan sosial-budaya dan juga sebagai dewan
ideologi jangan hanya berhenti dalam yang ada. Dari situ pula, dapat dilihat pengawas TVRI.
bahasa filosofis, tetapi bagaimana pemimpin yang mampu
ideologi tersebut mengalir ke dalam mengimplementasikan Pancasila secara
kebijakan-kebijakan sehingga benar dan mana yang tidak. Oleh karena
keluarannya menjadi lebih baik. Jika itu, saya berharap agar generasi tua tidak
ideologi tidak mampu membuat hidup mencalonkan diri lagi menjadi pemimpin
lebih baik, maka akan ditinggalkan. karena jika tidak maka kita tidak pernah
Dengan demikian, masalahnya bukan menjadi bangsa yang mampu
pada Pancasila, tetapi bagaimana mendewasakan diri, dan perlu diingat
Pancasila ketika menjadi sebuah ideologi bahwa daya tahan sebuah bangsa yang
negara maka diimplementasikan oleh para paling kuat sebenarnya terletak pada
penyelenggara negara menjadi kebijakan kesejahteraan dan intelektualitas.
yang dapat meningkatkan kualitas hidup *****

46

Jurnal Demokrasi Sosial


A r t i k e l

R. Ramli2 dan P. Nuryadin3

Kegagalan Solusi Monetaris dan


Neoliberal di Indonesia:
Kerawanan Lama dalam
Bungkus Baru
Pendahuluan bertanggung jawab dan sebagai usaha yang mengalami krisis serupa, Indonesia
Pertengahan Agustus 1997, Indonesia mencari kambing hitam. Kenyataannya, jauh tertinggal di belakang.
mengalami krisis moneter yang sangat krisis memang dipicu oleh krisis di Tulisan ini akan berusaha memaparkan
hebat. Krisis mata uang yang awalnya Thailand, tetapi menularnya krisis apa yang sebenarnya terjadi saat itu.
menyerang Thailand tersebut ternyata tersebut lebih disebabkan oleh Faktor-faktor apa yang menjadi
dengan cepat menular ke negara-negara kelemahan struktur ekonomi Indonesia. penyebabnya, dan mengapa recovery
lain seperti Malaysia, Korea, dan Selanjutnya, kegagalan mengantisipasi ekonomi Indonesia jauh lebih lama
Indonesia. Sebagai akibat krisis berantai serta akumulasi rentetan mis-judgement dibandingkan dengan negara lain? Dalam
mata uang tersebut, Indonesia mengalami dan policy errors pengambilan kebijakan konteks ini, akan dipaparkan peranan IMF
kontraksi ekonomi yang jauh lebih parah saat itu membuat krisis berkembang lebih dalam menjerumuskan ekonomi Indonesia
dibandingkan dengan ketiga negara lain dasyat. menjadi lebih parah. Selanjutnya, tulisan
yang mengalami krisis yang sama. Biaya yang ditimbulkan akibat policy akan ditutup dengan menarik benang
Indonesia harus mengalami rentetan errors tersebut sangalah besar. Selain merah menyangkut pelajaran apa yang
krisis mulai dari krisis mata uang, meningkatnya jumlah pengangguran dan dapat diambil dari krisis tersebut.
likuiditas, dan perbankan yang kemiskinan, juga menyulut terjadinya
selanjutnya diikuti dengan kebangkrutan kerusuhan dan penjarahan massal pada Ekonomi Pra-krisis: Tumbuh Moderat
dunia usaha secara umum. Pada tahun Mei 1998, munculnya biaya rekapitulasi dengan Sejumlah Kerawanan 47
1998, Indonesia mengalami kontraksi bank yang mencapi 650 triliun (termasuk Telah dikatakan sebelumnya,
ekonomi yang hebat, yakni sebesar BLBI) dan bertambahnya utang puluhan meskipun krisis distimuli oleh faktor
kurang lebih 12.8%, dan merupakan salah miliar dollar yang masih membenani eksternal, tetapi pada perkembangannya
satu yang tertinggi di dunia disamping Indonesia hingga saat ini. Tentu saja, ini tidak dapat dilepaskan dari struktur
negara-negara bekas Eropa Timur. merupakan harga mahal yang harus ekonomi Indonesia yang rapuh.
Menanggapi krisis tersebut, banyak dibayar atas kegagalan-kegagalan Kenyataan ini dapat dilihat dari fakta
kalangan birokrasi mengatakan bahwa tersebut, yang sebenarnya telah dimulai bahwa negara-negara yang struktur
krisis ekonomi yang dialami Indonesia jauh sebelum krisis. Setelah lebih dari ekonominya kuat tidak mengalami
diakibatkan oleh semata-mata faktor satu dekade, ekonomi Indonesia ternyata penularan atas krisis mata uang yang
ekternal. Namun sebenarnya, pernyataan belum menampakkan kinerja yang bagus. terjadi di Thailand. Sebelum krisis,
ini lebih merupakan sikap yang kurang Dibandingkan dengan negara-negara lain ekonomi Indonesia mempunyai

