Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
Non Union fraktur adalah dimana secara klinis dan radiologis tidak
terjadi penyambungan yang disebabkan oleh disrupsi periosteum yang luas,
hilangnya vaskularisasi fragmen-fragmen fraktur waktu imobilisasi yang tidak
memadai, implant atau gips yang tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi
dan penyakit tulang (fraktur patologis). (http://Wonderful Exhilarating House:
Komplikasi Fraktur,daas klepios.blogspot.com)
2. INDIKASI
a. Jika terasa tidak nyaman dengan udara dingin terasa ngilu dan sebagainya.
b. Jikaterdapatinfeksi.
c. Jika dekat dengan sendi dan mengganggu pergerakan sendi.
d. Jika terdapat reaksi inflamasi karena gesekan tendon atau otot dengan
plate
e. Jika plate nya patah atau ada screw yang patah atau posisi tidak bagus
bergeser
f. Fraktur terbuka grade 2 dan 3
g. Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah.
h. Fraktur yang sangat kominutif (remuk) dan tidak stabil
i. Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
j. Fraktur yang terinfeksi dimana fiksasi internal mungkin tidak cocok
k. Keadaan tulang yang non union yang memerlukan kompresi dan
perpanjangan
3. KONTRAINDIKASI
1. KeadaanUmum pasien jelek
2. Fraktur sederhana yang masih stabil
3. Fraktur yang tidak disertai infeksi sehingga masih sangat dimungkinkan
untuk internal fiksasi
4. Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
4. PERSIAPAN RUANGAN
1. Menata ruangan dengan mengatur penempatan kursi, mesin suction,
mesin cauter disebelah kiri meja operasi, meja instrument,troli waskom
dan meja mayo sesuai dengan kebutuhan dan luas kamar operasi.
2. Cek lampu operasi, mesin suction, dan couter.
3. Memberi alas perlak dan linen pada meja operasi
4. Menempatkan tempat sampah yang sesuai agar mudah penggunaannya
5. Mengatur suhu ruangan dan menempatkan viewer
6. PERSIAPAN PASIEN
6. PERSIAPAN ALAT
1. INSTRUMENTASI DASAR
1. Desinfeksiklem : 1buah
2. Doek klem : 5 buah
3. Pinset chirurgis : 2 buah
4. Pinset anatomis : 2 buah
5. Gunting metzebaum : 1 buah
6. Gunting mayo / guntingkasar : 1 buah
7. Handle mess no 3 dan no 4 : 1/1 buah
8. Mosquito klem : 1 buah
9. Klem pean sedang : 2buah
10. Peancantik : 1 buah
11. Klem kocher bengkok : 1 buah
12. Klem kocher lurus : 1 buah
13. Naldvoeder : 2 buah
14. Langenbeck : 2 buah
15. Haak Tajam : 2 buah
2. INSTRUMENTASI TAMBAHAN
1. Cobra (howmen) : 2 buah
2. Haak femur : 2 buah
3. Rasparatorium : 1buah
4. Elevator : 1 buah
5. Bone curret : 1buah
6. Knable tang : 1buah
7. Knife tang : 1 buah
8. Bone reduction : 2 buah
9. screw driver 4,5 mm : 1 buah
3. INSTRUMENTASI PENUNJANG
1. Selang suction : 1 buah
2. Couter : 1 buah
3. Bengkok : 2buah
4. Cucing : 1buah
5. Kom : 1 buah
6. Borlistrik : 1 buah
7. Mata bor 3,2 mm / 4,5 mm : 1 / 1 buah
8. Chuck key (kuncibor) : 1 buah
9. Sleave : 1 buah
10. Taper cortrical 4,5 mm : 1 buah
11. Screw driver (obeng) : 1 buah
12. Bander rod : 1 buah
13. Pinset screw : 1 buah
14. Schanz screw 5 mm leghth 180 mm : 6 buah
15. Rod : 1 buah
16. Suture wire diameter 1 mm : 1 meter
17. T-Handle : 1 buah
4. SET LINEN
1. Scortsteril : 6 buah
2. Dukbesar : 4 buah
3. Dukkecil : 4 buah
5. Handuksteril : 5 buah
INSTRUMENTASI TEHNIK
Sign In
Time Out
14. Berikan mess 22 (mess pertama) untuk incisi lateral approach dan
berikan pean mosquito beserta kassa untuk merawat perdarahan
15. Berikan mess 10 (mess kedua) untuk memotong lemak beserta 2 pinset
cirurgis untuk operator dan asisten.
16. Berikan haak gigi tajam untuk melebarkan lapang pandang untuk
memudahkan incisi fasia
17. Incisi fasialatta dengan mess ke-2/couter dan perlebar dengan gunting
mayo
19. Incisi otot dengan mess ke-2 dan perlebar dengan gunting
metzembaum untuk membuka lapisan otot.
23. Berikan screw driver untuk melepas screw satu persatu sampai terlepas
semua.
24. Berikan klem bengkok pada asisten untuk membantu pelepasan screw.
26. Setelah screw terlepas berikan pada operator knable tang untuk
merapikan lubang bekas screw.
27. Lakukan debridement dengan menggunakan NaCl 0,9 % 1 liter
sebanyak 3 botol.
28. Berikan borlistrik pada operator beserta matabor 3,2 mm dan sleave.
Apabila daerah yang akan di bor tertutup oleh kulit dan otot maka
berikan mess 1 untuk memberikan lubang dengan cara menusuk secara
vertikal.
29. Berikan corticall taper 4,5 mm untuk member alur scant screw guna
memudahkan pemasangan screw
31. Setelah semua scant screw 180 mm terpasang dengan benar, fiksasi
satu dengan lainya dengan menggunakan rot yang dikaitkan dengan
suture wire pada masing-masing scant screw.
33. Buat adonan acrylic di dalam kom, aduk hingga mengental dengan
raspatorium (acrylic dalam keadaan on-steril).
34. Berikan kasaa basah pada operator dan asisten untuk membasahi
handscoon yang dipakai
35. Setelah mengental, balurkan adonan pada rot yang telah dikaitkan
pada masing-masing scant screw. Hati-hati jangan sampai adonan
acrylic jatuh di sela-selakasa yang menutupi luka incisi.
36. Tutupi acrylic dengan kasa basah, tetasi dengan NaCl 0,9 % apabila
terlihat ada gas yang menguap yang berasal dari acrylic. Hal ini
bertujuan untuk menghidari acrylic retak karena terlalu cepat
menguap.
38. Berikan pada operator dan asisten baru untuk memulai merawat luka.
39. Lepaskan kasa yang menutupi daerah incise yang akan dilakukan
hecting.
Sign Out
40. Jenis tindakan, Kecocokan jumlah instrumen, kassa jarum sebelum
dan sesudah operasi, Permasalahan pada alat dan Perhatian khusus
pada masa pemulihan (pastikan dalam keadaan lengkap)
43. Pasang drain ukuran 12 di bawah fasia dan fiksasi drain pada daerah
kulit di sekitar tertembus jarum drain dengan premilene no. 3-0
46. Jahit kulit dengan benang premilene no.3-0 tehnik interuptik susture.
47. Tutup luka dengan sufratulle lalu tutup dengan kasa kering
DAFTAR PUSTAKA
Muttawin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC
http://semaraputraadjoezt.wordpress.com