You are on page 1of 25

GLOBAL HEALTH

1. Jelaskan mekanisme Global Warming, Pelubangan Ozon, dan Hujan Asam!


 Global Warming
Global Warming atau Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu
rata-rata di atmosfer, laut,dan daratan di bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan bumi telah meningkat selamaseratus tahun terakhir. Sebagian
peningkatan suhu rata-rata global disebabkan olehmeningkatnya jumlah gas-gas
rumah kaca akibat kegiatan manusia, seperti pembakaranminyak bumi, batu bara
untuk kegiatan industri, transportasi, dan pertambangan.Pemanasan global ini
berkaitan erat dengan panas matahari yang diterima bumi.Matahari memancarkan
energinya ke bumi dalam bentuk cahaya. Ketika energi itu mengenai permukaan
bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan
bumi.Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali
sisanya keangkasa. Namun, sebagian panas terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya gas-gasrumah kaca, antar alain uap air, karbon dioksida, dan
metana yang menjadi perangkapgelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombangyang dipancarkan bimi dan akibatnya
panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-
ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terusmeningkat,
Pemanasan bumi oleh matahari adalah proses yang alamiah. Namun
masalahnya, saat ini terjadi peningkatan gas-gas rumah kaca karena aktivitas
manusia yang berlebihan. Gas CO yang dihasilkan dari pembakaran bahan baker
fosil seperti minyak bumi dan batu bara di bidang transportasi dan industri
menjadi penyumbang meningkatnya pemanasan global.Ditambah lagi dengan
penebangan hutan secara besar-besaran. Pohon-pohon sebagai penyerapkarbon
dioksida, saat ini makin menipis. Pohon-pohon ditebang untuk keperluan
lahan pertanian, perkebunan bahkan pembangunan gedung-gedung

Proses Terjadinya Global Warming


a. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika
energi ini tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembai sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar. Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca
antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap

1
2

gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan
di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan
suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi
sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi
gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
b. Efek Umpan Balik
Proses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan
global. Sebagai contoh adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemansan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO 2, pada awalnya pemanasan
akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap
air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini
meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir
konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan
balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang
panjang di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan
cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di
dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan
melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan
maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi
Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi
es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah
beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap
pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga
menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia
menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.
c. Penggundulan Hutan
Maraknya kasus penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab
pemanasan global saat ini. Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan
karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan
mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi
3

kesuburan tanah. Hutan yang menjadi paru-paru Bumi kini tidak dapat berfungsi
secara maksimal karena sudah sangat berkurangnya jumlah pohon yang ada.
Jumlah pohon yang ada tidak dapat menyeimbangi banyaknya jumlah CO2 yang
ada di Bumi.

 Pelubangan Ozon
Ozon adalah molekul yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan ozon
adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km diatas
permukaan bumi, yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat
menyerap radiasi ultra violet yang dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon
terbentuk dan terurai melalui keseimbangan dinamis. Keberadaan bahan-bahan
kimia tertentu di stratosfir dapat mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut,
sehingga semakin lama molekul ozon semakin berkurang, dan menimbulkan
lubang ozon.

Proses Terjadinya Perusakan Lapisan Ozon


Lapisan Ozon di stratosfer menyerap radiasi ultra-violet yang berbahaya dari
matahari. Dengan bertambahnya bahan kimia buatan manusia yang mengandung
senyawa khlorin dan bromin, akan ikut merusak molekul ozon pada lapisan ini.
Teori pertama yang mendukung CFC sebagai perusak lapisan ozon di stratosfer
dikemukakan pada tahun 1974 oleh Sherwood Rowland dan rekannya Mario
Molina dari Universitas California.
Ozon adalah molekul dalam Ozon adalah molekul dalam bentuk gas yang
terjadi secara alami yang ditemukan pada atmosfer bumi. Molekul ini dapat
menyerap panjang gelombang tertentu dari radiasi ultraviolet matahari sebelum
mencapai permukaan bumi. Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah
molekul gas yang mengandung khlorin atau bromin dan menghasilkan radikal
Khlor dan Brom. Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi
berantai memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-
molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya
reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak
senyawa yang mengandung Khlor dan Brom perusakan lapisan ozon semakin
parah.
 Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang bersifat asam daripada hujan biasa (Hunter
BT, 2004 dalam Rahardiman, Arya. 2009). Deposit asam dari atmosfer dapat
bersifat abash (dari hujan, salju, atau hujan es) atau kering (dari pertukaran
turbulen dan pengaruh gravitasi yang tidak berkaitan dengan hujan). Hujan asam
dikenal pertama kali pada tahun 1950, yaitu pada saat hujan asam tersebut
memberikan dampak negative berupa air yang bersifat asam di danau Skandinavia
dan Kanada (Mukono, 2000 dalam Rahardiman, Arya. 2009).
4

Istilah keasaman berarti bertambahnya ion hydrogen ke dalam suatu


lingkungan. Suatu lingkungan akan bersifat asam jika kemasukan ion hydrogen
yang bersal dari asam sulfat (H2SO4) dan atau asam nitrat (HNO3). Satu reaksi
penting dalam oksidasi sulfur dioksida adalah antara sulfur dioksida yang terlarut
dan hydrogen peroksida.
Hujan yang normal seharusnya adalah hujan yang tidak membawa zat
pencemar dan dengan pH 5,6. Air hujan memang sedikit asam karena H 2O yang
ada pada air hujan bereaksi dengan CO2 di udara. Reaksi tersebut menghasilkan
asam lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan. Apabila air hujan tercemar dengan
asam-asam kuat, maka pH-nya akan turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan
asam.
Hujan asam sebenarnya dapat mencegah global warming, gas buang seperti
SO2 penyebab hujan asam mampu memantulkan sinar matahari keluar atmosfer
bumi sehingga dapat mencegah kenaikan temperatur bumi. Akan tetapi, efek
samping dari hujan asam menghasilkan kerusakan lingkungan yang lebih parah
dibandingkan global warming. Sebenarnya “hujan asam” merupakan istilah yang
kurang tepat untuk menggambarkan jatuhnya asam-asam dari atmosfer ke
permukaan bumi. Istilah yang lebih tepat seharusnya adalah deposisi asam, karena
pengendapan asam dari atmosfir ke permukaan bumi tidak hanya melalui air hujan
tetapi juga melalui kabut, embun, salju, aerosol bahkan pengendapan langsung.
Istilah deposisi asam lebih bermakna luas dari hujan asam.
Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah.
Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam
yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran
udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat
terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang
mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber
pencemaran.
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi
apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan
dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula
terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam
itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out.
Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.

