You are on page 1of 9

PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA KANKER SERVIKS

YANG SEDANG MENJALANI KEMOTERAPI SEBELUM DAN SESUDAH


LATIHAN PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR)
DI SURAKARTA

Oleh;
Vina Yolanda Sari Sigalingging , Shanti Wardaningsih2), Yanuar Primanda3)
1)
1)
Mahasiswa Program Magister Keperawatan UMY, Email : vina_sigal@yahoo.com
2)
Dosen Program Magister Keperawatan UMY Email; vina_sigal@yahoo.com
3)
Dosen Program Magister Keperawatan UMY Email; vina_sigal@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang; Kemoterapi memberikan dampak yang sangat buruk bagi penderita kanker
serviks yang sedang menjalaninya, baik dampaik fisik hingga psikologis. Salah satu dampak
psikologis dari kemoterapi adalah kecemasan. Latihan yang dapat menurunkan kecemasan
pada penderita kanker serviks adalah Progressive Muscle Relaxation (PMR). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Progressive Muscle Relaxation (PMR)
terhadap tingkat kecemasan pada pasien penderita kanker serviks yang sedang menjalani
kemoterapi.
Metode; Design penelitian ini adalah Quasy Experimental Pre-Post Test Design. Sampel
yang digunakan sebanyak 40 responden dibagi menjadi dua kelompok, responden penelitian
merupakan pasien dengan diagnosa kanker serviks yang sedang menjalani kemoterapi di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Hasil; Data yang telah diperoleh kemudian di uji dengan Wilcoxon. Hasil penelitian ini
menunjukan adanya pengaruh Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap tingkat
kecemasan dengan nilai p-value 0.000.

Kata Kunci: Kanker Serviks, Kemoterapi, Kecemasan, Progressive Muscle Relaxation

33
PENDAHULUAN pre-test dan post-tes dan hanya kelompok
Kanker serviks adalah kanker yang eksperimen saja yang diberikan treatment.
tumbuh dan berkembang pada serviks atau Populasi dalam penelitian ini adalah
mulut Rahim (Samadi, 2011) khususnya seluruh pasien penyakit kanker serviks
berasal dari lapisan epiteal atau lapisan yang sedang menjalani kemoterapi dan
terluar permukaan serviks, selain itu mengalami kecemasan
merupakan sebuah neoplasma ganas yang Dalam penelitian ini menggunakan
terdapat pada organ serviks uteri Acidental sampling dengan kriteria inklusi:
(Perhimpunan Onkologi Indonesia, 2010). a. Pasien yang sudah menjalani
Kemoterapi adalah metode terapi kemoterapi minimal 1 kali
sistemik terhadap kanker sistemik b. Pasien yang mengalami kecemasan.
(misalnya leukemia, myeloma, limfoma, Berdasarkan HARS dengan skor 14 - 56
dll) dan kanker dengan metastasis klinis yaitu kecemasan ringan hingga
merupakan subklinis. Pada kanker dengan kecemasan yang sangat berat (panik).
stadium lanjut lokal, kemoterapi sering Kriteria ekslusi: keadaan pasien
menjadi satu – satunya terapi yang efektif semakin memburuk.
(Utama, 2008).
Efek samping yang ditimbulkan oleh Instrument dalam penelitian ini adalah
kemoterapi tidak hanya secara fisik namun kuesioner, CD latihan progressive muscle
juga secara psikologis seperti, kecemasan, relaxation. Penelitian ini dilakukan setelah
stress, sering marah, tidak percaya diri dan penelitian dinyatakan lolos etik dati
pasien merasa menjadi beban dalam Komisi Etik Penelitian Kesehatan RSUD
keluarga (Wardani, 2014). Dr.Moewardi/Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta
METODE PENELITIAN Nomor : 497/V/HREC/2017.
Desain penelitian yang akan dilakukan Kelompok intervensi diberikan latihan
adalah penelitian kuantitatif dengan progressive muscle relaxation
menggunakan rancangan penelitian menggunakan CD, kemudian diputar
metode Quasy Eksperimen. Creswell beseta di berikan penjelasan tentang
(2014) menyatakan rancangan ini katihan terserbut. Latihan ini dilakukan 2
melibatkan dua kelompok yaitu kelompok kali seminggu. Analisis data dilakukan
ekperimen dan kelompok kontrol, pada menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-
kedua kelompok sama – sama dilakukan Whitney (Dahlan, 2010).

