You are on page 1of 17

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1): 63 - 79

ISSN : 0852-3681
E-ISSN : 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Kualitas semen segar dan recovery rate sapi bali pada musim yang
berbeda

Siti Aisah, Nurul Isnaini, dan Sri Wahyuningsih

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya


Jl. Veteran Malang 65145 Jawa Timur

Email : iamsitiaisah@gmail.com

ABSTRACT : This research was conducted at the Center of Artificial Insemination


(BBIB) Singosari , Malang, East Java. The purpose of this research was to determine
the parameters of fresh semen quality including volume, pH, individual motility and
concentration of frozen semen production and recovery rate of Bali bulls in different
seasons. The material used were fresh semen of 14 heads of Bali’s bull in 3, 5, 6, 10,
and 11 years and secondary data from November 2015 to September 2016 at BBIB
Singosari. The method used in this research was case study and the data were analyzed
descriptively. The results showed that the highest volume semen Bali bull in summer
was 6.05±1.50 ml. The pH in rainy season and summer were 6.5±0.07. Semen of Bali’s
bull dominated by the white-milk color. The highest of color (white-milk), individual
motility, concentration and total of frozen semen production were at summer in
September. The average of color, individual motility, concentration and total of fozen
semen production were 89%±0.10, 66.98 ± 0.05%, 1159.25 ± 211.28 million/ml and
22682 ± 707.95 straw. Post thawing Motility (PTM) and RR value were 45.28 ± 0.02%;
66.79± 0.05 semen of Bali’s bull highest at summer in August. The conclusion showed
the differences of season will affect to volume, color, individual motility, concentration,
PTM, the value of RR and production of frozen semen Bali bull, but it is not effect for
pH semen.

Keywords: Dry season, Quality Semen, Spermatozoa.

PENDAHULUAN merupakan komoditas strategis untuk


Usaha dalam meningkatkan dikembangkan karena beberapa
produksi daging sapi di Indonesia perlu keunggulan yang dimiliki.
dilakukan melalui peningkatan populasi Handiwirawan dan Subandriyo (2004)
sapi pedaging. Populasi sapi pedaging menyatakan bahwa sapi Bali memiliki
terbesar di Indonesia berada dipeternak beberapa keunggulan karakteristik yaitu
rakyat, maka perlu pengembangan memiliki daya adaptasi tinggi terhadap
program pembibitan dan sistem lingkungan yang kurang baik,dapat
pemeliharaan yang baik di tingkat memanfaatkan pakan dengan kualitas
peternak serta pemilihan bangsa sapi rendah, mempunyai fertilitas tinggi dan
yang mengutamakan kemampuan untuk nilai conception rate yang sangat baik,
dapat beradaptasi dengan lingkungan persentase karkas tinggi yaitu 52-57,7%,
dan kondisi pakan yang tersedia. Sapi dan memiliki daging dengan
Bali sebagai rumpun asli sapi Indonesia kadarlemak rendah (kurang lebih 4%).

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 63
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

Keunggulan-keunggulan tersebut harus ketahanan sel sperma terhadap cekaman


didorong dengan kemajuan teknologi suhu (thermal shock) pada saat proses
khususnya teknologi reproduksi thawing berlangsung. Kualitas sperma
Inseminasi Buatan (IB) untuk yang dihasilkan oleh setiap rumpun dan
meningkatkan efisiensi reproduksi individu berbeda-beda sehingga
ternak. berpengaruh terhadap kualitas sperma
Balai Besar Iinseminasi Buatan beku yang dihasilkan.
Singosari Jawa Timur merupakan salah Penelitian ini bertujuan untuk
satu Unit Pelaksana Teknik (UPT) mengetahui kualitas semen segar dan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan recovery rate sapi Bali pada musim
Provinsi Jawa Timuryang memproduksi yang berbeda di BBIB Singosari.
semen beku sapi perah dan sapi potong.
Keberhasilan IB ditentukan oleh MATERI DAN METODE
beberapa faktor, salah satunya adalah Penelitian ini dilaksanakan di
kualitas semen yang digunakan. Salah BBIB SIngosari, Malang, Jawa Timur.
satu faktor yang mempunyai pengaruh Pengambilan data sekunder hasil
terhadap kualitas semen adalah penampungan mulai bulan November
musim.Hal ini didukung oleh pendapat 2015 - September 2016.
Garner dan Hafez (2000) bahwa Materi yang digunakan adalah
perbedaan musim dan lamanya sapi Bali sebanyak 14 yang diambil
penyinaran dapat menghambat produksi secara purposive sampling, dengan
hormon FSH yang berakibat pada kriteria memiliki identitas dibuktikan
terhambatnya proses spermatogenesis dengan ear tag dan memiliki data
didalam testis. recording penampungan yang lengkap
Pembekuan semen merupakan dari bulan November 2015- September
salah satu faktor yang mempengaruhi 2016. Metode yang digunakan pada
produksi semen beku karena dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data
proses pembekuan akan mengakibatkan yang diambil adalah data sekunder dari
terjadinya kerusakan. SNI 01-4869.1- catatan hasil penampungan semen segar
2005, menyatakan untuk dapat pada bangsa sapi Bali selama 10 bulan.
didistribusikan dan diinseminasikan
persentase spermatozoa motil post Variabel pengamatan
thawing minimal harus sebesar 40%. Variabel yang diamati dalam
Nilai PTM yang semakin tinggi penelitian ini antara lain: volume
menandakan tingginya kemampuan semen, warna, pH semen, persentase
spermatozoa untuk pulih kembali motilitas individu, konsentrasi
setelah proses pembekuan (recovery spermatozoa, jumlah produksi semen
rate). Nilai recovery rate ini beku, Post Thawing Motility dan
bergantung pada motilitas individu Recovery Rate.
semen segar selain itu faktor genetik
seperti bangsa sapi juga turut Analisis data
berpengaruh. Bangsa sapi lokal seperti Data yang diperoleh selama
sapi Bali memiliki kualitas semen segar penelitian kemudian diolah secara
yang baik dan tahan terhadap proses statistik yaitu dengan menghitung
pembekuan. Chenoweth (2005) persentase rata-rata dan simpangan
menyatakan bahwa faktor genetik, bakunya (standar deviasi). Data hasil
umur, bangsa ternak serta variasi penelitian dianalisis menggunakan
individu dapat mempengaruhi analisis deskriptif.