Proses Terjadinya
Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida
yang ada do atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah,
sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut,
5

embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.
Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan
manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak bumi,
serta emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi
juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam
di atmosfer dari prekursor hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia.
Reaksi-reaksi yang terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan
secara sederhana seperti dibawah ini.
a. Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)
Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi
photokatalitik di atmosfer, akan membentuk asamnya.

Selanjutnya apabila diudara terdapat Nitrogen monoksida (NO) maka


radikan hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan
bereaksi kembali seperti:

Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO
diudara, maka reaksi radikal hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin
banyak SO2, maka akan semakin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.

b. Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)


Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida
dengan radikal hidroksil.

Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan
ozon

Didaerah peternakan dan pertanian akan concong menghasilkan asam pada


tanahnya mengingat kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian
mengandung urea. Amoniak di tanah semula akan menetralkan asam, namun
garam-garam ammonia yang terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan
asam sulfat. Disisi lain amoniak yang menguap ke udara dengan uap air akan
6

membentuk ammonia hingga memungkinkan penetralan asam yang ada di udara.


HNO3 sangat asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan
asam keras dan reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif.
Oleh sebab itu, presipitasinya akan merusak tanaman terutama daun (Manahan,
1994 dalam Rahmawaty, 2002).
c. Pembentukan Asam Chlorida (HCl)
Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya
melibatkan Chloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*

Reaksi diatas merupakan bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan


deplesi lapisan ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan
asam biasanya berkisar antara 62 % oleh Asam Sulfat, 32 % Asam Nitrat dan 6 %
Asam Chlorida.
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi
dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan
asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik,
kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas
yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di
atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di
Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya.
Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah
merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini
umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub.
Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya revolusi industri dari Ph 6 menjadi
4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom
yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang
mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam.
Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom
yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara
tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan
nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan
7

bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida
belerang ini. Pembacaan pH di area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat
keasaman cuka). Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi
lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang
dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan
lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi
sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak
karena tingginya curah hujan di sini.

2. Jelaskan dampak gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan tanah longsor terhadap
kesehatan dan upaya penanganannya!
Walau semua bencana memang memiliki ciri khasnya sendiri bencana
memberikan pengaruh dalam tingkat kerentanan yang berbeda pada daerah dengan
kondisi sosial, kesehatan, dan ekonomi tertentu masih ada kesamaan diantara
bencana-bencana tersebut. Jika disadari, faktor-faktor umum itu dapat digunakan
untuk mengoptimalkan pengelolaan bantuan kemanusiaan bidang kesehatan dan
mengoptimalkan sumber daya yang ada (lihat Tabel 1.1).
Tabel 1.1. Pengaruh jangka pendek bencana besar.
Pengaruh Gempa Angin Gelombang Banjir Tanah Gunung
bumi ribut pasang/ perlahan longsor meletus/
(tanpa banjir lahar
banjir) bandang
dan
Tsunami
Kematian* Banyak Sedikit Banyak Sedikit Banyak Banyak
Cedera berat Banyak Sedang Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
memerlukan
perawatan
ekstensif
Peningkatan Risiko potensial yang muncul pasca-semua bencana besar
risiko (Probabilitas meningkat seiring bertambahnya kepadatan penduduk
penyakit dan memburuknya sanitasi)
menular
Kerusakan Parah Parah Parah tetapi Parah (hanya Parah, tetapi Parah
fasilitas (struktur terlokalisasi perlengkapan) terlokalisasi (struktur
Kesehatan dan dan
peralatan) perleng-
kapan)
Kerusakan Parah Ringan Parah Ringan Parah, tetapi Parah
sistem terlokalisasi
8

penyediaan
air
Kelangkaan Jarang (dapat terjadi Biasa Biasa Jarang Jarang
bahan akibat faktor ekonomi
pangan dan logistik)
Perpindahan Jarang (dapat terjadi Biasa (umumnya terbatas)
besar- di wilayah perkotaan
besaran yang rusak berat)
penduduk
MASALAH KESEHATAN UMUM SAAT BENCANA ALAM
a. Penyakit Menular
Bencana alam tidak biasa menimbulkan KLB penyakit menular secara
besar-besaran walau pada keadaan tertentu bencana alam dapat meningkatkan
potensi penularan penyakit. Dalam jangka waktu yang singkat, peningkatan
insidensi penyakit yang paling sering terlihat terutama disebabkan oleh
kontaminasi feses manusia pada makanan dan minuman. Dengan demikian,
penyakit semacam itu umumnya adalah penyakit enterik (perut).
Risiko terjadinya KLB epidemik penyakit menular sebanding dengan
kepadatan penduduk dan perpindahan penduduk. Kondisi ini meningkatkan
desakan terhadap suplai air dan makanan serta risiko kontaminasi (seperti dalam
kamp pengungsi), gangguan layanan sanitasi yang ada seperti sistem suplai air
bersih dan sistem pembuangan air kotor, dan meningkatkan kegagalan dalam
pemeliharaan atau perbaikan program kesehatan masyarakat dalam periode segera
setelah bencana.
Dalam jangka panjang, peningkatan kasus penyakit bawaan vektor
berlangsung di beberapa daerah karena terganggunya upaya pengendalian vektor,
khususnya setelah terjadinya hujan lebat dan banjir. Insektisida residual pada
bangunan akan tersapu hujan dan banjir, dan jumlah lokasi sarang nyamuk
mungkin bertambah. Lagipula, pemindahan hewan liar atau hewan peliharaan ke
tempat yang dekat dengan pemukiman manusia akan memberikan risiko tambahan
infeksi zoonotik.
Pada bencana kompleks dengan akibat seperti malnutrisi, kepadatan
penduduk, dan kurangnya sanitasi paling dasar, KLB besarbesaran gastroenteristis
(akibat kolera atau penyakit lain) dapat terjadi.
b. Pengaruh Cuaca
Bahaya kesehatan dari pajanan terhadap unsur-unsur cuaca tidak besar,
bahkan setelah terjadi bencana di daerah beriklim sedang. Asalkan populasi tetap
dalam kondisi kering, berpakaian layak pakai, dan dapat menemukan perlindungan
terhadap angin, kematian akibat pajanan cuaca tampaknya bukan risiko utama.
9

