You are on page 1of 39

BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teoritis

1. Hakikat Hasil Belajar Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga

Kendaraan Ringan

a. Hakikat Belajar

Belajar merupakan masalah yang selalu dihadapi setiap individu dalam

kesehariannya, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja individu itu berada.

Belajar sudah tak asing lagi karena merupakan kebutuhan bagi kita semua.Belajar

merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang. Belajar adalah suatu proses untuk mencapai berbagai

kemampuan,ketrampilan serta sikap. Mulai dari bayi hingga remaja, seseorang akan

terus belajar. Khairani (2013) berpendapat hakikat belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan scara sadar dan terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas

dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan

perubahan tingkah laku yang baik.

Perubahan tersebut bisa dtunjukkan dalam berbagai bentuk sepeti

perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku dan

daya penerimaan. Menurut sudjana ( dalam Khairani,2013) belajar adalah proses

yang diarahkan pada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman.Menurut

Perwira (2012) belajar sebagai suatu aktivitas yang di tunjukkan oleh perubahan

10
11

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Slameto (2013: 2), mengemukakan

“belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Belajar bukan

hanya ,menghafal atau mengingat saja tetapi belajar adalah suatu proses yagn

ditandai dngan adanya perubahan pada peserta didik. Belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai

hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya

tingkah laku, berubahnya pengetahuan, kemampuan, sikap dan tingkah laku,

keterampilan, kecakapan, dan lain-lain pada peserta didik (Sudjana,2011).

Sedangkan Hamalik (2010), berpendapat belajar adalah suatu pertumbuhan atau

perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang

baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar merupakan proses untuk memperoleh

pengtahuan, keterampilan dan sikap yang menghasilkan suatu perubahan tingkah

laku Belajar adalah bukan suatu tujuan tetapi merupakan proses untuk mencapai

tujuan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman.. Tingkah laku baru itu misalnya dari yang tidak tau menjadi tau.

Sedangkan hasil dari proses belajar tersebut dinamakan hasil belajar. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa belajar adalah proses interaksi individu dengan

lingkungannya.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman seseorang itu
12

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Usaha atau upaya ini juga berarti

dilakukan secara aktif, karena bukan usaha namanya bila dilakukan secara pasif. Ini

bermakna di dalam belajar seseorang dituntut aktif dalam meraih apa yang

diinginkannya yaitu berupa perubahan tingkah laku secara menyeluruh. Perubahan

tersebut tidak hanya bertambahnya ilmu pengetahuan,namun juga berwujud

keterampilan, kecakapan, sikap, tingkah laku, pola pikir, kepribadian dan lain-lain.

Selanjutnya Slameto (2010: 54) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor intern

Yaitu faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern

terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

Seorang yang sakit akan mengalami kelmakahan fisiknya, sehingga syaraf

sensoris dan motorisnya melamah. Akibatnya rangsangan yang diterima

melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak. Begitu juga dengan anak

yang kurang sehat, anak yang kurang sehat akan mengalami kesulitan belajar,

sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang

semangat, pikiran terganggu. Karena hal ini malka penerimaan dan respon

pelajaran berkurang, syaraf otak tidak mampu bekerja secara optimal

memproses, mengelola, menginterprestasikan dan mengorganisir bahan

pelajaran melalui inderanya. Cacat tubuh juga demikian , cacat tubuh yang

ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, gangguan psikometer.

Cacat tubuh yang serius seperti buta, tuli, bisu, hilang tangannya dan kakinya .
13

bagi golongan yang ringan, masih bisa mengikuti pendidikan umum, asal guru

memperhatikan dan menempuh dengan cara yang tepat.

b) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan

dan kesiapan). Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik.

Jika hal-hal diatas ada pada diri siswa maka belajar sulit dipahami. Intelegensi;

anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan ysng dihadapi.

Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu

mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan mudah mempelajari

sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seorang anak mempelajari

sesuatu yang lain dari bakatnya ia akan cepat bosan, mudah putus asa, tidak

senang. Minat juga mempangaruhi kesulitan belajar yang terjadi pada anak

didik. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya,

tidak sesuai dengan kebutuhannya. Ada tidaknya suatu minat terhadap suatu

pelajaran dapat dilihat dari cari anak mengikuti pelajaran, ;lengkap tidaknya

catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam peajaran itu. Motivasi

sebagai faktor intern (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan

perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai

tuuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan

belajarnya.

2) Faktor ekstern

Yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, penegrtian orang tua, dan latar
14

belakang kebudayaan). Keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan

pertama. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, akan

menjadi penyebab kesulitan belajarnya. Orang tua yang bersifat kejam, otoriter,

akan menimbulkan mental uang tidak sehat bagi anak. Hubungan orang tua dan

anak juga sering terlupakan. Faktor ini penting sekali dalam menentukan

kemajuan beajar anak. yang dimaksud hubungan adalah kasih sayang penuh

pengertian atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan, dan lain-

lain. seorang anak akan mengalami kemudahan/kesulitan belajar akbiat faktor-

faktor diatas .

b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).

c) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,massa media, teman

bergaul, dan betuk kehidupan masyarakat).

