You are on page 1of 8

1.

PENGERTIAN

Remove Plate Screw adalahpengambilan atau pengangkatan screw


atau implant yang sudah ditanam.

Teknik instrumentasi remove implant adalah pengelolaan alat-alat


yang diperlukan untuk melakukan tindakan pembedahan pada operasi
pengangkatan plate screw pada klien fraktur.

Debridement adalah proses melepaskan jaringan nekrotik,


meminimalkan koloni bakteri, dan sel-sel debris lainnya. Untuk itu ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tekhnik
debridement, antara lain : ada atau tidaknya infeksi, jumlah jaringan nekrotik,
vascularisasiluka, toleransi terhadap nyeri, setting dan ketersediaan dukungan
terhadap metode debridement itu sendiri (WOCN,2005)

Eksternal Fiksasi adalah alat yang diletakkan diluar kulit untuk


menstabilkan fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal
perkutaneus menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat
fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan
bars (http://ortotikprostetik.blogspot.com)

Non Union fraktur adalah dimana secara klinis dan radiologis tidak
terjadi penyambungan yang disebabkan oleh disrupsi periosteum yang luas,
hilangnya vaskularisasi fragmen-fragmen fraktur waktu imobilisasi yang tidak
memadai, implant atau gips yang tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi
dan penyakit tulang (fraktur patologis). (http://Wonderful Exhilarating House:
Komplikasi Fraktur,daas klepios.blogspot.com)

2. INDIKASI
a. Jika terasa tidak nyaman dengan udara dingin terasa ngilu dan sebagainya.
b. Jikaterdapatinfeksi.
c. Jika dekat dengan sendi dan mengganggu pergerakan sendi.
d. Jika terdapat reaksi inflamasi karena gesekan tendon atau otot dengan
plate
e. Jika plate nya patah atau ada screw yang patah atau posisi tidak bagus
bergeser
f. Fraktur terbuka grade 2 dan 3
g. Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah.
h. Fraktur yang sangat kominutif (remuk) dan tidak stabil
i. Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
j. Fraktur yang terinfeksi dimana fiksasi internal mungkin tidak cocok
k. Keadaan tulang yang non union yang memerlukan kompresi dan
perpanjangan
3. KONTRAINDIKASI
1. KeadaanUmum pasien jelek
2. Fraktur sederhana yang masih stabil
3. Fraktur yang tidak disertai infeksi sehingga masih sangat dimungkinkan
untuk internal fiksasi
4. Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.

4. PERSIAPAN RUANGAN
1. Menata ruangan dengan mengatur penempatan kursi, mesin suction,
mesin cauter disebelah kiri meja operasi, meja instrument,troli waskom
dan meja mayo sesuai dengan kebutuhan dan luas kamar operasi.
2. Cek lampu operasi, mesin suction, dan couter.
3. Memberi alas perlak dan linen pada meja operasi
4. Menempatkan tempat sampah yang sesuai agar mudah penggunaannya
5. Mengatur suhu ruangan dan menempatkan viewer

6. PERSIAPAN PASIEN

1. Persetujuan operasi (inform consent).


2. Pasien dilakukan dengan anasthesi spinal (SAB).
3. Posisi pasien miring ke kiri dimeja operasi.
4. Memasang arde/ plat diatermi pada otot yang terdekat misalnya ; paha
5. Puasa, foto rontgen pada os femur AP

6. PERSIAPAN ALAT
1. INSTRUMENTASI DASAR

1. Desinfeksiklem : 1buah
2. Doek klem : 5 buah
3. Pinset chirurgis : 2 buah
4. Pinset anatomis : 2 buah
5. Gunting metzebaum : 1 buah
6. Gunting mayo / guntingkasar : 1 buah
7. Handle mess no 3 dan no 4 : 1/1 buah
8. Mosquito klem : 1 buah
9. Klem pean sedang : 2buah
10. Peancantik : 1 buah
11. Klem kocher bengkok : 1 buah
12. Klem kocher lurus : 1 buah
13. Naldvoeder : 2 buah
14. Langenbeck : 2 buah
15. Haak Tajam : 2 buah
2. INSTRUMENTASI TAMBAHAN
1. Cobra (howmen) : 2 buah
2. Haak femur : 2 buah
3. Rasparatorium : 1buah
4. Elevator : 1 buah
5. Bone curret : 1buah
6. Knable tang : 1buah
7. Knife tang : 1 buah
8. Bone reduction : 2 buah
9. screw driver 4,5 mm : 1 buah
3. INSTRUMENTASI PENUNJANG
1. Selang suction : 1 buah
2. Couter : 1 buah
3. Bengkok : 2buah
4. Cucing : 1buah
5. Kom : 1 buah
6. Borlistrik : 1 buah
7. Mata bor 3,2 mm / 4,5 mm : 1 / 1 buah
8. Chuck key (kuncibor) : 1 buah
9. Sleave : 1 buah
10. Taper cortrical 4,5 mm : 1 buah
11. Screw driver (obeng) : 1 buah
12. Bander rod : 1 buah
13. Pinset screw : 1 buah
14. Schanz screw 5 mm leghth 180 mm : 6 buah
15. Rod : 1 buah
16. Suture wire diameter 1 mm : 1 meter
17. T-Handle : 1 buah