Dengan demikian, kebutuhan untuk mendirikan tempat perlindungan darurat


sangat beragam bergantung pada keadaan setempat.
c. Makanan dan Gizi
Kekurangan bahan pangan segera setelah bencana dapat muncul dalam dua
cara. Kerusakan pada cadangan makanan di wilayah bencana dapat menyebabkan
penurunan tajam jumlah makanan yang tersedia atau terputusnya sistem distribusi
dapat menghalangi akses ke makanan walaupun kelangkaan yang sangat parah
tidak terjadi. Kekurangan makanan yang merata dan cukup parah untuk
menyebabkan masalah gizi tidak terjadi setelah gempa bumi.
Banjir dan gelombang pasang sering merusak persediaan makanan rumah
tangga dan hasil panen, mengganggu jalur distribusi, dan menyebabkan
kekurangan pangan setempat yang cukup berat. Distribusi makanan, setidak-
tidaknya dalam waktu singkat, sering menjadi kebutuhan yang utama dan
mendesak, tetapi impor/sumbangan makanan dalam skala besar tidak selalu
diperlukan.
Pada musim kemarau panjang, seperti yang terjadi di Afrika, atau dalam
bencana yang kompleks, tunawisma dan pengungsi dapat bergantung sepenuhnya
pada somber persediaan makanan dari luar selama periode waktu yang berlainan.
Bergantung pada kondisi gizi populasi, khususnya kelompok yang lebih rentan
seperti ibu hamil atau ibu menyusui, anak-anak, dan lansia, program penyediaan
makanan emergensi mungkin perlu dibentuk.
d. Persediaan Air dan Sanitasi
Sistem persediaan air minum dan pembuangan air kotor sangat rentan pada
bahaya bencana dam, dan gangguan yang terjadi padanya akan menimbulkan
risiko kesehatan yang serius. Sistem itu sangat lugs, kerap dalam kondisi yang
buruk, dan rentan terhadap berbagai jenis bahaya. Kekurangan dalam jumlah dan
mutu air minum, dan kesulitan dalam pembuangan ekskreta serta limbah lainnya
dapat mengakibatkan memburuknya sanitasi sehingga ikut memberikan
sumbangan terhadap kondisi yang memudahkan penyebaran penyakit enterik dan
penyakit lainnya.
e. Kesehatan Jiwa
Kecemasan, neurosis, dan depresi bukan masalah akut dan utama dalam
kesehatan masyarakat yang terjadi setelah bencana. Keluarga dan pemukiman di
daerah pedesaan atau masyarakat tradisional dapat mengatasinya dalam waktu
singkat. Namun, satu kelompok yang berisiko tinggi tampaknya adalah tenaga
relawan kemanusiaan atau pekerja itu sendiri. Apapun kemungkinannya, harus
dilakukan upaya untuk melindungi keluarga dan struktur sosial masyarakat.
Penggunaan obat pereda nyeri dan penenang selama Ease penyembuhan darurat
10

sangat tidak dianjurkan. Pada daerah industri atau metropolitan di negara maju,
masalah kesehatan jiwa dilaporkan cukup bermakna selama masa rehabilitasi
jangka panjang dan selama masa rekonstruksi dan masalah itu harus dihadapi
selama fase tersebut.
f. Kerusakan Infrastuktur Kesehatan
Bencana alam dapat menyebabkan kerusakan serius pada fasilitas kesehatan
dan sistem persediaan air bersih Berta sistem pembuangan air kotor, di samping
dapat berdampak langsung pada kesehatan masyarakat yang mengandalkan
layanan tersebut. Jika bangunan rumah sakit dan pusat kesehatan strukturnya tidak
aman, bencana alam dapat membahayakan kehidupan penghuni gedung dan
membatasi kapasitas pemberian layanan kesehatan bagi korban bencana.

PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN

Upaya Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana dan Krisis


Kesehatan
1. Perilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,
2. Pengembangan sarana, prasarana dan peraturan dalam upaya kesehatan berbasis
masyarakat,
11

3. Mobilisasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan, advokasi, kemitraan dan


peningkatan sumber daya pendukung,
4. Keterpaduan pemberdayaan,
5. Evakuasi, perawatan dan pengobatan korban pada daerah bencana,
6. Kemitraan bidang kesehatan dengan organisasi masyarakat,
7. Kemandirian masyarakat dalam menanggulangi dampak kesehatan akibat
bencana; dan
8. Pengembangan sistem peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya
wabah dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.

DAMPAK DAN UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA


 Gempa Bumi
DAMPAK
Biasanya karena hancurnya tempat tinggal, gempa bumi menyebabkan
banyak kematian dan mencederai banyak orang. Banyaknya korban sebagian besar
bergantung pada tiga faktor.
Faktor pertama adalah tipe rumah. Rumah yang dibangun dari batako, batu
bata, atau batu yang tidak kokoh, bahkan bangunan satu lantai pun, sangat tidak
stabil dan keruntuhannya menyebabkan banyak kematian dan cedera. Bentuk
kerangka bangunan yang ringan, khususnya kerangka kayu, sudah terbukti kurang
berbahaya.
Faktor kedua adalah waktu pada hari terjadinya gempa bumi. Kejadian
gempa bumi pada malam hari adalah yang paling mematikan. Di daerah perkotaan
dengan konstruksi rumah yang bagus, tetapi bangunan sekolah atau kantornya
tidak kokoh, gempa bumi yang terjadi di siang hari menyebabkan angka kematian
yang tinggi.
Faktor terakhir adalah kepadatan penduduk: jumlah keseluruhan yang
meninggal dan cedera kemungkinan jauh lebih tinggi di wilayah yang padat
penduduknya.
Ada banyak variasi dampak di daerah-daerah bencana. Kematian sampai
85% terkadang terjadi di wilayah dekat pusat gempa bumi. Rasio jumlah kematian
terhadap korban kasus cedera menu-run seiring semakin jauhnya jarak ke pusat
gempa.
Beberapa kelompok usia lebih terpengaruh daripada kelompok usia lain;
dewasa sehat lebih banyak yang selamat dibanding anak kecil dan lansia, yang
kurang dapat melindungi diri sendiri.
Kebanyakan permintaan akan layanan kesehatan terjadi dalam 24 jam
pertama setelah sebuah peristiwa berlangsung. Korban cedera terus mengalir ke
12