b. Hakikat Hasil Belajar Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga

Kendaraan Ringan

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan

pembelajaran di sekolah. Hasil belajar yang dicapai seseorang dapat diketahui bila

diadakan pengukuran dari pengetahuan seseorang tersebut. untuk mengukur sampai

dimana tingkat pengtahuan seseorang harus ada suatu alat pengukur tertentu yang

fungsinya adalah mengukur pengetahuan hasil belajar. Hasil belajar merupakan

perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan

belajar. Menurut Sudjana (2010) mengemukakan bahwa hasil belajar pada


15

dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar, hal ini berarti optimalnya hasil

hasil belajar seseorang akan mengalami perubahan dalam tingkah lakunya. Gagne

(dalam Sudjana,2010) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi 5 antara

lain: (1) hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem

lingsikolastik; (2) strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir

seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memcahkan masalah;

(3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki

seseorang;(4) infromasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan (5)

keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hiup serta

mempresentasikan konsep dan lambang.

Menurut Taksonomi Bloom dalam Arikunto (2012:73) hasil belajar secara

garis besar dapat dikasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu:

1) Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi,analisis,

sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap, yang terdiri dari lima aspek, yaitu

penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, ingatan, organisasi dan

internalisasi.

3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan

refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan kenseptual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan akspresif dan

interpretatif.
16

Hamalik, (2010) Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk skor yang

diperoleh siswa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar yang diadakan setelah

selesai suatu program pengajaran. Sedangkan menurut (Purwanto 2011 ; 44) hasil

belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu

hasil dan belajar, Pengertian hasil merujuk pada suatu perolehan akibat

dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatnya berubahnya input

secara fungsional. Dalam siklus input-proses hasil, hasil dapat dengan jelas

dibedakan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar

mengajar setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding

sebelumnya. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran

dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti

tertuang dalam rapor, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan

kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati, 2009 ).

Dari berapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

tingkat pencapaian yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar,

berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang berguna bagi siswa

dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif.

Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang

lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Dalam pembelajaran di bidang otomotif, belajar bukan hanya sekedar

mengenal secara teori namun membutuhkan praktek, salah satunya adalah belajar

Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan, Pemeliharaan Sasis

dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan adalah salah satu mata pelajaran yang
17

wajib diikuti oleh siswa Program Studi Teknik Kendaraan Ringan (TKR) yang

sangat mendukung bagi kesiapan siswa untuk mencapai Kompetensi Dasar dan

bekerja di dunia industri dan dunia usaha. Mata pelajaran ini bertujuan agar siswa

memiliki kompetensi yang kompeten sesuai dengan Kompetensi Dasar pada Mata

Pelajaran ini yang diberlakukan pada kurikulum 2013 yaitu : (1) Memahami dan

Memelihara mekanisme Kopling, (2) Memahami dan Memelihara Transmisi, (3)

Memahami dan Memelihara Unit Final Drive/Gardan, (4) Memahami dan

Memelihara Poros Penggerak Roda, (5) Memahami dan Memelihara Sistem Rem,

(6) Memahami dan Memelihara Sistem Kemudi.

Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan ini setiap unsur

materinya dilakukan secara teori dan praktek untuk mencapai kompetensi Dasar

Pengetahuan dan Keterampilan. Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa hasil

belajar Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan adalah tingkat

keberhasilan atau penguasaan seorang siswa berupa kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotorik tehadap bidang studi Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga

Kendaraan Ringan setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada

nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa baik berupa angka maupun huruf.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini hanya dibatasi pada hasil belajar

ranah kognitif.
18

2. Hakikat Media Pembelajaran Animasi

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin

medius yang berarti tengah. Dalam bahasa Arab, media disebut wasail bentuk

jamak dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya juga ‘tengah’. Kata tengah

itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara atau

penghubung, yakni yang menghantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan

sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lain (Yudhi, 2012:6). Yudhi juga berpendapat

pesan atau gagasan yang bersifat abstrak; agar pesan yang akan disampaikan guru

dapat diterima dan dipahami siswa, maka pesan atau gagasan tadi harus diproses

dahulu menjadi simbol yang disebut bahasa. Dengan demikian bahasa adalah media

yang membantu siswa untuk dapat mengerti gagasan atau ide guru.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. (Azhar Arsyad,

2009:3). Gerlach dan Ely ( dalam Arsyad, 2011 ) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Batasan lain telah dikemukakan oleh para ahli yang

sebagian di antaranya AECT ( association of education and communication

technology, 1977 ) memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan
19

saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping

sebagai penyampai atau pegantar, media yang sering diganti dengan kata mediator

menurut Fleming 1987 ( dalam Arsyad, 2011:3) adalah penyebab atau alat yang

turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah

mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang

efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar- siswa dan isi pelajaran.

Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem

pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada

peralatan paling canggih, dapat disebut media. Pengertian media pembelajaran

menurut Latuheru (dalam Arsyad, 2011) media pembelajaran adalah semua alat

(bantu) atau benda yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan

maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun

sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik atau warga belajar).

Heinich, dkk ( dalam Arsyad, 2011:4) mengemukakan istilah medium sebagai

perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi,

film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan,

dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan

atau informasi yang bertujuan instruksional dan mengandung maksud-maksud

pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan

ini, Latuheru memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang

dgunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau

pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada

penerima yang dituju. Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sesuatu
20

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong

proses belajar mengajar,Ibrahim (dalam Arsyad ,2011).

