You are on page 1of 10

MAKALAH

REKLAMASI DAN TATA RUANG

Di Susun Oleh :
1. Fachri Ahmad Difinubun : 11 16
2. Risky Ardiansyah : 11 16
3. Akbar Kasogi : 11 16

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Secara umum reklamasi merupakan satu di antara upaya pemerintah dalam


mewujudkan pembangunan, yang pada gilirannya dapat menjadi pendukung salah satu tujuan
berbangsa dan bernegara yaitu kesejahteraan masyarakat. Tentunya dalam pelaksanaannya
reklamasi juga harus beperdoman pada peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan
sistem tata ruang atau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di suatu Daerah tertentu. Dalam
hal ini bahwa, selain reklamasi adalah satu di antara sekian banyak planning pembanguan
pemerintah, juga di samping itu seringkali menjadi akibat dari tergerusnya mata pencaharian
masyarakat, khususnya masyarakat nelayan yang menempati wilayah reklamasi tersebut
sekaligus memberikan dampak negatif yang sangat signifikan terhadap potensi kekayaan
alama, yang dengan kata lain berdampak pada kerusakan ekosistem.

Misalnya persoalan proyek reklamasi Pantai Utara Jakarat yang beru-baru ini hangat di
perbincangkan oleh berbagai instansi pemerintahan hingga pada masyarakat akar rumput, yang
seluruhnya mewakili dialektika reklamasi Pantai Utara Jakarta tersebut. Mulai dari aspek
sosiologis, filosofis maupun regulasi an undang-undang yang berlaku. Walaupun kita tahu
bahwa Undang-Undang Nomor. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintan Daerah memberikan
kewenangan kepada pemerintahan Daerah tingkat sati (Provinsi) dan pemerintah Daerah
tingkat dua (Kabupaten atau Kota) untuk menerbitkan izin pengelolahan wilayah laut. Tetap
saja dalam penerapan undang-undang tersebut seyogyanya juga melihat aspek lain, yaitu aspek
yang sosiologis masyarakat. Sehingga implementasi atas undang-undang tersebut dapat
memberi dampak kongkrit terhadap kesejahteraan masyarakat.

Oleh sebab itu dengan peninjauan kita terhadap persoalan reklamasi yang terjadi di
wilayah pantai utara Jakarta tersebut. Maka, dalam hal ini dapat kita katakan bahwa upaya
pembangunan reklamasi di Indonesia sampai hari ini masih menjadi permasalahan yang sangat
urgen untuk di bahas dan diselesaikan secara konsisten juga konsekuen. Apalagi bila tekait
dengan regulasi dan kewenangan terhadap izin reklamasi.
1.2. Rumusan Masalah.

1. Apa yang dimaksud dengan tata ruang ?


2. Apa saja perundang-undangan yang mengatur tata ruang reklamasi ?
3. Apa tujuan dan manfaat reklamasi?
4. Apa dampak reklamasi terhadap terhadap tata hidup manusia dan alam?

1.3. Tujuan Penulisan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sendiri adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Hukum Tata Ruang pada Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta semester IV. Selain
itu, makalah ini juga di perlukan untuk mengulas secara garis-garis besar maupun secara rinci
mengenai persoalan Tata Ruang Wilayah Pesisir Pantai atau yang kita kenal dengan
Reklamasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tata Ruang.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan
maupun tidak. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman system jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional. Pola pemanfaatan ruang adalah distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung
dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang dilaksanakan secara
sekuensial (berkesinambungan dari masa ke masa). Penataan ruang dikelompokan berdasarkan
sistem, fungsi kawasan, administrasi, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Penataan
ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan. Penataan
ruang berdasarkan fungsi kawasan meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Penataan
ruang berdasarkan administrasi meliputi penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang
wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota. Penataan ruang berdasarkan
kegiatan kawasan terdiri atas kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Penataan ruang
berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas kawasan strategis nasional, kawasan strategis
provinsi, kawasan strategis kabupaten, dan kawasan strategis kota.