fasilitas medis hanya selama tiga sampai lima hari pertama, setelah itu pola yang
disajikan hampir kembali seperti keadaan normal.
Pasien akan datang dalam dua gelombang, gelombang pertama terdiri atas
korban bencana yang dekat dengan fasilitas medis dan gelombang kedua
merupakan pasien rujukan karena kegiatan kemanusiaan di wilayah yang lebih
terpencil telah terkelola.
STRATEGI DAN UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA
a. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
engupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah
meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak
memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang
menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebak
aran.
b. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku,
jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang
terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan
pohon.
c. Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnyakaca-kaca
dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan,
tas atau apapun yang anda bawa.
d. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk
dari kpetugas atau satpam.
e. Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi semua tombol. Ketika lift berhenti,
keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift,
hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
f. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan
terjatuhseandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah
mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi
petugas kereta atau stasiun mengakibatkan kepanikan.
g. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda
gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan
dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil, jika harus mengungsi maka
keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
13

 Tsunami
DAMPAK
Masalah kesehatan pascatsunami adalah kerusakan multisektoral antara lain
kerusakan fasilitas kesehatan, sehinga anggota masyarakat yang sakit atau cacat
akibat ‘serangan’ tsunami mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan
kesehatan seperti pengobatan yang adekuat. Kondisi kesehatan lingkungan
pascatsunami memprihatinkan dengan sanitasi yang buruk. Minimnya fasilitas air
bersih, binatang perantara bibit penyakit merajalela (tikus, lalat, nyamuk dan
zoonosis lainnya) yang potensial menimbulkan epidemi penyakit (malaria, demam
berdarah, filariasis, cikungunya, leptospirosis, kolera, diare, dan penyakit infeksi
lainnya). Tak kalah pentingnya adalah beban ‘trauma’ psikis yang berkepanjangan
bagi yang kehilangan anggota keluarga dan harta benda lainnya. Selanjutnya
kurang tersedianya sandang dan pangan yang memadai mengakibatkan anggota
masyarakat mengalami kekurangan ‘intake’ zat makanan atau gizi yang optimal.
STRATEGI DAN UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA
Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40
menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut. Adanya tsunami tidak
bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi kita bisa menerima
peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk
menyelamatkan diri.
Penyelamatan diri saat terjadi tsunami Jika berada di sekitar pantai, terasa
ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba sehingga
dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau
bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta
mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat kepantai.
Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali,
jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan
menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan
pertama pada korban
 Gunung Meletus
DAMPAK
Dampak letusan gunung berapi adalah tercemarnya udara dengan abu
(vulkanik) yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari silika, mineral,
dan bebatuan, khlorida, natrium, kalsium, magnesium, sulfur dioksida, gas
hidrogen sulfide atau nitrogen dioksida, serta beberapa partikel debu. Benda-benda
ini berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
Paparan debu sangat berbahaya bagi bayi, anak-anak, warga usia lanjut dan
14

orang dengan penyakit paru kronis seperti asma. Debu gunung berapi bisa
mengakibatkan luka bakar, iritasi pada kulit dan mata, atau penyakit infeksi dan
pernapasan seperti pneumonia dan penyakit paru akibat debu yang mengandung
silika. Gas yang keluar dari gunung berapi adalah gas yang larut dalam air,
karbondioksida, dan sulfur dioksida. Sulfur dioksida dapat menyebabkan
gangguan pernapasan, baik pada orang sehat maupun penderita penyakit paru.
Secara umum berbagai gas dari letusan gunung berapi dalam dosis rendah dapat
mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan, tapi dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan sesak napas, sakit kepala, pusing serta pembengkakan atau
penyempitan saluran napas.
STRATEGI DAN UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran
lahar.
b. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan
diri untuk kemungkinan bencana susulan.
c. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang atau
jaket, celana panjang, topi dan lainnya.
d. Jangan memakai lensa kontak.
e. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
f. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan. Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
g. Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar dingin dan
batu-batu besar.
h. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
i. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
j. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin.

 Tanah Longsor
DAMPAK
Tanah longsor menjadi bencana yang semakin umum ditemukan di Amerika
Latin dan Karibia; penggundulan hutan secara besarbesaran, pengikisan tanah, dan
pembangunan pemukiman manusia di daerah yang rawan longsor mengakibatkan
bencana besar yang terjadi di tahun-tahun terakhir ini. Kasus semacam itu
menimpa daerah perkotaan maupun pedesaan. Hujan akibat Badai Tropis Bret
memicu terjadinya tanah longsor di pemukiman miskin di daerah pinggiran
Caracas, Venezuela, pada Agustus 1993. Kurang lebih 100 orang meninggal dan
5.000 orang kehilangan tempat tinggal. Banyak korban meninggal terjadi di
pertambangan emas kota Llipi, Bolivia, tahun 1992, scat tanah longsor mengubur
seluruh desa, menewaskan 49 orang. Penebangan hutan juga memberikan
sumbangan besar pada bencana tersebut, begitu pula dengan runtuhnya
15

terowongan tambang. Bencana serupa terjadi di pertambangan emas di daerah


Nambija, Equador, tahun 1993 yang merenggut 140 jiwa.
Pada umumnya, fenomena tersebut menyebabkan tingginya angka kematian
walau kasus cedera relatif sedikit. jika ada struktur kesehatan (rumah sakit, pusat
kesehatan, sistem penyediaan air) di tengah jalur tanah longsor, bangunan itu
dapat rusak parch atau hancur.

