You are on page 1of 5

LAPORAN ANALISA SINTESA PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

NASAL KANUL DAN POSISI SEMI FOWLER PADA KLIEN


DENGAN ASMA ATTACK DI IGD RSUD TUGUREJO

DISUSUN OLEH :

SITTI HARDIANTI HAMIDU

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
NAMA MAHASISWA : SITTI HARDIANTI HAMIDU

NIM : G3A017214

TANGGAL : 02 AGUSTUS 2018

TEMPAT : IGD RSUD TUGUREJO

1. IDENTITAS KLIEN:
a. Nama pasien : Ny. S
b. Umur : 50 th
c. Alamat : Kelurahan indah

2. DIAGNOSA MEDIS : ASMA ATTACK

3. DASAR PEMIKIRAN :

Asma merupakan penyakit jalan napas obstruktif intermiten yang


bersifat reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu yang ditandai dengan penyempitan jalan napas,
yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi (Smeltzer & Bare, 2002).

Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Berbagai sel


inflamasi berperan terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag,
neutrofil dan sel epitel. Faktor lingkungan dan faktor lain berperan sebagai
pencetus inflamasi saluran napas pada pasien asma (PDPI, 2003).

Inflamasi saluran napas pada pasien asma merupakan hal yang


mendasari gangguan fungsi yaitu terdapatnya obstruksi saluran napas yang
menyebabkan hambatan aliran udara yang dapat kembali secara spontan
atau setelah pengobatan (Sundaru, 2009). Obstruksi pada pasien asma
dapat disebabkan oleh kontraksi otot-otot yang mengelilingi bronkus yang
menyempitkan jalan napas, pembengkakan membran yang melapisi
bronkus dan pengisian bronkus dengan mukus yang kental (Smeltzer &
Bare, 2002).
4. ANALISA SENTESA
terpapar zat alergen

terjadi inflamasi saluran napas

obstruksi saluran napas

sesak

perlu pemasangan oksigen

5. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DI LAKUKAN


Pemberian terapi oksigen nasal canul dan posisi semi fowler

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
ditandai dengan dyspnea.

7. DATA FOKUS
Ny. S 50 th di bawah ke IGD dengan mengeluh sesak napas, bila
membuang napas terdengar bunyi ngiik, batuk-batuk berdahak sudah 2
hari, dahak susah dikeluarkan,tingkat kesadaran pasien composmetntis,
GCS : E4 M5 V6, pasien merasa nyaman bila tidur setengah duduk atau
posisi semi fowler. Tanda tanda vital RR : 29 x/menit, Spo2 : 96 %, TD :
178/100, N : 112 x/menit, suhu : 37°C
8. PRINSIP TINDAKAN DAN RASIONAL
a. Posisikan pasien semi fowler
R: sebagai penanganan petama untuk memaksimalkan potensial
ventilasi pasien.
b. Pemeriksaan air pada tabung humidifier
R: membutuhkan waktu lama apabila air humidifier diketahui habis
setelah diberikan oksigen
c. Kolaborasi dalam pemberian oksigen sesuai kebutuhan
R: meningkatkan ventilasi dan asupan oksigen pasien
d. Monitor pola napas
R: mengetahui perubahan pola napas setelah diberikan tindakan.

9. TUJUAN TINDAKAN
Mengoptimalkan oksigenasi, mengurangi sesak.

10. BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT TINDAKAN


TERSEBUT DAN CARA PENCEGAHANYA
Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada klien
dapat menyebabkan keracunan O2 dan akan semakin sesak nafas.
Pencegahan :
Selalu memonitor pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau
reaksi alergi yang muncul secara periodik setelah pemajanan terhadap
alergen spesifik, obat-obat tertentu, dan latihan fisik.
11. EVALUASI
S: Pasien mengatakan sesak napas sedikit berkurang jika dalam posisi
semi fowler, batuk sputum tidak bisa keluar.
O: Kesadaran composmentis, suara napas wheezing (+), batuk (+),
posisi semi fowler.
Vital sign : TD: 178/100 mmHg, N: 112 x/menit, S: 370C, RR: 28
x/menit, SpO2 : 97%.
A: Masalah Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
volume paru
belum teratasi ditandai dengan RR=27 x/menit
P: pertahankan intervensi
 Pertahankan posisi semi fowler
 Berikan oksigen yang adekuat
 Ajarkan cara batuk efektif
 Kolaborasi dengan tim medis lain perlunya pemberian terapi
inhalasi nebulizer.

You might also like