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 64
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

HASIL DAN PEMBAHASAN mengetahui kuantitas semen segar


setelah penampungan. Grafik hasil rata-
Volume semen segar Sapi Bali pada rata volume semen sapi Bali setiap
musim yang berbeda bulan pada musim hujan dan kemarau
Pemeriksaan volume semen di BBIB Singosari ditampilkan pada
merupakan salah satu syarat untuk dapat Gambar 1.

Gambar 1. Rata-rata volume semen sapi Bali setiap bulan pada musim hujan dan kemarau

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 65
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

Rata-rata volume semen sapi Bali menyatakan bahwa perbedaan musim dan
pada bulan penampungan November, lamanya penyinaran dapat menghambat
Desember, Januari, Februari dan Maret produksi FSH yang dapat menghambat
secara berturut-turut adalah 5,09±1,28 ml, proses spermatogenesis didalam testis.
5,18±1,09 ml, 4,54±1,21 ml, 5,15±1,95 ml, Berdasarkan grafik rata-rata
dan 5,27±1,11 ml. Volume tersebut volume semen sapi Bali yang ditampung
termasuk normal, karena menurut Garner pada musim kemarau yaitu pada bulan
dan Hafez (2008) volume semen sapi hasil Mei-September dapat dilihat bahwa rata-
penampungan berkisar antara 5-8 ml. rata volume semen sapi Bali pada musim
kemarau lebih tinggi dibandingkan pada
Gambar 1 dapat dilihat bahwa rata- musim hujan. Koivisto et al. (2009)
rata volume semen yang dihasilkan selama meyatakan bahwa musim dapat
bulan November-Maret paling rendah berpengaruh terhadap kualitas semen lebih
terjadi pada bulan Januari. Rendahnya dari 2%. Kualitas semen pada periode
volume semen yang dihasilkan disebabkan yang berbeda dalam satu tahun juga
oleh curah hujan yang sangat tinggi selama tergantung dari jenis sapi jantan. Rata-rata
bulan Januari, sehingga intensitas cahaya volume semen paling besar terdapat pada
rendah dan menghambat produksi hormon bulan Juli 2016 yaitu 6,05±1,50 ml dan
FSH. Hormon FSH yang dihasilkan oleh terendah pada bulan Januari 2016 yaitu
kelenjar hipofisa anterior akan 4,54±1,21 ml. Hal ini sesuai dengan
memberikan pengaruh terhadap sel-sel penelitian Pileckas et al. (2013) bahwa
sertoli yang terletak di dalam tubulus rata – rata volume semen yang ditampung
siminiferus. Pengaruh tersebut akan pada bulan Juli berbeda dengan volume
membantu untuk pemberian nutrien bagi yang ditampung pada bulan Januari.
sperma yang sedang berkembang dan Penampungan semen pada bulan Januari
mendukung spermatogenesis dalam memiliki volume terendah.
penyediaan bahan makanan bagi sperma,
serta melepaskan sel sperma yang telah Warna semen segar Sapi Bali pada
matur di akhir proses spermatogenesis. Hal musim yang berbeda
Hasil pemeriksaan warna semen
ini sesuai dengan pendapat Khairi, dkk
segar sapi Bali dikategorikan dalam empat
(2014) menyatakan bahwa semakin tinggi
warna yaitu ps (putih susu), pb (putih
curah hujan maka volume semen
bening), pk (putih kekuningan) dan b
yangdihasilkan semakin rendah, begitu
(bening). Persentase warna semen segar
juga sebaliknya semakin rendah curah
pada sapi Bali ditiap bulan selama musim
hujan volume semen yang dihasilkan
hujan terdapat pada Gambar 2.
semakin tinggi. Hal ini didukung dengan
pendapat Garner dan Hafez (2000) yang

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 66
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

Gambar 2. Rata-rata warna semen sapi Bali setiap bulan pada musim hujan dan kemarau

