You are on page 1of 16

PRE PLANNING

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI


DIDESA TARUB

A. LATAR BELAKANG
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan masalah besar, Bila tidak
diatasi, tekanan darah tinggi akan mengakibatkan jantung bekerja keras hingga pada
suatu saat akan terjadi kerusakan yang serius. Pada jantung, otot jantung akan
menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan fungsinya sebagai pompa menjadi
terganggu, selanjutnya jantung akan dilatasi dan kemampuan kontraksinya
berkurang. Selain pada jantung, tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan pembuluh darah pada otak, mata (retinopati) dan/atau ginjal (gagal
ginjal).
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya
penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan
tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease
karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok
sosial-ekonomi. Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat
dikontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol
(seperti kegemukan, kurang olah raga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam).
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas
fisik yang cukup. Sebagian besar kasus hipertensi dapat di kontrol dengan pola
hidup sehat dan pengobatan yang teratur dengan menggunakan obat-obatan medis
maupun pengobatan tradisional.
Berdasarkan hasil pengkajian dengan menggunakan wawancara, angket,
observasi serta pemeriksaan fisik diperoleh data bahwa jumlah penderita hipertensi
di wilayah RW IV kelurahan Tinjomoyo adalah sebanyak 27 penderita (5% dari
jumlah penduduk), dari hasil pengkajian lebih lanjut pada kelompok penderita
hipertensi tersebut didapatkan data-data seperti : hanya 70 % (19 orang) penderita
hipertensi yang pernah memeriksakan tekanan darahnya, dimana 37 % (7 orang)
diantaranya hanya memeriksakan tekanan darahnya 1 kali dalam sebulan. Kemudian
penderita hipertensi yang memiliki kebiasaan berolah raga hanya 56 % (15 orang)
penderita. Dari pengetahuan penderita tentang hipertensi, terdapat 19 penderita
(70 %) yang mengetahui pengertian hipertensi, yang mengetahui cara perawatan
hipertensi 16 penderita (59 %), serta yang mengetahui cara pengobatan tradisional
hipertensi sebanyak 13 penderita (48 %). Data-data tersebut menunjang ditegakkan
diagnosa keperawatan komunitas yaitu managemen regimen terapeutik tidak
efektif : perawatan hipertensi oleh penderita dan keluarga di RW IV Kelurahan
Tinjomoyo berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, keterbatasan informasi
dan ketidakmampuan dalam pengambilan keputusan dan perawatan hipertensi.
Sedangkan kelompok masyarakat dengan resiko terjadinya hipertensi
sebanyak 73 keluarga, dimana yang memiliki hubungan darah dengan penderita
hipertensi sebanyak 30 keluarga (41 %) serta 5 keluarga (7 %) diantaranya memiliki
anggota keluarga yang meninggal dunia karena hipertensi. Diketahui pula bahwa
perilaku kelarga dengan resiko hipertensi seperti memiliki kebiasaan mengkonsumsi
jeroan 10 keluarga (14 %), mengkonsumsi kuah bersantan 31 keluarga (42 %),
mengkonsumsi ikan asin 15 keluarga (21 %), yang memiliki kebiasaan merokok
sebanyak 38 keluarga (52 %), serta yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol
4 keluarga (5 %). Berdasarkan data-data diatas dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan komunitas yaitu penyesuaian diri tidak efektif pada warga RW IV
kelurahan Tinjomoyo yang berusia diatas 35 tahun : tidak mampu mempertahankan
pola diet yang benar, tidak mampu mengurangi faktor resiko hipertensi dan
mengontrol tekanan darah secara teratur berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan warga, keterbatasan informasi serta ketidakmampuan dalam
pengambilan keputusan untuk memelihara kesehatan.
Sebagai langkah awal untuk mengatasi permasalahan diatas, telah diadakan
Musyawarah Warga II pada tanggal 28 Mei 2008, yang dihadiri oleh tokoh
masyarakat, ketua RW dan ketua-ketua RT, kader kesehatan, serta pengurus
Pokjakes “SEHATI”. Pada MW II tersebut disepakati bersama rencana tindakan
seperti pendidikan kesehatan tentang hipertensi, diet hipertensi, pengobatan
tradisional hipertensi serta pelatihan kader pengukuran tekanan darah yang
pelaksanaannya dimulai pada tanggal 1 Juni 2008 sampai dengan tanggal 1 Juli
2008. yang bertempat pada rumah-rumah warga di RT.01 sampai RT.05.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu managemen regimen
terapeutik : perawatan hipertensi oleh penderita dan keluarga di RW IV
Kelurahan Tinjomoyo menjadi efektif serta penyesuaian diri pada warga RW IV
kelurahan Tinjomoyo yang berusia diatas 35 tahun menjadi efektif : mampu
mempertahankan pola diet yang benar, mampu mengurangi faktor resiko
hipertensi dan mengontrol tekanan darah secara teratur.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi, diet
hipertensi, pengobatan tradisional hipertensi masyarakat RW IV Kelurahan
Tinjomoyo diharapkan mampu :
a. Menjelaskan kembali pengertian hipertensi
b. Menyebutkan penyebab dan komplikasi hipertensi.
c. Menjelaskan cara perawatan hipertensi.
d. Menjelaskan cara pengaturan diit pada penderita hipertensi.
e. Menjelaskan cara pengaturan diit untuk mencegah hipertensi.
f. Menjelaskan macam-macam obat tradisional untuk hipertensi.
g. Menjelaskan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensi.

C. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : masyarakat RW IV Kelurahan Tinjomoyo
Target : kelompok penderita hipertensi dan kelompok masyarakat beresiko
hipertensi (yang berusia diatas 35 tahun)
E. MEDIA DAN ALAT
Media : Flipchart, Leaflet.
Alat : LCD, Laptop, Pengeras Suara, Papan Flipchart, bahan dan alat
demonstrasi pembuatan obat tradisional.
F. SETING TEMPAT

A
Keterangan :
B C
A : Papan Penyajian
F D B : Moderator
C : Penyaji
D : Notulen
E E E E : Peserta / Audience
F : Supervisor
E E E G : Fasilitator
G

G. WAKTU DAN TEMPAT


1. Tempat : Rumah Warga RT.05.
2. Waktu :-
3. Tanggal : 19 Januari.

H. TAHAPAN PELAKSANAAN
No Tahap/waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan audience
1 Pembukaan 1. Salam pembukaan  Menjawab salam
5 menit 2. Menjelaskan maksud dan tujuan  Mendengarkan
pendidikan kesehatan penjelasan
3. Apersepsi
2 Inti 1. Menjelaskan kembali pengertian  Mendengar
20 menit hipertensi penjelasan
2. Menjelaskan penyebab dan  Memperhatikan
komplikasi hipertensi.  Bertanya
3. Menjelaskan cara perawatan
hipertensi.
4. Menjelaskan cara pengaturan
diit pada penderita hipertensi.
5. Menjelaskan cara pengaturan
diit untuk mencegah hipertensi.
6. Menjelaskan macam-macam
obat tradisional untuk
hipertensi.
7. Menjelaskan cara pembuatan
obat tradisional untuk hipertensi
3 Penutup 1. Evaluasi dengan memberikan  Menjawab
10 menit pertanyaan secara lisan pertanyaan
2. Menyimpulkan materi  Memperhatikan
3. Mengucapkan terima kasih
4. Salam penutup

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Kontrak waktu dengan keluarga dan tokoh masyarakat 2 hari sebelumnya.
b. Undangan telah disebarkan 2 hari sebelumnya
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana sesuai dengan rencana kegiatan
pendidikan kesehatan hipertensi, diat hipertensi, pengobatan tradisional
hipertensi.
2. Evaluasi proses
a. 90 % target sasaran hadir pada saat pendidikan kesehatan
b. Alat dan media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan.
d. Peserta berpartisipasi aktif dalam diskusi.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat menjelaskan kembali pengertian hipertensi
b. Peserta dapat menyebutkan penyebab dan komplikasi hipertensi.
c. Peserta dapat menjelaskan cara perawatan hipertensi.
d. Peserta dapat menjelaskan cara pengaturan diit pada penderita hipertensi.
e. Peserta dapat menjelaskan cara pengaturan diit untuk mencegah hipertensi.
f. Peserta dapat menjelaskan macam-macam obat tradisional untuk hipertensi.
g. Peserta dapat menjelaskan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensi.