STRATEGI DAN UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA


a. Mengenali daerah yang rawan terjadinya tanah longsor. Terutama di sekitar
lereng yang curam.
b. Jangan Bangun Pemukiman atau fasilitas di daerah yang rawan bencana
terutama bencana tanah longsor
c. Menjaga Drainase Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng,
menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke
luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau
meresapkan air ke dalam tanah
d. Membuat terasering dengan sistem drainase yang tepat. drainase pada teras -
teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah
e. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam
yang tepat. Hal ini untuk bisa menahan air sehingga bencana tanah longsor bisa
di minimalisir.
f. Jika ingin mendirikan bangunan, gunakan fondasi yang kuat. sehingga akan
kokoh saat terjadi bencana
g. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat
kedalam tanah.
h. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall)

3. Jelaskan dampak langsung dan dampak tidak langsung akibat perubahan iklim pada
manusia!
Prof. Tjandra menerangkan berdasarkan alur prosesnya, bahaya perubahan
iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia dengan dua cara yaitu secara langsung
dan tidak langsung.
a. Mempengaruhi kesehatan manusia secara langsung berupa paparan langsung dari
perubahan pola cuaca (temperatur, curah hujan, kenaikan muka air laut, dan
peningkatan frekuensi cuaca ekstrim). Kejadian cuaca ekstrim dapat mengancam
kesehatan manusia bahkan kematian.
b. Mempengaruhi kesehatan manusia secara tidak langsung. Mekanisme yang terjadi
adalah perubahan iklim mempengaruhi faktor lingkungan seperti perubahan
kualitas lingkungan (kualitas air, udara, dan makanan), penipisan lapisan ozon,
penurunan sumber daya air, kehilangan fungsi ekosistem, dan degradasi lahan
yang pada akhirnya faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kesehatan manusia.
Menurutnya, dampak tidak langsung berupa kematian dan kesakitan akibat
16

penyakit. Penyakit terkait perubahan iklim dipicu oleh adanya perubahan temperatur,
pencemaran udara, penyakit bawaan air dan makanan, serta penyakit bawaan vektor
dan hewan pengerat. Lalu terjadinya Malnutrisi, dapat terjadi karena terganggunya
sumber makanan dan panen.
Dijelaskan juga, bahaya perubahan iklim dan mekanisme lebih lanjut dari
bahaya tersebut yang dapat mempengaruhi sektor kesehatan. Selanjutnya, bahaya
tersebut dapat berdampak pada kesehatan baik melalui dampak langsung maupun
tidak langsung. Penjelasan lebih rinci tentang bahaya perubahan iklim berupa
perubahan curah hujan dan kenaikan temperature

4. Jelaskan penyakit menular dan penyakit tidak menular ditingkat global/dunia dan
bagaiman upaya mengatasinya! (Menular: HIV/AIDS, Ebola, TBC, Malaria; Tidak
Menular: Diabetes, dll)
A. Penyakit Menular
 Pengertian
Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat
ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung
maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau
penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host/ inang
(penderita)
 Karakteristik
Karakteristik utama penyakit menular adalah sebagai berikut.
1.Penyakit-penyakit tersebut sangat umum terjadi di masyarakat
2.Beberapa penyakit dapat menyebabkan kematian atau kecacatan
3.Beberapa penyakit dapat menyebabkan epidemik.
4.Penyakit-penyakit tersebut sebagian besar dapat dicegah dengan intervensi sederhan.
5.Penyakit-penyakit tersebut banyak menyerang bayi dan anak-anak
 Jenis Penularan
1. Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)
2. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara
langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut sebagai air
borne disease.
3. Melalui Media Air Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung
maupun tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
air disebut sebagai water borne disease atau water related disease.
 Kelompok Utama penyakit menular
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi
2. penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,
walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapidapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi
 Contoh Penyakit Menular
17

1. HIV/AIDS
Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas, tetapi virus
ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai penyakit lain
seperti menyerang organ vital bias menimbulkan kematian. Apabila sistem
imun pada tubuh telah rusak resiko berbagai virus akan masuk ke tubuhpun
sangat besar dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.
2. Ebola
Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit
pada manusia yang disebabkan oleh virus Ebola. Masa inkubasi biasanya
dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya
demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala.
Masa inkubasi (rentang waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh hingga
muncul gejala pertama) dari penyakit Ebola adalah sekitar 2 hingga 21 hari.
Harap diingat bahwa penularan virus Ebola hanya mulai terjadi pada saat gejala
sudah muncul.
Sejumlah gejala awal yang menandakan penyakit ini akan menyerang secara
tiba-tiba. Indikasi-indikasi tersebut meliputi demam, Sakit kepala, Merasa
sangat lemas, Nyeri pada otot dan sendi, Sakit tenggorokan.
Setelah gejala-gejala di atas, akan muncul gejala lanjutan yang berupa, Muntah,
Sakit perut, Diare, Ruam, Gangguan fungsi hati dan ginjal, Pendarahan dalam
tubuh yang terkadang juga keluar melalui mulut, hidung, mata, atau telinga.
Virus Ebola dapat menyebar dengan cepat dan sangat mematikan, jadi
hindarilah kontak kontak langsung dengan penderita. Jika Anda menduga Anda
atau ada anggota keluarga Anda tertular virus Ebola, segera temui dokter untuk
menjalani pemeriksaan.
3. TBC
Tuberculosis (TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
“mycobacterium tuberculosis”. Yang menyerang pada organ paru – paru, dan
juga dapat menyerang pada organ lain. Bakteri yang sekeluarga dengan bakteri
mycobacterium tuberculosis ini juga dapat menimbulkan infeksi dan
memunculkan gejala yang mirip.
Bakteri ini ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin
atau batuk dan bakteri akan keluar dan terhirup oleh orang sehat. Biasanya
penderita TBC akan diisolasi dikarenakan mudahnya penyebatran penyakit
TBC
4. Malaria
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan
lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme bersel
18

tunggal) dalam tipe Plasmodium. Malaria menyebabkan gejala yang biasanya


termasuk demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala. Dalam kasus yang parah
dapat menyebabkan kulit kuning, kejang, koma, atau kematian. Gejala biasanya
muncul sepuluh sampai lima belas hari setelah digigit. Jika tidak diobati,
penyakit mungkin kambuh beberapa bulan kemudian. Pada mereka yang baru
selamat dari infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan gejala
ringan. resistensi parsial ini menghilang selama beberapa bulan hingga
beberapa tahun jika orang tersebut tidak terpapar terus-menerus dengan
malaria.