Sadiman (dalam Yudhi,2012) menyatakan bahwa media adalah perangkat

lunak ( software )- Media yang pertama simbol atau lambang berisi pesan atau

informasi yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan- media kedua

sebagai perangkat keras (hardware), yakni sebagai sarana untuk menampilkan

pesan yang terkandung dalam media tersebut. Sadiman juga menjelaskan media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini adalah proses merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar

dapat terjalin.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah alat bantu yang digunakan oleh guru sebagai alat bantu mengajar. Dalam

interaksi pembelajaran, guru menyampaikan pesan ajaran berupa materi

pembelajaran kepada siswa, agar pesan lebih mudah diterima dan menjadikan siswa

lebih termotivasi dan aktif.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Yudhi (2012, 37- 48), media pembelajaran memiliki beberapa

fungsi diantaranya :

1) Fungsi media pembelajaran sebagai Sumber belajar.


21

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Ini

tersirat bermakna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai,

penghubung dan lain-lain.

2) Fungsi semantik

Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol

verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik

(tidak verbalistik).

3) Funsi manipulatif

Fungsi manipulatif ini didasarkan pada cici-ciri karakteristik umum yang

dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiki dua

kemampuan yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu mengatasi

keterbatasan inderawi.

4) Fungsi psikologis, diantaranya :

a) Fungsi atensi

Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa

terhadap materi ajar.

b) Fungsi afektif

Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tungkat penerimaan

atau penolakan siswa terhadap sesuatu.

c) Fungsi kognitif

Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan

menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang

dihadapi, baik obajek itu berupa orang, benda, atau kejadian/pristiwa.


22

d) Fungsi imajinatif

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengambangkan imajinasi

siswa. Imajinasi adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa

pemanfaatan data sensoris.

e) Fungsi motivasi

Motivasi merupakan seni mendorongan siswa untuk terdorong melakukan

kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

5) Fungsi sosio-kultural

Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-

kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran.Bukan hal yang mudah

untuk memahami para siswa yang banyak yang meliki berbagai

karakteristik yang berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat,

pengalaman, keyakinan, lingkungan, dan lain-lain.

Hamalik (dalam Arsyad, 2011: 15) mengemukakan bahwa pemakaian

media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan

dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,

dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan

media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu

keefektifan proses pembalajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat

itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran

juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan

menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

Paparan fungsi media pengajaran. Hamalik di atas menekankan bahwa penggunaan


23

media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi

dan keinginan belajar siswa serta siswa dapat tertarik dan lebih mudah memahami

materi yang disampaikan.

Levie dan Lentz ( dalam Arsyad ,2011) mengumukakan empat fungsi media

pembalajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c)

fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris. Fungsi atensi yaitu, menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yagn

berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi

pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa

ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual

dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut

masalah sosial atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan

penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang

terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari

hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami

teks membantu siswa iah dalam membaca untuk mengorganisasi lasi dalam teks

dan mengingatnya kembali

Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2011:19-

20) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk

perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:

1) memotivasi minat dan tindakan adalah melahirkan minat dan merangsang

para siswa atau pendengar untuk bertindak.


24

2) menyajikan informasi berfungsi sebagai pengantar ringkasan laporan, atau

pengetahuan latar belakang.

3) memberi instruksi dimana informasi yang terdapat dalam bentuk atau mental

maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat

terjadi.

Berdasarkan beberapa paparan fungsi media di atas, dapat disimpulkan

bahwa fungsi media pembelajaran meningkatkan motivasi dan merangsang siswa

untuk belajar, memberikan informasi, memberikan instruksi untuk menarik siswa

agar bertindak dalam suatu aktivitas, rangsangan dan mempermudah siswa dalam

memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga akan mudah untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Kemp & Dayton (dalam Azhar,2011:21) mereka mengemuka beberapa

manfaat dari media pembalajaran, yaitu sebagai berikut:

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau

mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.

2) Pembelajaran bisa lebih menarik.

3) Pembalajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan

prinsip umpan balik, dan penguatan.

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.

5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan.


25

Dale (dalam Azhar, 2011:23) mengemukakan bahwa manfaat media

pembelajaran sebagai berikut :

1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.

2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.

3) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan siswa dengan

meningkatnya motivasi belajar siswa.

4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.

5) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.

Secara umum manfaat praktis media dalam proses pembelajaran disampaikan

oleh Sudjana dan Rivai (dalam Azhar, 2011:24-25) adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam

pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.


26

Sementara itu , Hamalik ( dalam Azhar,2011:25) merincikan manfaat media

pembelajaran sebagai berikut :

1) Meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir, oleh karena itu menguruang

verbalisme.

2) Memperbesar perhatian siswa

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman yang lebih nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui

gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan

kemampuan berbahasa.

7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan

membantu, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam

belajar.

Media pembelajaran memberikan manfaat dari pendidik maupun peserta

didik. Arsyad (2011 : 26) mengemukakan manfaat media media pengajaran dalam

proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga

dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung


27

antara siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar

sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4) Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

terjadinyya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.