Hasil dari pemeriksaan warna kemarau didominasi oleh warna putih susu,
semen segar sapi Bali menunjukkan bahwa namun persentasenya lebih rendah
persentase warna semen yang tertinggi dari dibandingkan dengan musim hujan. Warna
masing-masing bulan penampungan lain yang turut mendominasi adalah warna
selama musim hujan terdapat pada warna semen putih bening yang menempati
putih susu, hasil ini menandakan bahwa urutan kedua pada setiap bulan
warna semen sapi Bali diatas dikatakan penampungan. Hal tersebut diduga karena
normal, keadaann ini sesuai dengan banyanya seminal plasma pada semen
pendapat Toelihere (1985) yang yang diejakulasikan pada bulan Juni.
menyatakan bahwa warna semen sapi Warna bening ini ternyata tidak berkaitan
normal adalah putih susu dan 10% saja dengan rendahnya konsentrasi semen
yang berwarna krem. Nursyam (2007) dan karena konsentrasi semen pada musim
Feradis (2010) menambahkan bahwa kemarau juga tergolong tinggi. Hal ini
semen sapi normal berwarna putih susu sesuai dengan hasil penelitian menunjukan
atau krem dan keruh. Derajat lebih dari 10% sapi-sapi jantan
kekeruhannya tergantung pada konsentrasi menghasilkan semen normal berwarna
spermatozoa. Warna semen juga berkaitan putih bening. Warna ini diduga disebabkan
dengan konsentrasinya, dari grafik diatas oleh banyaknya seminal plasma sehingga
menunjukkan bahwa warna putih susu semen lebih terlihat bening (Khairi, 2016).
mendominasi disetiap bulan penampungan. Hasil analisis deskriptif
Hal tersebut dimbangi dengan konsentrasi menunjukkan bahwa warna semen dengan
semen pada musim hujan yang tinggi pula. kategori putih kuning hanya mencapai
Suyadi dkk. (2012) menjelaskan bahwa nilai 2%. Hal tersebut sesuai dengan
warna, konsistensi dan konsentrasi pernyataan bahwa kurang dari 10% sapi
spermatozoa saling berkaitan satu dengan Bali menghasilkan semen yang berwarna
yang lain, artinya jika semen semakin putih kekuningan. Warna ini
encer maka konsentrasi spermatozoa didugadisebabkan oleh pigmen riboflavin
semakin rendah dan warnanya semakin yang dibawa oleh gen autosomonal resesif
pucat.Hasil pemeriksaan warna semen dan tidak berpengaruh terhadap fertilitas
segar sapi Bali ditiap bulan pada musim (Toelihere, 1985).

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 67
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

pH semen segar Sapi Bali pada musim basa.Grafik hasil rata-rata pH semen sapi
yang berbeda Bali pada tiap bulan dan musim hujan di
pH merupakan derajat keasaman BBIB Singosari ditampilkan pada Gambar
pada semen yang menujukan bahwa semen 3.
tersebut memiliki pH asam atau

Gambar 3. Rata-rata pH semen sapi Bali setiap bulan pada musim hujan dan kemarau

Rata-rata pH semen sapi Bali pada yang berada pada angka 6,5. Derajat
bulan penampungan November, Desember, keasaman memegang peranan yang
Januari, Februari dan Maret secara penting karena mempengaruhi viabilitas
berturut-turut adalah 6,5±0,04, 6,5±0.05, spermatozoa. Holm dan Wishart (1998)
6,5±0,08, 6,0±1,73 dan 6,5±0.05. pH menyatakan bahwa, penurunan pH
tersebut termasuk normal, karena kisaran spermatozoa akan mempengaruhi
pH spermatozoa sapi adalah 6,4-7,8 pengaturan fungsi spermatozoa seperti
(Garner dan Hafez, 2008). Rata-rata pH reaksi akrosom dan motilitas.
terendah terjadi pada bulan Februari yaitu Variasi nilai pH ini dapat
6,0 dibandingkan rata-rata pH pada bulan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
November, Desember, Januari dan Maret diantaranya adalah adanya aktivitas

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 68
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

spermatozoa dalam menguraikan fruktosa dan masih layak untuk diproses menjadi
sehingga pH menjadi turun, kontaminasi semen beku. Karena syarat semen dapat
dengan mikroorganisme sehingga pH naik, diproses lebih lanjut yaitu memiliki derajat
dan perbedaan cara mengoleksi semen keasaman semen antara 6,28-7,00. pH
(Sundari, dkk 2013). Tinggi rendahnya sangat mempengaruhi daya tahan
nilai pH semen yang dihasilkan juga spermatozoa karena sangat berkaitan
berkaitan dengan konsentrasi spermatozoa. dengan metabolisme (penggunaan energi)
Hal tersebut didukung oleh Bearden dan spermatozoa.
Fuquay (1984) menyatakan bahwa
konsentrasi spermatozoa yang tinggi Motilitas individu spermatozoa Sapi
menyebabkan semen lebih asam daripada Bali pada musim yang berbeda
semen dengan konsentrasi spermatozoa Motilitas spermatozoa adalah
yang rendah. jumlah pergerakan spermatozoa hidup dan
Berdasarkan grafik rata-rata pH bergerak maju/progresif yang nilainya
semen sapi Bali pada musim kemarau berkisar antara 0-100% (SNI 01-4869.1-
sama dengan rata-rata pH pada 2005). Motilitas spermatozoa atau daya
musimhujan yaitu 6,5. Penelitian Bhakat et gerak spermatozoa merupakan salah satu
al. (2014) menjelaskan bahwa tidak ada penentu keberhasilan spermatozoa untuk
pengaruh antara perbedaan musim dan pH
dapat mencapai ovum pada saluran tuba
semen. Rata-rata semen pada bulan
Fallopi dan cara yang paling sederhana
penampungan Mei-September tidak
dalam penilaian sperma untuk inseminasi
menunjukkan perbedaan yaitu sama pada
angka 6,5±0.06, 6,5±0.04, 6,5±0.07, buatan (Garner dan Hafez, 2000). Grafik
6,5±0,04 dan 6,5±0,04. Menurut hasil rata-rata persentase motilitas individu
Wahyuningsih, dkk. (2013) menjelaskan semen sapi Bali setiap bulan pada musim
bahwa pH semen bisa dikatakan normal hujan di BBIB Singosari ditampilkan pada
Gambar 4.

