You are on page 1of 3

A.

KECEMASAN

1. Defenisi Cemas

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah ganggun alam perasaan ketakutan atau


kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai
realistis (reality testing Ability), masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami
keretakan pribadi (spilliting personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-
batas normal. Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Gangguan kecemasan (ansietas) adalah sekolompok kondisi yang
memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon perilaku,
emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas (Videbeck Sheila L,
2008, hal 307). Kecemasan adalah emosi yang paling sering dialami, berupa kekhawatiran
atau rasa takut yang tidak dapat dihindari dari hal-hal yang berbahaya dan dapat
menimbulkan gejala-gejala atau respon tubuh. Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun
kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan
(psychiatric disorder). Secara klinis gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu
: Gangguan Cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety
disorder / GAD), gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic (Phobik disorder), dan
gangguan obsesif-komplusif (obsessive-complusive disorder).

Perkembangan kepribadian (personality development) seseorang dimulai dari sejak


usia bayi sampai usia 18 tahun dan tergantung dari pendidikan disekolah dan pengaruh
lingkungan dan pergaulan sosialnya serta pengalaman - pengalaman kehidupan nya.
Seseorang menjadi cemas terutama akibat proses imitasi dan identifikasi dirinya terhadap
orang tuanya, dari pada pengaruh keturunan (genetika).

Kepribadian pencemas

Seseorang akan menderita gangguan cemas mana kala yang bersangkutan tidak
mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi orang-orang tertentu
meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga,
yang ditandai dengan corak atau kepribadian pencemas, yaitu antara lain : Cemas, khawatir,
tidak tenang, ragu dan bimbang.

b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)

c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum (demam panggung)

d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain

e. Tidak mudah mengalah “sering ngotot”

f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah

g. Sering kali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir yang

berlebihan terhadap penyakit


h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil (dramatisir)

i. Dalam mengambil keputusan, sering mengalami rasa bimbang dan ragu

j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang-ulang

k. Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris

Tingkat kecemasan

Peplau (1963) mengidentifikasi ansietas (cemas) dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan


memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang
ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau pun
ansietas yaitu :

a. Cemas Ringan : cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan

menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

b. Cemas sedang : cemas yang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada

hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting.

c. Cemas berat : cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir
padahal yang lain. Semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi tegangan individu

memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

d. Panik : Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan

terror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak

mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan

disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,

menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang


menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tida
sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat
terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Stuart & Sundent, 2000).

Individu yang mengalami ansietas berat sulit berfikir dan melakukan pertimbangan,
otot-ototnya menjadi tegang, tanda-tanda vital meningkat, mondar-mandir,
memperlihatkan kegelisahan, iriabilitas dan kemarahan atau menggunakan cara
psikomotor emosional. Lonjakan adrenalin menyebabkan tandatanda vital meningkat,
pupil membesar, untuk memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk, dan satu-
satu nya proses kognifikan berfokus pada ketahanan individu tersebut. Sisi negatif
ansietas (kecemasan) atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang
berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan tenaga,
menimbulkan rasa takut dan individu melakukan fungsinya dengan adekuat dalam
situasi interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosis gangguan ansietas
ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan
menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga
mengakibat kan perilaku maladatif dan distabilitas emosional.

You might also like