Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
3A
2018
LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS REUMATOID
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;
• Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
• Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun
penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis
reumatoid juvenil)
• Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
• Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
5. Terjadi splenomegali.
6. Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan
trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan
meningkat.
No Kriteria Definisi
1 Kaku pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian
dan disekitarnya, sekurangnya selama 1
jam sebelum perbaikan maksimal
2 Artritis pada 3 daerah Pembengkakan jaringan lunak atau
persendian atau lebih efusi (bukan
pertumbuhan tulang) pada sekurang-
kurangnya 3 sendi secara bersamaan yang
diobservasi oleh seorang dokter. Dalam
kriteria ini terdapat 14 persendian yang
memenuhi kriteria yaitu PIP, MCP,
pergelangan tangan, siku pergelangan
kaki dan MTP kiri dan kanan.
3 Artritis Sekurang-kurangnya terjadi
pada persendian pembengkakan satu persendian tangan
tangan seperti yang tertera diatas.
4 Artritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti
yang tertera pada kriteria 2 pada kedua
belah sisi, keterlibatan PIP, MCP atau
MTP bilateral dapat diterima walaupun
tidak mutlak bersifat simetris.
5 Nodul Reumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang
atau permukaan ekstensor atau daerah
juksta-artrikular yang diobservasi oleh
seorang dokter.
6 Faktor Reumatoid Terdapatnya titer abnormal faktor
serum reumatoid serum yang diperiksa dengan
cara yang memberikan hasil positif
kurang dari 5% kelompok kontrol yang
diperiksa.
7 Perubahan gambaran Perubahan gambaran radiologis yang
radiologis khas bagi arthritis reumotoid
pada periksaan sinar X tangan
posteroanterior atau pergelangan tangan
yang harus menunjukkan adanya erosi
atau dekalsifikasi tulang yang
berlokalisasi pada sendi atau daerah yang
berdekatan dengan sendi (perubahan
akibat osteoartritis saja tidak memenuhi
persyaratan).
Untuk keperluan klasifikasi, seseorang dikatakan menderita artritis
reumatoid jika ia sekurang-kurangnya memenuhi 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria
1 sampai 4 harus terdapat minimal selama 6 minggu. Pasien dengan dua diagnosis
tidak dieksklusikan. Pembagian diagnosis sebagai artritis reumatoid klasik,
definit, probable atau possible tidak perlu dibuat.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG ARTRITIS REUMATOID
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan
awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi
dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar
dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi,
produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit,
penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
I. PENATALAKSANAAN ARTRITIS REUMATOID
Tujuan utama terapi adalah:
1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan
2. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
3. Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang
merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat
serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b. meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obatNatrium kolin
dan asetamenofen
c. mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga
menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.Obat anti malaria
(hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari
d. Garam emas
e. Kortikosteroid
5. diet untuk penurunan berat badan yang berlebihNutrisi
Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,
pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi.
Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:
a. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk
mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali
inflamasi.
b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan
tangan.
d. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada
persendian.
Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara
pasien dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya.
Tanpa hubungan yang baik akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien
untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang lama (Mansjoer, dkk.
2001).
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
· Mencegah
terjadinya kelelahan
· Dorong
umum dan kekakuan
untuk sering
sendi. Menstabilkan
mengubah
sendi, mengurangi
posisi,. Bantu
gerakan/ rasa sakit
untuk bergerak
pada sendi
di tempat tidur,
sokong sendi
yang sakit di
atas dan bawah,
· Panas
hindari gerakan
meningkatkan
yang menyentak. relaksasi otot, dan
mobilitas,
· Anjurkan menurunkan rasa
pasien untuk sakit dan melepaskan
mandi air hangat kekakuan di pagi
atau mandi hari. Sensitivitas pada
pancuran pada panas dapat
waktu bangun dihilangkan dan luka
dan/atau pada dermal dapat
waktu tidur. disembuhkan
Sediakan waslap
hangat untuk
mengompres
sendi-sendi yang
sakit beberapa
kali sehari.
Pantau suhu air
· Meningkatkan
kompres, air
relaksasi/ mengurangi
mandi, dan
nyeri
sebagainya.
· Meningkatkan
· Berikan
realaksasi,
masase yang
mengurangi tegangan
lembut
otot/ spasme,
farmakologi terapi
(relaksasi,
· Sebagai anti
distraksi,
inflamasi dan efek
relaksasi
analgesik ringan
progresif) dalam mengurangi
kekakuan dan
· Beri obat meningkatkan
sebelum mobilitas.
aktivitas/ latihan
yang · Rasa dingin dapat
direncanakan menghilangkan nyeri
sesuai petunjuk. dan bengkak selama
periode akut
· Kolaborasi:
Berikan obat-
obatan sesuai
petunjuk
(mis:asetil
salisilat)
· Berikan
kompres dingin
jika dibutuhkan
· Menghilangkan
· Ubah posisi tekanan pada jaringan
dengan sering dan meningkatkan
dengan jumlah sirkulasi.
personel cukup.