Dari berbagai pendapat tentang manfaat media pembelajaran di atas dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar.

Penyampaian pesan dan isi pelajaran dapat diterima baik oleh siswa. Media

pembelajaran juga membantu dalam penyampaian bahan pengajaran kepada siswa

untuk meningkatkan kualitas siswa yang aktif dan interaktif sehingga dapat

mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran disekolah.

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media Pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk (dalam Arsyad, 2011:

81-101) terdiri dari media berbasis manusia ( guru, instruktur, tutor, main peran,

dan lain-lain), media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan

lembaran lepas), media berbasis visual (buku, charts, grafik, peta, figur.gambar,

transparansi, film bingkai atau slide), media berbasis audio-visual ( video, film,

slide bersama tape, televisi), dan media berbasis komputer ( pengajaran dengan

bantuan komputer dan video interaktif).

1) Media berbasis manusia

Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk mengirim

dan mengkomunikasikan peran atau informasi.


28

2) Media berbasis cetakan

Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku

teks, buku penuntun, buku kerja atau latihan, jurnal, majalah, dan lembar

lepas.

3) Media berbasis visual

Media berbasis visual (image) dalam hal ini memegang peranan yang sangat

penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman

dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan

dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

4) Media berbasis audiovisual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan

tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang

diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboadr

yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian.

5) Media berbasis komputer

Komputer memilih fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan

latihan komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang

dikenal dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Modus ini

dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung

pembelajaran dan pelatihan, akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi

pelajaran.

Menurut Suheri (2006 : 28-29), animasi mewujudkan ilusi (illusion) bagi

pergerakkan dengan memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang


29

berubah sedikit demi sedikit pada kecepatan yang tinggi. Animasi merupakan salah

satu multimedia pembelajaran karena selain menampilkan kumpulan gambar yang

bergerak juga bisa dipadukan dengan suara. Keunggulan inilah yang membuat

animasi banyak dikembangkan didunia pendidikan. Berdasarkan pengertian di atas,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran animasi merupakan

suatu perantara pembelajaran yang rnenampilkan gambar-gambar yang bergerak

dan suara dengan bantuan komputer sehingga materi pelajaran lebih menarik dan

menyenangkan.

e. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2011:12) ada tiga ciri media yang

merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan

oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.

1) Ciri Fiksatif : ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekomendasikan, merekontruksi suatu

peristiwa atau objek.

2) Ciri Manipulasi : transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan

karena media memiliki ciri manipulasi. Kejadian yang memakan waktu

lama dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu sekejap dengan

teknik pengambilan gambar time-lapse reccording.

3) Ciri Distributif : ciri ini memungkinkan suatu objek atau kerjadian

ditransfortasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut

disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman

yang relatif sama mengeanai kejadian itu.


30

Menurut Arsyad (2011:6) ciri-ciri media pendidikan adalah :

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai

hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar,

atau diraba deengan panca indera.

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal dengan software

(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat

keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di

dalam maupun di luar kelas.

5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan

peserta didik dalam proses pembelajaran.

6) Media pembelajaran dapat digunakan secara masal (misalnya: radio dan

televisi), kelompok besar, dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video

dan proyektor), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio, tape,

kaset, video recorder).

7) Sikap perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan

dengan penerapan suatu ilmu.

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan

teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience

(Kerucut pengalaman Dale) (dalam Arsyad, 2011: 10). Berikut adalah gambaran

kerucut pengalaman Dale :


31

Gambar 1: Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Hasil belajar seseorang menurut Dale diperoleh mulai dari pengalaman

langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang

kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin

ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu. Semakin

nyata (kongkret) pesan itu maka semakin mudah bagi peserta didik mencerna materi

yang diberikan. Berkaitan dengan simbol verbal dan visual sendiri, maka guru

sebisa mungkin menggambarkan dan menvisualisasikan sehingga benak peserta

didik mampu mencernanya degan baik.

Berdasarkan uraian dari ciri-ciri media diatas , maka media pembelajaran

dapat diartikan sebagai suatu alat atau sarana yang dapat dijadikan sebagai

perantara penyerapan informasi baik berbentuk audio, visual maupun audio visual,

baik dari hardware, maupun software baik berasal dari buku maupun sikap dan
32

kehidupan sehari-hari, yang semua itu dapat dijadikan sebuah rangsangan bagi

peserta didik untuk mau belajar, selain itu media juga berfungsi sebagai ala

penyampai pesan dari pendidik ke peserta didik. Jika dilihat dari fungsi lainnya

media pembelajaran pun sangat berguna bagi guru untuk menarik perhatian peserta

didik.

f. Pengelompokan dan Karakteristik Media Pembelajaran

Seels dan Richey (dalam Arsyad, 2011:29) membagi media pembelajaran

dalam empat kelompok yaitu :

1) Media hasil teknologi cetak.

Media hasil teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan

materi melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil

teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto, dan representasi fotografik. Materi cetak

dan visual merupakan pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi

pengajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan

tercetak, contohnya buku teks, modul, majalah, hand-out, dan lain-lain.