4. SET LINEN

1. Scortsteril : 6 buah

2. Dukbesar : 4 buah

3. Dukkecil : 4 buah

4. Sarungmeja mayo : 1 buah

5. Handuksteril : 5 buah

5. BAHAN HABIS PAKAI

1. Acrylic set : 1 buah


2. Plat diatermi : 1 buah
3. Hand scoen steril Maxi7/7,5 : 2/2 pasang
4. Hand scoen steril 6,5/7/7,5 : 3/2/2 pasang
5. Sofra tulle : 1 buah
6. Povidon Iodin 10% : 250 cc
7. Mess 22 / 10 : 1 / 1 buah
8. Spuit 10/3 cc : 3/1 buah
9. Underpad steril : 5 buah
10. Underpad on : 1 buah
11. Drain ukuran 12 : 1 buah
12. Folley kateter ukuran 16 : 1 buah
13. Urobag : 1 buah
14. Benang poliglicolic acid ukuran 1/0/2-0 :1/1/1
15. Benang polipropilene ukuran 3-0 :2
16. Connection suction : 1 buah
17. Softband ukuran 15 : 1 buah
18. Elastic bandage ukuran 15 : 1 buah
19. NaCl 0,9% ukuran 1 liter : 5 flash
20. Depers : 5 buah
21. Kasa Steril : 50 buah

INSTRUMENTASI TEHNIK

Sign In

1. Identitas pasien, area operasi, tindakan operasi, lembar persetujuan,


penandaan area operasi,kesiapan mesin, obat-obatan anastesi, pulse
oksimetri, riwayat alergi serta penyulit airway atau resiko operasi)

2. Membantu mengatur posisi pasien untuk dilakukan pembiusan SAB.

3. Perawat sirkuler memasang kateter no.16

4. Pasien diposisikan miring ke kiri

5. Menyiapkan bantalan pada meja operasi pasien yaitu bantalan pada


bagian paha

6. Memasang ground diatermi pada tungkai kaki kiri pasien

7. Perawat instrument melakukan surgical scrub ( cuci tangan), gowning


(memakai schort) dan gloving (memakai handscoon steril).

8. Perawat instrument membantu operator dan asisten untuk mengenakan


gown dan handscone steril.

9. Berikan kepada operator bengkok yang beris ipovidone iodine 10%


dan deppers steril dan desinfeksi klem untuk antiseptik area operasi.

10. Drapping area operasi:

a. Berikan u-pad steril di bawah paha kanan


b. Berikan duk besar (2) lapis pasang pada bagian bawah femur.
c. berikan duk kecil (2) ditekuk sepertiga bagian pada ujung bawah
bagi kedua duk dipasang towel klem begitu pula bagian atas untuk
membungkus bagian prosikmal femur.
d. Berikan duk kecil untuk membungkus kaki dan jari dan
membalutnya dengan verban gulung / kensopkrep steril.
e. Untuk menutup bagian kepala dan seluruh badan berikan duk besar
kemudian difiksasi dengan duk klem.
11. Dekatkan meja mayo dan meja instrumen, pasang kabel couter dan
selang suction, lalu diikat dan di fiksasi dengan kasa dan duk klem

Time Out

12. (Perkenalan tim operasi dan tugas masing-masing, konfirmasi


nama,jenis tindakan dan area operasi, pemberian antibiotik profilaksis,
antisipas ikejadian kritis dan kebutuhani nstrumen radiologi)

13. Berikan pinset cirurgis untuk marking incisi

14. Berikan mess 22 (mess pertama) untuk incisi lateral approach dan
berikan pean mosquito beserta kassa untuk merawat perdarahan