Demonstrasikan/
bantu tehnik
pemindahan dan
penggunaan
bantuan
mobilitas, mis,
trapeze · Meningkatkan
stabilitas (
· Posisikan mengurangi resiko
dengan bantal, cidera ) dan
kantung pasir, memerptahankan
gulungan posisi sendi yang
trokanter, bebat, diperlukan dan
brace kesejajaran tubuh,
mengurangi
kontraktor
· Mencegah fleksi
leher
· Gunakan
bantal kecil/tipis · Memaksimalkan
di bawah leher. fungsi sendi dan
mempertahankan
· Dorong
mobilitas
pasien
mempertahankan
postur tegak dan
duduk tinggi,
berdiri, dan
berjalan · Menghindari
cidera akibat
· Berikan kecelakaan/ jatuh
lingkungan yang
aman, misalnya
menaikkan kursi,
menggunakan
pegangan tangga
pada toilet,
penggunaan
kursi roda.
· Kolaborasi:
konsul dengan · Berguna dalam
fisoterapi. memformulasikan
program latihan/
aktivitas yang
berdasarkan pada
kebutuhan individual
dan dalam
mengidentifikasikan
alat
· Menurunkan
· Kolaborasi:
tekanan pada jaringan
Berikan matras
yang mudah pecah
busa/ pengubah
untuk mengurangi
tekanan.
risiko imobilitas
· Mungkin
dibutuhkan untuk
· Kolaborasi:
menekan sistem
berikan obat-
inflamasi akut
obatan sesuai
indikasi
(steroid).
· Isyarat
· Diskusikan
verbal/non verbal
persepsi
orang terdekat dapat
pasienmengenai
mempunyai pengaruh
bagaimana orang
mayor pada
terdekat
bagaimana pasien
menerima
memandang dirinya
keterbatasan.
sendiri
· Akui dan
· Nyeri konstan
terima perasaan
akan melelahkan, dan
berduka,
bermusuhan, perasaan marah dan
ketergantungan. bermusuhan umum
terjadi
· Perhatikan
perilaku menarik · Dapat
diri, penggunaan menunjukkan
menyangkal atau emosional ataupun
terlalu metode koping
memperhatikan maladaptive,
perubahan membutuhkan
intervensi lebih lanjut
· Susun
batasan pada · Membantu
perilaku mal pasien untuk
adaptif. Bantu mempertahankan
pasien untuk kontrol diri, yang
mengidentifikasi dapat meningkatkan
perilaku positif perasaan harga diri
yang dapat
membantu
koping
· Ikut sertakan
pasien dalam · Meningkatkan
aktivitas mendorong
berpartisipasi dalam
· Bantu dalam terapi
kebutuhan
perawatan yang · Mempertahankan
diperlukan penampilan yang
dapat meningkatkan
· Berikan citra diri
bantuan positif
bila perlu. · Memungkinkan
pasien untuk merasa
senang terhadap
dirinya sendiri.
Menguatkan perilaku
positif. Meningkatkan
· Kolaborasi:
rasa percaya diri
Rujuk pada
konseling · Pasien/orang
psikiatri, mis: terdekat mungkin
perawat spesialis membutuhkan
psikiatri, dukungan selama
psikolog. berhadapan dengan
proses jangka
panjang/
ketidakmampuan
· Kolaborasi:
Berikan obat-
· Mungkin
obatan sesuai
dibutuhkan pada sat
petunjuk, mis;
munculnya depresi
anti ansietas dan
hebat sampai pasien
obat-obatan
mengembangkan
peningkat alam
kemapuan koping
perasaan.