34
HASIL PENELITIAN Dukungan
1. Karakteristik Responden Keluarga

Tabel 1; Karekteristik Responden Pada Tinggal 20 100 20 100

Kelompok Intervensi dan Kontrol Bersama


Keluarga
Kelompok Kelompok
Karakteristik Stadium
Intervensi Kontrol
Responden Stadium II 9 45 14 70
f % f %
Stadium III 11 55 6 30
Usia
Total 40 100 40 100
41–50 tahun 9 45 6 30
>50 tahun 11 55 14 70
Pendidikan Karakteristik responden penelitian
SD 7 35 8 40 pada kelompok intervensi maupun kontrol
SMP 6 30 8 40 mayoritas >50 tahun. Mayoritas
SMA 5 25 3 15 pendidikan pada kedua kelompok adalah
PT 1 5 0 0 SD untuk kelompok intervensi dan
Tidak Sekolah 1 5 1 5 kelompok kontrol mayoritas SD dan SMP.
Pekerjaan Mayoritas pekerjaan pada kedua kelompok
IRT 13 65 16 80
adalah IRT. Mayoritas penghasilan pada
Wiraswasta 7 35 4 20
kesua kelompok adalah berpendapatan
Penghasilan
sesuai dengan UMR. Mayoritas status
<UMR 2 10 0 0
perkawinan kedua kelompok adalah
UMR 13 65 17 85
kawin. Mayoritas asal biaya pengobatan
>UMR 5 25 3 15
pada kedua kelompok adalah
Status
Pernikahan menggunakan BPJS. Mayoritas dukungan
Kawin 16 80 18 90 keluarga pada kedua kelompok adalah
Janda 4 20 2 10 tinggal bersama keluarga, dan stadium
Asal Biaya pada kelompk intervensi mayoritas pada
Pengobatan stadium III dan kelompok kontrol pada
BPJS 20 100 20 100 stadium II.

2. Perbandingan Tingkat Kecemasan Pada Semua Kelompok


Tabel 2; Tingkat Kecemasan Pada Responden Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengikuti
Latihan Progressive Muscle Relaxation Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol.

35
Tidak Ada Ringan Sedang Berat
Kategori
f % f % f % f %
Intervensi
Pre-Test 0 0 2 10 14 70 4 20
Post-Test 7 65 13 35 0 0 0 0
Kontrol
Pre –Test 0 0 1 5 17 85 2 10
Post Test 0 0 3 15 17 85 0 0

Pada kelompok intervensi pre-test usia maka terjadi penurunan kekebalan


didapatkan hasil responden penelitian tubuh terhadap virus yang menyerang
mayoritas pada kecemasan sedang serviks. Menurut Heardman et al (2006)
sebanyak 14 responden atau 70%, pada bahwasannya proses terjadinya kanker
kelompok kontrol mayoritas pada serviks berhubungan dengan proses
kecemasan sedang sebanyak 17 responden metaplasia, dimana lesi prakanker
atau 85%. Setelah dilakukannya latihan terjadi pada usia 40 – 50 tahun.
progressive muscle relaxation (PMR) atau Penelitian ini mendukung penelitian
post-test didapatkan hasil responden sebelumnya oleh Misgianto (2014)
mayoritas pada kecemasan ringan bahwasannya usia yang paling banyak
sebanyak 13 responden atau 35% dan pada terkena kanker serviks dalam rentang
kelompok kontrol mayoritas pada 51 – 64 tahun.
kecemasan sedang sebanyak 17 responden Pendidikan responden dari seluruh
atau 85%. kelompok paling tinggi berpendidikan
SD, pekerjaan responden paling banyak
PEMBAHASAN sebagai ibu rumah tangga (IRT), asal
A. Karektiristik Responden biaya pengobatan BPJS, Penghasilan
Hasil penelitian dari kedua kelompok responden paling banyak setara dengan
memiliki jumlah yang sama UMR. Pendidikan yang rendah pada
menunjukan nilai mean umur responden responden tidak menjadi sebuah
>50 tahun. Seiring dengan masalah ketika responden menerima
bertambahnya usia seseorang beresiko sebuah informasi dan menerapkannya
mengalami penyakit kanker serviks dalam kehidupan sehari – hari,
dikarenakan semakin bertambahnya dikarenakan pendampingan dan

