You are on page 1of 7

My Pharmacy

husnul_eladzkia

Menu
Skip to content

 Beranda
 About me
 Farmasi
 history
 Tips Sehat

Tugas Farmasi Klinis


TUGAS FARMASI KLINIS

Disusun Oleh :

HUSNUL HATIMAH

11.11.4101.48401.1.022

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN

2013

FARMASI KLINIS

1. Apa yang kalian tahu tentang farmasi klinis?

Istilah farmasi klinis digunakan untuk mendeskripsikan praktek kefarmasian berorientasi


pelayanan kepada pasien lebih dari orientasi kepada produk. Merupakan suatu disiplin yang
terkait dengan penerapan pengetahuan dan keahlian farmasi dalam membantu
memaksimalkan efek obat dan meminimalkan toksisitas bagi pasien secara individual.
Farmasi klinik adalah suatu disiplin ilmu kesehatan di mana farmasis memberikan asuhan
(“care”; bukan hanya jasa pelayanan klinis) kepada pasien dengan tujuan untuk
mengoptimalkan terapi obat dan mempromosikan kesehatan, wellness dan prevensi penyakit.

2. Bagaimana aplikasinya dirumah sakit dan apotek ?

Pelayanan farmasi klinis dirumah sakit dan apotek secara garis besar ‘ruang lingkup’ fungsi
klinis adalah sebagai berikut :

 Pemantauan terapi obat


 Kesiapan untuk membantu setelah lepas jam kerja ‘ siap dipanggil’
 Konsultan keliling (mengunjungi pasien)
 Berpartisipasi dalam Komite Farmasi dan Terapi
 Ikut aktif dalam Penyusun Formularium dalam rangka :

1. a. Merasionalkan pengguna obat


2. b. Memajukan peresepan yang efektif dari segi biaya
3. c. Mengatur tambahan obat baru
4. d. Merumuskan pedoman bagi dokter

 Memberikan masukan / saran kepada direktur klinis


 Memberikan informasi tentang pemakaian obat secara financial
 Ikut menyusun kebijakan penulisan resep
 Membuat kajian obat-obat baru
 Ikut aktif dalam pengendalian infeksi, melalui kegiatan :

1. a. Pemberian Informasi Obat


2. b. Pemantauan Penggunaan Obat
3. c. Penyusunan Pedoman Penggunaan Antibiotika

 Audit medis
 Audit Klinis
 Uji coba klinis
 Tim Nutrisi Parenteral Total
 Tim kemoterapi
 Analgesia yang dikendalikan pasien
 Pemantauan kadar obat terapeutik (Therapeutic Drug Monitoring)

1. a. Pelayanan saran farmakokinetika


2. b. Individualisasi pengaturan dosis obat

 Pelayanan antikoagulan
 Perawatan dan pengobatan luka
 Pencatatan riwayat pengobatan pasien
 Pengembangan alur dan pelayanan pengobatan sendiri
 Konseling pasien
 Pemantauan efek samping obat
 Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan perlindungan
kesehatan.

Clinical Resources and Audit Group (1996) mendefinisikan farmasi klinik sebagai “ A
discipline concerned with the application of pharmaceutical expertise to help maximise drug
efficacy and minimize drug toxicity in individual patients”. Menurut Siregar (2004) farmasi
klinik didefinisikan sebagai suatu keahlian khas ilmu kesehatan yang bertanggung
jawab untuk memastikan penggunaan obat yang aman dan sesuai dengan kebutuhan pasien,
melalui penerapan pengetahuan dan berbagai fungsi terspesialisasi dalam perawatan pasien
yang memerlukan pendidikan khusus dan atau pelatihan yang terstruktur. Dapat dirumuskan
tujuan farmasi klinik yaitu memaksimalkan efek terapeutik obat, meminimalkan
resiko/toksisitas obat, meminimalkan biaya obat.

Kegiatan farmasi klinik yaitu memberikan saran professional pada saat peresepan dan setelah
peresepan.