2) Media hasil teknologi audio-visual

Media hasil teknologi audio-visual mengahasilkan atau menyampaikan materi

dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan

pesan-pesan audio-visual. Contohnya proyektor, film, televisi, video, dan

sebagainnya.

3) Media hasil teknologi berbasis komputer

Media hasil teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-

prosesor. Beberapa jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pengajaran


33

umumnya dikenal sebagai computer-assisted instruction (pengajaran dengan

bantuan komputer).

4) Media hasil teknologi gabungan.

Media hasil teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan atau

menyampaikan mmateri yang menggabungkan beberapa bentuk media yang

dikendalikan oelh komputer. Perpaduan beberapa teknologi ini dianggap teknik

yang paling canggih. Contohnya: teleconference. Kemp dan Dayton (dalam Arsyad,

2011:37) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaittu (1) media cetakan,

(2) media pajang, (3) overhead transparacies, (4) rekaman audiotape, (5) seri slide,

dan filmstrips, (6) penyajian multi-image, (7) rekaman video dan film hidup, (8)

komputer.

Berdasarkan pemahaman atas pengelompokan media pembelajaran diatas ,

akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media

yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi serta kemampuan dan

karakteristik pembelajaran, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan

hasil pembelajaran.

3. Hakikat Minat Belajar

a Pengertian Minat Belajar

Minat besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan

seseorang.Dengan adanya minat seseorang akan melakukan sesuatu dengan rasa

senang dan penuh perhatian, namun sebaliknya jika tanpa dilandasi minat maka

seseorang akan merasa enggan untuk melakukan sesuatu,hal ini menunjukkan

bahwa minat merupakan suatu elemen penting untuk mencapai kesuksesan dalam
34

pengerjaan suatu tugas atau kegiatan. Pengertian minat telah banyak dikemukakan

oleh para ahli, sepertiyang diungkapkan oleh Sukardi dalam Ahmad Susanto (2013:

57) dinyatakan bahwa “Minat diartikan sebagai suatu kesukaan,kegemaran atau

kesenangan akan sesuatu”.

Sedangkan menurut Winkel dalam Khusnul Amri (2011: 29) “Minat adalah

kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau

hal tertentu dan merasa senang berkecimpung pada bidang itu”. Dari kedua definisi

menurut para ahli tersebut menunjukkan bahwa minat adalah sesuatu yang

mendorong seseorang untuk berhubungan dengan suatu aktivitas yang merupakan

keinginan-keinginannya. Selanjutnya menurut Slameto (2013: 57) “Minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Slameto juga mengungkapkan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Kegiatan yang

diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang”.

Sedangkan menurut Hilgard yang dikutip oleh Slameto (2013: 57) menyatakan

“Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and

content” yang artinya minat adalah kecenderungan menetap untuk memberikan

perhatian dan menikmati beberapa aktivitas dan merasakan kepuasan.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa

minat adalah suatu perasaan manusia yang tertarik terhadap suatu obyek atau

kegiatan tertentu yang disertai perasaan senang, adanya perhatian dan merasakan

kepuasan setelah melaksanakan hal yang diminatinya.


35

b. Aspek-aspek Minat

Menurut Hurlock (1996: 117) ada beberapa aspek yang mempengaruhi

minat seseorang yaitu:

1) Aspek kognitif,

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik

di rumah, sekolah dan masyarakat serta dari berbagai jenis media massa.

2) Aspek afektif,

Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap

terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman

pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman

sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari

sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa

terhadap kegiatan itu.

3) Aspek psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun

kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan

meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

c. Fungsi Minat Dalam Belajar

Tak bisa dibantah bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih

keberhasilan dalam belajar. Menurut Khairani (2013) fungsi penting minat dalam

pelaksanaan belajar, antara lain sebagai berikut :

1) Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang

2) Minat mencegah gangguan perhatian di luar


36

Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian dari luar misalnya, orang

berbicara.

3) Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlasana kalau seseoang berminat

terhadap pelajarannya.

4) Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri

Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara

otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Bahwa kebosanan melakukan sesuatu

juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada bersumber pada jal-hal

diluar dirinya.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Soemanto (dalam Suparman, 2008) mngemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah sebagai berikut:

1) faktor yang bersumber dari siswa itu sendiri

Tidak mempunyai tujuan yang jelas, jika tujuan belajar sudah jelas maka

siswa cenderung menaruh minat terhadap belajar. Sebab belajar merupakan

suatu kebutuhan. besar kecilnya minat terhadap belajar tergantung pada

tujuan belajar yang jelas dari siswa. Bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang

dipelajari bagi individu. Apabila berpengaruh dalam belajar, seperti sakit,

kurang vitamin, hal ini akan mempengaruhi siswa dalam belajarnya atau

menjalankan tugas-tugasnya di kelas


37

2) Adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa

adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa ini akan mngurangi minat

pada mata pelajaran tetapi dengan adanya konflik tersebut menyebabkan

minat siswa berkurang lebih jauh lagi kemungkinan bisa hilang

3) Suasana lingkungan sekolah.

