You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Mutu hidup,
produktivitas tenaga kerja,angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan
anak-anak,menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental
adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat
Ini di Indonesia adalah kurang kalori dan protein, hal ini banyak ditemukan pada bayi dan
anak yang masih kecil. Keadaan juiga diperparah karena anak dan bayi merupakan
golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi selain disebabkan makanan yabg kurang juga
karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu formula dengan cara jumlah yang
tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang
negatif dipandang dari segi gizi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI
yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalam ASI tersebut.
ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia
sekitar enam bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin dan
mineral utama untuk bayi yang telah mendapat makanan tambahan yang berupa beras.
Dalam pembangunan bangsa , peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini
mungkin, yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) . Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan
generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan
penggunaan ASI. Dukungan politius dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI
termasuk ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya
Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh bapak presiden
pada hari ibu tanggal 22 Desember 1990 yang bertemakan “Dengan ASI, kaum ibu
mempelopori peningkatan kualitas manusia indonesia”. Dalam pidatonya presiden
menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia
enam bulan. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain ini disebut dengan menyusui
secara ekslusif . selanjutnta bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian
pemberian ASI diteruskan sampai anak berusia dua tahun.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa saja yang menyebabkan angka pemberian ASI ekslusifmasih rendah di wilayah
desa bingkat.
2. Apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI ekslusif di wilayah desa
bingkat.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengidentifikasi masalah pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja desa bingkat.
2. Menemukan penyebab utama rendahnya pemberian ASI ekslusif di wilayah desa
bingkat.
3. Menentukan pemecahan masalah agar pemberian ASI ekslusif di wilayah desa
bingkat dapat terlaksana dengan baik.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Desa Bingkat
Sebagai masukan bagi petugas desa bingkat sehingga dapat dijadikan sebagai
pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan pencapaian pemberian ASI
eksklusif di wilayah desa bingkat.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat dalam pemberian
ASI eksklusif .
1.4.3 Bagi Penulis
Sebagai bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam
menganalisa dan memberikan solusi pada permasalahan yang di hadapi desa.

2.1.Pengertian Air Susu Ibu (ASI )


Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan lemak, laktosa dan
garam –garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
makanan bagi bayinya.
Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu
(ASI) saja kepada bayi sampai umur 6 (enam ) bulan tanpa makanan dan ataupun
minuman lain kecuali sirup obat.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makananterbaik pada bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang
pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.

2.2.Kebaikan ASI dan Menyusui


ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut :
a.ASI merupakan makanan ilmiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,mudah
dicerna dan memiliki komposisi zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkandengan susu buatan, di
dalam susu buatan. Didalam usus laktosa akan difermentasi menjadi asam laktat
yang bermanfaat untuk :
 Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
 Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam
organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
 Memudahkan terjadinya pengendapancalsium-cassienat.
 Memudahkan penyerahan berbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi ) yang dapat melindungi bayi selama 5-6
bulan pertama, seperti :Immunoglobin, Lysozyme,Complomen C3 dan C4,
Antistapiloccocus,lactobacillus, Bifidus, Lactoferin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada
bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi,menyusui dengan bayi juga dapat memberikan
Keuntungan bagi ibu , yaitu :
1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum )
Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan resiko perdarahan post
partum, karena pada ibu menyusui peningkatan kadar oksitosin menyebabkan
vasokontraksi pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
Hal ini menurunkan angka kematian ibu melahirkan.
2. Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena
kekurangan zat besi. Karena menyusui mengurangi perdarahan.
3. Menjarangkan Kehamilan
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98 % tidak hamil pada 6
bulan pertama setelah melahirkan dan 96 % tidak hamil sampai berusia 12 bulan.
4. Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim
kembali ke ukuran sebelum hamil.
5. Lebih ekonomis/murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula dan
perlengkapan menyusui. Selainitu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran
untuk berobat bayi karena bayi jarang sakit.
6 . Ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah untuk terkena banyak
Penyakit, yaitu endometriosis, carcinoma endometrium dan osteoporosis.

