You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam praktikum Geologi Teknik acara “Pemboran” praktikan melakukan
deskripsi serta analisis terhadap sample core yang didapat dari hasil pemboran inti.
Analisa pada pemboran inti dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui
pengujian lapangan dan pengujian laboratorium. Pada praktikum ini dilakukan
pendeskripsi sample core dengan penentuan litologi serta perhitungan RQD.
Perhitungan RQD ini digunakan untuk menentukan kualitas batuan. Untuk itu
dengan dilakukannya pemboran inti serta dilakukannya analisis terhadap hasil
pemboran inti sangat membantu dalam menginterpretasi data geologi teknik bawah
permukaan tanah guna mendukung dalam kegiatan geologi teknik yang sedang
dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan


 Mengetahui kondisi bawah permukaan serta melakukan pemerian batuan
melalui hasil pemboran inti
 Dapat mengetahui dan menganalisis data mengenai litologi
 Dapat membedakan struktur batuan alami maupun mekanik akibat proses
pemboran
 Menentukan core recovery berdasarkan sifat batuan.
 Menentukan nilai RQD berdasarkan perhitungan sifat batuan, serta kualitasnya.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1.3.1 Pelaksanaan Presentasi
Hari : Rabu
Tanggal : 15 September 2016
Waktu : 19.00 - 20.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Ruang 201 Gedung Pertamina Sukowati
Teknik Geologi Universitas Diponegoro
1.3.2 Pelaksanaan Pengamatan Core
Hari : Jumat
Tanggal : 16 September 2016
Waktu : 16.30 – 17.30 WIB
Tempat Pelaksanaan : Halaman Gedung Pertamina Sukowati
Teknik Geologi Universitas Diponegoro
BAB II
HASIL DAN DATA

2.1 Litologi
2.1.1 Andesit
Litologi ini berwarna hitam keabu-abuan dengan struktur masif.
Tekstur batuan ini yaitu inequigranular, hipokristalin, hubungan antar kristal
subhedral, hubungan antar butir fanerik Komposisi batuan terdiri atas
Plagioklas 30%, Kuarsa 15%, Biotit 20%, Ortoklas 15%, Hornblende 15% .
Nama batuan Andesit (Thrope and Brown, 1983)
Litologi ini berada pada core dengan kedalaman meter 19 dengan
tingkat kekompakkan kompak,
2.1.2 Tuff
Litologi ini berwarna putih keabu-abuan dengan tekstur batuan berupa
ukuran butir < 2mm, dengan sortasi baik dan kemas tertutup. Komposisi
batuan berupa fragmen ash dengan kadar 80% - 100%, matriksnya tidak
terdefinisi. Nama batuan yaitu tuff (After Fisher,1923).
Litologi ini berada pada kedalaman 5 – 18 meter namun ditemukan
kembali litologi yang sama pada 20 - . Litologi ini memiliki tingkat
kekompakkan yang relative kompak dengan tingkat kekeraan tergolong
keras
2.1.3 Soil
Litologi ini berwarna coklat kemerahan dan merupakan material
unconsolidated memiliki ukuran butir <1/125 dengan bentuk butir rounded .
Litologi ini berada pada kedalaman 0-5 meter. Ditemukan material
berdasarkan kerapatan kekar. RQD penting untuk digunakan dalam
pembobotan massa batuan (Rock Mass Rating, RMR) dan pembobotan
massa lereng (Slope lepasan dengan ukuran kerikil pada kedalaman 3,45
meter pada core tersebut.pada litologi ini memiliki tingkat kekompakkan
agak kompak dengan tingkat kekerasan lunak dan tingkat pelapukan yang
tinggi.