J. DAFTAR PUSTAKA
1. Friedman, MM. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktek : alih bahasa Debora
R.L., Edisi 3 Jakarta; EGC; 1998.
2. Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah; Edisi 8, Jakarta,
EGC, 2002.
3. Dr.Achmad Djaeni S.M.Sc, Ilmu Gizi, Jakarta, 1985
4. Penuntun Diit, Bagian RSCM dan PERSAGI ; Jakarta, 1996
5. Parsudi Imam A, Martono Hadi, Bachtiar Ari. (1992). Hipertensi
Penatalaksanaan Secara Menyeluruh. Semarang : Badan Penerbit Undip.
6. Rokhaeni Heni, Purnamasari Elly, Rahayoe Anna Ulfah. (2001). Buku Ajar
Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Bidang Pendidikan dan Latihan Pusat
Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”.
7. Slamet Suyono,dkk. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta :
FKUI
8. Suzane C. Smeltzer . (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.
9. R. Boedhi Darmojo. (2004). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: FKUI
Lampiran Materi 1 :
HIPERTENSI
(PENYAKIT DARAH TINGGI)

A. PENDAHULUAN
Seiring dengan pertambahan umur pada lansia, juga terjadi perubahan –
perubahan pada sistem organ tubuhnya. Salah satunya adalah jantung dan pembuluh
darah / sistem kardiovasculer. Perubahan yang terjadi antara lain pembuluh darah
pada lansia biasanya akan mengalami penebalan / fibrosis dan kekakuan sehingga
dapat mengganggu aliran darah. Selanjutnya dapat meningkatkan tekanan darah.
Perubahan tersebut bersifat normal bagi lansia tapi ada perubahan abnormal yaitu
jika sudah terjadi bekuan / emboli pada pembuluh darah yang disebabkan kekakuan
pembuluh darah dan bila bekuan itu sampai menyumbat atau menghambat aliran
darah yang berakibat bendungan pada pembuluh darah yang akhirnya dapat terjadi
peningkatan tekanan darah dan pecahnya pembuluh darah. Dan bila pecahnya
pembuluh darah berada di otak akan terjadi stroke.

B. PENGERTIAN
Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah kenaikan tekanan darah sistolik
> 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg (2).
Klasifikasi hipertensi menurut The Joint National Committee on Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) adalah sebagai berikut :

Tekanan darah Sistolik Diastolik

Optimal <120 <80


Normal <130 <85
Normal tinggi 130 – 139 85 – 89
Hipertensi fase I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi fase II 160 – 179 100-109
Hipertensi fase III >180 >110
Hipertensi sistolik terisolasi >160 <90
C. PENYEBAB
Penyebab hipertensi dibagi dua klasifikasi utama yaitu :
1. Hipertensi essensial atau primer adalah hipertensi yang penyebabnya tidak di
ketahui secara pasti tetapi sejumlah kekuatan sistem keseimbangan saling
mempengaruhi, diperkirakan mekanisme cairan tubuh dan kontrol tekanan
darah. Keturunan memegang peranan penting.
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit – penyakit
lain yang mempengaruhi, antara lain :
a. Kelainan ginjal
(1) glomerulonefritis
(2) pielonefritis
(3) penyempitan arteri renalis (ginjal)
b. Kelainan hormon
(1) penggunaan alat kontrasepsi / KB hormone
(2) diabetes mellitus / kencing manis
c. Kelainan neurologist / syaraf
(1) tumor otak
d. Lain – lain
(1) obat
(2) kehamilan

D. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul akibat hipertensi adalah :
1. Penyakit pembuluh darah otak
a. Stroke
b. Perdarahan otak
2. Penyakit jantung
a. Gagal jantung
b. Infark miokard / kematian otot jantung mendadak
3. Penyakit mata
a. Perdarahan retina
b. Edema papil
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan klien hipertensi mempunyai tujuan menurunkan angka kesakitan
dan kematian dengan minimal atau tanpa efek samping.
1. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam pengobatan
hipertensi :
a. Resiko dan klasifikasi hipertensi
b. Tekanan darah harus diukur minimal 3 kali sebelum memutuskan
pengobatan.
c. Keamanan pada antihipertensi ditingkatkan dengan memilih secara hati-hati
pengobatan, mulai dengan dosis rendah dan perubahan terapi secara umum.
2. Tujuan pengobatan
a. Untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah kerusakan gangguan
kardiovaskuler
b. Pengobatan diarahkan dan mempertahankan tekanan darah sistolik 140
mmHg dan diastole kurang lebih 90 mmHg.
c. Pada lansia dengan tekanan darah sistolik antara 160 dan 179 mmHg
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 20 mmHg
3. Pendekatan pengobatan
a. Memodifikasi gaya hidup dapat digunakan sebagai langkah percobaan
untuk 3 s/d 6 bulan
b. Modifikasi gaya hidup, sarankan untuk mencegah dan pengobatan tekanan
darah tinggi termasuk :
1) Hindari rokok
2) Diet tanpa garam atau 2 gr sodium
3) Menurunkan berat badan
4) Olah raga teratur
5) Hindari alcohol dan stress