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 69
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

Gambar 4. Rata-rata motilitas individu semen sapi Bali setiap bulan pada musim hujan dan
kemarau

Rata-rata persentase motilitas organik yang dapat dipakai secara


individu semen sapi Bali pada bulan langsung maupun tidak langsung oleh
penampungan November, Desember, spermatozoa sebagai sumber energi untuk
Januari, Februari dan Maret secara kelangsungan hidup dan motilitas
berturut-turut adalah 54,12±0,15%, spermatozoa, bahan-bahan tersebut berupa
64,65±0,07%, 62,16±0,11%, 59,46±0,20%, fruktosa, sorbitol dan glyseril phosporil
dan 61,51±0,10%. Rata-rata motilitas choline (GPC) (Toelihere, 1993). Motilitas
spermatozoa yang dihasilkan selama merupakan uji kualitas yang penting
penelitian didapatkan hasil yang lebih karena fertilitas erat kaitannya dengan
rendah dibandingkan dengan hasil sperma motil yang diinseminasikan.
penelitian Sarastina (2007) menunjukkan Motilitas spermatozoa akan menurun jika
bahwa rataan persentase motilitas terpapar oleh cahaya tetapi akan
progresif pada bangsa Bali, Madura dan meningkat di dalam cairan uterus.
Simmental adalah di atas 70%, hal ini Motilitas merupakan faktor yang sangat
menunjukkan bahwa rata-rata semen segar menentukan bagi spermatozoa untuk
yang dikoleksi dari bangsa tersebut melewati serviks, bahkan motilitas yang
memenuhi syarat minimal untuk dapat progresif membantu spermatozoa untuk
diproses lebih lanjut menjadi semen beku. dapat menembus cumulus oophorus dan
Sedangkan rataan persentase motilitas zona pelucida ovum sehingga fertilisasi
individu sapi Bali di BBIB Singosari pada dapat terjadi (Gamner dan Hafez, 2000).
musim hujan di bawah 70% namun masih Berdasarkan grafik rata-rata
ada ≥60%. Sehingga secara rata-rata persentase motilitas individu semen sapi
motilitas progresif spermatozoa tersebut Bali pada musim kemarau memberikan
masih memenuhi syarat minimal untuk hasil lebih tinggi dibandingkan dengan
dapat diproses menjadi semen beku. rata-rata persentase motilitas individu pada
Motilitas individu spermatozoa erat musim hujan. Hal ini sesuai dengan Khairi,
kaitannya dengan keberadaan seminal et al. (2014) menyatakan bahwa semakin
plasma yang berfungsi sebagai sumber tinggi curah hujan maka motilitas
energi. Dalam semen terdapat empat bahan spermatozoa yang diperoleh semakin

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 70
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

rendah, begitu juga sebaliknya semakin menyatakan bahwa sapi lokal mempunyai
rendah curah hujan motilitas spermatozoa daya adaptasi yang tinggi, sehingga sapi
yang dihasilkan semakin tinggi. Rata-rata bangsa Brahman, Madura dan Bali
persentase motilitas individu semen sapi mempunyai persentase motilitas yang
Bali yang diperoleh selama penampungan tinggi.
pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus dan
September secara berturut-turutadalah Konsentrasi semen segar Sapi Bali
64,40±0,07%,60,43±0,13%, 64,96±0,09%, pada musim yang berbeda
63,68±0,10% dan 66,98±0,05%. Rata-rata Konsentrasi semen yaitu jumlah
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan spermatozoa yang terkandung dalam satu
sapi bangsa lain dari hasil penelitian ml ejakulasi. Penilaian konsentrasi sangat
Khairi (2016) yang menyatakan rata-rata penting karena digunakan untuk
motilitas individu sapi Simental yaitu menentukan jumlah pengenceran semen.
19,58%, 48,06% dan 38, 75%. Perbedaan Grafik hasil rata-rata konsentrasi semen
persentase motilitas individu semen segar sapi Bali setiap bulan pada musim hujan di
antar bangsa ini bisa disebabkan pengaruh BBIB Singosari ditampilkan pada Gambar
iklim, cuaca dan suhu pada saat 5.
penampungan. Sarastina (2006)