Sebaiknya kita melihat isi dari Undang - Undang No. 24 Tahun 1992 tentang penataan
Ruang, untuk mengetahui lebih pasti definisi dari tata ruang seperti yang terjabarkan dalam
uraian dibawah ini : Ruang adalah wadah kehidupan yang meliputi ruang daratan, ruang lautan
dan ruang udara termasuk di dalamnya tanah, air, udara dan benda lainnya serta daya dan
keadaan sebagai suatu kesatuan wilayah tempat manusia dan mahluk lainnya hidup dan
melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya. Tata Ruang adalah wujud
struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun yang menunjukkan
adanya hirarki dan keterkaitan pemanfaatan ruang. Rencana Tata Ruang adalah hasil
perencanaan tata ruang berupa rencana – rencana kebijaksanaan pemanfaatan ruang secara
terpadu untuk berbagai kegiatan. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utamanya melindungi kelestarian hidup yang mencakup sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
sumberdaya buatan.
Termasuk didalamnya kawasan budidaya antara lain : kawasan permukiman perkotaan,
kawasan permukiman perdesaan, kawasan produksi, sistem prasarana wilayah meliputi :
prasarana transportasi, telekomunikasi dan pengairan dan prasarana lainnya. Kawasan
Permukiman adalah bagian kawasan budidaya baik perkotaan maupun perdesaan dengan
dominasi fungsinya kegiatan permukiman. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama adalah pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

B. Per-undang-Undangan Yang Mengatur Tata Ruang Reklamasi.

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang


Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Dengan terbitnya udang-udang di atas. Secara langsung akan dasar hukum paling
kuat dalam pelaksanan tata ruang rekalamasi. Selain itu, dari undang-udang inilah, bila di
sesuaikan dengan hierarki perundang-undang Indonesia. Maka, secara legilata formal, setiap
peraturan di bawahnya akan menjadi turunan.

2. Peraturan Daerah Terkait RTRW.


Bahwa di setiap daerah di Indonesia dalam melaksanakan agenda pembangungan
baik jangka panjang maupun jangka pendek mesti memiliki Rancangan Tata Ruang
Wilayah (RTRW) dalam bentuk Perturan Daerah. Hal ini menjadi penting agar dapat
mewujudkan tata ruang dan pola ruang yang sesuai dengan pertimbangan terhadap dampak
dari kehidupan manusia maupun alam atau ekosistem. Terutama yang lebih spesifik yaitu
soal reklamasi.

3. Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 Tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
Peraturan Persiden di atas adalah salah satu dasar hukum dalam pelaksanan
reklamasai, yang di antaranya mengendaki di dalam pasal 3 tentang ayat (1) agar setiap
pemerintah, pemerintah daerah dan setiap orang yang melakukan reklamasi harus membuat
perencanaan reklamasi. Selain itu, senada dengan yang di atur oleh Peraturan Daerah.
Peraturan Presiden ini pada pasal 15 dan 16 ayat (1) sampai ayat (4) juga mengatur tentang
izin reklamasi. Salah satunya pada pasal 16 Ayat (1) menyatakan bahwa untuk memperoleh
izin lokasi dan izin pelaksaan reklamasi, pemerintah, pemerintah daerah dan setiap orang
wajib terlebih dahulu mengajukan permohonan terhadap Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota.

4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Perizinan Reklamasi.
Peraturan menteri di atas adalah salah satu dari peraturan penyelenggara dalam hal apa
yang berkaitan dengan Perizininan Reklamasi. Selain itu, peraturan menteri sudah jelas
menjadi aturan turunan dari pada Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang
Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tersebut. .

C. Tujuan dan Manfaat Reklamasi.

Tujuan reklamasi menurut Modul Terapan Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan
Reklamasi Pantai (2007) yaitu untuk menjadikan kawasan berair yang rusak atau belum
termanfaatkan menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat. Kawasan daratan
baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, perindustrian, bisnis dan
pertokoan, pelabuhan udara, perkotaan, pertanian, jalur transportasi alternatif, reservoir air
tawar di pinggir pantai, kawasan pengelolaan limbah dan lingkungan terpadu, dan sebagai
tanggul perlindungan daratan lama dari ancaman abrasi serta untuk menjadi suatu kawasan
wisata terpadu.

Sedangkan menurut Perencanaan Kota (2013), tujuan dari reklamasi pantai merupakan
salah satu langkah pengembangan kota. Reklamasi diamalkan oleh negara atau kota-kota besar
yang laju pertumbuhan dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami
kendala dengan semakin menyempitnya lahan daratan (keterbatasan lahan). Dengan kondisi
tersebut, pemekaran kota ke arah daratan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan
daratan baru.
Menurut Max Wagiu (2011), tujuan dari program reklamasi ditinjau dari aspek fisik
dan lingkungan yaitu:
· Untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat gelombang laut.

· Untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai untuk mendirikan bangunan yang
akan difungsikan sebagai benteng perlindungan garis pantai.

Adapun kebutuhan dan manfaat reklamasi dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, ekonomi,
sosial dan lingkungan. Dari aspek tata ruang, suatu wilayah tertentu perlu direklamasi agar
dapat berdaya dan memiliki hasil guna. Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan,
industri, wisata atau pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajib untuk direklamasi agar
bisa dimanfaatkan. Terlebih kalau di area pelabuhan, reklamasi menjadi kebutuhan mutlak
untuk pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal, pelabuhan peti-peti
kontainer, pergudangan dan sebagainya. Dalam perkembangannya pelabuhan ekspor – impor
saat ini menjadi area yang sangat luas dan berkembangnya industri karena pabrik, moda
angkutan, pergudangan yang memiliki pangsa ekspor–impor lebih memilih tempat yang berada
di lokasi pelabuhan karena sangat ekonomis dan mampu memotong biaya transportasi. Aspek
perekonomian adalah kebutuhan lahan akan pemukiman, semakin mahalnya daratan dan
menipisnya daya dukung lingkungan di darat menjadikan reklamasi sebagai pilihan bagi negara
maju atau kota metropolitan dalam memperluas lahannya guna memenuhi kebutuhan akan
pemukiman. Dari aspek sosial, reklamasi bertujuan mengurangi kepadatan yang menumpuk
dikota dan meciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang
sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai maupun
sempadan pantai. Aspek lingkungan berupa konservasi wilayah pantai, pada kasus tertentu di
kawasan pantai karena perubahan pola arus air laut mengalami abrasi, akresi ataupun erosi.
Reklamasi dilakukan diwilayah pantai ini guna untuk mengembalikan konfigurasi pantai
yang terkena ketiga permasalahan tersebut ke bentuk semula.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan reklamasi adalah untuk memperoleh lahan pertanian,
memperoleh lahan untuk pembanguan gedung atau untuk memperluas kota, ataupun untuk
sarana transportasi. Reklamasi umumnya menyangkut wilayah laut, baik laut dangkal maupun
dalam. Proyek reklamasi juga dapat dilakukan pada daerah rawa-rawa yang dapat digunakan
untuk keperluan pembangunan proyek industri.

C. Dampak Reklamasi Terhadap Tata Hidup Manusia dan Ekosistem

Dalam melakukan reklamasi terhadap kawasan pantai, harus memperhatikan berbagai


aspek/dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Dampak-dampak
tersebut antara lain dampak lingkungan, sosial budaya maupun ekonomi. Dampak lingkungan
misalnya mengenai perubahan arus laut, kehilangan ekosistem penting, kenaikan muka air
sungai yang menjadi terhambat untuk masuk ke laut yang memungkinkan terjadinya banjir
yang semakin parah, kondisi lingkungan di wilayah tempat bahan timbunan, sedimentasi,
perubahan hidrodinamika yang semuanya harus tertuang dalam analisis mengenai dampak
lingkungan. Dampak sosial budaya diantaranya adalah kemungkinan terjadinya pelanggaran
HAM (dalam pembebasan tanah), perubahan kebudayaan, konflik masyarakat, dan isolasi
masyarakat. Sementara dampak ekonomi diantaranya berapa kerugian masyarakat, nelayan,
petambak yang kehilangan mata pencahariannya akibat reklamasi pantai.
Kegiatan Reklamasi pantai memungkinkan timbulnya dampak yang diakibatkan.
Adapun untuk menilai dampak tersebut bisa dibedakan dari tahapan yang dilaksanakan dalam
proses reklamasi, yaitu : (Maskur, 2008)
 Tahap Pra Konstruksi, antara lain meliputi kegiatan survey teknis dan lingkungan, pemetaan
dan pembuatan pra rencana, perijinan, pembuatan rencana detail atau teknis.
 Tahap Konstruksi, kegiatan mobilisasi tenaga kerja, pengambilan material urug, transportasi
material urug, proses pengurugan.
 Tahap Pasca Konstruksi, yaitu kegiatan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja, pematangan
lahan, pemeliharaan lahan.