2.3 Produksi ASI


Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut
bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar hipofisis anterior
untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan
pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Refleks Let
Down atau refleks ejeksi susu, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar
hipofisis posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin. Dibawah pengaruh
oksitosin , sel-sel disekitar alveoli berkontraksi, mengeluarkan susu melalui system
duktus kedalam mulut bayi (bobak, 2005).
Laktasi dapat dianggap terdiri atas dua fase , laktogenesis inisial laktasi, dan
galaktopoiesis pemeliharaan sekresi air susu. Inisiasi laktasi berkaitan dengan
penurunan estrogen, progesteron, dari sirkulasi ibu saat persalinan. Dua hormon
terpenting yang berperan dalam laktasi adalah prolaktin yang merangsang produksi
air susu, dan oksitosis yang berperan dalam penyemprotan (ejeksi) susu (Melvyn,
2006).
Menurut (arifin, 2004) berdasarkan waktu diproduksi ASI dapat dibagi
menjadi 3 yaitu:
a. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae
yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli
dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat, dari masa laktasi. Komposisi colostrum dari hari ke hari dapat berubah,
dan merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih
kuning dibandingkan ASI Mature, ASI juga merupakan suatu laxanif yang ideal
untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan
saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Dengan ASI
Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang
utama adalah globulin, lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI
Mature, tetapi berlainan sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh
terhadap infeksi. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature
yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Lebih
rendah karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature. Total energi
lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum. Vitamin
larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau
lebih rendah. Bila dipanaskan menggumpal, ASI mature tidak. PH lebih alkalis
dibandingkan ASI Mature.
b. Air Susu Masa Peralihan ( Masa Transisi ) merupakan ASI peralihan dari
colostrum menjadi ASI Mature. Disekresi dari hari ke 4- hari ke 10 dari masa
laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi
pada minggu ke 3-ke 5. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak
dan karbohidrat semakin tinggi serta volume semakin meningkat.
c. Air Susu mature merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya
yang dikatakan komposisinya relatif konstan , tetapi ada juga yang menyatakan
bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. ASI matur juga
merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang
menyatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang
diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.

2.4. Hambatan menyusui secara eksklusif pada ibu


Hambatan ibu untuk menyusui terutama secara eksklusif sangat bervariasi , Namun,
yang paling sering dikemukakan sebagai berikut (Roesli, 2005 ):
a. ASI tidak cukup
Merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan ASI secara ekslusif .
Walaupun banyak ibu yang merasa ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit (2,5 %)
yang secara biologis memang kurang produksi ASInya. Selebihnya 95-98 % ibu
dapat menghasilkan ASI yamng cukup untuk bayinya.
b. Ibu bekerja
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif , karena waktu ibu
bekerja , bayi dapat diberi ASI perah. Kebijakan pemerintah indonesia untuk
meningkatkan pemberian ASI oleh pekerja wanita telah dituangkan dalam kebijakan
pusat kesehatan kerja depkes RI pada tahun 2009.
c. Adanya anggapan bahwa tidak diberi ASI bayi tetap tumbuh
Anggapan tersebut tidak benar, karena dengan menyusui berarti seorang ibu tidak
hanya memberikan makanan yang optimal, tetapi juga rangsangan emosional, fisik,
dan neurologik yang optimal pula. Dengan demikian , dapat dimengerti mengapa
bayi ASI eksklusif akan lebih sehat,lebih tinggi kecerdasan intelektual maupun
kecerdasan emosionalnya, lebih mudah bersosialisasi , dan lebih baik spiritualnya.
d. Susu formula lebih praktis
Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan api atau
listrik untuk memasak air, peralatan yang harus steril , dan perlu waktu untuk
mendinginkan susu formula yang baru dibuat, sementara itu, ASI siap pakai dengan
suhu yang tepat setiap saat.

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI


a. Makanan Ibu
Makanan ibu sewaktu-waktu diperlukan, akan tetapi jika makanan ibu terus menerus
tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar
pembuat air susu dalam buah dada ibutidak akan dapat bekerja dengan sempurna , dan
akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila ibu yang sedang menyusui
bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam
pembuatan ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuatan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan.
Diagram fish bone rendahnya tingkat pencapaian ASI EKSKLUSIF di wilayah desa bingkat
Tahun 2017

dana
Tenaga
Manusia kesehatan

Dana yg dialokasi
Kurang Partisipasi kurang
pengetgahu rendah
an ibu Krg
pengetahuan
Rendahnya Peran keluarga ibu.
pengetahuan ibu kurang pencapaian ASI
Eksklusif 38 %
Sedangkan target yg
Akan dicapai 60 %.

metode
peralatan

You might also like