Gambar 5. Rata-rata konsentrasi semen sapi Bali setiap bulan pada musim hujan dan
kemarau

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 71
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

Penilaian konsentrasi spermatozoa yang lainnya dipengaruhi oleh faktor lain


sangat penting karena faktor inilah yang (Khairi et al., 2014).
menggambarkan sifat-sifat sperma yang Hasil rata-rata konsentrasi semen
dipakai sebagai salah satu kriteria sapi Bali pada musim kemarau diperoleh
penentuan kualitas semen. Rata-rata hasil terendah pada bulan Mei yaitu
persentase motilitas individu semen sapi 959,71±164,25 juta/ml. Hal ini diduga
Bali pada bulan penampungan November, karena stress akibat dari perubahan cuaca
Desember, Januari, Februari dan Maret dari musim hujan ke musim kemarau serta
secara berturut-turut adalah meningkatnya suhu lingkungan pada
1043,36±225,86, 1025,67±242,96, musim kemarau. Hal ini sesuai dengan
1019,55±222,31, 1034,82±378,50 dan pernyataan bahwa faktor stres diketahui
1032,16±196,06. Konsentrasi spermatozoa dapat mempengaruhi volume ejakulat dan
semen segar sapi Bali yang diperoleh konsentrasi spermatozoa (Garner dan
selama penelitian termasuk normal sesuai Hafez, 2000). Pernyataan lain yang turut
dengan pendapat Garner dan Hafez (2008) mendukung disampaikan oleh Feradis
yang menyatakan bahwa konsentrasi (2010) bahwa perubahan suhu lingkungan
semen sapi bervariasi dari 1.000-1.800 yang tidak menentu akan berpengaruh
juta/m. Salisbury dan Van Demark (1985) terhadap organ reproduksi jantan. Fungsi
menyatakan bahwa konsentrasi termoregulasi skrotum dapat terganggu
spermatozoa akan mengikuti yang berakibat buruk pada proses
perkembangan seksual dan kedewasaan, spermatogenesis. Musim juga berpengaruh
kualitas pakan yang diberikan, kesehatan terhadap kualitas dan kuantitas semen.
alat reproduksi, besar testis, umur dan Peningkatan suhu testis akibat stress dan
frekuensi ejakulasi pejantan. peningkatan suhu udara karena
Konsentrasi spermatozoa terendah kelembaban yang tinggi dapat
terdapat pada bulan Januari yaitu 1020 menyebabkan kegagalan dalam
juta/ml. Intensitas curah hujan yang tinggi pembentukan dan penurunan produksi
ternyata juga mempengaruhi konsentrasi spermatozoa. Secara umum volume
spermatozoa sama hal nya dengan volume ejakulat, motilitas individu dan konsentrasi
semen dan motilitas spermatozoa, semakin spermatozoa dipengaruhi oleh musim.
tinggi curah hujan maka konsentrasi
spermatozoa yang diperoleh semakin Produksi semen segar Sapi Bali pada
rendah, begitu juga sebaliknya semakin musim yang berbeda
Jumlah dosis (straw) adalah total
rendah curah hujan konsentrasi
spermatozoa yang dihasilkan semakin semen yang dapat diproduksi pada
tinggi. Hasil analisis regresi korelasi antara prosesing semen dan memenuhi syarat SNI
volume semen (Y) dan curah hujan (X) semen beku. Pada ministraw 0,25 ml
menunjukkan adanya korelasi negatif dengan jumlah sel spermatozoa minimal
antara penurunan total konsentrasi 25 juta (SNI, 2008). Sardjito, Ramayadi,
spermatozoa dengan peningkatan curah Srianto dan Anwar (2013) menambahkan
hujan yang membentuk persamaan regresi bahwa dalam satu dosis straw memiliki
Y = 679,641 – 0,007 X (P<0,05, R2 volume 0,25 ml dengan jumlah
57,6%). Artinya bahwa total konsentrasi spermatozoa sebanyak 25 juta. Grafik hasil
spermatozoa penurunan jumlah total rata-rata produksi semen beku sapi Bali
konsentrasi spermatozoa dipengaruhi oleh setiap bulan pada musim hujan di BBIB
curah hujan sebesar 57,6%, sedangkan Singosari ditampilkan pada Gambar 6.

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 72
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

