You are on page 1of 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR PADA BAYI


DI PUSKESMAS CISARUA KECAMATAN CISARUA KABUPATEN
BANDUNG BARAT

Diajukan untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Komunitas


Dengan pembimbing klinik Edvista Nur Deftiarawati S.Kep., Ners

Disusun oleh:

KELAS A
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA JAWA BARAT
BANDUNG
2018
1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Stase Keperawatan Komunitas


Sasaran : Keluarga yang datang ke Puskesmas Cisarua
Tempat : Puskesmas Cisarua Kec. Cisarua Kab. Bandung Barat
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Juli 2018
Waktu : 07.35 – 08.00

A. Latar Belakang
Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu
sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak
(Yuliarti, 2009).
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini
mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi, kurangnya perawatan
tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, dan kurangnya dukungan dari
masyarakat luas (Maribeth Hasselquist, 2006).
Sehingga penyusun menyusun satuan acara penyuluhan dengan tema
Tekhnik Menyusui yang Baik dan benar pada bayi, agar ibu menyusui mampu
menerapkan tekhnik menyusui yang baik dan benar pada bayi umur 0-2 tahun

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengerti
dan memahami tentang teknik menyusui yang baik dan benar pada bayi.

STIKEP PPNI JAWA BARAT


2

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga dapat:
a. Mengetahui dan menjelaskan tekhnik menyusui yang benar;
b. Mengetahui cara melakukan posisi dan perlekatan menyusui yang benar;
c. Mengetahui dan menyebutkan langkah-langkah menyusui yang benar.
d. Mengetahui dan menyebutkan cara pengamatan tekhnik menyusui yang
benar;
e. Mengetahui dan menyebutkan lama dan frekuensi menyusui

C. Materi
Materi penyuluhan terlampir:
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar;
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar;
3. Langkah-langkah menyusui yang benar;
4. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar;
5. Lama dan frekuensi menyusui.

D. Metode
1. Ceramah (Penyuluhan Kesehatan)
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet
2. Flif chart

STIKEP PPNI JAWA BARAT


3

F. Kegiatan Penyuluhan
PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI
TEKHNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR PADA BAYI
PROGRAM PROFESI NERS B STIKEP PPNI JAWA BARAT
SENIN, 04 JUNI 2018
NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN METODE /
SASARAN MEDIA
1. Pembukaan  Memperkenalkan diri  Menjawab Ceramah dan Tanya
(5 menit)  Menyampaikan tujuan dan salam jawab
topik dilaksanakannya  Memperhatikan
penyuluhan dan menjawab
 Menggali pengetahuan pertanyaan
sasaran
2. Penyajian  Menjelaskan tentang  Mendengarkan Ceramah dan Tanya
(10 menit) pengertian teknik penyuluhan jawab
menyusui yang baik dan  Mengajukan
benar pada bayi pertanyaan Leaflet
 Menjelaskan cara seputar materi Flip chart
melakukan posisi dan
perlekatan menyusui yang
benar
 Menjelaskan langkah-
langkah menyusui yang
benar
 Menjelaskan cara
pengamatan tekhnik
menyusui yang benar
 Menjelaskan lama dan
frekuensi menyusui

STIKEP PPNI JAWA BARAT


4

3. Penutup  Membuka waktu untuk  Menjawab Ceramah dan Tanya


(5 menit) diskusi pertanyaan jawab
 Mengevaluasi hasil  Menjawab
penyuluhan salam Leaflet
 Menjelaskan hasil evaluasi Flip chart

 Memberikan umpan balik


 Membagikan leaflet
 Salam penutup

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah tersedia sebelum hari-
H.
- Penyuluhan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sesuai dengan
jadwal dinas.
2. Evaluasi Proses
- Sasaran aktif bertanya dan menjawab selama penyuluhan berlangsung.
- Sasaran dapat tenang dan berkonsentrasi terhadap materi yang
dipaparkan.
3. Evaluasi Hasil
- Pengetahuan sasaran tentang pokok bahasan meningkat dibuktikan
dengan kemampuan sasaran dalam menjawab pertanyaan.
- Tingkat partisipasi dan keaktifan sasaran dalam kegiatan tinggi.