Suasana lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap minat belajar

siswa, suasana lingkungan disini termasuk iklim di sekolah, iklim belajar

suasana tempat dan fasilitas yang semuanya menimbulkan seseorang betah

dan tertuju perhatiannya kepada kegiatan belajar mengajar

4) faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan masyarakat

Masalah broken home. masalah yang terjadi dari pihak orang dan

lingkungan keluarga akan mempengaruhi minat belajar siswa. Perhatian

utama siswa dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Pada saat

ini di luar sekolah banyak sekali hal-hal yang dapat menarik minat siswa

yang dapat mengurangi minat siswa terhadap belajar seperti kegiatan olah

raga dan bekerja.

Sedangkan menurut Khairani (2013) faktor-faktor yang dapat menumbuhkan

minat dalam belajar adalah sebagai berikut :

1) Faktor kebutuhan dari dalam

Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani

dan kejiwaan(psikologis)
38

2)Faktor motif sosial

Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial

yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari

lingkungan ia berada.

3) Faktor emosional

Faktor emosional merupkan ukuran intensitasi seseorang dalam menaruh

perhatian terhadap suatu kegiatan/objek tertentu

e. Ciri-ciri Minat Belajar Pada Siswa

Menurut Slameto (2010) siswa yang berminat dalam belajar memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat

sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus. Siswa yang memiliki minat

yang tinggi terhadap pelajaran yang disenanginya ia akan memperhatikan

pelajaran itu secara terus-menerus tidak mudah terpengaruh oleh apapun,

misalnya kegaduhan suasana luar kelas, ajakan teman untuk bermain.

2) Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminati yaitu siswa yang

memiliki minat belajar yang tinggi akan belajar dengan senang, perasaan

bahagia, tidak ada perasaan yang membuatnya tertekan sehingga siswa akan

mudah untuk memahami materi yang telah diajarkan.

3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati,

siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi setelah memperoleh hasil

dari apa yang telah diusahakannya maka ia akan merasa puas dan bangga

terhadap jerih payahnya dalam memperoleh nilai belajar, seperti saat


39

menerima raport ia akan puas, menemukan referensi materi pelajaran yang

sulit akan bangga, dan merasa puas memecahkan masalah yang

membuatnya tertarik seperti mengerjakan soal matematika, fisika, kimia dll

yang membuatnya menantang.

4) Lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya. Siswa yang memiliki

minat belajar yang tinggi ia akan mengabaikan aktifitas atau kegiatan yang

tidak berhubungan dengan minatnya. Contoh, Siswa akan mengabaikan

ajakan teman untuk pergi bermain bola, basket, pergi ke perpustaan dll

ketika sedang mempelajari pelajaran yang disukainya.

5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas atau kegiatan, siswa yang

berminat belajar yang tinggi maka ia akan mengikuti berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan materi pelajaran yang mereka sukai seperti ikut karya

ilmiah, studi kampus, belajar kelompok dan membuat karya yang sesuai

dengan pelajaran yang diminatinya.

Berdasarkan uraian di atas , minat memiliki banyak jenis dan ciri-ciri. Masing-

masing jenis dan ciri-ciri minat ini mempengaruhi kegiatan seseorang, khususnya

kegiatan belajar. Jika kegiatan belajar selalu disertai minat maka tidak dapat

dipungkiri seseorang akan mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap kegiatan

belajarnya. Berbeda halnya jika kegiatan belajar tanpa disertai minat, maka secara

otomatis pula kegiatan belajar akan terasa membosankan dan tidak akan

memperoleh hasil yang memuaskan terhadap pengalaman dan perubahan tingkah

laku pada diri seseorang tersebut.


40

f. Usaha-usaha untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran, tentu setiap guru mengharapkan setiap

peserta didik yang mengikuti pelajarannya selalu berminat dan memberikan

perhatian yang penuh terhadap kegiatan pembelajaran.Minat yang diharapkan di

sini adalah minat yang timbul dengan sendirinya dalam diri siswa. Dengan begitu,

maka tidak ada usahausaha yang harus dilakukan oleh pihak dari luar diri siswa

sehingga siswa tidak merasa belajar karena paksaan melainkan karena siswa merasa

membutukan dan menyenangi pelajaran tersebut. Namun pada kenyataannya

sekarang dalam dunia pendidikan banyak siswa yang belajar karena merasa belajar

semata-mata hanya kewajiban dan tanpa dilandasi oleh minat dan niat yang kuat

untuk berprestasi, sehingga hasil yang diperolehpun kurang memuaskan. Untuk

mengantisipasi hal ini maka seorang guru dituntut untuk mampu memelihara minat

peserta didiknya. Berikut usaha-usaha atau cara-cara guru untuk meningkatkan

minat belajar peserta didik yang ditawarkan oleh Nurkacana dalam Ahmad Susanto

(2013: 67-68) yaitu sebagai berikut:

1) meningkatkan minat anak-anak; setiap guru mempunyai kewajiban untuk


meningkatkan minat siswanya. Karena minat merupakan komponen
yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan,
serta pembelajaran di ruang kelas pada khususnya.
2) memelihara minat yang timbul; apabila anak-anak menunjukkan minat
yang kecil, maka tugas guru untuk memelihara minat tersebut.
3) mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik; sekolah
merupakan lembaga yang menyiapkan peserta didik untuk hidup dalam
masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar
anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
4) sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anakanak
tentang lanjutan studi atau pekerjaan sesuai baginya; minat merupakan
bahan pertimbangan untuk mengetahui kesenangan anak, sehingga
kecenderungan minat terhadap sesuatu yang baik perlu bimbingan lebih
lanjut.
41

Usman Effendi dalam Khusnul Amri (2011: 31) juga menjelaskan berbagai

cara untuk menumbuhkan minat yaitu:

1. membangkitkan suatu kebutuhan, misalnya kebutuhan untuk menghargai

keindahan, untuk dapat penghargaan dan sebagainya.

2. menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.

3. memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga akan

menimbulkan rasa puas.

Dari beberapa pendapat di atas, maka untuk membangkitkan minat siswa

harus ada kerjasama yang baik antara guru dan siswa, dimana guru harus dapat

menciptakan, memperkaya, dan menyesuaikan metode mengajarnya untuk menarik

sekaligus memelihara minat siswanya. Guru harus mampu membangkitkan

motivasi dan kesadaran siswa akan arti penting belajar bagi kehidupannya, sehingga

tidak ada lagi siswa yang malas dan enggan untuk belajar. Jika semua siswa

memiliki minat yang tinggi untuk belajar, maka tidak akan ada siswa yang

memperoleh nilai rendah dan semua siswa akan berprilaku sesuai dengan yang

diharapkan oleh tujuan belajar tersebut. Oleh sebab itu, minat belajar siswa harus

diciptakan dan dikembangkan oleh semua guru mata pelajaran agar tujuan mata

pelajaran tersebut tercapai.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam sebuah penelitian bertujuan untuk

mengorganisasikan penemuan-penemuan penelitian yang relevan yang pernah

dilakukan peneliti lain sehingga pembaca dapat memahami mengapa masalah yang

diangkat mempunyai nilai penting serta menunjukkan bagaimana masalah tersebut


42

dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dan pengetahuan yang lebih luas. Dibawah

ini beberapa penelitin yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan :

1. Wibowo (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan media ajar

animasi macromedia flash untuk meningkatkan hasil belajar mata diklat

perbaikan sistem rem, menyimpulkan bahwa proses pembelajaran menggunakan

media ajar animasi dapat meningkatkan hasil belajar pada materi konstruksi dan

cara kerja sistem rem.

2. Situmorang (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Minat Belajar

dan Pengetahuan Menggambar Teknik dengan Hasil Belajar Menggambar

Dengan Perangkat Lunak, yang menyimpulkan bahwa minat belajar dan

pengetahuan mengambar teknik mempunyai hubungan yang positif dan dengan

hasil belajar mengambar dengan perangkat lunak.

3. Azwar (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Kecerdasan

Emosional dan Minat Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Sistem Rem, yang

menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional dan minat belajar siswa

mempunyai hubungan dengan hasil belajar sistem rem.

4. Kadek dan Sukoco ( 2012 ) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh media

animasi terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa materi sistem

kelistrikan otomotif, yang meyimpulkan bahwa yang diajarkan dengan media

animasi lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan media

powerpoint.

5.Suhendro (2013) dalam penetiannya yang berjudul hubungan penggunaan sumber

belajar dan minat belajar dengan hasil belajar pengukuran dasar survey, yang
43

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan berarti secara bersama-

sama antara penggunaan sumber belajar dan minat belajar dengan hasil belajar

pengukuran dasar survey.

6. Ikhwanudin (2010) dalam penetiannya yang berjudul pengaruh media animasi

asam-basa terhadap hasil belajar, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

antara pembelajaran media animasi asam-basa. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan media animasi memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa.

7. Budi (2014) dalam penetiannya yang berjudul pengaruh media animasi terhadap

hasil belajar rencana anggaran biaya, yang menyimpulkan bahwa hasil belajar

siswa yang menggunakan media animasi lebih besar dari hasil belajar siswa yang

menggunakan metode konvensional.

8. Ardhi ( 2007) dalam penelitiannya yang berjudul efektifitas pembelajaran dengan

media animasi dan LKS pada pokok pembahasan pengukuran luas dan keliling

daerah segiempat terhadap hasil belajar siswa , yang menyimpulkan bahwa

pembelajaran dengan memanfaatkan media aniasi dan LKS dapat

mengefektifkan dan meningkatkan hasil belajar siswa.

9. Putra (2016) dalam penetiannya yang berjudul hubungan antara minat belajar dan

fasilitas prakterk dengan hasil belajar memahami bahan bangunan siswa kelas x

SMK N 2 Rantau Utara, yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan dan berarti antara minat belajar dan fasilitaas praktek dengan hasil

belajar memahami bahan bangunan.

10.Irvansyah (2017) dalam penetiannya yang berjudul pengaruh media


44

pembelajaran audio visual (video) terhadap hasil belajar melakukan overhaoul

sistem pendingin dan komponen-komponennya siswa kelas xii program keahlian

kendaraan ringan, yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan

media audio visual (video) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

11.Hwang,dkk (2012) dalam penelitian yang berjudul Review Of Use Of Animation

As A Supplementary Learning Material Of Physiology Content In Four

Academic Years, yang mengatakan Result were mostly positive – animation

surely explain contents more explicity to student (especially for the explain of

dinamic and complicated biological processes), make student more interested

in the subject taught; and there is a greater demand for similiar learning tools

from student. It is strongly believed that animations are good suplementary

learning materials for students particularly for learning complicated concepts.