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


A r t i k e l
kerawanan yang sangat beresiko misalnya, defisit transaksi berjalan pertengahan 1997 tidak semata-mata
menggoyahkan struktur ekonomi sebesar US$ 3,1 miliar. Pada tahun 1995, diakibatkan oleh faktor eksternal
meskipun mengalami pertumbuhan meningkat dua kali lipat menjadi US$ 7,2 sebagaimana disangkakan oleh sebagian
moderat. 4 Berbagai kerawanan yang miliar. Kondisi ini merupakan awan birokrat, tetapi juga disebabkan oleh
dimaksud adalah sebagai berikut. mendung bagi ekonomi Indonesia karena struktur ekonomi yang rapuh dan
1. Cross Ownership dan Cross rentan terhadap serangan spekulatif mengandung bahaya. Krisis mata uang
Management di Sektor Finansial. (speculative attack) baik oleh spekulan pun akhirnya tidak dapat dihindari, dan
Salah satu kebijakan penting yang domestik maupun internasional 6 . sayangnya kebijakan yang dikeluarkan
mempunyai dampak luas terutama di Kebijakan otoritas moneter yang untuk mengatasi krisis justru membuat
sektor finansial adalah Paket Deregulasi berusaha mempertahankan nilai tukar situasinya menjadi lebih parah.
Finansial Oktober 1988 atau lebih dikenal rupiah tetap (fixed exchange rate system) Hingga bulan Agustus 1997, rupiah
dengan Pakto 88. Salah satu ketentuan pada kisaran 2.200-2.300 memperparah telah mengalami depresiasi sekitar 18%.
penting dalam pakto tersebut adalah kondisi ini. Padahal, dalam situasi Respon yang diberikan otoritas moneter
kemudahan perijinan perbankan yang transaksi berjalan mengalami defisit untuk mengatasi krisis mata uang
hanya mensyaratkan modal minimal semacam itu, mestinya diimbangi dengan tersebut adalah dengan menerapkan
sebesar 10 miliar. Kebijakan ini telah nilai mata uang yang fleksibel. Akibatnya, kebijakan uang super ketat. Dalam
mendorong peningkatan jumlah bank di rupiah mengalami overvalued minimal Economic Outlook 1998, yang diterbitkan
Indonesia dari semula hanya sekitar 111 sebesar 16%.7 pada 5 November 1997, Econit
bank pada tahun 1988 menjadi 240 bank 3. Over-leverage Utang Luar Negeri menyebutnya sebagai “Gebukan Kusut
pada tahun 1995. Ini berarti telah Swasta 97” yang akan menimbulkan krisis baru
meningkat lebih dari dua kali lipat. Sisi Salah satu komponen utama yang yang lebih laten dan berbahaya, yaitu
positip peningkatan jumlah bank ini memberikan tekanan terhadap defisit krisis likuiditas. Krisis ini akan
adalah turut meningkatnya kredit neraca pembayaran adalah besarnya mempunyai dampak yang lebih luas
perbankan ke sektor riil, dan ini telah beban cicilan utang luar negeri, termasuk dibandingkan dengan krisis mata uang
memacu pertumbuhan ekonomi moderat utang luar negeri swasta. Secara yang melanda Indonesia saat itu..
pada tahun 1990-an. Namun, konservatif, utang luar negeri swasta Gebukan Kusut 1997 lebih dasyat
pertumbuhan ini juga mempunyai diperkirakan sebesar US$ 60 miliar pada dibandingkan dengan Gebrakan Sumarlin
dampak negatif, yakni memicu jumlah tahun 1997 atau sekitar 50% dari utang tahun 1991. Ini karena Gebrakan Sumarlin
bank-bank yang sangat agresif serta luar negeri Indonesia. Jika hanya mengatur kuantitas pasok uang
kepemilikan silang (cross ownership) dan diperhitungkan utang berjangka pendek, (fixing the quantity of money) dan
manajemen silang (cross management) termasuk promissory notes, commerscial membiarkan tingkat bunga menentukan
dalam industri keuangan di Indonesia. papers, dan other short-term debt harganya sendiri. Sebaliknya, Gebukan
Pada akhirnya, ini akan mendorong instrument dalam nominasi dolar dan Kusut 1997 mengatur tiga hal, yakni
terjadinya konsentrasi kepemilikan di rupiah yang dimiliki oleh pihak asing, kuantitas pasok uang, harga uang, dan
sektor perbankan. Kepemilikan dan maka diperkirakan utang luar negeri alokasi siapa yang mendapatkannya
manajemen silang ini telah mendorong swasta sebesar US$ 75 mil;iar. Dengan (fixing the quantity, prices, and
peningkatan resiko sistemik dan demikian, total utang luar negeri distribution of money). Dampak blunder
instabilitas ekonomi nasional. Studi Indonesia mencapai US$ 135 miliar pada kebijakan triple-fixes ini sungguh
48 ECONIT dan Institut Bankir Indonesia tahun 1997. Jumlah utang sebesar ini berbahaya. Pada tanggal 6 Okotober
pada tahun 1997 menunjukkan bahwa telah melampaui sebesar 40% batas-batas 1997, misalnya, rupiah anjlok ke titik
konsentrasi kepemilikan telah mendorong aman. Terlebih, sebagian besar utang terendah (Rp. 4000 per US$) yang
terjadinya pelanggaran dalam pemberian swasta tersebut digunakan untuk mencerminkan persepsi negatif pasar
batas maksimum kredit kepada konsumsi dan investasi pada non-traded terhadap langkah-langkah otoritas
kelompoknya sendiri sehingga resiko sectors seperti untuk spekulasi di sektor moneter.
sistemik terhadap perbankan sangat properti dan konsumsi. Bank Dunia dan pemerintah sendiri
tinggi5. menyebut krisis tersebut sebagai krisis
2. Rupiah yang overvalued. Respon Kebijakan semakin kepercayaan. Padahal, krisis kepercayaan
Sejak tahun 1980-an, Indonesia Memperparah Keadaan jauh lebih sukar diatasi dibandingkan
mengalami defisit transaksi berjalan yang Dari paparan di atas, tampak bahwa dengan krisis finansial atau cash-flow.
terus meningkat. Pada tahun 1994, krisis yang melanda Indonesia pada Krisis finansial dapat cepat diatasi
dengan meminjam uang, tetapi krisis
Jurnal Demokrasi Sosial
A r t i k e l
kepercayaan belum tentu dapat diatasi menyadari bahwa pinjaman IMF
dengan meminjam uang. Sebaliknya, mempunyai dampak negatif yang sangat
hanya dapat diatasi dengan credible luas dalam bentuk penurunan
policy-makers dan credible policies. Oleh pertumbuhan ekonomi yang sangat
karenanya, menyebut krisis tersebut drastis, penurunan daya beli masyarakat
sebagai krisis kepercayaan merupakan dan konsumsi, serta peningkatan
usaha untuk menghancurkan diri sendiri kemiskinan. Dalam hal ini, IMF bukanlah
(self-destructive). “Dewa Penyelamat”, tetapi “Dewa
Amputasi” yang akan melakukan
Masuknya IMF: Awal Malapetaka Baru amputasi di ruang gawat darurat, dan
Didorong oleh perasaan tidak mampu kemudian memaksa si pasien melakukan
dan tidak percaya diri menyelesaikan diet ketat dengan konsekuensi jangka
krisis yang tengah berlangsung, sejumlah panjang. Padahal seharusnya, pasien
pejabat pemerintah akhirnya tersebut tidak perlu diamputasi.8 Keterlibatan IMF
memunculkan wacana untuk meminta Turbulensi ekonomi Indonesia yang
membuat krisis ekonomi
pertolongan International Monetary Fund terjadi saat itu membuat kreditor-kreditor
(IMF). Bahkan, pada saat itu, banyak internasional mengalami kerugian Indonesia semakin parah
media massa dalam dan luar negeri sebagai akibat nilai rupiah yang anjlok
memuat saran-saran agar Indonesia dan ketidakmampuan pengutang untuk
dan mendalam. Ini
meminta pinjaman pada IMF. Menurut membayar cicilan. Dalam hal ini, disebabkan oleh salah
mereka, pinjaman IMF diperlukan guna penggunaan pinjaman dari IMF untuk
memulihkan Indonesia dari krisis menyelesaikan masalah ketidakmampuan
diagnosis dan obat.
moneter. pengutang hanya menguntungkan pihak Akibatnya, pertumbuhan
Menurut Econit, ada dua kemungkinan kreditor lembaga-lembaga keuangan
mengapa Indonesia disarankan untuk internasional. Sementara dalam jangka ekonomi Indonesia tahun
meminta pinjaman kepada IMF meskipun panjang, rakyat Indonesialah yang akan 1998 minus 12.8 persen.
kondisi Indonesia belum mengalami membayar dalam bentuk kontraksi agregat
gawat darurat. Pertama, pihak-pihak yang demand dalam negeri yang berlebihan. Jika IMF tidak terlibat,
mengajukan saran-saran tersebut Ini karena hanya dengan kontraksi
maka krisis akan tetap
(Widjojo, dkk) dengan sengaja agregat demand-lah kita bisa memperoleh
menjerumuskan Indonesia ke dalam surplus finansial sehingga dalam jangka terjadi. Namun, skalanya
tahapan yang jauh lebih berbahaya, panjang akan mampu membayar kembali
kemerosotan ekonomi lebih dalam, dan kewajiban kepada IMF. Pertanyaan
akan relatif lebih kecil
mempunyai implikasi sosial-politik yang selanjutnya adalah apakah saran-saran (pertumbuhan ekonomi
luas. Sejalan dengan pikiran ini, usulan untuk menerima IMF sebenarnya berpihak
untuk membiarkan terjadinya cross- kepada kreditor ataukah kepentingan
antara minus 2 hingga 0)
default menunjukkan sikap yang picik dan masyarakat? Kontraksi moneter jelas akan pada tahun 1998.
tidak negarawan sebab jika terjadi cross- membantu menyelamatkan sejumlah
default, maka ekonomi Indonesia akan kreditor dari kerugian, tetapi kontraksi 49
dijerumuskan untuk meminta pinjaman tersebut akan mempunyai dampak luas
IMF mengingat cross-default akan terhadap penurunan daya beli
mengakibatkan capital-outflow dadakan masyarakat, pergeseran pola kepemilikan
dalam jumlah besar, dan untuk aset diantara berbagai kelompok
menariknya kembali diperlukan pinjaman masyarakat, dan akan mempercepat laju
dari IMF. Kedua, pihak-pihak yang “penggusuran ekonomis” golongan
menyarankan peminjaman kepada IMF pengusaha menengah dan lemah.
tersebut tidak memahami konsekuensi Kontraksi moneter yang berlanjut akan
dan pengalaman-pengalaman historis mengakibatkan banyak perusahaan skala
negara-negara yang pernah menjadi menengah ke bawah mengalami kesulitan
“pasien” IMF. Mereka tampaknya tidak