2.2 RQD
Rock quality Designation (RQD) yaitu suatu penandaan atau
penilaian kualitas batuan Mass Rating SMR). Perhitungan RQD biasa
didapat dari perhitungan langsung dari singkapan batuan yang mengalami
retakan-retakan (baik lapisan batuan maupun kekar atau sesar) berdasarkan
rumus Hudson (1979, dalam Djakamihardja & Soebowo, 1996)

RQD =  Length of core pieces > 10 cm length X 100%

Total length of core run

Hubungan antara nilai RQD dan kualitas dari suatu massa batuan
diperkenalkan oleh Deere (1967) seperti berikut :

Tabel 2.2 Hubungan RQD dan kualitas massa batuan (Barton, 1975 dalam Bell, 1992)

2.1.3 Andesit
𝟏𝟓𝟎
RQD = 𝟏𝟓𝟎 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟎𝟎%
Berdasarkan perhitungan RQD didapatkan hasil RQD untuk andesit
sebesar 100 %. Dimana pada litologi ini tidak ditemukan adanya kekar alami
sehingga perhitungan RQD dapat dihitung secara penuh. Berdasarkan
klasifikasi maka litologi ini memiliki kualitas massa batuan yang sangat baik
(Barton, 1975 dalam Bell, 1992).

Tabel 2.2 Hubungan RQD dan kualitas massa batuan (Barton, 1975 dalam Bell, 1992)

2.1.2 Tuff
𝟖𝟖𝟗.𝟓
RQD = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟔𝟓, 𝟖%
𝟏𝟑𝟓𝟎

Berdasarkan perhitungan RQD didapatkan hasil 65,8 % untuk nilai tuff.


Pada tuff ini ditemukan adanya kekar alamai pada kedalaman 10 – 15 m.
Berdasarkan klasifikasi maka litologi ini memiliki kualitas massa batuan
yang sedang (Barton, 1975 dalam Bell, 1992).
Tabel 2.2 Hubungan RQD dan kualitas massa batuan (Barton, 1975 dalam Bell, 1992)

2.1.1 Soil
Pada litologi soil tidak memiliki RQD. Hal tersebut dikarenakan soil
merupakan material unconsolidated yang belum terkompakkan menjadi
batuan dimana ketentuan untuk perhitungan RQD sehingga tidak dapat
dianalisa kualitas batuannya.
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan data deskripsi core log didapatkan bahwa terdapat 3 jenis litologi pada
daerah tersebut. Pada kedalaman 20 – 18.5 ditemukan litologi andesit, kemudian pada
kedalaman 18 – 5 terisi dengan litologi dan pada kedalaman yang rendah yaitu 5 – 0 m
terdapat soil.

Berdasarkan data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa pengambilan data


coring tersebut berada di daerah vulkanik. Dimana pada mulanya terdapat akifitas
vulkanik dimana magma mendingin pada suhu tertentu sehingga membentuk kristal-
kristal mineral menyebabkan terbentuknya batuan beku kristaloblastik. Dimana pada
suhu tersebut masih sempat membentuk mineral fanerik sehingga ditemukan adanya
batuan beku berupa andesit yang memiliki kekompakan tinggi, kemudian pada jangka
waktu tertentu gunung api tersebut mengalami erupsi kembali membentuk material
pyroklastik seperti ash ataupun debu vulkanik yang terendapkan dengan waktu lebih
lama akibat berat jenis yang lebih kecil. Kemudian akibat adanya proses kimiawi,
biologi dan fisika menyebabkan adanya batuan yang terendapkan mengalami
pelapukan. Hal tersebut terlihat dari adanya soil pada kedalaman 0 – 5 m. soil ini
diinterpretasikan berasal dri pelakukan tuff yang berada dibawahnya.
Berdasarkan hasil data RQD diketahui bahwa andesit memiliki RQD yang
tinggi yaitu 100% yang tergolong dalam sangat baik (Barton, 1975 dalam Bell, 1992) hal
tersebut menandakan bahwa maka semakin kompak serta semakin tinggi tingkat
kekerasan pada suatu batuan maka semakin baik tingkat kualitas batuan. Dimana
batuan yang memiliki kekompakan yang tinggi akan semakin sedikit terkena proses
endogen seperti kekar atau sesar. Sehingga berdasarkan hasil core log, batuan beku
andesit memilki kualitas batuan yang sangat baik, tuff memiliki kualitas batuan yang
sedang.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Berdasarkan core log maka terdiri atas litologi dari yang paling atas soil
(kedalaman 0-5 m), tuff (6-18,5 m), dan batuan beku andesit (18,6-20 m)
4.1.2 Berdasarkan perhitungan RQD maka andesit memiliki nilai RQD 100%
dengan kualitas batuan sangat baik dan nilai RQD untuk tuff 65,8%dengan
kualitas batuan yang sedang.

You might also like