Gambar 6. Jumlah produksi semen beku sapi Bali setiap bulan pada musim hujan dan
kemarau
rendahnya libido yang dialami sapi Bali di
Rata-rata produksi semen beku sapi BBIB Singosari dan berakibat pada
Bali pada bulan penampungan November, rendahnya kualitas dan kuantitas semen
Desember, Januari, Februari dan Maret hasil ejakulasi sehingga banyak semen
secara berturut-turut adalah 8.710±382,51, segar yang diafkir.
15.546±666,34, 13.598±620,34, Pemakaian pejantan dalam satu
4.536±67,29 dan 12.881±519,18. Dilihat satuan waktu perlu dibatasi mengingat
dari grafik produksi semen beku sapi Bali hasil-hasil pengamatan bahwa frekuensi
di BBIB Singosari mengalami fluktuasi ejakulasi yang terlampau sering dalam
disetiap bulan penampungan, produksi satuan waktu yang relatif pendek
semen beku paling tinggi terdapat pada cenderung untuk menurunkan libido,
bulan Desember sedang kan produksi volume semen dan jumlah spermatozoa
semen beku terendah terdapat pada bulan per-ejakulasi. Kualitas dan kuantitas
Februari. Hal ini berkaitan dengan volume semen di pengaruhi oleh libido. Faktor
dan konsentrasi semen hasil penampungan yang mempengaruhi libido dapat berasal
semakin tinggi volume dan konsentrasi dari luar atau dari dalam tubuh ternak.
yang dihasilkan maka produksi semen Faktor dari dalam termasuk faktor
beku akan semakin tinggi pula. Selain itu fisiologis terutama adalah fisik yang
rendahnya produksi semen pada bulan mempengaruhi kopulasi normal.
Februari juga dipengaruhi oleh faktor Sedangkan yang menjadi faktor lain adalah
penampungan yang hanya dilakukan 2 kali penyakit dan benih penyakit,
dalam satu bulan, hal ini dikarenakan pengangkutan dalam perjalanan, umur,

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 73
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

herediter dan lingkungan dan gerak badan semakin tinggi volume dan konsentrasi
(Yendraliza, 2008). maka semakin tinggi pula produksi semen
Berdasarkan grafik rata-rata beku yang dihasilkan.
produksi semen beku sapi Bali pada
musim kemarau memberikan hasil yang Post Thawing Motility semen beku Sapi
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Bali pada musim yang berbeda
produksi semen beku pada musim hujan. Evaluasi atau pemeriksaan semen
Hal ini erat kaitannya dengan kualitas dan setelah proses pembekuan merupakan
kuantitas semen segar yang dihasilkan suatu tindakan yang perlu dilakukan untuk
pada musim kemarau menunjukkan hasil mengetahui kualitas dan kuantitas semen
apakah layak atau tidak untuk
lebih baik dibandingkan musim hujan
didistribusikan. Pemeriksaan yang biasa
dilihat dari segi volume, konsentrasi dan
dilakukan adalah pengujian motilitas
motilitas individu. Volume dan
individu setelah dibekukan atau PTM.
konsentrasi yang tinggi akan menentukan Grafik hasil rata-rata PTM semen beku
jumlah pengencer yang diberikan. sapi Bali pada tiap bulan dan musim hujan
Hubungan antara volume dan konsentrasi di BBIB Singosari ditampilkan pada
semen dengan produksi semen beku Gambar 7.
adalah berkorelasi positif sehingga

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 74
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

Gambar 7. Rata-rata post thawing motility semen sapi Bali setiap bulan pada musim hujan
dankemarau

Evaluasi kualitas semen beku kemudian dicairkan kembali (thawing)


dilakukan setelah pencairan kembali atau akan menghasilkan spermatozoa yang
post thawing. Evaluasi ini meliputi sebagian sudah mengalami kapasitasi
gerakan individual dari spermatozoa. sehingga daya hidupnya rendah dan
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui motilitas progresifnya tidak sebaik
bahwa rata-rata persentase motilitas spermatozoa yang masih segar.
individu semen sapi Bali setelah Spermatozoa yang sudah mengalami
dibekukan pada bulan November, kapasitasi akan bergerak
Desember, Januari, Februari dan Maret hiperaktif/berlebihan namun gerakannya
secara berurutan adalah 39,61±0,02%, kurang progresif (Ismaya, 2014).
41,32±0,04%, 40,34±0,05%, 43,61±0,02% Berdasarkan grafik diatas diperoleh
dan 40,21±0,05%. hasil rata-rata motilitas individu setelah
Secara keseluruhan,semen beku ini proses pembekuan semen beku sapi Bali
dapat diinseminasikan kecuali pada bulan pada musim kemarau menunjukkan hasil
penampungan November karena nilai yang lebih tinggi tiap bulannya
PTM sapi Bali kurang dari standar dibandingkan dengan musim hujan. Hasil
produksi semen beku Indonesia yang rata-rata pada bulan Mei, Juni, Juli,
tertera dalam SNI 01-4869.1-2005, yaitu Agustus dan September adalah sebesar
untuk dapat didistribusikan dan 43,93±0,02%, 43,24±0,02%, 45,08±0,02%,
diinseminasikan persentase spermatozoa 45,28±0,02%, dan 44,54±0,02%.
motil post thawing minimal harus sebesar Tingginya angka motilitas tersebut
40%. menunjukkan tingginya pula kemampuan
Motilitas merupakan uji kualitas spermatozoa sapi Bali untuk pulih dari
yang penting karena fertilitas erat proses pembekuan. Hasil tersebut lebih
kaitannya dengan sperma motil yang tinggi dibandingkan dengan penelitian
diinseminasikan. Motilitas spermatozoa Sukmawati, dkk (2014) yaitu motilitas
akan menurun akibat proses pembekuan. spermatozoa pasca thawing pada sapi
Spermatozoa yang telah dibekukan bangsa FH, Limousin dan Simental adalah

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 75
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