4. Obat-obat tradisional untuk tekanan darah tinggi


Jenis obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan darah
tinggi antara lain :
a. Air belimbing
b. Air rebusan daun salam
c. Air mentimun / lalapan mentimun
d. Air daun seledri
e. Air mengkudu/pace
f. Bawang putih

5. Perhatian
a. Jangan minum obat tradisional secara bersamaan (pilih salah satu saja).
b. Obat tradisional digunakan dalam keadaan darurat sebelum mendapat obat
dari dokter
c. Jangan minum obat tradisonal setelah mendapat pengobatan dari dokter
d. Kontrol tekanan darah secara teratur.

Pertanyaan Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi..?
2. Sebutkan penyebab hipertensi.?
3. Sebutkan tanda dan gejala hipertensi.?
4. Apa akibat dari hipertensi yang tidak diobati.?
5. Sebutkan makanan yang dapat dikonsumsi dan makanan yang pantang dimakan oleh
penderita hipertensi.?
6. Jelaskan cara pembuatan obat tradisional hipertensi.?
Lampiran Materi 2 :
OBAT TRADISIONAL HIPERTENSI

1. Pengertian
Pegobatan tradisional hipertensi yaitu : penggunaan bahan-bahan alami seperti :
daun, buah, batang dan akar tanaman untuk menurunkan tekanan darah.
2. Tujuan pengobatan
a. Untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah gangguan jantung dan
pembuluh darah
b. Mempertahankan tekanan darah atas < 140 dan tekanan darah bawah < 90
mmHg.
3. Macam-macam obat tradisional untuk tekanan darah tinggi
Jenis obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi
antara lain :
a. Air belimbing
b. Air rebusan daun salam
c. Air mentimun / lalapan mentimun
d. Air daun seledri
e. Air mengkudu/pace
f. Bawang putih

4. Cara membuat obat tradisional dari bahan-bahan diatas


a. Air belimbing
Alat dan bahan
 Buah belimbing secukupnya untuk satu gelas
 Parutan/blender
 Air hangat
Cara membuat
 Buah belimbing dicuci dengan air hangat kemudian diparut/diblender
 Hasil parutan diperas dan disaring
 Air belimbing diminum 2 kali sehari pagi dan sore, minum 1 gelas.
b. Air rebusan daun salam
Bahan yang diperlukan
 10 lembar daun salam
 Air bersih 2 gelas kurang lebih 200 cc
 Panci / periuk untuk merebus
Cara pembuatan
 Daun salam direbus dengan 2 gelas air hingga menjadi 1 gelas
 Air diminum 2 kali sehari pagi dan sore tiap kali minum 1 gelas
c. Air mentimun
Alat dan bahan yang diperlukan
 Mentimun
 Parutan/blender
 Air hangat untuk mencuci
Cara pembuatan
 Mentimun dicuci dengan air hangat kemudian diparut atau diblender
 Hasil parutan diperas/jika air disaring, tanpa ditambah bahan-bahan lain
sampai menjadi 1 gelas kurang lebih 200 cc
 Air diminum 2 kali sehari pagi dan sore tiap kali minum 1 gelas
 Selain itu mentimun yang sudah dicuci bisa dimakan sebagai lalapan
d. Air daun seledri
Alat dan bahan yang digunakan
a. 1 genggam daun seledri
b. Blender/alat penumbuk
c. Setengah gelas (100cc) air matang
Cara pembuatan
 Daun seledri dicuci bersih dengan air hangat
 Daun seledri ditumbuk atau diblender sampai halus dan ditambah dengan
setengah gelas air hangat
 Saring air seledri tersebut
 Air diminum 2 kali sehari tiap minum setengan gelas
e. Air mengkudu
Bahan yang diperlukan
a. Buah pace matang 2 buah
b. Air matang
c. Alat penyaring
d. 2 sendok madu
Cara membuat
 Buah pace yang sudah matang dicuci dengan air hangat
 Buah pace dihancurkan dengan sendok, buang bijinya, peras dan saring
airnya
 Campurkan air sari pace dengan air matang yang hangat sampai menjadi 1
gelas air
 Tambahkan madu
 Air diminum 2 kali sehari pagi dan sore tiap kali minum 1 gelas

5. Perhatian
a. Jangan minum obat tradisional secara bersamaan (pilih salah satu saja).
b. Jangan minum obat tradisonal setelah mendapat pengobatan dari dokter
c. Kontrol tekanan darah secara teratur.