yang lebih efektif
· Mengidentifikasi
masalah-masalah
yang mungkin
· Kolaborasi:
dihadapi karena
Atur evaluasi
tingkat kemampuan
kesehatan di
actual
rumah sebelum
pemulangan
dengan evaluasi
setelahnya. · Mungkin
membutuhkan
· Kolaborasi : berbagai bantuan
atur konsul tambahan untuk
dengan lembaga persiapan situasi di
lainnya, mis: rumah
pelayanan
perawatan
rumah, ahli
nutrisi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN REUMATOID
ARTRITIS DI RUMAH SAKIT X
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.P
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : RT 06 RW 03 Purwokerto Timur
No RM : C154679
Diagnosa medis : Reumatoid Artritis
Tanggal masuk RS : 12 Agustus 2018
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn.S
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
Alamat : RT 06 RW 03 Purwokerto Timur
Hubungan dengan klien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri dibagian sendi-sendi jari tangan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dan kaku di bagian
sendi jari-jari tangan dan pergelanggan tangan rasanya seperti di tusuk-
tusuk, sulit digerakan, kurang nafsu makan dan mual. Lamanya
keluhan sudah dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dan
keluhan dirasakan mendadak.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah mengalami sakit seperti ini
sebelumnya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan ada anggota keluarganya yang menderita penyakit
sama seperti dirinya yaitu ibunya.
e. Genogram Keluarga
Pasien Atritis
reumatoid
Keterangan :
: Pasien
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Keluarga pasien ada yang
memiliki penyakit sama seperi pasien yaitu ibu pasien. Pasien saat ini hanya
tinggal dirumah berdua dirumah dengan suaminya.
3. Pola Fungsional Gordon
a. Pola Persepsi Kesehatan dan Pola Manajemen Kesehatan
S : Pasien mengatakan jika kesehatan sangat penting bagi pasien,
pasien selalu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan setiap pasien
sakit
O : Pasien sekarang dirawat di rumah sakit X
b. Pola Nutrisi
S : Pasien mengatakan sebelum sakit nafsu makan pasien baik, setelah
dirawat dirumah sakit nafsu makan pasien berkurang, karena setiap
makan mual dan muntah
O : Pasien terlihat tidak menghabiskan makanan yang disediakan
rumah sakit. Terjadi penurunan berat badan
c. Pola Eliminasi
S : Pasien mengatakan BAB 1x/hari dengan konsistensi lunak dan
warna normal, BAK 7x/hari
O : Pasien terpasang kateter, jumlah urine 1800ml/hari, warna urine
jernih
d. Pola latihan dan aktifitas
S : Pasien mengatakan jika sebelum sakit pasien mampu melakukan
aktivitas hariannya sendiri, setelah pasien sakit aktivitasnya harus
dibantu oleh keluarganya
O: Pasien terlihat dibantu oleh keluarga dalam melakukan aktivitas
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 88 x / menit
Suhu : 37,5oC
Respirasi : 25 x / menit
b. Kepala
Tidak ada benjolan, keadaan rambut bersih, warna rambut putih.
c. Mata
Simetris ki/ka, konjungtiva tidak anemis, reflek pupil (+), tidak ikterik.
d. Hidung
Simetris ka/ki, bersih.
e. Mulut
Gigi ompong bagian bawah geraham dan seri, kebersihan cukup baik,
mukosa mulut lembab, caries tidak ada.
f. Tonsil
Tidak ada pembengkakan
g. Telinga
Simetris, serumen tidak ada, tidak ada gangguan pendengaran.
h. Leher
Tidak ada pemeriksaan kelenjar tiroid.
i. Thorak
I : Simetris, tidak ada benjolan
P : Fremitus ki/ka
P : Sonor kedua paru
A : Suara napas kadang wheezing – kadang vesikuler.
j. Abdomen
I : Bentuk simetris
P : Tidak ada pembesaran hepar/limfe
P : Tympani
A : Bising usus normal
k. Ekstremitas
Atas : Simetris ki/ka, tidak terdapat gangguan
Bawah : simetris, bengkak dan merah pada bagian sendi lutut.
B. ANALISIS DATA
No. Data Fokus Etiologi Masalah
1. DS: Proses inflamasi Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri dan destruksi
dan kaku pada sendi-sendi sendi
jari –jari tangan rasa seperti
di tusuk-tusuk.
- Pasien mengatakan sering
terbangun di malam hari.
- Pasien merasa tidak
nyaman.
DO:
- Pasien kelihatan kelelahan.
- Pasien kelihatan meringis.
- KU: Lemah
- TTV:
TD : 90/70 mmHg
Suhu : 37,0 °C
Nadi : 60 kali /menit
RR : 18 kali /menit
- Edema pada sendi digiti
manus, warna kemerahan.
- Skala nyeri 7
- Pemeriksaan diagnostik:
ESR: meningkat
FR:>1:80Positif(80%)
JDL : Anemia sedang
LED: 85 mm/h
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan destruksi sendi
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi 11.
Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam: Textbook of
Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee, Papadakis MA
(Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton & Lange,
International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC. 2002.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta :
EGC
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius
Nasution..1996.Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku Ajar Penyakit
Dalam Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit bag 2.
Jakarta: EGC