H. Pengorganisasian
1. Presentator :
2. Fasilitator :
3. Observer :

Rincian tugas
1. Presentator

STIKEP PPNI JAWA BARAT


5

1) Menjelaskan materi mengenai pengertian teknik menyusui yang baik dan


benar pada bayi;
2) Menjelaskan materi mengenai cara melakukan posisi dan perlekatan
menyusui yang benar;
3) Menjelaskan materi mengenai langkah-langkah menyusui yang benar.
4) Menjelaskan materi mengenai cara pengamatan tekhnik menyusui yang
benar;
5) Menjelaskan materi mengenai lama dan frekuensi menyusui; dan
6) Menjawab pertanyaan dari audiens.
2. Fasilitator
1) Menyiapkan tempat dan media sebelum dimulai;
2) Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan;
3) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan;
4) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan;
5) Memotivasi peserta agar berpartisipasi dalam penyuluhan;
6) Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya;
7) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta; dan
8) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan.
3. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan;
2) Mencatat perilaku verbal dan non-verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung.

STIKEP PPNI JAWA BARAT


6

I. Setting Tempat
Fasilitator Fasilitator
Penyaji

Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta

Fasilitator Peserta Peserta Peserta Peserta Fasilitator

Observer
Fasilitator Fasilitator

STIKEP PPNI JAWA BARAT


7

Teknik menyusui yang baik dan benar pada bayi

A. Pengertian
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti,
2010). Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan
bagi ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak
dengan cara yang benar (Yuliarti, 2010).
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu
dan memperkuat refleks menghisap bayi.
Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk
menyusu.

B. Posisi dan perlekatan menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar

STIKEP PPNI JAWA BARAT


8

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

STIKEP PPNI JAWA BARAT


9

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi
kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti
memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada
ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan
ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak
tersedak (Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011)

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

STIKEP PPNI JAWA BARAT


10

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

STIKEP PPNI JAWA BARAT


11

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan

C. Langkah –langkah menyusui yang benar


1. Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun.
2. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting.
3. Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu. jangan
hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan
hadapkan bayi kedada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
putting susu, biarkan bibir bayi menyentuh putting susu ibu dan tunggu
sampai terbuka lebar.
4. Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan
benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar
dan bibir bayi membuka lebar.
5. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah
kanan sampai bayi merasa kenyang.
6. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan
dengan lap bersih yang telah direndam dengan air hangat.
7. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang
terhisap bisa keluar.
8. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan kain
supaya ASI berhenti keluar.

STIKEP PPNI JAWA BARAT


12

Gambar 9. Cara meletakan bayi

Gambar 10. Cara memegang payudara

Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi

STIKEP PPNI JAWA BARAT


13

Gambar 12. Perlekatan benar

Gambar 13. Perlekatan salah

STIKEP PPNI JAWA BARAT


14

D. Cara Pengamatan Tekhik Menyusui yang benar


Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting susu menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjut nya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar, maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menemel pada payudar ibu.
5. Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih banyak
yang masuk.
6. Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
7. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola ( tidak hanya putting
saja),lingkar aerola atas terlihat lebih banyak bila dibandingkan dengan
lingkar aerola bawah.
8. Lidah bayi menopang putting dan aerola bagian bawah.
9. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
11. Puting susu tidak terasa nyeri.
12. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
13. Kepala bayi agak menengadah.
14. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai
dengan berhenti sesaat.

STIKEP PPNI JAWA BARAT


15

E. Lama dan Frekuensi Menyusui


Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiyap bayi
membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain (BAK,
kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2
jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui
dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui
pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar
produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat (Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011).

STIKEP PPNI JAWA BARAT


DAFTAR PUSTAKA

Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Salemba Medika: Jakarta

16

You might also like