40,27±1.10%, 41,93±2,63% dan Recovery Rate semen Sapi Bali pada


41,29±1,64%. Salah satu faktor yang musim yang berbeda
mempengaruhi nilai PTM semen beku Recovery rate (RR) adalah
adalah bangsa sapi. Bangsa sapi lokal kemampuan pemulihan spermatozoa
seperti sapi Bali memiliki daya adaptasi setelah pembekuan dengan
yang tinggi terhadap lingkungan sehingga membandingkan persentase spermatozoa
semen yang dihasilkan juga tahan terhadap motil pada semen segar dengan pasca
proses pembekuan dibandingkan dengan thawing (Garner dan Hafez, 2000). Grafik
bangsa sapi impor. Chenoweth (2005) hasil rata-rata RR semen sapi Bali setiap
menyatakan bahwa faktor genetik, umur, bulan pada musim hujan di BBIB
rumpun ternak serta variasi individu dapat Singosari ditampilkan pada Gambar 8.
memengaruhi ketahanan sel sperma
terhadap cekaman suhu (thermal shock)
pada saat proses thawing berlangsung.

Gambar 8. Rata-rata recovery rate semen sapi Bali setiap bulan pada musim hujan dan
kemarau

keberhasilan dalam pembekuan lebih pada persentase spermatozoa yang


semen tidak hanya dinilai dari persentase dapat pulih kembali setelah pembekuan
motilitas individu setelah thawing, namun yang memberikan gambaran

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 76
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

keberhasilandari proses pembekuan itu


sendiri. Rata-rata nilai RR semen beku KESIMPULAN
sapi Bali pada bulan penampungan Berdasarkan hasil penelitian dapat
November, Desember, Januari, Februari disimpulkan bahwa secara umum musim
dan Maret secara berturut-turut adalah kemarau memberikan hasil terbaik
56,54±0,03%, 58,12±0,06%, 57,71±0,07%, dibandingkan dengan musim hujan
61,80±0,03% dan 59,08±0,06%. Nilai
terhadap kualitas semen sapi Bali yang
RRsemen beku sapi Bali selama penelitian
meliputi volume, warna, motilitas individu,
termasuk kategori baik, kecuali pada bulan
penampungan November dengan nilai konsentrasi, PTM, nilai RR dan produksi
56,54±0,03% atau ≤57%. Meskipun tidak semen beku namun memberikan hasil yang
ada standar nilai untuk recovery rate sama terhadap pH semen.
namun hal ini bisa kita lihat dari standar
minimal motilitas individu setelah thawing SARAN
yaitu 40%. kerusakan sel akibat Perlu penelitian lebih lanjut untuk
pembekuan dapat terjadi karena dehidrasi, mengkaji perbedaan kualitas semen pada
peningkatan konsentrasi elektrolit, serta masing-masing individu dalam satu
terbentuknya kristal es intraseluler yang bangsa.Setiap pejantan di BBIB Singosari
dapat mempengaruhi permeabilitas perlu dievaluasi performan produksi
dinding sel dan pada akhirnya spermatozoa semen sebagai dasar untuk kebijakan afkir
kehilangan daya motilitasnya (Zelpina agar usaha semen beku lebih efisien.
dkk., 2012). Hilangnya daya motilitas
spermatozoa selama proses pembekuan DAFTAR PUSTAKA
akan berpengaruh terhadap laju pemulihan Bearden, H. J. and J. W Fuquay. 1984.
(recovery rate) sperma setelah mengalami Applied Animal Reproduction. 2nd
pencairan kembali (Hafez, 2000). Edition. Reston Publishing
Berdasarkan grafik rata-rata RR Company, Inc :Virginia.
semen sapi Bali pada musim kemarau Bhakat, M., K.M. Tushar, K.G. Ashok and
memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan A. Muzamil. 2014. Effect of
dengan rata-rata persentase motilitas Season on Semen Quality of
individu pada musim hujan. Pada musim Crossbreed (Karan Fries) Bulls.
kemarau diperoleh hasil pada bulan Mei, Animal and Veterinary Science. 2
Juni, Juli, Agustus dan September adalah (11) : 632-637.
sebesar 64,73±0,05%, 62,97±0,04%, Chenoweth, P.Z., H.A. Goolsby and S.D.
65,92±0,05%, 66,79±0,05% dan Prien. 2005. Preliminary
65,23±0,04%. Hasil tersebut lebih tinggi Evaluation of a Unique Freezing
dibandingkan dengan hasil penelitian Technology for Bovine Sperm
Komariah (2013) yang melaporkan nilai Cryopreservation. Reprod Dom
RR semen beku pada tiga bangsa sapi Animal. 40 : 98-99.
Limousin, Simmental dan Frisien Holstein Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi
masing-masing sebesar 58,87%; 56,27% pada Ternak. Alfabeta : Bandung.
dan 58,87%. Tingginya nilai RRpada Garner, D. L. and E.S.E. Hafez. 2008.
musim kemarau ini disebabkan oleh Spermatozoa and Seminal Plasma.
tingginya motilitas individu semen segar In: Reproduction in Farm Animals.
maupun setelah di thawing. Nilai tersebut Edited by E. S. E. Hafez. 7th
menyatakan tingginya kemampuan Edition. Lippincott Williams and
spermatozoa sapi Bali dalam beradaptasi Wilkins: Maryland. USA.
dengan lingkungan.