 Cara Penanganan
a. Mempertinggi nilai kesehatan.
Ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene) perorangan dan usaha
kesehatan lingkungan (sanitasi).
b. Memberi vaksinasi/imunisasi
Merupakan usaha untuk pengebalan tubuh. Ada dua macam, yaitu :
Pengebalan aktif, yaitu dengan cara memasukkan vaksin ( bibit penyakit yang
telah dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi. Contohnya
pemberian vaksin BCG, DPT, campak, dan hepatitis.
Pengebalan pasif, yaitu memasukkan serum yang mengandung antibodi.
Contohnya pemberian ATS (Anti Tetanus Serum).
c. Pemeriksaan kesehatan berkala
Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit,
sehingga munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini
juga, masyarakat bisa mendapatkan pengarahan rutin tentang perawatan
kesehatan, penanganan suatu penyakit, usaha mempertinggi nilai kesehatan, dan
mendapat vaksinasi.
Selain cara di atas, gaya hidup sehat merupakan cara yang terpenting untuk
mencegah penyakit.
Untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik agar terhindar dari penyakit ada
beberapa cara, antara lain :
1. Udara bersih, paru-paru pun sehat
Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah udara yang bersih dan sehat.
Caranya Tidak perlu repot mencari udara pegungungan, udara pagi pun sangat
baik bagi paru-paru Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar, seperti asap
rokok, asap kendaraan atau debu. Bersihkan rumah dan ruangan kerja secara
teratur, termasuk perabot, kipas angin dan AC.
2. Banyak minum air putih
Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun. Biasakanlah minum air
putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga kelancaran
fungsi ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air hangat di malam
hari dan air sejuk (bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan
19

jeruk lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan diri, minuman ini
sekaligus membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.
3. Konsumsi menu bergizi dan seimbang
Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak
konsumsi sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak serat dan zat gizi
yang diperlukan tubuh serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan
olahan, serta kurangi konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan
pagi! Karena sarapan pagi dapat menunjang aktifitas kita sepanjang hari.
4. Seimbangkan antara kerja, olahraga dan istirahat
Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya bagi Anda. Biasakan
istirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, dan jangan sering begadang atau tidur
terlalu malam. Cobalah menggunakan waktu senggang untuk berolahraga ringan
atau sekedar melemaskan otot-otot persendian. Dengan berolahraga 2 – 3 kali
per minggu, selama 30 – 45 menit, cukup membuat tubuh bugar dan stamina
prima.
5. Kontrol kerja otak
Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu memberi
beban terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas. Lakukan
kegiatan di waktu senggang yang membuat otak bekerja lebih santai, misalkan
melakukan hobi yang menyenangkan, seperti melukis, membaca novel terbaru
atau hanya sekedar mendengarkan musik.
6. Jalani hidup secara harmonis
Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam sebagai
makrokosmos jika ia ingin tetap sehat. Gunakan akal sehat, itu kuncinya, jangan
mengorbankan hidup dengan menuruti kesenangan diri lewat kebiasaan hidup
yang buruk dan beresiko. Misalkan, minum-minuman keras, merokok atau
menggunakan obat-obatan terlarang. Cobalah untuk menjalani hidup secara
harmonis, sebisa mungkin perkecil resiko terjadinya stres emosional atau psikis.
7. Gunakan suplemen gizi
Hanya jika perlu, tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-karoten), vitamin C,
vitamin E, dan selenium. Semua zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk
meningkatkan vitalitas dan memperpanjang usia harapan hidup. Untuk
memperolehnya banyak cara yang bisa dilakukan.
Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga dengan cara mengkonsumsi
suplemen kesehatan yang banyak dijual di pasaran. Sebaiknya, penggunaan
suplemen makanan lebih dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan
mengutamakan jenis suplemen makanan yang sudah diteliti dan bermanfaat.

B. Penyakit Tidak Menular


 Pengertian
Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu
penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya
20

masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya


penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor
genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan,
batuk, sakit perut, demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA,
keracunan, dsb.
Penyakit tidak Menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living
agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan
lingkungan sekitar (source and vehicle of agent).
Istilah PTM mempunyai kesamaan arti dengan :
a) Penyakit Kronik
Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya
bersifat kronik/menahun/lama.
Namun ada pula PTM yang kelangsungannya mendadak/akut, misalnya ;
Keracunan.
b) Penyakit Non – Infeksi
Sebutan penyakit non-infeksi dipakai karena penyebab PTM biasanya
bukan oleh Mikro-organisme.Namun tidak berarti tidak ada peranan mikro-
organisme dalam terjadinya PTM.
c) New Communicable Disease
Hal ini disebabkan PTM dianggap dapat menular; yaitu melalui Gaya
Hidup (Life Style). Gaya hidup dalam dunia modern dapat menular dengan
caranya sendiri. Gaya hidup di dalamnya dapat menyangkut Pola Makan,
Kehidupan Seksual, dan Komunikasi Global.
Contoh ; perubahan pola makan telah mendorong perubahan peningkatan
penyakit jantung yang berkaitan dengan makan berlebih yang mengandung
kolesterol tinggi.
d) Penyakit Degeneratif
Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya berkaitan
dengan proses degenerasi/ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan pada usia
lanjut
 Karakteristik
Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik
tersendiri seperti :
a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu
b. Masa inkubasi yyang panjang
c. Bersifat Krinik (berlarut – larut)
d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
e. Mempunyai variasi yang luas
21

f. Memerlukan biaya yang tinggi dalam pencegahan dan penanggulangannya


g. Faktor penyebab bermacam – macam (Multicausal), atau bahkan tidak jelas.

 Contoh Penyakit tidak Menularan


1) Penyakit Kanker
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti saat ini.
Kanker sebenarnya bukan penyakit atau rasa sakit. Sebenarnya adalah sebuah
nama untuk kelompok besar macam-macam perasaan tidak sehat dengan
gejala-gejala yang sama.

Faktor-faktor yang dapat membantu tumbuhnya kanker (tumor)


1. Virus-virus tertentu dianggap sebagai timbulnya kanker
2. Merokok membantu timbulnya kanker paru-paru dan timbulnya kanker
kerongkongan
3. alkohol dalam jumlah yang besar juga dapat menimbulkan kanker hati
2) Diabetus Melitus
Penyakit ini juga merupakan salah satu macam penyakit tidak menular adalah
penyakit yang berkaitan dengan kadar gula dalam darah yang tinggi, Sebagai
gambaran yang nyata dari seorang penderita diabetes yang tidak terawat, adalah
orang tersebut mengeluarkan sejumlah besar urine yang mengandung kadar
gula tinggi.