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


A r t i k e l
likuiditas dan memperbesar tingkat negara yang mengalami kerusuhan sosial negara. Selain itu, pemerintah juga
kebangkrutan mereka. sebagai akibat saran-saran IMF. melakukan pengetatan moneter dan fiskal
Keterlibatan IMF membuat krisis hanya demi menjamin tersedianya
ekonomi Indonesia semakin parah dan Proses Recovery sangat Lamban anggaran untuk membayar cicilan utang
mendalam. Ini disebabkan oleh salah Telah dikemukakan sebelumnya, kepada kreditor, termasuk IMF. Padahal,
diagnosis dan obat. Akibatnya, Indonesia merupakan negara yang dalam situasi ekonomi sekarat semacam
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun mengalami kontraksi ekonomi paling itu, pemerintah seharusnya mencari
1998 minus 12.8 persen. Jika IMF tidak buruk pada saat krisis dibandingkan berbagai cara untuk memompa ekonomi
terlibat, maka krisis akan tetap terjadi. dengan negara Asia lainnya. Namun, dan bukannya malah memperlambatnya
Namun, skalanya akan relatif lebih kecil ternyata tidak hanya itu. Dalam dengan mengetatkan kebijakan moneter
(pertumbuhan ekonomi antara minus 2 perjalanannya, Indonesia ternyata juga dan fiskal. Oleh karena itu, tidaklah aneh
hingga 0) pada tahun 1998. merupakan negara paling lambat dalam jika Indonesia jauh lebih lambat
Akibat saran-saran IMF, pemerintah proses recovery ekonomi pasca-krisis. pemulihan ekonominya dibandingkan
telah melakukan likuidasi terhadap 16 Dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, dengan ketiga negara Asia lainnya yang
bank nasional pada November 1997, yang dan Korea Selatan, kemajuan ekonomi mengalami krisis.
memicu rush terhadap puluhan bank Indonesia pascakrisis yang dicapai Harus diakui bahwa instabilitas
besar Indonesia seperti BCA dan Indonesia relatif paling lambat. Setahun politik dan keamanan pada waktu itu
Danamon, membuat kolaps sistem setelah krisis, Korea mencatat barangkali turut menyumbangkan
perbankan nasional, dan kian pertumbuhan ekonomi sekitar 9.5 persen, kelambanan recovery ekonomi Indonesia.
menenggelamkan nilai tukar rupiah. Thailand dan Malaysia masing-masing Namun, salah diagnosa dan obat yang
Selain itu, saran-saran IMF juga mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar diberikan IMF untuk memulihkan
memprovokasi kerusuhan Mei 1998 (IMF- 4.4 persen dan 6.6 persen pada tahun ekonomi Indonesia yang didukung oleh
provoke riots). Dalam banyak kasus di 1999. Pada tahun yang sama, ekonomi ekonom-ekonom Orde Baru 9merupakan
Amerika Latin dan Afrika, saran-saran IMF Indonesia mengalami stagnasi dan hanya penyebab utama lambannya proses
telah memicu demonstrasi besar-besaran, tumbuh di bawah 1 persen. pemulihan ekonomi. Salah obat tersebut
kerusuhan massal yang memakan korban Pemulihan cepat ekonomi Korea tidak dapat dilihat dalam tiga tahap kebijakan
jiwa, dan kejatuhan pemerintahan. dapat dilepaskan dari langkah pemerintah sejak Oktober 1997, yakni sebagai
Disamping itu, dalam kasus Indonesia, Korea untuk melakukan roll-over utang berikut.
keterlibatan IMF meningkatkan angka luar negeri bank-bank Korea dengan Tahap pertama, kebijakan yang
pengangguran, kebangkrutan ekonomi meminta bantuan Robert E. Rubin disarankan IMF telah menciptakan
nasional dan swasta, biaya rekapitulasi (Menteri Keuangan AS) dan Alan ketidakstabilan finansial dan
bank lebih dari Rp. 600 triliun serta Greenspan (Gubernur Bank Sentral AS). kebangkrutan. Faktor penyebabnya
tambahan beban utang puluhan miliar Upaya tersebut terbukti menurunkan adalah kebijakan moneter superketat
dollar. IMF juga memincu kerusuhan tekanan utang luar negeri Korea dan ketika tingkat bunga antarbank meroket
sosial sebagai akibat pemangkasan mengembalikan kepercayaan publik dan dari 20 persen menjadi 300 persen sejak
subsidi BBM dan listrik. Pemerintah investor terhadap kredibilitas pengambil kuartal ketiga 1997. Kebijakan ini telah
menaikkan harga BBM antara 75% kebijakan. Dalam kasus Malaysia dan menciptakan liquidity crunch dalam
(minyak tanah) sampai dengan 71% Thailand, segera setelah krisis ekonomi, perbankan Indonesia karena banyak bank
50 (premium) pada tanggal 4 Mei 1998. melakukan ekspansi moneter dan fiskal yang kemudian hanya mengandalkan
Selang beberapa hari kemudian muncul ala Keynesian seperti pembangunan sebagian likuiditasnya di pasar uang
demonstrasi mahasiswa di kota-kota besar infrastruktur guna memompa antarbank. Selanjutnya, saran IMF untuk
seperti Makasar yang kemudian meluas ke peningkatan permintaan domestik menutup 16 bank tanpa persiapan yang
Medan, Surabaya, Solo, dan Yogyakarta, (domestic demand). memadai pada November 1997 justru
dan puncaknya di Jakarta 12 Mei 1998. Berbeda dengan ketiga negara yang telah membuat kepercayaan rakyat
Kerusuhan yang diakibatkan oleh saran- disebutkan di atas, kebijakan pemerintah terhadap perbankan nasional runtuh.
saran IMF telah menelan korban jiwa, Indonesia justru bertolak belakang. Atas Langkah ini memicu capital outflow
ratusan gedung rusak, dan ribuan saran IMF, Indonesia justru melakukan sekitar US$ 5 miliar yang membuat nilai
kendaraan hancur. Dengan demikian, transformasi utang swasta menjadi utang tukar rupiah semakin jatuh. Depresiasi
Indonesia menambah daftar jumlah publik. Kebijakan ini telah mendorong rupiah yang tidak terkendali tersebut
peningkatan drastis beban anggaran terjadi karena kebijakan sebelumnya yang

Jurnal Demokrasi Sosial


A r t i k e l
mengambangkan kurs rupiah pada 14 pendidikan. Membengkaknya utang luar
Agustus 1997. Dalam situasi yang tidak negeri ini tidak dapat dilepaskan dari
stabil, sistem nilai tukar rupiah yang kebijakan moneter BI yang sangat patuh
diambangkan (free float) justru semakin atas saran-saran IMF yang meyakini
memicu capital outflow, dan ini membuat bahwa pengendalian inflasi hanya dapat
nilai tukar rupiah semakin lemah. Dalam dilakukan dengan cara pengetatan
situasi semacam ini, dunia usaha moneter dengan menaikkan suku bunga
mengalami pukulan ganda, yakni dari SBI. Padahal, sebagian besar inflasi
nilai tukar yang terus melemah dan disebabkan oleh kenaikan harga-harga
tingkat bunga yang super tinggi. yang dilakukan pemerintah, dan tidak
Akibatnya, banyak perusahaan sepenuhnya disebabkan oleh faktor Padahal, di negara
mengalami kesulitan likuiditas, yang moneter. Sebaliknya, kebijakan
kemudian diikuti oleh kebangkrutan dan pengetatan tersebut membuat beban manapun, target utama
pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. APBN semakin membengkak. Pada saat sebuah pemerintahan di
IMF ternyata justru mendestabilisasi itu, kenaikan suku bunga SBI Sebesar 1
sektor perbankan yang kemudian persen akan menaikkan defisit APBN bidang ekonomi adalah
membuat ekonomi Indonesia mengalami sebesar Rp. 2.3 triliun. Dengan demikian, pengurangan kemiskinan
hard landing. Pada tahun 1998, ekonomi kebijakan mafia ekonomi Orde Baru yang
Indonesia mengalami pertumbuhan didukung IMF dengan mengandalkan dan pengangguran. Ini
minus 12.8 persen, terburuk sepanjang utang luar negeri dibandingkan dengan
dapat dicapai dengan
sejarah ekonomi Indonesia. investasi dalam pembangunan telah
Tahap kedua, transformasi utang menjerat ekonomi Indonesia ke dalam mendorong peningkatan
swasta menjadi utang publik jebakan utang (debt trap) yang lebih
sebagaimana disarankan IMF telah dalam. Kebijakan tersebut telah membuat
investasi dan
menciptakan kenaikan utang pemerintah negara harus mengambil alih beban utang produktivitas di sektor
yang luar biasa besar, khususnya utang yang seharusnya dipikul oleh swasta
domestik. Sebelum krisis, total utang sebagai akibat kebijakan BLBI (Rp. 144 riil, terutama sektor
Indonesia sebesar US$ 136 miliar, yang triliun) ataupun rekapitulasi perbankan. manufaktur yang
terdiri dari dari utang pemerintah sebesar Bahkan, kasus BLBI tercatat sebagai
US$ 54 miliar dan utang swasta sebesar skandal keuangan terbesar dalam sejarah menyerap banyak tenaga
US$ 82 miliar. Namun pada tahun 2001, ekonomi Indonesia. kerja. Indikator finansial
utang luar negeri pemerintah meningkat
menjadi US$ 74 miliar ditambah utang Setelah lebih dari Satu Dekade hanya merupakan target
domestik sebesar Rp. 647 triliun (atau Krisis 1997/1998 sebenarnya telah
antara untuk mencapai
sekitar US$ 65 miliar). Sebaliknya, utang meninggalkan hikmah yang dapat dipetik
swasta mengalami penurunan menjadi oleh pengambil kebijakan ekonomi. target utama ekonomi,
US$ 67 miliar sebagai akibat percepatan Namun dalam kenyataannya, pengambil
pembayaran ataupun restrukturisasi. kebijakan ekonomi tidak banyak menarik
yaitu peningkatan
Dengan jumlah utang sebesar itu, telah pelajaran dari krisis tersebut. Kebijakan kesejahteraan dan 51
melebihi PDB Indonesia yang hanya ekonomi masih cenderung konservatif dan
US150 miliar. Akibat salah obat IMF, terlalu fokus pada usaha menjaga lapangan kerja.
utang Indonesia telah naik dua kali lipat. stabilitas indikator finansial dan moneter.
Tahap ketiga, dampaknya pada APBN. Meskipun IMF telah anjak kaki dari
Untuk tahun 2002, misalnya, pembayaran Indonesia, tetapi kebijakan konservatif
utang APBN mencapai sekitar US$13 dalam bidang anggaran dan moneter
miliar (Rp. 130 triliun) baik untuk masih terus dipraktikkan sekedar hanya
pembayaran utang luar negeri maupun untuk memoles indikator finansial seperti
dalam negeri. Anggaran ini lebih dari tiga inflasi dan nilai tukar rupiah. Padahal,
kali lipat gaji seluruh pegawai negeri dan di negara manapun, target utama sebuah
TNI dan lebih dari 8 kali lipat anggaran pemerintahan di bidang ekonomi adalah