15. Berikan mess 10 (mess kedua) untuk memotong lemak beserta 2 pinset
cirurgis untuk operator dan asisten.

16. Berikan haak gigi tajam untuk melebarkan lapang pandang untuk
memudahkan incisi fasia

17. Incisi fasialatta dengan mess ke-2/couter dan perlebar dengan gunting
mayo

18. Berikan langen beck untuk memper luas lapang pandang

19. Incisi otot dengan mess ke-2 dan perlebar dengan gunting
metzembaum untuk membuka lapisan otot.

20. Berikan haak femur untuk memperluas lapang pandang untuk


memudahkan incisi hingga tulang terlihat.

21. Elevasikan tulang femur dengan cobra.

22. Berikan raspatorium untuk menyisihkan perios diantara plate dan


tulang.

23. Berikan screw driver untuk melepas screw satu persatu sampai terlepas
semua.

24. Berikan klem bengkok pada asisten untuk membantu pelepasan screw.

25. Berikan raspatorium/kokher untuk mengambil plat.

26. Setelah screw terlepas berikan pada operator knable tang untuk
merapikan lubang bekas screw.
27. Lakukan debridement dengan menggunakan NaCl 0,9 % 1 liter
sebanyak 3 botol.

28. Berikan borlistrik pada operator beserta matabor 3,2 mm dan sleave.
Apabila daerah yang akan di bor tertutup oleh kulit dan otot maka
berikan mess 1 untuk memberikan lubang dengan cara menusuk secara
vertikal.

29. Berikan corticall taper 4,5 mm untuk member alur scant screw guna
memudahkan pemasangan screw

30. Pasang scant screw ukuran 5,0.180 mm dengan T-handle pemegang


scan screw (6 buah).

31. Setelah semua scant screw 180 mm terpasang dengan benar, fiksasi
satu dengan lainya dengan menggunakan rot yang dikaitkan dengan
suture wire pada masing-masing scant screw.

32. Tutup daerah incisi dengan kasa basah.

33. Buat adonan acrylic di dalam kom, aduk hingga mengental dengan
raspatorium (acrylic dalam keadaan on-steril).

34. Berikan kasaa basah pada operator dan asisten untuk membasahi
handscoon yang dipakai

35. Setelah mengental, balurkan adonan pada rot yang telah dikaitkan
pada masing-masing scant screw. Hati-hati jangan sampai adonan
acrylic jatuh di sela-selakasa yang menutupi luka incisi.

36. Tutupi acrylic dengan kasa basah, tetasi dengan NaCl 0,9 % apabila
terlihat ada gas yang menguap yang berasal dari acrylic. Hal ini
bertujuan untuk menghidari acrylic retak karena terlalu cepat
menguap.

37. Berikan povidon iodine 10 % untuk desinfeksi acrylic

38. Berikan pada operator dan asisten baru untuk memulai merawat luka.

39. Lepaskan kasa yang menutupi daerah incise yang akan dilakukan
hecting.

Sign Out
40. Jenis tindakan, Kecocokan jumlah instrumen, kassa jarum sebelum
dan sesudah operasi, Permasalahan pada alat dan Perhatian khusus
pada masa pemulihan (pastikan dalam keadaan lengkap)

41. Lakukan desinfeksi area oprasi

42. Jahit otot dengan benang vycril no. 1

43. Pasang drain ukuran 12 di bawah fasia dan fiksasi drain pada daerah
kulit di sekitar tertembus jarum drain dengan premilene no. 3-0

44. Jahit fasia dengan benang vycril no. 0 tehnik faston

45. Jahit lemak dengan benang vycril no.2-0

46. Jahit kulit dengan benang premilene no.3-0 tehnik interuptik susture.

47. Tutup luka dengan sufratulle lalu tutup dengan kasa kering

48. Fiksasi dengan hepavik, kemudian balut dengan elastic bandage 15 cm

49. Operasi selesai, rapikan pasien. Perawat instrumen menginventaris


alat-alat.

50. Cek bahan habis pakai berikan pada depo farmasi.

51. Dekontaminasi alat

- Presept = 9 tablet dalam 5 liter air


- Hibiscrub = secukupnya

DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidajat. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Smeltzer, G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah; Brunner &Suddart; Edisi 8.


Jakarta: EGC.

Muttawin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC

http://semaraputraadjoezt.wordpress.com

You might also like