Kegiatan farmasi klinik sebelum peresepan meliputi setiap kegiatan yang mempengaruhi
kebijakan peresepan seperti

1. penyusunan formularium rumah sakit


2. mendukung informasi dalam menetapkan kebijakan peresepan rumah sakit
3. evaluasi obat

Kegiatan farmasi klinik selama peresapan contohnya adalah

1. memberikan saran profesional kepada dokter atau tenaga kesehatan lainnya terkait
dengan terapi pada saat peresepan sedang dilakukan.

Sedangkan kegiatan farmasi klinik sesudah peresepan yaitu

1. setiap kegiatan yang berfokus kepada pengoreksian dan penyempurnaan peresepan,


seperti monitoring DRPs, monitoring efek obat, outcome research dan Drug Use
Evaluation (DUE).

Farmasis klinik berperan dalam mengidentifikasi adanya Drug Related Problems


(DRPs). Drug Related Problems (DRPs) adalah suatu kejadian atau situasi yang menyangkut
terapi obat, yang mempengaruhi secara potensial atau aktual hasil akhir pasien. Menurut
Koda-Kimble (2005), DRPs diklasifikasikan, sebagai berikut :

1. Kebutuhan akan obat (drug needed)


o Obat diindikasikan tetapi tidak diresepkan
o Problem medis sudah jelas tetapi tidak diterapi
o Obat yang diresepkan benar, tetapi tidak digunakan (non compliance)
2. Ketidaktepatan obat (wrong/inappropriate drug)
o Tidak ada problem medis yang jelas untuk penggunaan suatu obat
o Obat tidak sesuai dengan problem medis yang ada
o Problem medis dapat sembuh sendiri tanpa diberi obat
o Duplikasi terapi
o Obat mahal, tetapi ada alternatif yang lebih murah
o Obat tidak ada diformularium
o Pemberian tidak memperhitungkan kondisi pasien
3. Ketidaktepatan dosis (wrong / inappropriate dose)
o Dosis terlalu tinggi
o Penggunaan yang berlebihan oleh pasien (over compliance)
o Dosis terlalu rendah
o Penggunaan yang kurang oleh pasien (under compliance)
o Ketidaktepatan interval dosis
4. Efek buruk obat (adverse drug reaction)
o Efek samping
o Alergi
o Obat memicu kerusakan tubuh
o Obat memicu perubahan nilai pemeriksaan laboratorium
5. Interaksi obat (drug interaction)
o Interaksi antara obat dengan obat/herbal
o Interaksi obat dengan makanan
o Interaksi obat dengan pengujian laboratorium

Kegiatan farmasi klinik memiliki karakteristik, antara lain : berorientsi kepada pasien; terlibat
langsung dalam perawatan pasien; bersifat pasif, dengan melakukan intervensi setelah
pengobatan dimulai atau memberikan informasi jika diperlukan; bersifat aktif, dengan
memberikan masukan kepada dokter atau tenaga kesehatan lainnya terkait dengan
pengobatan pasien; bertanggung jawab terhadap setiap saran yang diberikan; menjadi mitra
sejajar dengan profesi kesehatan lainnya (dokter, perawat dan tenga kesehatan lainnya).

Keterampilan dalam melakukan praktek farmasi klinik memerlukan pemahaman keilmuan,


seperti :

1. Konsep-konsep penyakit (anatomi dan fisiologi manusia, patofisiologi penyakit,


patogenesis penyakit)
2. Penatalaksanaan Penyakit (farmakologi, farmakoterapi dan product knowledge)
3. Teknik komunikasi dan konseling pasien
4. Pemahaman Evidence Based Medicine (EBM) dan kemampuan melakukan
penelusurannya
5. Keilmuan farmasi praktis lainnya (farmakokinetik klinik, farmakologi, mekanisme
kerja obat, farmasetika)

Iklan
Report this ad
Report this ad

Share this:

 Twitter
 Facebook
 Google

Tinggalkan Balasan

 husnulakfar

My photo
2013
April 2018
S S R K J S M
« Okt
1
2 3 4 5 6 7 8
April 2018
S S R K J S M
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30

Husnul
Mahasiswi Akfar ISFI Banjarmasin
Iklan
Report this ad
Blog di WordPress.com.

You might also like