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


A r t i k e l
pengurangan kemiskinan dan proses deindustrialisasi dalam bentuk mencapai sekitar Rp. 797 triliun, dan
pengangguran. Ini dapat dicapai dengan investasi dan penggunaan kapasitas sekitar Rp. 670 triliun (84%) diantaranya
mendorong peningkatan investasi dan terpasang yang rendah, relokasi industri ditempatkan di instrumen saham Bursa
produktivitas di sektor riil, terutama ke negara lain, industrialisasi yang Efek Jakarta (BEJ).
sektor manufaktur yang menyerap banyak berubah menjadi perdagangan produk Aliran masuk hot money tersebut telah
tenaga kerja. Indikator finansial hanya impor, dan lain sebagainya. memberikan dampak ganda pada
merupakan target antara untuk mencapai Kualitas pertumbuhan ekonomi juga perbaikan indikator finansial, yaitu
target utama ekonomi, yaitu peningkatan menjadi sangat rendah. Daya serap tenaga kenaikan nilai aset dan penguatan mata
kesejahteraan dan lapangan kerja. kerja untuk setiap 1 persen pertumbuhan uang rupiah. Indeks harga saham BEJ,
Memang upaya untuk menjaga ekonomi merosot dari 500 ribu tenaga misalnya, sejak awal 2006 meningkat
stabilitas sektor finansial merupakan kerja menjadi hanya sekitar 240 ribu drastis dari 1.600 menjadi 2.400 pada
suatu langkah penting untuk ekonomi. tenaga kerja. Oleh karena itu, tidaklah pertengahan Juli 2007 atau meningkat
Namun, upaya berlebihan untuk mengherankan jika pengangguran terbuka sebesar kurang lebih 107 persen.
menstabilkan indikator finansial selama mengalami lonjakan dari 9.1 juta orang Demikian juga halnya dengan rupiah yang
ini justru kerap mengorbankan sektor riil pada tahun 2002 menjadi 10.5 juta orang cenderung menguat, sempat menyentuh
yang berujung pada peningkatan pada Februari 2007. Rp. 8.600 per US$ pada pertengahan Mei
kemiskinan dan pengangguran. Usaha Ironisnya, kemandegan sektor riil 1997. Meskipun demikian, gelembung
yang ditujukan untuk menekan inflasi tersebut sama sekali tidak tergambarkan finansial akibat hot money tersebut
berlebihan, misalnya, telah dalam sektor finansial. Sejumlah sangat berbahaya karena karakteristiknya
mengorbankan keleluasan ekonomi untuk indikator finansial dan moneter justru seperti pisau bermata dua. Selain dapat
tumbuh sesuai potensinya. Bahkan, menunjukkan kinerja sebaliknya. Indeks menggelembungkan nilai aset finansial
inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan menguatkan mata uang rupiah, hot
harga-harga barang yang dikontrol misalnya, telah meningkat tiga setengah money pada gilirannya juga dapat
pemerintah (administered prices) pun kali lipat dari level 700 pada tahun 2004 menjadi malapetaka bagi sektor finansial
ditekan dengan pengetatan moneter menjadi 2.380 pada Juli 2007. Demikian Indonesia ketika terjadi arus balik.
seperti dalam kasus kenaikan harga BBM juga, cadangan devisa meningkat drastis Terlebih, saat ini, sekitar 65-70 persen
Oktober 2005. dari US$ 35 miliar pada tahun 2006 transaksi di BEJ dikuasai oleh investor
Sementara itu, ditinjau dari sisi fiskal, menjadi US$ 51 miliar pada Juli 2007, asing. Dalam situasi semacam ini, praktis
anggaran belanja pemerintah yang yang membantu stabilitas nilai tukar naik turunnya harga saham berada di
seharusnya dapat dipergunakan sebagai rupiah. bawah kendali asing yang tidak lain
stimulus ekonomi justru dibuat sangat Pada Januari dan Mei 2006, kami merupakan hedge funds besar di tingkat
ketat, yang tercermin pada defisit bersama sejumlah ekonom yang global. Oleh karena itu, sedikit
anggaran yang sangat rendah. Pada tergabung dalam Tim Indonesia Bangkit goncangan saja (shock) baik karena faktor
periode 2002-2006, defisit anggaran (TIB) menyatakan bahwa kontradiksi domestik maupun eksternal dapat
berkisar antara 0.5 persen-1.7 persen dari kinerja indikator finansial dengan sektor berakibat pada terjadinya arus balik hot
GDP, jauh lebih rendah dari batas riil tersebut merupakan situasi yang perlu money, dan terkoreksinya gelembung
maksimum yang ditentukan undang- diwaspadai.10 Ini karena perbaikan kinerja finansial yang dapat mengarah pada krisis
undang sekitar 3 persen. Fokus indikator finansial sangat vulnerable jika ekonomi jilid II.
52 berlebihan pada target finansial dan tidak didukung oleh perbaikan Ada beberapa faktor yang membuat
moneter telah mengakibatkan sektor riil fundamental ekonomi mengingat yang Indonesia sangat rentan terhadap
mengalami pertumbuhan yang sangat terbentuk pada akhirnya adalah terjadinya krisis tahap II ini.
lambat selama empat tahun terakhir. Pada gelembung finansial (financial bubbles), 1. Peningkatan ekspor dan cadangan
periode 2002-2006, indeks produksi terlihat besar, tetapi isinya kosong. devisa Indonesia hanya ditopang
industri berskala menengah dan besar di Salah satu penyebab utama kenaikan harga komoditi internasional
Indonesia hanya meningkat rata-rata kontradiksi sektor finansial dengan sektor dan aliran hot money.
sekitar 2.1 persen per tahun. Pada tahun riil adalah derasnya aliran modal global Selama dua tahun terakhir, cadangan
2006, indeks produksi manufaktur malah dalam bentuk hot money ke negara-negara devisa Indonesia meningkat dramatis dari
mengalami penurunan dibandingkan berkembang, termasuk Indonesia. Sampai sekitar US$ 35 miliar pada tahun 2005
dengan tahun 2005. Perkembangan akhir Juni 2007, jumlah dana asing yang menjadi sekitar US$ 51 miliar. Namun,
lainnya bahkan menunjukkan gejala awal ada dalam instrumen finansial Indonesia peningkatan cadangan devisi tersebut