3) Penyakit Jantung
Macam-macam penyakit tidak menular lainnya adalah penyakit jantung.
Kebanyakan orang yang karena perasaanya sendiri mengira bahwa dia
menderita penyakit jantung adalah berjantung sehat. Jika orang tersebut
diperiksa, mungkin dapat ditemukan jantungnya berdenyut terlalu cepat, terlalu
lambat atau kurang teratur
 Pencegahan Penyakit Tidak Menular
4 Tingkat Pencegahan PenyakitTidak Menular
1. Pencegahan primordial → dimaksudkan untuk memberikan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Upaya ini sangat komplek,
tidak hanya merupakan upaya dari kesehatan tapi multimitra.
2. Pencegahan tingkat pertama, meliputi :
 Promosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, promosi kesehatan,
pendidikan kesmas.
 Pencegahan khusus, misal : pencegahan ketrpaparan, pemberian kemoprevntif
3. Pencegahan tingkat kedua, meliputi :
 Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening
 Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah
22

4. Pencegahan tingkat ketiga, meliputi:


Rehabilitasi, misal perawatan rumah jompo, perawatan rumah sakit

5. Jelaskan PHEIC dan IHR!


PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) adalah kedaruratan
Kesehatan (KLB) yang meresahkan dunia, KLB yang dapat menjadi ancaman
kesehatan bagi negara lain, kemungkinan membutuhkan koordinasi internasional
dalam penanggulangannya.
IHR (International Health Regulation) adalah suatu instrumen internasional yang
secara resmi mengikat untuk diberlakukan oleh seluruh negara anggota WHO,
maupun bukan negara anggota WHO tetapi setuju untuk dipersamakan dengan negara
anggota WHO. IHR mengatur tata cara dan pengendalian penyakit, baik yang
menular maupun tidak menular, seperti efek dari Nuklir, Biologi dan Kimia (Nubika).
Intrumen tersebut untuk membantu suatu negara mengidentifikasi apakah suatu
keadaan merupakan PHEIC (Public Health Emergency of International Concern),
mengarahkan negara untuk mengkaji suatu kejadian di wilayahnya dan
menginformasikan kepada WHO setiap kejadian yang merupakan PHEIC sesuai
dengan kriteria sebagai berikut (1) Berdampak/berisiko tinggi bagi kesehatan
masyarakat, (2) KLB atau sifat kejadian tidak diketahui, (3) Berpotensi menyebar
secara internasional, (4) Berisiko terhadap perjalanan ataupun perdagangan."

6. Jelaskan transisi demografi tingkat dunia dan dampaknya!


Teori Transisi demografi adalah model yang menggambarkan perubahan
penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat fertilitas dan
mortalitas yang tinggi) ke tingkat pertumbuhan rendah ( tingkat fertilitas dan
mortalitas rendah) yang terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini didasarkan pada
interpretasi yang dimulai pada tahun 1929 oleh para ahli
demografi(demografer),perubahan yang diamati adalah tingkat fertilitas dan
mortalitas dalam masyarakat selama dua ratus tahun terakhir atau lebih.Transisi
demografi istilah awalnya hanya menggambarkan pergeseran sosial yang terjadi
dimasyarakat Barat dari abad sembilan belas ke 1930-an.Pada saat itu,masyarakat
Eropa yang bertempat tinggal di luar negeri,bergerak dengan kecepatan yang cukup
dari tingkat fertilitas dan mortalitas tinggi,ke tingkat fertilitas dan mortalitas
rendah,dengan konsekuensi sosial yang besar.Tren populasi penduduk yang
terjadi,seperti pasca-Perang Dunia II (1939-1945) disebut dengan istilah "baby
boom," telah menurunkan tingkat fertilitas dengan drastis yang terjadi di Eropa.Akan
tetapi sekarang transisi demografi merupakan fenomena global, bukan hanya tren
Barat ataupun Eropa,bahkan sejak tahun 1960 sebagian besar dunia telah
menunjukkan penurunan tingkat fertilitas,dengan pengecualian sub-Sahara Afrika
yang mungkin terakhir menunjukkan penurunan tingkat fertilitas.Demografer yang
23

memformulasikan teori Transisi Demografi,berikut adalah teori yang di


kemukakan Blacker:
 Blacker ( 1947 )
Transisi demografi menurut Blacker di bedakan menjadi 5 tahapan yaitu:
Tahap Tingkat Tingkat Pertumbuhan Contoh
fertilitas mortalitas alami
1.Stabil tinggi Tinggi Tinggi Nol atauEropa,awal abad 14
sangat rendah
2.Perkembangan Tinggi Turun pelanLambat India,sebelum PD II
awal
3.Perkembangan Turun Turun lebihPesat Eropa Sltn&Tgh Sblm PD
akhir cepat II,India stlh PD II
4.Stabil rendah Rendah Rendah Nol,atau Australia,NZ,AS,1930an
sangat rendah
5.Menurun Rendah Lebih Negatif Prancis sebelum PD
tinggi dp II,Jerman 1970an
kelahiran

Tahapan Transisi Demografi


5 tahapan transisi demografi menurut Blacker ( 1947 )
a. Tahapan 1
Dalam tahapan satu terjadi pada masyarakat pra-industri, tingkat fertilitas dan
tingkat mortalitas tinggi.Tingginya tingkat fertilitas di sebabkan oleh beberapa faktor
yang mempengaruhinya seperti ; belum tersedianya program Keluarga Berencana dan
alat kontrasepsi (fertility control ),sehingga tingkat fertilitas pada dasarnya hanya
dibatasi oleh kemampuan seorang wanita untuk melahirkan anak.Sedangkan
tingginya tingkat mortalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ;gagal panen
dan income yang menurun sehingga mengakibatkan kelaparan karena kurangnya
ketersediaan bahan pangan,tidak adanya teknologi kesehatan untuk mengontrol
masyarakat terhadap penyakit seperti wabah penyakit menular tidak terkontrol yang
berakibat mortalitas,dan adanya substitution effect.(Peritiwa ini terjadi misalnya,di
Eropa dan khususnya Timur Amerika Serikat selama abad ke-19).
Dalam tahapan satu ini peran anak masih sangat penting dalam membantu
perekonomian keluarga.Biaya membiayai anak dianggap lebih sedikit dari pada biaya
makannya,karena dalam tahap satu ini belum ada pendidikan dan tempat
hiburan(India).Teori Malthus mengatakan bahwa yang menjadi penentu populasi
pada tahap satu adalah jumlah pasokan makanan.(Afrika)

b. Tahapan 2
Tahapan kedua menyebabkan penurunan tingkat mortalitas pelan dan
peningkatan populasi.Penurunan tingkat mortalitas ini juga dialami oleh Negara
berkembang seperti Yaman, Afghanistan, wilayah Palestina, Bhutan dan
Laos.Sedangkan penurunan tingkat mortalitas di pengaruhi oleh 2 faktor yaitu;
24