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 77
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

Garner, D. L. and E.S.E. Hafez. 2000. Buletin Peternakan. 37 (3) : 143-


Spermatozoa and Seminal Plasma. 147.
In: Reproduction in Farm Animals. Nursyam. 2007. Perkembangan Iptek
Edited by E. S. E. Hafez. 7th Bidang Reproduksi Ternak untuk
Edition. Lippincott Williams and Meningkatkan Produktivitas
Wilkins: Maryland. USA. Ternak. JITV. 21 (4) : 145-152.
Handiwirawan, E. dan Subandriyo. 2004. Pileckas, V., A. Siukscius and V.
Potensi dan Keragaman Razamaite. 2013. Survival Effect
Of Keap Period On BullSemen
Sumberdaya Genetik Sapi Bali.
Properties. Veterinarija
Lokakarya Nasional Sapi Potong.
Irzootechnika. 64 (86) : 76-81.
Holm, L. and G. J. Wishart. 1998. The Salisbury, G. W. dan N. L. Vandemark.
Effect of pH on the Motility of 1985. Fisiologi Reproduksi dan
Spermatozoa from Inseminasi Buatan Pada Sapi. Alih
Chicken, Turkey and Quail. Bahasa Djanuar R. Yogyakarta.
Animal Reproduction. 54 : 45-54. Gadjah Mada University Press.
Ismaya. 2014. Bioteknologi Inseminasi Sarastina, T. 2007. Analisa Beberapa
Buatan Pada Sapi Dan Kerbau. Parameter Motilitas Spermatozoa
Yogyakarta. Gadjah Mada pada Berbagai Bangsa Sapi
University Press. ISBN: 979-420- Menggunakan Computer Assisted
848-5. Semen Analysis (CASA). J.
Khairi, F. 2016. Evaluasi Produksi dan TernakTropika. 6 (2) : 1-12.
Kualitas Semen Sapi Simmental Sardjito, T., W. Ramayadi, P. Srianto dan
Terhadap Tingkat Bobot Badan C.N. Anwar 2013. Perbandingan
Berbeda. Jurnal Peternakan. 13 Penghitungan Konsentrasi
(2) : 54-58. Spermatozoa Domba Merino
Khairi, F., A. Muktiani dan Y. S. Ondho. dengan Metode Haemocytometer
2014. Pengaruh Suplementasi Thoma dan Spektrofotometer.
Vitamin E, Mineral Selenium dan Veterinaria Medika. 6 (2) : 121-
Zink terhadap Konsumsi Nutrien, 126.
Produksi dan Kualitas Semen Sapi Sukmawati, E., R.I. Arifiantini dan B.
Simmental. Agripet. 14 (1) : 6-16. Purwantara 2014. Daya Tahan
Koivisto M.B., M.T. Costa, S.H. Perri and Spermatozoa terhadap Proses
W.R.R. Vicente. 2009. The Effect Pembekuan pada Berbagai Jenis
of Season on Semen Sapi Pejantan Unggul. JITV. 19
Characteristics and Freezability in (3) : 168-175.
Bos indicus and Bos taurus Bulls in Sundari, T. W., T.R. Tagama dan
the Southeastern Region of Brazil. Maidaswar. 2013. Korelasi Kadar
pH Semen Segar Dengan Kualitas
Reproduction Domestic Animal.44
Semen Sapi Limousin Di Balai
(2) : 587-592.
Inseminasi Buatan. Jurnal Ilmu
Komariah, I. Arifiantini dan F.W. Nugraha.
Peternakan. 1(3): 1043-1049.
2013. Kaji Banding Kualitas
Suyadi, A. Rachmawati dan N. Iswanto.
Spermatozoa Sapi Simmental,
2012. Pengaruh α-tocopherol yang
Limousin, dan Friesian Holstein
berbeda dalam pengencer dasar tris
terhadap Proses Pembekuan.
aminimethane-kuning telur
terhadap kualitas semen kambing

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 78
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):63 – 79

boer yang disimpan pada suhu 5oC.


jurnal ilmi –ilmu peternakan. 22
(3) : 1-8.
Toelihere, M.R. 1985. Fisiologi
Reproduksi pada Ternak. Angkasa.
Bandung.
Toelihere, M.R. 1993. Inseminasi Buatan
pada Ternak. Angkasa. Bandung.
Wahyuningsih, A., D.M. Saleh dan
Sugiyatno. 2013. Pengaruh Umur
Pejantan dan Frekuensi
Penampungan Terhadap Volume
dan Motilitas Semen Segar Sapi
Simmental Di Balai Inseminasi
Buatan Ungaran. Jurnal Ilmiah
Peternakan. 1(3): 947-953.
Yendraliza. 2008. Inseminasi buatan pada
ternak. Pekanbaru. SUSKA
press.
Zelpina, E., B. Rosadi, dan T. Sumarsono.
2012. Kualitas Spermatozoa
Post Thawing dari Semen Beku
Sapi Perah. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan. 15 (2) : 94-102.

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.06 79

You might also like