Jurnal Demokrasi Sosial


A r t i k e l
ternyata tidak didukung oleh 3. Overs-suplly property diberi pinjaman. Akibatnya, begitu
peningkatan daya saing ekspor (export Fenomena lain yang terjadi selama terjadi sedikit kenaikan tingkat bunga
competitiveness) atau peningkatan aliran lima tahun terakhir adalah meningkatnya atau penurunan pendapatan maka si
investasi langsung. Sebaliknya, secara besar-besaran sektor properti, baik kreditor akan masuk kategori NPL. Dengan
peningkatan tersebut lebih disebabkan untuk kebutuhan residensial, demikian, gelembung sektor properti
oleh faktor situasional seperi perdagangan, ataupun bisnis. Antara menyimpan resiko kredit macet yang
melambungnya harga komoditi tahun 2002-2006, misalnya, nilai belum terefleksikan dalam NPL saat ini.
internasional, dan, sebagaimana telah kapitalisasi bisnis properti meningkat 4. Harga saham overvalued
dikemukakan selumnya, aliran hot money. rata-rata 45 persen per tahun. Namun, Indeks harga saham di BEJ telah
Sejak tahun 2004, harga sejumlah kemajuan pesat di sektor ini tidak diikuti meningkat dramatis selama dua tahun
komoditi pasar internasional mengalami oleh kenaikan permintaan (overs-supply). terakhir. Pada tahun 2006, kenaikannya
peningkatan fantastis. Kenaikan ini telah Pasokan bisnis terus meningkat, tetapi mencapai 55 persen, sedangkan pada
mendorong peningkatan nilai ekspor aliran investasi langsung beberapa tahun periode Januari 2007 harga saham
Indonesia (price driven export growth), terakhir tidak tumbuh signifikan. Pada mengalami peningkatan sekitar 32
yang juga meningkatkan cadangan devisa tahun 2006, investasi bruto dalam GDP persen. Peningkatan indeks harga saham
dan membantu kestabilan nilai tukar hanya tumbuh sekitar 3 persen. Demikian ini sebagian memang disebabkan oleh
rupiah. Bahkan pada tahun 2006, ekspor juga, pasokan properti untuk perumahan tingginya harga komoditi internasional
Indonesia menembus angka US$ 100 dan pusat perbelanjaan terus meningkat, yang mendorong keuntungan pada emiten
miliar. Faktor lain yang turut membantu tetapi daya beli masyarakat belum perkebunan dan pertambangan. Namun,
peningkatan cadangan devisa dan menunjukkan adanya perbaikan sejak penyebab utamanya adalah derasnya
menjaga kestabilan nilai rupiah adalah inflasi tinggi 17 persen pada Oktober aliran dana jangka pendek (hot money)
derasnya aliran hot money ke Indonesia 2005. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika sebagaimana telah dijelaskan
yang dipicu oleh selisih tingkat suku tingkat hunian di hampir semua sektor sebelumnya.
bunga domestik dan luar negeri yang mengalami penurunan drastis. Menurut Berdasarkan data Departemen
semakin tinggi. Sejak pertengahan 2005, data bank Indonesia, tingkat hunian Keuangan, jumlah hot money yang
jumlah hot money yang mengalir ke perkantoran sewa di Jakarta menurun 9 mengalir ke pasar saham Indonesia pada
Indonesia diperkirakan sebesar kurang persen dari sekitar 89 persen pada tahun periode Jan-Jun 2007 mencapai sekitar
lebih US$ 20 miliar. 2005 menjadi hanya sekitar 80 persen US$ 1.6 miliar. Akibat begitu derasnya
2. Pertumbuhan semu sektor perbankan pada kuartal pertama 2007. aliran hot money membuat investor tidak
Dalam setahun terakhir, industri Kecenderungan yang sama juga terjadi lagi mengindahkan kondisi fundamental
perbankan terus mencatat keuntungan. pada tingkat hunian pusat perbelanjaan emiten-emiten yang ada di BEJ. Ini
Net Interest Margin (NIM) perbankan pada di Jabodetabek yang biasanya mencapai dibuktikan dengan banyaknya emiten
Januari 2007 sebesar 6.6 persen, dan sekitar 94-95 persen, tetapi pada kuartal yang price to earning ratio (PER)-nya telah
merupakan tertinggi di dunia. Akibatnya, pertama 2007 telah menurun menjadi luar biasa tinggi. Pada bulan Juli 2007,
saham-saham perbankan banyak diminati hanya sekitar 88 persen. Bahkan, akhir- jumlah emiten yang mencatat PER di atas
oleh investor dan ikut mendorong akhir ini muncul kecenderungan untuk 100 kali dan bahkan 8 emiten diantaranya
kenaikan indeks harga saham di BEJ. menaikan harga sewa dan maintenance memiliki PER lebih dari 400 kali.
Namun, kenaikan tersebut ternyata tidak cost guna menutup biaya operasional. Peningkatan harga saham yang jauh
didukung oleh perbaikan kinerja Hal yang lebih mengkhawatirkan
melebihi kinerja fundamentalnya 53
merupakan gelembung yang sangat
fundamental seperti peningkatan adalah sebagian besar pembiayaan
berbahaya, terutama jika terjadi arus balik
penyaluran kredit. Selama dua tahun pembangunan properti berasal dari kredit dana-dana jangka pendek. Fenomena
terakhir, pertumbuhan kredit perbankan bank, terutama kredit kepada pembeli seperti ini merupakan salah satu penyebab
mengalami penurunan cukup signifikan. properti. Oleh karena itu, tanpa adanya krisis ekonomi pada tahun 2007.
Pada tahun 2006, kredit perbankan hanya perbaikan di sektor riil maka NPL 5. Track record pemerintah yang
tumbuh sekitar 14 persen, sementara perbankan berpotensi meningkat tajam. buruk dalam meredam gejolak
pada Mei 2007 pertumbuhan kredit hanya Kasus di Amerika Serikat memberikan Sampai saat ini, track record pemerintah
sebesar 17 persen. Angka pertumbuhan pelajaran bahwa salah satu yang dapat dalam meredam gejolak ekonomi, termasuk
ini jauh lebih rendah dibandingkan dianggap krisis adalah subprime lending, gejolak kebutuhan pokok sangat buruk.
dengan pertumbuhan historis yang yakni orang-orang yang tidak pantas Setahun terakhir, setiap kali terjadi
berkisar antara 25-30 persen per tahun. mendapat pinjaman dipaksakan untuk kenaikan harga kebutuhan pokok seperti

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


A r t i k e l
beras, minyak goreng, gula, dan lain-lain Catatan Penutup dalam antisipasi ataupun terapi. Tim
maka berbagai upaya pemerintah kerap kali Paparan dalam artikel ini memberikan ekonomi pemerintah masih cenderung
tidak efektif untuk meredam gejolak suatu informasi dan fakta menarik memandang gelembung finansial sebagai
tersebut. Ini terjadi sebagai akibat bahwasannya krisis moneter yang terjadi prestasi yang membanggakan dan secara
terutama oleh rendahnya kemampuan kurang lebih 10 tahun yang lalu tidak langsung atau tidak langsung selalu
anggota kabinet ekonomi dalam semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor mempromosikan hot money (Iman Sugema,
menyelesaikan masalah di lapangan. Pada eksternal. Namun, lebih disebabkan oleh Bisnis Indonesia, 3 Agustus 2007, hal. 2).
akhirnya, ini akan menyulut instabilitas fondasi ekonomi Indonesia yang sangat Padahal, sebagaimana telah dijelaskan
sosial karena bagaimanapun harga-harga rapuh. Oleh karenanya, krisis moneter yang sebelumnya, hot money ini seperti pisau
kebutuhan pokok terkait langsung dengan terjadi di Thailand dengan cepat menular bermata dua yang, pada satu sisi,
nasib rakyat banyak. Situasinya akan ke Indonesia dengan skala krisis yang lebih menggelembungkan aset, tepai pada sisi
menjadi semakin berbahaya jika gejolak dasyat. Kebijakan-kebijakan yang lain dapat menghancurkannya.
harga merupakan hasil koreksi gelembung dikeluarkan pemerintah untuk Berbeda dengan pemerintah Indonesia
finansial yang sangat dikwatirkan akhir- menyelesaikan krisis bukannya yang sangat positip dalam memandang hot
akhir ini. menyelesaikan, tetapi malahan membuat money, negara-negara Asia lainnya justru
6. Dinamika politik domestik yang situasinya menjadi lebih buruk. mengkwatirkannya. Sejumlah negara telah
dimulai lebih awal dari dugaan semula Dihinggapi oleh rasa tidak percaya diri, mengambil langkah-langkah antisipatif
Sebelumnya, banyak kalangan menduga beberapa pihak menyarankan agar guna meredam aliran hot money ini.
bahwa dinamika politik menjelang pemilu pemerintah Indonesia meminjam IMF guna Pemerintah Cina, misalnya, telah menaikkan
2009 baru akan dimulai pertengahan tahun menyelesaikan krisis. Namun, ironisnya pajak transaksi di pasar sahamnnya akhir
2008. Namun, fakta kondisi ekonomi riil justru menjerumuskan Indonesia ke dalam Mei 2007, dan menerapkan sanksi berat
tidak banyak mengalami kemajuan. Ini krisis yang lebih parah. Ini ditunjukkan kepada bank internasional yang
ditunjukkan oleh masih tingginya angka oleh kerusakan sistem perbankan nasional, memfasilitasi masuknya dana asing ke Cina
kemiskinan dan pengangguran. Dinamika meningkatnya utang pemerintah, dalam jumlah besar. Thailand juga telah
politik mengalami percepatan dan dimulai meluasnya kerusuhan yang menelan mengambil langkah untuk
lebih awal pada tahun 2007. Salah satu kerugian sangat besar, serta lambannya mendepresiasikan mata uang Bath karena
konsekuensi utama percepatan dinamika pemulihan ekonomi Indonesia. Akibatnya, jika mata uang terlalu kuat akan
politik tersebut adalah terpecahnya dibandingkan dengan negara-negara lain mengganggu kinerja ekspor yang
konsentrasi pemerintah dalam yang mengalami krisis, Indonesia jauh menyumbang dua per tiga GDP Thailand.
mengantisipasi dan menyelesaikan berbagai tertinggal di belakang. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia
permasalahan di bidang ekonomi. Selain Setelah lebih dari satu dekade krisis mestinya tidak terlena dan over- confidence
itu, jika terjadi gejolak finansial, maka ekonomi, tampaknya, Indonesia masih terhadap gelembung finansial yang
faktor politik dipastikan dapat semakin rentan terhadap serangan krisis jilid II. terbentuk sebagai akibat aliran hot money
memperkeruh situasi seperti yang terjadi Beberapa faktor mendukung hipotesis ini, tersebut karena dapat mengantarkan
pada krisis moneter sepuluh tahun lalu. tetapi sayangnya pemerintah Indonesia Indonesia ke krisis jilid II.
tidak pernah belajar dari blunder-blunder

