You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25 – 50 % kematian
wanita usia subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada
puncak produktivitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari
585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin.

Pada 1990 WHO meluncurkan strategi MPS ( Making Pregnancy Safer )


didukung oleh badan – badan international seperti UNFPA, UNICEF, dan
World Bank. Pada dasarnya MPS meminta perhatian pemerintah dan
masyarakat disetiap negara untuk :

Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana


pembangunan nasional dan internasiona, menyusun acuan nasional dan
standar pelayanan kesehatan maternal dan neonatal mengembangkan sistem
yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun memperbaiki akses
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, keluarga, aborsi legal, baik publik
maupun swasta meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan
maternal dan neonatal serata pengendalian fertilitas pada tingkat keluaraga dan
lingkungannya, memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal.

Komitmen dan perkembangan yang terjadi secara internasional tersebut


berpengaruh pula langkah yang dilaksanakan Indonesia dalam menangani
masalah kematian ibu. Tahun 1998 diadakan Lokakarya Kesejahteran Ibu,
yang merupakan kelanjutan konferensi kematian ibu di Nairobi setahun
sebelumnya. Lokakarya bertujuan mengemukakan betapa kompleksnya
amslah kematian ibu, sehingga penanganannya perlu dilaksanankan berbagai
sektor dan pihak terkait. Pada waktu itu ditandatangani kesepakatan oleh
sejumlah 17 sektor. Sebagai koordinator dalam upaya itu ditetapkan Kantor
Menteri Negara Urusan Peranan Wanita ( sekarang : Kantor Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan).

Tahun 1990 – 1991 Departemen kesehatan dibantu WHO, UNICEF dan


UNDP melaksanakan Assesment Safe Moherhood. Suatu hasil dari kegiatan
ini adalah Rekomendasi Rencana Kegiatan Lima Tahun. Departemen
Kesehatan menerapkan rekomendasi tersebut dalam bentuk strategi
operasional untuk mempercepat .penurunan angka kematian ibu ( AKI ).
Sasarannya adalah menurunkan AKI dari per 100.000 kelahiran hidup pada
1986, menjadi 225 pada tahun 2000.

Intervensi Strategis Dalam Upaya Safe Moherhood


Masalah kematian ibu adalah masalah yang kompleks, meliputi hal – hal
teknis seperti status wanita dan pendidikan. Walaupun masalah tersebut perlu
diperbaiki sejak awal, namun kurang realistis bila mengharapkan perubahan
drastis dalam tempo singkat. Karena itu diperlukan intervensi yang
mempunyai dampak nyata dalam waktu relatif pendek.

Intervensi strategis dalam upaya Safe Motherhood dinyatakan sebagai Empat


Pilar Safe Motherhood, yaitu: keluarga berencana, pelayanan antenatal,
persalinan yang aman, pelayanan obstetri essensial.

Gerakan Reproduksi Keluarga Sehat ( GRKS )


GRKS dimulai oleh BKKBN sebagai kelanjutan dari Gerakan Ibu Sehat
Sejahtera. Gerakan ini intinya merupakan upayap romosi pendukung
terciptanya keluarga yang sadar akan pentingnya mengupayakan kesehatan
reproduksi. Diantara masalah yang dikemukakan adalah masalah kematian
ibu. Karena itu promosi yang dilakukan melalui GRKS juga termasuk promosi
untuk kesejahteraan ibu.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu membuat dan memberikan asuhan kebidanan patologis dengan
manajemen kebidanan.

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Mampu mengkaji konsep dasar dan asuhan kebidanan khususnya pada
wanita dan bayi baru lahir
2. Mampu mengidentifikasi dan melakukan analisa dari data yang
terkumpul
3. Mampu menginterpretasikan data yang terkumpul, baik dalam bentuk
diagnosa, masalah dan kebutuhan
4. Mampu menyatakan ada tidaknya masalah potensial dan kebutuhan
segera pada kasus
5. Mampu menyusun rencana kebidanan dengan prioritas masalah
6. Mampu mengimplementasikan rencana yang dibuat
7. Mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.

1.3. Metode
Cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
a. Anamnesa yaitu pengumpulan data dari keluarga klien.
b. Autoanamnesa yaitu pengumpulan data dari klien sendiri.

Cara yang digunakan dalam pengumpulan data fisik adalah :


a. Inspeksi ( melihat )
b. Palpasi ( meraba )
c. Auskultasi ( periksa dengar )
d. Perkusi ( periksa ketuk )
1.4. Alokasi waktu dan tempat
1. Alokasi waktu
Pada tanggal 01 Desember 2009 sampai tanggal 16 Januari 2010
2. Alokasi tempat
Semua pengumpulan data dan fisik dilakukan di RSUD Pringsewu
khususnya Ruang Kebidanan, Ruang Perinatologi, Ruang Anak dan
Ruang OK

You might also like