36
dukungan keluarga yang baik Bandung mayoritas sebagai ibu rumah
membantu pasien lebih banyak tangga (IRT), begitu juga penelitian
mengerti dan memahami tentang Puspitarini (2009) menyatakan
penyakit yang sedang dialaminya saat mayoritas responden penelitian yang
ini. Hal ini berbanding terbalik dengan mengalami kanker serviks di RSUP Dr.
kepustakaan yang menyatakan bahwa Sardjito sebagai ibu rumah tangga
tingkat pengetahuan yang rendah pada (IRT). Hasil penelitian ini menunjukan
seseorang berhubungan dengan bahwa pekerjaan seseorang menentukan
kecemasan atau stress yang dialami, status kesehatan.
dimana semakin rendah tingkat
pengetahuan seseorang maka akan B. Tingkat Kecemasan Pre-Test Pada
semakin tinggi tingkat kecemasan atau Pasien Yang Sedang Menjalani
stress (Kaplan dan Sadock, 1998). Kemoterapi Pada Kelompok
Status ekonomi pada penelitian ini Intervensi dan Kontrol.
mayoritas responden pada status Hasil dalam penelitian ini
ekonomi yang rata – rata baik atau menunjukan tidak terdapat perbedaan
dalam kata lain pendapatan dalam batas yang bermakna pada tingkat kecemasan
UMR dan juga seluruh responden baik pada kelompok intervensi maupun
penelitian dibiayai oleh BPJS kelompok kontrol sebelum diberikan
Kesehatan, sehingga pada penelitian ini latihan Progressive Muscle Relaxation
respoden tidak mengalami kecemasan (PMR). Hasil dari Pre-Test kelompok
untuk masalah biaya. Hal ini sejalan intervensi maupun kelompok
dengan penelitian Yunitasari (2012) menunjukan nilai rata – rata kecemasan
dimana dinyatakan semakin baik status pada tingkat sedang.
ekonomi seseorang maka kecemasan Pada penelitian ini gejala
akan suatu penyakit akan semakin kecemasan yang paling sering dirasakan
rendah. responden adalah gangguan ketenangan
Status pekerjaan responden penelitian dimana pasien sering merasa lesu, tidak
ini mayoritas sebagai ibu rumah tangga bisa istirahat dan gemetar. Selanjutnya
(IRT) sebanyak 29 responden dari total pasien merasakan gangguan tidur,
responden. Penelitan ini menguatkan dimana sulit untuk tidur, sering
penelitian Megaputra (2011) dimana terbangun dan tidur tidak nyenyak.
gambaran penderita kanker serviks di Kecemasan lainnya adalah gangguan
Rumah Sakit Santo Borromeus fisik/otot dimana sering nyeri otot, kaku
37
otot. Selanjutnya adalah nyeri dada, responden penelitian melakukan latihan
berdebar, tidak nafsu makan, mual dan Progressive Muscle Relaxation (PMR)
muntah, sering buang air kecil, pusing, secara rutin yaitu 2 minggu sekali
kepala terasa berat, berkeringat dan dalam kurun waktu tiga minggu.
gelisah. Dimana hasil yang didapat adalah
Penelitian ini mendukung penelitian pasien merasakan ketenangan, rileks
yang dilakukan oleh Pandey (2006) dan tidak merasakan ketegangan otot.
tentang distress, cemas dan depresi Selain itu responden merasakan
pada 117 pasien kanker yang menjalani berkurangnya keluhan akibat dari efek
kemoterapi didapatkan hasil sejumlah kemoterapi yang sedang responden
pasien mengalami cemas dan jalani sebagai proses penyembuhan dari
mengalami depresi. Kecemasan penyakit kanker serviks itu sendiri.
terhadap kematian dan faktor – faktor Efek dari kemoterapi yang sudah