54

1 5
Artikel ini hasil resume yang dilakukan oleh Econit Advisory Group dan Institut Bankir Penjerumusan atau Ketidaktahuan. 8 Okotober
tim redaksi atas ijin penulis dari artikel yang Indonesia. 1997. 1997, hal. 3.
9
diedarkan secara luas ke publik dengan judul: Studi Struktur dan Kebijakan Strategis Industri Lihat paper Koalisi Anti Utang: Mafia Barkeley:
“10 Tahun Krisis Ekonomi, Solusi Moneter dan Perbankan Indonesia Pasca-Tahun 2000. Kegagalan Indonesia menjadi Negara Besar di
6
Neoliberal: “Kerawanan Lama dalam Bungkus Diungkapkan dalam ECONIT Economic Asia, 6 Juni 2006.
10
Baru”. Outlook 1996: A Yea of Consolidation. Lihat dua paper TIB: (1) Ekonomi Indonesia
2
Mantan Menko Perekonomian Indonesia; November 1995, Bagian 2 hal. 28 2006: Penundaan Kebangkitan Ekonomi, 26
7
Chairman of the Board ECONIT Advisory Group Diungkapkan dalam ECONIT Economic Outlook Januari 2006, hal. 3; (2) Perlambatan
3
Senior researcher Econit Advisory Group 1996: A Yea of Consolidation. November 1995, Pemulihan Ekonomi dan Kesenjangan yang
4
Moderat relatif terhadap pertumbuhan ekonomi Bagian 3 hal. 17 Semakin Lebar, 18 Mei 2006.
8
negara Asia yang tinggi (8-10 persen). Kutipan langsung Econit Public Policy Review
(EPPR): Saran untuk Meminta Bantuan IMF:

Jurnal Demokrasi Sosial


P r o f i l

Pengantar: Rubrik ini menyajikan profil tentang organisasi-


organisasi sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang berdasarkan
asas demokras sosial. Redaksi mengundang pembaca untuk
menuliskan profil organisasi Anda, sepanjang memenuhi kriteria
tersebut.

Pergerakan Indonesia

Pergerakan Indonesia (PI) lahir “.....namun rasanya suatu keniscayaan berkurangnya atau bahkan hilangnya
sebagai bentuk dari aktualisasi dan kalau berhimpunnya kita itu makin kesempatan untuk hidup layak.
optimisme pasca pergulatan selama dua lengkap dari berbagai Elemen, dari aktivis, Sejauh ini dalam prosesnya, juga tidak
tahun setelah pembentukan Komite dari kesenian, dari kelompok kebudayaan, menunjukkan perbaikan yang
Persiapan Pergerakan Indonesia (KPPI). politisi juga, sebagai Partai yang ditujukan signifikan di dalam kehidupan
Kongres Pertama PI dilaksanakan di Bogor oleh temen-temen kita yang ada di masyarakat, bahkan kemiskinan terus
pada 26-28 Agustus 2005, tepat Kalimantan Tengah dan di tempat-tempat meningkat, secara kuantitatif dan
sembilan hari setelah lagu Indonesia Raya lainnya. Orang Partai boleh beda tapi di kualitatif. Sebut saja misalnya kondisi
dikumandangkan kembali oleh seluruh PI orang merasa lebih nyaman ketimbang petani yang kian menderita
rakyat Indonesia. di Partainya sendiri”. berhadapan dengan tingginya biaya
Sebagai organisasi progresif, salah produksi pertanian tapi rendahnya
satu tekad PI adalah tidak mengulang Prinsip Dasar harga jual, gaji buruh yang tertinggal
kesalahan dan kegagalan-kegagalan masa oleh peningkatan inflasi, sektor
lalu dalam membangun organisasi, Prinsip Dasar Pergerakan Indonesia informal semakin besar, dan berbagai
keprihatinan atas apa yang telah terjadi adalah Kebangsaan, Kerakyatan, persoalan keterbelakangan di bidang
pada masa lalu pasca reformasi telah Kemanusiaan, Keberagaman, Kesetaraan pendidikan dan kesehatan. 55
membulatkan tekad aktivis PI untuk dan Kebersamaan.
memperbaiki tatanan politik dan moral Dalam prosesnya, gejala
politik di Indonesia. Platform PI ketidakpuasan masyarakat akan
PI adalah sebuah organisasi yang penegakan keadilan dan penegakan
bersifat multikdimensi dimana anggota I. Analisis Masyarakat, Situasi hukum juga kian meningkat tajam,
anggotanya adalah elemen dari berbagai Nasional dan Internasional dan perlawanan sipil pada negara di
lapisan masyarakat baik aktivis, seniman, sana-sini tidak bisa dielakkan.
penggiat politik dan sebagainya, dalam A. Analisis Masyarakat Sementara disisi lain, telah terjadi
pidato politik pada Kongress I PI di pula konspirasi antar-elit politik baik
bogor, Ketua Umum PI Faisal Basri Secara objektif, masyarakat Indonesia di parlemen maupun di pemerintahan
mengemukakan: saat ini menghadapi masalah cukup untuk menjaga posisi masing-masing
serius, diantaranya adalah (status quo), yang makin terbuka