Wilayah yang kemungkinan terkena dampak adalah :


1. Wilayah pantai yang semula merupakan ruang publik bagi masyarakat akan hilang atau
berkurang karena akan dimanfaatkan kegiatan privat. Dari sisi lingkungan banyak biota laut
yang mati baik flora maupun fauna karena timbunan tanah urugan sehingga mempengaruhi
ekosistem yang sudah ada.
2. System hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan berubah dari alaminya.
Berubahnya alur air akan mengakibatkan daerah diluar reklamasi akan mendapat limpahan air
yang banyak sehingga kemungkinan akan terjadi abrasi, tergerus atau mengakibatkan
terjadinya banjir atau rob karena genangan air yang banyak dan lama.
3. Ketiga, aspek sosialnya, kegiatan masyarakat di wilayah pantai sebagian besar adalah petani
tambak, nelayan atau buruh. Dengan adanya reklamasi akan mempengaruhi ikan yang ada di
laut sehingga berakibat pada menurunnya pendapatan mereka yang menggantungkan hidup
kepada laut. Selanjutnya adalah aspek ekologi, kondisi ekosistem di wilayah pantai yang kaya
akan keanekaragaman hayati sangat mendukung fungsi pantai sebagai penyangga daratan.
Ekosistem perairan pantai sangat rentan terhadap perubahan sehingga apabila terjadi
perubahan baik secara alami maupun rekayasa akan mengakibatkan berubahnya
keseimbangan ekosistem. Ketidakseimbangan ekosistem perairan pantai dalam waktu yang
relatif lama akan berakibat pada kerusakan ekosistem wilayah pantai, kondisi ini
menyebabkan kerusakan pantai.
Ada bermacam dampak reklamasi daerah pesisir pantai yang banyak dilakukan pada
negara atau kota maju dalam rangka memperluas daratan sehingga bisa digunakan untuk area
bisnis, perumahan,wisata rekreasi dan keperluan lainya. selalu ada dampak positif dan negatif
dalam setiap kegiatan termasuk dalam hal pengurugan tepi laut ini, bisa jadi yang melakukan
kegiatan hanya mendapat keuntunganya saja sementara kerugian harus ditanggung oleh pihak
yang tidak mengerti apa-apa, tanpa disadari banyak daerah pesisir pantai terpencil yang hilang
karena aktifitas reklamasi ini.

1. Dampak negatif atau kerugian reklamasi pesisir pantai


 Peninggian muka air laut karena area yang sebelumnya berfungsi sebagai kolam telah
berubah menjadi daratan.
 Akibat peninggian muka air laut maka daerah pantai lainya rawan tenggelam, atau
setidaknya air asin laut naik ke daratan sehingga tanaman banyak yang mati, area
persawahan sudah tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam, hal ini banyak terjadi
diwilayah pedesaan pinggir pantai.
 Musnahnya tempat hidup hewan dan tumbuhan pantai sehingga keseimbangan alam
menjadi terganggu, apabila gangguan dilakukan dalam jumlah besar maka dapat
mempengaruhi perubahan cuaca serta kerusakan planet bumi secara total.
 Pencemaran laut akibat kagiatan di area reklamasi dapat menyebabkan ikan mati sehingga
nelayan kehilangan lapangan pekerjaan.

2. Dampak positif atau keuntungan reklamasi pesisir pantai


 Ada tambahan daratan buatan hasil pengurugan pantai sehingga dapat dimanfaatkan untuk
bermacam kebutuhan.
 Daerah yang dilakukan reklamasi menjadi aman terhadap erosi karena konstruksi
pengaman sudah disiapkan sekuat mungkin untuk dapat menahan gempuran ombak laut.
 Daerah yang ketinggianya dibawah permukaan air laut bisa aman terhadap banjir apabila
dibuat tembok penahan air laut di sepanjang pantai.
 Tata lingkungan yang bagus dengan perletakan taman sesuai perencanaan, sehingga dapat
berfungsi sebagai area rekreasi yang sangat memikat pengunjung.
Melihat kelebihan dan kekurangan reklamasi tersebut nampaknya tetap lebih banyak
dilakukan karena dampak negatif lingkungan justru ditanggung daerah lain yang terkadang
tidak tahu apa-apa tentang adanya reklamasi pantai yang letaknya jauh dari tempat tinggal.
solusi terbaik bisa dilakukan dengan mencari teknologi terbaru mengenai pemanfaatan wilayah
laut untuk aktifitas hidup manusia contohnya dengan membuat gedung atau rumah terapung di
atas permukaan laut, namun hal ini tentu perlu penelitian yang dalam sehingga apa yang
diharapkan bisa tercapai, bagi yang hendak memberikan uraian atau solusi mengenai kegiatan
reklamasi pantai bisa berbagi disini.

You might also like