Pertanyaan Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan pengobatan tradisional hipertensi..?
2. Sebutkan tujuan pengobatan hipertensi.!
3. Sebutkan macam-macam obat tradisional hipertensi.!
4. Jelaskan cara pembuatan obat tradisional hipertensi dari buah timun.!
Lampiran Materi 3 :
PENATALAKSANAAN DIIT
BAGI PENDERITA HIPERTENSI

A. Pengertian
Diit Hipertensi adalah Pengaturan menu makanan secara seimbang untuk
menurunkan maupun mengontrol tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.
B. Tujuan
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi  160/gram mmHg,
selain pemberian obat-obatan anti hipertensi diperlukan juga terapi diitetik dan
merubah gaya hidup oleh karena itu tujuan dari penatalaksanaan diit
 Untuk membantu menurunkan tekanan darah
 Mempertahankan tekanan darah menuju normal.
 Menurunkan factor resiko lain seperti berat badan rendah yang
berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus
diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti
jantung, ginjal dan diabetes mellitus.

C. Prinsip Diit Pada Penderita Hipertensi


 Batasi asupan makanan yang mengandung natrium dan kalsium
 Perbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalium
 Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan penderita
1. Untuk penderita hipertensi ringan dengan tekanan darah diastolik 90-104
mmHg sebaiknya mengkonsumsi garam 3,75-7,5 gram/hari atau 2-4 sendok
teh.
2. Untuk penderita hipertensi sedang dengan tekanan darah diastolik 105-114
mmHg sebaiknya mengkonsumsi garam sebanyak 1,25-3,75 gram/hari atau
1-2 sendok teh.
3. Untuk penderita hipertensi berat dengan tekanan darah diastolik ≥ 115
mmHg sebaiknya mengkonsumsi garam sebanyak < 1,25 gram/hari atau 1
sendok teh.
D. Menu Makanan Pada Hipertensi
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk
menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol
darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke
atau infark jantung.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah :
 Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi ( otak, ginjal, paru,
minyak kelapa, dan gajih dan daging kambing)
 Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium
(biskuit, kraker, keripik dan makanan yang kering dan asin)
 Makanan dan minuman dalam kaleng ( Sarden, sosis, korned,
sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink)
 Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah,abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin,selai kacang )
 Susu full cream, mentega, margarine, keju mayyonaise, serta
sumber orotein, hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi,
kambing), kuning telor, kulit ayam)
 Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus
tambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium
 Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian,
tape
Makanan yang mengandung kalium baik dikonsumsi bagi penderita hipertensi
karena dapat memberikan efek penurunan tekanan darah secara ringan selain itu
pemberian diit kaya kalium dapat menurunkan peningkatan resiko stroke. Makanan
yang baik dikonsumsi oleh penderita hipertensi yaitu buah apel, jeruk, tomat,
pisang, susu skim 1 gelas dan kentang rebus.

E. Pengolahan Makanan Untuk Penderita Hipertensi


Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan
pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal dari hewan
biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari pada makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Cara memasak untuk mengeluarkan garam natrium antara
lain dengan merendam dan mencuci terlebih dahulu ikan asin yang akan dimasak.
Selain itu konsumsi garam yang ditambahkan pada masakan sebaiknya dibatasi
sesuai dengan kondisi penderita hipertensi..
Untuk memperbaiki rasa tawar akibat pengurangan konsumsi garam pada
makanan yang diolah bisa dengan menambahkan gula merah atau putih, jahe,
kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium.
Selain itu sebaiknya makanan yang akan disajikan kepada penderita hipertensi
dibedakan dengan anggota keluarga yang lain, pengurangan garam untuk penderita
hipertensi dapat didahulukan sebelum memasak hidangan makanan bagi anggota
keluarga . Hal tersebut dilakukan untuk menjaga menu makanan yang seimbang
bagi keluarga dengan hipertensi.

Pertanyaan Evaluasi :
1. Jelaskan pengertian diet hipertensi
2. Jelaskan tujuan diet hipertensi
3. Sebutkan prinsip diet pada penderita hipertensi
4. Jelaskan menu makanan pada penderita hipertensi
5. Jelaskan cara pengolahan makanan untuk penderita hipertensi

You might also like