yang mempengaruhi kecemasan itu berkurang seperti responden tidak
sendiri pada dasarnya saling berkatitan merasakan cemas yang berlebihan,
satu sama lain, sehingga dapat diketahui berkurangnya lemah dan tidak gelisah
bahwasannya kecemasan itu lagi, pemenuhan istirahat tidur
dipengaruhi oleh kondisi psikis, serta tercukupi dengan baik, hilangnya nyeri
dilatar belakangi oleh beberapa faktor otot, tidak merasa sesak, mual muntah
internal dan eksternal dari masing – berkurang, tidak pusing terakhir pasien
masing individu sendiri (Fauziah, merasa nyaman dan tenang dalam
2016). Kecemasan akan kematian kesehariannya.
menjadikan individu mengalami Hasil dari penelitian ini mendukung
ketakutan yang sangat luar biasa, penelitian Kondo, dkk., (2009) yang
seperti serangan panik, kecemasan berat menyatakan bahwa terapi Progressive
saat menghadapi ataupun berfikir Muscle Relaxation (PMR) memberikan
tentang kematian (Wong, 2002). efek relaksasi pada klien kanker yang
mengalami kecemasan. Selain itu
C. Tingkat Kecemasan Post Test Pada Cheung, Chinn dan Pascual (2003)
Kelompok Kontrol Dan Intervensi. menyatakan bahwa latihan Progressive
Dari hasil statistik menunjukan Muscle Relaxation (PMR) dapat
tingkat kecemasan pada kelompok meningkatkan kualitas hidup pada klien
intervensi mayoritas mengalami kanker kolerektal dengan pemasangan
kecemasan ringan. Pada penelitian ini stoma. Kemudian Haryati (2015)
38
menyatakan dari 24 responden kanker mayoritas IRT, penghasilan responden
serviks yang menjalani kemoterapi pada kedua kelompok mayoritas sama
setelah menjalani latihan Progressive dengan UMR, status perkawian
Muscle Relaxation (PMR) memiliki responden pada kedua kelompok
status fungsional yang baik yaitu pada mayoritas kawin, asal biaya responden
dimensi fisik, psikologis dan sosial. pada kedua kelompok mayoritas
Hasil penelitian pada kelompok menggunakan BPJS, dukungan
kontrol didapat tingkat kecemasan juga keluarga responden pada kedua
mengalami penurunan, tetapi masih kelompok mayoritas tinggal bersama
dalam tingkat kecemasan sedang, yang keluarga dan stadium kanker serviks
artinya pada saat pre-test kecemasan responden pada kelompok intervensi
pada kelompok kontrol mendapatkan mayoritas pada stadium III dan pada
nilai median pada kecemasan sedang kelompok intervensi mayoritas pada
dengan jumlah 17 responden, dan pada stadium II.
saat post-test kecemasan pada 2. Kecemasan pada kelompok intervensi
kelompok kontrol tetap pada kecemasan maupun kontrol pada pre-test
sedang sebanyak 17 responden. menunjukan tidak ada perbedaan yang
Dari pemeparan diatas, peneliti significant pada kedua kelompok.
dapat menyimpulkan perbandingan 3. Pada kelompok intervensi maupun
tingkat kecemasan antara kelompok kontrol responden penelitian mengalami
intervensi maupun kontrol sebelum dan penurunan kecemasan
sesudah diberikannya latihan
Progressive Muscle Relaxation (PMR) DAFTAR PUSTAKA
Creswell, Jhon, W. (2014). Research
mempunyai hasil perbandingan yang
Design. Qualitative, Quantitative and
sangat signifikan. Mixed Methods Approaches. Fourth
ed. Lincoln: Sage Publication