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


P r o f i l
melakukan penyalahgunaan masih menguatnya oligarki politik Semakin meningkatnya
kekuasaan. Keadaan ini makin dalam institusi kenegaraan (birokrasi, fundamentalisme yang berbasis etnis
terpuruk karena fakta pemerintah juga parlemen, parpol) maupun masyarakat dan atau agama yang memberi
melakukan kompromi politik terhadap (ormas), sehingga yang terjadi adalah ancaman terhadap demokrasi itu
kekuatan lama, sehingga penegakan demokrasi semu dan kebekuan sendiri. Aktivitas politik ini telah
hukum terhadap kejahatan masa lalu demokrasi. Misalnya keberadaan menggunakan instrumen-instrumen
yaitu pelanggaran HAM hingga saat Pemilu sebagai bentuk formalitas demokrasi baik di tingkat negara
ini belum bisa dituntaskan. demokrasi namun tidak dapat maupun civil society.
menjamin kepentingan masyarakat.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap c. Analisis Situasi Internasional
perilaku politik dan struktur Di tengah situasi krisis, kita
kekuasaan yang elitis dan korup makin mengalami lack of political leadership Kecenderungan unilateralisme di
meningkat, berlangsung di berbagai karena ketiadaan visi, tanggung jawab tingkat internasional yang tidak
daerah dan nasional. Elit-elit politik dan inisiatif untuk melakukan memberikan ruang bagi negara lain
yang berkuasa dinilai hanya langkah-langkah berani dan sebagai kekuatan penyeimbang
mengutamakan kepentingannya sistematis untuk keluar dari krisis dan
sendiri dan tidak memperjuangkan melanjutkan demokratisasi. Terjadinya praktik militerisasi dalam
aspirasi rakyat. Hal itu menimbulkan, diplomasi internasional dengan
paling tidak, dua reaksi di kalangan Pada saat yang sama, berlangsung mengatasnamakan “war on terrorism”
rakyat, yaitu: 1) Apatisme terhadap pula restorasi konservativisme politik yang semakin tidak jelas
politik dan sistem demokrasi, dan yang ditandai dengan resistensi implementasinya.
atau 2) Ketidakpercayaan terhadap terhadap perubahan-perubahan
aktor-aktor politik yang berbuah pada mendasar (radikal) dan progresif Pada ekonomi politik internasional,
perlawanan terhadap kekuasaan dalam melakukan upaya-upaya terjadi global social injustice sehingga
negara. demokratisasi. perdagangan bebas yang diharapkan
membawa gains from trade, justru
Sejak perubahan struktur politik Pada dimensi politik di tingkat lokal, pada praktiknya adalah eksploitasi
terjadi menuju pascaotoritarianisme, terjadi keterbelakangan baik dalam terhadap sumber daya dalam negeri.
upaya-upaya penguatan masyarakat sistem, etika, maupun kondisi
sipil dalam kerangka demokrasi di keuangan daerah. Sehingga Menghadapi global social injustice
level grassroot tidak berjalan secara melahirkan kebijakan-kebijakan yang tersebut, negara-negara berkembang
efektif, bahkan selalui menghadapi berlebihan (seperti penetapan pajak justru mengalami lack of regional
kendala dalam berbagai bentuk. dan pungutan yang justru disinsentif cooperation. Hal itu membuat daya
Eksistensi institusi sosial kewargaan untuk pengembangan ekonomi), juga tawar (bargaining power) dari negara-
sebagai social and political capital di menimbulkan jawara-jawara kecil negara berkembang semakin lemah
tengah-tengah masyarakat cenderung (warlords) yang mempersulit terhadap negara-negara maju dalam
belum keluar dari ketidakberdayaan, koordinasi lintas-daerah. penetapan strategi perdagangan
terutama sebagai dampak kebijakan antar-negara.
56 dan perlakuan masa lalu dalam disain Gagalnya implementasi otonomi
korporatisme. daerah dan desentralisasi karena tidak II. Perjuangan Bidang Politik
dijalankan secara demokratis justru
B. Analisis Situasi Nasional kian terancam oleh adanya UU 32/ 1. Penerapan Pemilihan Umum (Pemilu)
2005 tentang Pemerintah Daerah dengan sistem distrik dan
Saat ini transisi demokrasi di telah menunjukkan gejala memungkinkan munculnya partai
Indonesia berada pada zona abu-abu resentralisasi. Resentralisasi ini pada lokal.
(grey zone). Hal itu ditandai tidak akhirnya akan berisiko terhadap
berlangsungnya demokrasi secara merosotnya agenda pembangunan 2. Memperjuangkan pluralisme ideologi
substansial, kendati pun instrumen- civil society dan demokrasi di tingkat politik sebagai syarat mutlak
intrumen demokrasi telah ada. lokal. berdemokrasi.
Problem mendasar bersumber dari

Jurnal Demokrasi Sosial


P r o f i l
5. Membangun kembali industri nasional
3. Pemberlakukan sistem ketatanegaraan (nasional swasta) yang
Bikameral yang sejati (murni). mengembangkan industri yang Pengurus PI Periode
berbasis pertanian, barang-barang 2005 – 2008
4. Memperjuangkan dan mempertegas modal industri sebagai basis
DEWAN PERTIMBANGAN NASIONAL (DEPERNAS)
supremasi sipil. pertumbuhan ekonomi, dalam batas- Ketua : Benny G. Setiono
batas yang tidak menguasai hajat Sekretaris : Jacobus Eko Kurniawan
Anggota :
5. Memperjuangkan sistem dan perilaku hidup orang banyak atau menjadi
1. Ade Indira Damayanti
politik yang rasional, modern dan monopoli. 2. Agus Indra Udayana
demokratis. 3. Arif Arryman
4. Asep Kusmana
6. Membangun sistem jaminan sosial
5. Esther Indah
6. Memperjuangkan dengan konsisten, (social security). 6. Franky Sahilatua
otonomi daerah melalui desentralisasi 7. Kristianus Atok
8. Meilono Suwondo
dan demokratisasi yang membangun 7. Peningkatan kualitas pelayanan 9. Syumang
partisipasi rakyat yang seluas-luasnya publik. 10. Tumpal Simaremare
terhadap pengambilan keputusan, 11. Martin Manurung
pembangunan dan proses-proses 8. Meningkatkan pembangunan human DEWAN PENGURUS NASIONAL (DPN)
politik lainnya. capital (pendidikan, kesehatan, rasa
aman) dalam rangka pembangunan Ketua Umum : Faisal H. Basri
Ketua I : Aditya
7. Memperjuangkan pembaruan agraria. berkelanjutan. Ketua II : Dedi Ekadibrata

8. Memperjuangkan hubungan industrial 9. Memperjuangkan dan mendorong Sekretaris Jenderal : Arie Sujito
Wakil Sekjend. : Azwar Zulkarnaen
yang progresif dan adil. upaya-upaya untuk melepaskan
negara dari ketergantungan terhadap Bendahara : Albertus Sugeng
9. Memperjuangkan kesetaraan warga utang. Wk. Bendahara : Faisal Andi Mahrawa
Wk. Bendahara : Thomas Nugroho
bangsa dengan menjunjung tinggi
penegakan hak-hak azasi manusia 10. Mendorong terjadinya kerjasama Bidang Hubungan Internasional, Humas dan
Jaringan
yang berlandaskan pada ekonomi yang lebih maju diantara
Ketua : Gede Mahendra
penghormatan terhadap prinsip anti- negaranegara berkembang. Anggota :
diskriminasi. 1. Azman Muchtar 4. Santi
2. Suwendhi 5. Iman Pandjaitan
IV. Perjuangan Bidang Hukum
3. Dani P. PIN 6. Paulus M. Lubis
III. Perjuangan Bidang Ekonomi
Dititikberatkan pada pembangunan Bidang Pendidikan dan Kaderisasi
Ketua : Sukma Widyanti
1. Pembangunan ekonomi dengan Sistem Hukum Nasional, yang meliputi Anggota :
sumber daya nasional sebagai tiga komponen: struktural (pembangunan 1. Erwin Razak 3. Asep Kurniawan
kekuatan pokok. sistem hukum yang dapat menciptakan 2. Boy Syahbana 4. Thoib Soebhanto
sutruktur pemerintahan negara yang Bidang advokasi dan Pengembangan Organisasi
2. Melaksanakan politik-ekonomi dan efisien dan efektif dalam melaksanakan Ketua : Dwi Djananto
strategi ekonomi dengan membangun berbagai permasalahan birokrasi), Anggota : 57
1. SaepulTavip 5. Miranti Husein
pasar domestik yang terintegrasi, substansial (penciptaan peraturan 2. Guntur Tua 6. Tanthowi
efisien dan kuat (Domestic-market led perundang-undangan yang komprehensif, 3. Jhoni Sarinton 7. Joze Rizal
development). integral dan sistematis dengan 4. Teguh Bangun 8. Noviar
Santoso
memperhatikan aspek legalitas,
3. Persaingan usaha yang sehat pada efektivitas dan validitas) dan budaya Bidang Kesekretariatan dan Data Base
sektor private goods (barang-barang hukum (pembangunan keseluruhan nilai- Ketua : Musjaffa’ Maimun
Anggota :
privat). nilai sosial yang berhubungan dengan 1. Teddy Kroen 2. Ahmad Firdaus
hukum beserta sikap-sikap yang
Balitbang
4. Kesetaraan (equality) dalam distribusi mempengaruhi hukum), dengan
· Wahyu Handoyo
ekonomi. memperjuangkan tujuan-tujuan sebagai · Nyoman Darma
berikut:

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


P r o f i l
1. Penegakan keadilan secara umum. 3. Menghimpun dan mengkonsolidasikan Bentuk-Bentuk Perjuangan:
kekuatan-kekuatan pro-demokrasi
2. Diterapkannya hukum yang konsisten Bangsa Indonesia. Bentuk perjuangan organisasi
dan tanpa pandang bulu (equality dilakukan melalui aktivitas-aktivitas
before the law). 4. Memperjuangkan tata dunia yang adil, politik, sosial, ekonomi dan budaya.
bebas dari penindasan bangsa antar-
3. Terciptanya struktur ketatanegaraan bangsa dalam relasi internasional. Aktivitas
(pemerintahan dalam arti luas) yang
mendukung pelaksanaan good Pendidikan kader PI
governance. Strategi perjuangan Sekolah Demokrasi
Seminar kepemimpinan
4. Terciptanya produk peraturan Pengembangan organisasi yang Seminar Politik
perundang-undangan yang bertumpu pada pembangunan Melaksanakan riset
mendukung pembangunan politik, kekuatan yang bersifat multisektoral. Aktif dalam kegiatan kepemudaan
ekonomi, dan sosial budaya. nasional dan Internasional
Pengembangan kelompok-kelompok Tanggap Bencana untuk wilayah Aceh,
5. Terciptanya lembaga peradilan dan masyarakat di berbagai tingkatan Jogja, Pangandaran
penerap hukum (law enforcer) yang Dll
bersih, independen, dan berwibawa. Pembangunan kekuatan politik
berdasarkan kesamaan landasan Dalam mengimplementasikan visinya
6. Terciptanya budaya hukum (legal program (platform) PI melakukan pemberdayaan kepada para
culture) masyarakat yang dapat aktivis penggiat demokrasi yang menjadi
mendukung penegakan keadilan dan Kekuatan utama Pergerakan Indonesia pendukungnya. Berbagai kerjasama baik
proses demokratisasi. bertumpu pada rakyat kelas bawah dengan organisasi local maupun
dan kelompok/lapisan menengah internasional telah memperkuat “barisan”
Fungsi yang memiliki aset kualitas dan PI sebagai organisasi yang bersifat
kuantitas (akses pada sumber daya terbuka, multi dimensi dan berideologi
1. Wadah pembangunan kepemimpinan ekonomi, intelektual, budaya dan kerakyatan. Namun demikian masih
politik rakyat. politik yang tidak terakomodasi [tidak banyak hal yang harus tetap dilaksanakan
2. Wadah pendidikan politik rakyat. puas] dengan sistem yang berlaku. mengingat pembelajaran bagi rakyat
harus dilaksanakan secara berkelanjutan
Tujuan Kelompok sasaran PI adalah : massa karena besarnya jumlah penduduk
rakyat, aktivis media, aktivis-aktivis Indonesia dan begitu lamanya proses de-
1. Memperjuangkan, menegakkan dan NGOs, profesional (urban ideologisasi telah dilakukan secara
melaksanakan kedaulatan rakyat professional), budayawan/intelektual, sistematis oleh rezim sebelumnya.
untuk dapat dijalankan sepenuh- politisi dan pengusaha.
penuhnya dalam kebijakan-kebijakan
negara. Penguatan ke dalam organisasi
58 dengan membentuk struktur
2. Menumbuhkan kepemimpinan baru organisasi hingga tingkat kecamatan,
yang berasal dari generasi baru dalam dan basis sektoral.
politik Indonesia.

Jurnal Demokrasi Sosial


R e s e n s i

Membangun
Alter-Hegemon
Judul buku : Beyond US Hegemony?
Penulis : Samir Amin
Penerbit : Strategic Information Research Development
Tahun : 2006
Tebal : 191 halaman

Dunia berbeda masih mungkin. Dan Lantas Amin memulai analisanya liberalisme akibat “ketundukan Eropa
Samir Amin bakal tersenyum dengan dengan melihat tiga triad kekuatan: Eropa, terhadap pemimpin Amerika Utara dan
perkembangan terbaru di Amerika Latin AS, dan Jepang. Setelah Perang Dunia kesediaannya untuk membiayai defisit AS
dan India. Sebab, dalam karyanya Beyond Kedua, AS dengan kekuatan hegemoni dengan mengorbankan kepentingannya
US Hegemony? Assessing the Prospect for militernya selalu berkeinginan sendiri” (h.15). Lalu krisis sosial sebagai
a Multipolar World, Amin memandang menundukkan segala bentuk kekuatan perlawanan terhadap konsekuensi
hegemoni AS sudah mencapai titik ekonomi dan militer yang menantang neoliberalisme. Terakhir krisis politik yang
kulminasi bahaya. Unilateralisme yang dominasinya. Ekonomi AS bak parasit terlihat melalui penolakan terhadap
menggelinding bersama globalisasi bergelayut pada rekanannya dalam sistem kehendak berperang AS. Ditambah dengan
berbungkus kapitalisme neoliberal global, tanpa cadangan nasional miliknya budaya politik bak jurang dalam antara
menyimpan imperialisme, benar-benar sendiri. “Dunia memproduksi”, ungkap Eropa dan AS, maka “landasan bagi
membahayakan dunia dan kemanusiaan. Amin, “Amerika Utara mengkonsumsi” benturan peradaban antara Amerika Serikat
Imperialisme, menurutAmin, bukanlah (h.12). Sedang kekuatan militer AS dan Eropa tersedia sudah” (h.22).
tahapan kapitalisme tetapi ciri khas menginginkan seluruh dunia di bawah Sebagai teoritisi sistem dunia, Samir
ekspansi kapitalisme global (h.3). Bentuk kuasanya. Maka dunia, terutama Eropa, Amin menganalisa seluruh bumi ini dari
kapitalisme yang berlaku kini sangat tidak harus memilih dua strategi: pertama, terus kacamata geopolitik daripada terpaku pada
menyenangkan, dan sebenarnya bisa memasok kapital membiayai konsumsi, negara tertentu. Tak heran bila ada
dihindari. investasi, dan defisit pengeluaran militer kecenderungan menggunakan wacana blok 59
Namun ini tak membuat Amin, sang AS. Kedua, memasok kapital itu untuk hegemon daripada kelas penguasa. Maka
Marxis teguh, menolak globalisasi. kepentingan ekonomi mereka sendiri penekanan teoritis lebih diarahkan pada
Malahan dia mengangankan suatu (h.13). Keadaan sekarang lebih membuat penyeimbangan antara hegemon dan
globalisasi yang bersahabat. Dalam benak Eropa memilih opsi pertama. Sedangkan subhegemon.
Amin, ada kerangka alter-globalisasi yang di bidang politik terjadi perbedaan akibat Cina, sebagai kekuatan baru di mata
memungkinkan kemunculan blok hegemoni budaya politik berbeda. Maka menurut Amin, tidak lebih sebagai “partisipan
lain. Blok alternatif ini tak mesti harus Amin, tendensi ekonomi dominan, pinggiran terdominasi yang dipaksa
memangkas tuntutan kapitalisme, pikir mendukung kesatuan triad. Sedangkan bermain dengan aturan-aturan
Amin. Tetapi blok itu jelas mampu politik mengacu pada pecahnya ikatan imperialisme triad baru” (h.47). Sedangkan
memaksa kapitalisme beradaptasi dengan triad. di bab 3, kesuksesan Rusia bisa diraih
keadaan-keadaan yang tidak mesti sesuai Akibat polah AS ini, Eropa mengalami kembali apabila Moskow bersedia berganti
dengan logika khas kapitalisme (h.6). krisis multidimensi. Krisis ekonomi dalam poros diplomatik dari kutub Washington

Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2008


R e s e n s i
ke Eropa Barat. Pada bab 4 diuraikan kapitaI internasional, peregulasian
harapan bagi globalisasi alterrnatif ada investasi asing, pengembangan pertanian,
pada India. Namun dengan syarat New serta mempertanyakan legitimasi utang
Delhi bisa mengatasi beberapa tantangan: eksternal. Tentunya, di tingkat
penghapusan sistem kasta, membentuk internasional ini, PBB perlu melakukan
front pekerja bersatu, mempertahankan reformasi sehingga mampu berperan secara
keutuhan subbenua India, berfokus politik lebih efektif. Amin memaparkan
internasional pada negara-negara Selatan proposalnya tentang pembaruan PBB di
seperti Gerakan Non-Blok. bab 6.
Pada bab 5, berpegang pada Di akhir bukunya, Amin optimis bahwa
keberhasilan Konferensi Asia-Afrika di triad imperialisme di bawah pimpinan
Bandung, Samir Amin menggagas kembali Amerika Serikat bisa dikalahkan. Namun
perlunya basis baru bagi solidaritas antar semuanya tentu dicapai dengan ‘ragam
bangsa-bangsa Selatan. Di tingkat politik, politik berbeda’ (h. 164) . Amin tak henti
penolakan terrhadap kebijakan ‘perang menyerukan pembahasan landasan
penangkalan’ AS dan penutupan semua bersama bagi suatu aliansi gerakan besar
basis militer asing di Asia, Afrika, dan menentang neoliberalisme dan militerisasi Sumber: Majalah ADIL Edisi-12, 22
Amerika Latin. Sedang di bidang ekonomi, globalisasi Amerika. Karya pentingyang Maret – 4 April 2007. Dimuat kembali atas
perlu dilakukan pengendalian transfer wajib dibaca . >hadi mahmudi seizin Majalah ADIL.

60

Jurnal Demokrasi Sosial

You might also like