 Adanya perbaikan penyediaan makanan yang dihasilkan dari perbaikan


pertanian(rotasi tanaman, pembiakan selektif, dan teknologi benih berkualitas) dan
transportasi yang lebih baik untuk mencegah kematian akibat kelaparan dan
kekurangan air.
 Perbaikan signifikan kesehatan masyarakat untuk mengurangi tingkat mortalitas,
khususnya pada usia dini.Seperti di temukannya pengembangan
vaksinasi,imunisasi,dan juga antibiotik. Akan tetapi di Eropa melewati dua tahap
sebelum kemajuan dari pertengahan abad ke-20 karena mereka melakukan
perbaikan penyebab penyakit dan peningkatan pendidikan dan status sosial ibu.
(Perubahan populasi terjadi di barat laut Eropa selama abad ke-19 dan di India
sebelum Perang Dunia II).
c. Tahapan 3
Pada tahapan ini tingkat mortalitas yang turun dengan cepat dengan di ikuti
penurunan tingkat fertilitas tetapi tidak secepat penurunan tingkat mortalitas.
Penurunan tingkat fertilitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu;
 Adanya fertility control yang sudah mulai berkembang di masyarakat dan sudah
banyak digunakan. Perbaikan penggunaan kontrasepsi merupakan faktor yang
cukup penting untuk mengurangi fertilitas.
 Kedua adalah Industrilization ,yaitu perubahan yang berangsur-angsur dari
masyarakat pertanian menuju ke masyarakat industri.Ini juga merubah gaya hidup
baik itu makanan,pola hidup,maupun seksualnya.
 Ketiga yaitu meningkatnya urbanisasi mengubah nilai-nilai tradisional pada
masyarakat pedesaan, perubahan pola pikir masyarakat di daerah pedesaan
mempengaruhi penurunan fertilitas anak yang berarti bahwa sebagian orang tua
menyadari bahwa mereka tidak perlu membutuhkan begitu banyak anak yang akan
dilahirkan untuk masa yang akan datang.
 Keempat adalah Sosial dan Ekonomi, kedudukan sosial seorang wanita juga dapat
mempengaruhi tingkat penurunan fertilitas. Meningkatkan melek huruf perempuan
dan pekerjaan sebagai ukuran status perempuan,seperti Eropa selatan atau Jepang.
Penilaian terhadap perempuan tidak hanya melahirkan anak saja.

d. Tahapan 4
Ini terjadi di mana kelahiran dan angka kematian keduanya rendah atau NOL.
Oleh karena itu jumlah penduduk yang tinggi dan stabil. Beberapa teori beranggapan
bahwa pada tahapan 4 inilah penduduk suatu negara akan tetap pada tingkat
ini.Negara-negara yang berada pada tahap ini (Total Kesuburan kurang dari 2,5 pada
tahun 1997) meliputi: Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Australia, Selandia Baru,
seluruh Eropa.

e. Tahapan 5
Model transisi demografi yang sebenanya hanya terjadi 4 tahapan tetapi ada suatu
25

persetujuan bahwa sekarang menjadi 5 tahapan berdasarkan teori Transisi Demografi


menurut C.P.Blacker 1947. Pada tahap kelima ini bahwa tingkat mortalitas lebih
tinggi dibandingkan dengan tingkat fertilitas yang berada dalam keadaan stabil.Hal
ini dapat dipengaruhi oleh gaya kehidupan masyarakat yaitudegenerative
diseases.Bisa karena gaya hidup yang tidak baik,seperti sering mengonsumsi
makanan instan serta mengonsumsi alkohol untuk mengikuti kebiasaan Negara
Barat.Keadaan ini di alami oleh Negara seperti Perancis sebelum Perang Dunia ke II
dan Jerman pada tahun 1970 an.

DAMPAK TRANSISI DEMOGRAFI TERHADAP KEPENDUDUKAN


 Transisi Demografi berdampak pada perubahan struktur umur suatu penduduk.
Transisi demografi juga terjadi di Indonesia. Indonesia pada awal tahun 1960an
mengalami baby boom karena saat tersebut kondisi sehabis perang mempertahankan
kemerdekaan (kondisi damai, penduduk mulai kawin dan berkembang biak) dan
mulai masuknya obat-obatan antibiotik sehingga menyebabkan angka fertilitas
meningkat dan tingkat kematian yang menurun drastis. Kemudian pada awal 1970han
Indonesia mulai menerapkan program KB Nasional yang dalam 30 tahun angka
fertilitas mulai menurun dari TFR (Total Fertility Rate) dari 5,6 tahun 1971 menjadi
2,3 tahun 2000.
Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia mengalami perubahan struktur umur,
yang tadinya penduduk sebagian besar adalah penduduk muda (0-15 tahun), secara
perlahan berubah dimana jumlah penduduk sebagian besar kini mulai terpusat pada
usia produktif yaitu (15-64 tahun) dan jika kondisi penurunan TFR terus terjadi maka
jumlah penduduk sebagian besar akan bergeser menjadi penduduk tua atau yang
disebut dengan aging population.
Perubahan struktur umur pada suatu penduduk berdampak pada jenis kebutuhan
apa yang diperlukan oleh penduduk tersebut. Misalkan jika penduduk sebagian besar
adalah penduduk muda misalkan 0-5 tahunnya besar maka kebutuhan kesehatan
dasar sangat diperlukan, atau misalkan penduduk kebanyakan adalah penduduk usia
produktif 15-64 tahun maka penyediaan lapangan pekerjaan, pelatihan-pelatihan dan
hal-hal yang dapat menunjang produktifitas penduduk menjadi penting untuk
disediakan.
 Efek pertama dari transisi adalah penurunan angka kematian, yang berlanjut
selama masa transisi. Angka kelahiran meningkat sedikit pada awalnya, tetapi
kemudian jatuh ke tingkat yang lebih rendah sama dengan angka kematian.
Selama transisi, tingkat kelahiran kelebihan atas tingkat kematian (tingkat
kenaikan alamiah) menghasilkan peningkatan besar dalam ukuran populasi.
 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Dunia

You might also like