KESIMPULAN DAN SARAN Dahlan, M, Sopiyudin. (2010). Statistik


Untuk Kedokteran dan Kesehatan.
Kesimpulan
Jakarta. Epidermiologi Indonesia.
1. Karakteristik responden pada kedua
Damanik, D.N., (2014). Pengaruh
kelompok didaptkan usia responden
Progressive Muscle Relaxation
mayoritas pada usia >50 tahun, Terhadap Kecemasan Pasien Penyakit
Ginjal Kronis Yang Menjalani
pendidikan responden pada kedua
Hemodialisa.
kelompok mayoritas SD, pekerjaan
responden pada kedua kelompok
39
Duma, LT, Budi, A.K., Ice, Y.W. (2014). Samadi, Priyanto. (2011). Yes, I Know
Pengaruh Progressive Relaxation dan Everything About Kanker Serviks. Solo:
Logoterapi terhadap kecemasan, PT Tiga Serangkai Pustaka
Depresi dan Kemampuan Relaksasi.
Jakarta. Schiffman, M., Castle, PE., Jeronimo, J.,
Rodriguez, AC., Wacholder, S. 2007.
Fauziah, R, N. (2016). Kecemasan Pada Human Papillomavirus and Cervical.
Penderita Kanker. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Setyarini E. faktor – faktor yang
berhubungan dengan kejadian kanker
Haryati. (2015). Pengaruh Latihan leher rahim di RSUD Dr. Moewardi
Progressive Muscle Relaxation Surakarta.
Terhadap Status Fungsional Dalam
Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Synder, M & Lindquist, R. (2006).
Kanker Dengan Kemoterapi di RS Dr. Complementary/alternative therapies in
Wahidin Sudirohusodo Makasar. nursing (fifth edition). New York:
Spinger Publishing Company.
Kaplan HI, Sadock BJ. (1998). Sinopsis
Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Triharini (2009). Hubungan pelaksanaan
Psikiatri Klinis, Edisi 7, Alih Bahasa paket edukasi dengan keluhan fisik dan
Lydia I Mandera. Jakarta: Bina Rupa psikologis pada pasien kanker serviks
Aksara. yang menjalani kemoterapi di RSU Dr.
Soetomo Surabaya. Oktober 5 2011.
Kondo, N., Kawachi, I., Hirai, H., Kondo, Utama, H. (2008). Editor. Buku Ajar
K., Subramanian, S.V., & Hanibuchi, T. Onkologi Klinis, 2nd ed. Jakarta: Balai
(2009). Relative deprivation and Penerbit FKUI; 895-98 p.
incident functional disability among
older Japanese women and men: Utami, S. (2012). Aku sembuh dari kanker
prospective cohort study. Journal of payudara, mendeteksi gejala dini
Epidemiology and Community Health, pencegahan danpengobatan. Jakarta:
63(6), 461-467. Oryza.

Megaputra.A. (2011). Gambaran penderita Wardani, E.K. (2014). Respon fisik dan
kanker serviks di rumah sakit santo psikologi wznigz dengan kanker serviks
borromeus bandung. Skripsi, tidak yang telah mendapat kemoteapi di
dipublikasikan. RSUD Moewardi Surakarta.

Misgianto. (2014). Hubungan antara Wijaya, D. (2010). Pembunuh Ganas Itu


dukungan keluarga dengan tingkat Bernama Kanker Serviks. Sinar Kejora:
kecemasan penderita kanker serviks Yogyakarta.
paliatif. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
William F. Rayburn J. Carey C. (2008).
NCCN. (2010). Clinical Practice Infeksi HPV. Obstetri & Ginekologi.
Guidelines in Oncology: Cervical Widya Medika; 18:336-8.
Cancer. Ova et al. (2010). Bebas
Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Wong, P.T.P (2002). From The Anxiety
Media Pressindo. Toward The Death Acceptance.
Taiwan: Conferension Death and Life
Perhimpunan Onkologi Indonesia (2010). In Changhua University.
Pedoman Tata Laksana Kanker. Jakarta.

40
Yunitasari.LN. (2007). Faktor – faktor
yang mempengaruhi Tingkat
kecemasan pada pasien pasca
didiagnosa kanker di RSU Dr Kariadi
Semarang

41

You might also like