12. Isaac (2015) dalam penelitian yang berjudul Effectivitas of Animated

Instructional Resource for Learning Facilitation among secondary School

Student, yang mengatakan There was a significant difference in the level of

information assimilation based on the use of the animated instructional

materials. That those exposed to teaching using animated instrutional recourse,

performed better than not exposed to it.

C.Kerangka Berpikir

1. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Media Pembelajaran Animasi dengan

Hasil Belajar Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan

Ringan.
45

Berdasarkan kerangka teori diatas penggunaan media pembelajaran akan

mendorong semangat atau memotivasi siswa untuk belajar. Siswa yang termotivasi

pada pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan pasti

akan giat dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

kepadanya. Karena karakter seperti ini merupakan usaha atau dorongan dari dalam

diri siswa untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan. Penggunaan media

animasi dalam pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan

ini merupakan cara untuk memperoleh hasil belajar yang baik serta ketertarikan

siswa untuk lebih giat belajar sendiri tanpa ada paksaan.

Sehingga apabila siswa termotivasi untuk belajar maka siswa tersebut akan

memperoleh nilai yang tinggi, siswa tersebut akan lebih aktif dalam proses belajar

mengajar didalam kelas dan tanpa ada arahan dari guru siswa akan aktif untuk

belajar sendiri.

Dengan demikian dapat diduga bahwa penggunaan media pembelajaran

animasi akan meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga kendaraan ringan pada siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan

SMK Negeri 2 Medan.

2. Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Pemeliharaan Sasis dan

Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan

Minat adalah rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki

seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan.Dalam proses belajar siswa yang

memiki minat belajar yang tinggi akan berdampak baik dengan hasil belajarnya.

Karena dengan adanya minat tersebut, maka siswa akan belajar bersungguh-
46

sungguh dan tak akan bosan sampai waktu pembelajaran usai. Sedangkan hasil

belajar Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan adalah tingkat

penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dicapai siswa dalam

soal-soal teori dan juga praktek khususnya pada setiap kompetensi dasar.Setelah

melalui proses tahapan pembelajaran diharapkan siswa memiliki kemampuan pada

kendaraan ringan. Dengan demikian, jika siswa mempunyai minat belajar yang

tinggi , maka hal itu akan mendorong siswa untuk meningkatkan potensi dirinya

dalam mengusai kompetensi tersebut dengan baik dam juga siswa akan lebih mudah

berkonsentrasi dalam memperelajari hal tersebut.

Dari uraian diatas disimpulkan minat mempunyai peranan yang sangat

penting dalam proses belajar mengajar. Apabila minat belajar siswa tinggi, maka

dalam diri siswa akan timbul dorongan untuk lebih meningkatkan kegiatan

belajarnya dengan demikian, hasil belajar siswa juga akan semakin meningkat.

Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa semakin tinggi minat belajar

siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar Pemeliharaan Sasis dan Pemindah

Tenaga Kendaraan Ringan pada siswa Kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK

Negeri 2 Medan.

3. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Media Pembelajaran Animasi dan

Minat Belajar Secara Bersama-sama Dengan Hasil Belajar Pemeliharaan

Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan

Berdasarkan berbagai pendapat dan krangka berpikir di atas, penggunaan

media pembelajaran animasi dan minat belajar pada dasarnya memiliki keterkaitan

dan keduanya harus mampu ditumbuhkan dalam diri siswa agar proses belajar
47

mengajar mendapatkan hasil yang baik. Penggunaan media pembelajaran animasi

akan membangkitkan dorongan belajar siswa dalam belajar pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga kendaraaan ringan dan juga akan membuat pembelajaran menjadi

menyenangkan sehingga siswa tidak jenuh dalam belajar. Siswa yang belajar dalam

kondisi nyaman akan memiliki motivasi belajar, tentu hal ini membuat siswa giat

belajar dalam suatu mata pelajaran dan akan memiliki hasil belajar yang tinggi..

Begitu pula dengan minat belajar, siswa yang memiliki minat belajar akan

menunjukkan kesungguhan terhadap instuksi-instruksi guru dalam proses

pembelajaran. Memiliki kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan pelajaran

yang disampaikan . sehingga belajar dilakukan dengan senang hati dan hasil belajar

pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan akan baik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran

animasi yang tepat akan membuat pembelajaran lebih menarik keseriusan atau

ketekunan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan minat belajar siswa

juga akan mempengaruhi hasil belajar pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga .

Dengan demikian dapat diduga terdapat hubungan secara bersama-sama antara

penggunaan media pembelajaran animasi dan minat belajar dengan hasil belajar

pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan.

D. Pengajuan Hipotesis.

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di

atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang

media pembelajaran animasi dengan hasil belajar Pemeliharaan Sasis dan


48

Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan pada siswa kelas XI Teknik Kendaraan

Ringan SMK N 2 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan

hasil belajar Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan pada

siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK N 2 Medan Tahun Ajaran

2016/2017.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang

media pembelajaran animasi dan minat belajar secara bersama-sama dengan

hasil Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan pada siswa

kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK N 2 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

You might also like