Professional Documents
Culture Documents
http://dolvi-wwwners.blogspot.com/2016/01/askep-fraktur-calcanae-dextra-terbuka.html?m=1
ASKEP KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR
I. Konsep Medik
A. Pengertian
1. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan.
2. Fraktur cruris adalah patah tulang pada kaki, yaitu pada bagian 1/3 tengah.
B. Etiologi
Penyebab paling sering pada patah tulang adalah trauma dapat menyebabkan terjadinya fraktur baik
secara langsung maupun tidak langsung.
- Trauma langsung misalnya tulang patah pada tempat dikenalnya trauma karena benturan pada paha
terjadinya fraktur femur.
- Trauma tidak langsung terjadi patah tulang jauh dari tempat yang terkena benturan.
C. Patofisiologi
Tulang dikatakan fraktur atau patah apabila terdapat intruksi dari kontinuitas. Biasanya fraktur disertai
cedera jaringan diseputarnya yaitu ligamen, otot dan tendon, pembuluh darah dan persyarafan. Pada
tulang yang patologik biasanya disebabkan oleh penyakit seperti infeksi tulang, tulang bisa patah karena
otot-otot dapat mengobserbsi energi disebut fraktur stress.
D. Manifestasi klinis
2. Bergerak
3. Deformitas
E. Penatalaksanaan
Pada fraktur tertutup untuk sementara dilakukan fraksi kulit dengan metode ekstensi. Tujuannya untuk
mengurangi rasa sakit atau mencegah kerusakan jaringan lunak lebih lanjut didaerah sekitar yang patah,
setelah dilakukan fraksi kulit dapat karena operatif karena akan menyambung baik.
Dilakukan fraksi skeletal. Pada anak dibawah 3 tahun digunakan fraksi kulit Byart, sedangkan usia 3-13
tahun dengan fraksi Russel.
1. Metode Perkin
Pasien tidur telentang 1 jari dibawah tubernositas. Tibia di bor dengan stermapin lalu ditarik dengan tali,
paha ditopang dengan 3-4 bantal. Tarikan dipertahankan sampai 12 minggu sampai terbentuk talus yang
cukup kuat.
- kadang-kadang untuk mempersingkat waktu rawat, setelah ditraksi 8 minggu dipasang gips
Hemispicah atau cast bracing.
Anak tidur terlentang kedua tungkai dipasang traksi kulit kemudian ditegakkan keatas, ditarik dengan tali
yang diberi beban 1-2 kg sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur.
4. Tranksi Russel
- anak tidur terlentang dipasang plester dari batas lutut kebatas sling pada daerah kopliteal. Sling
dihubungkan dengan tali yang diberi beban penarik
- untuk mempersingkat waktu rawat, setelah 4 minggu distraksi dipasang gips hemispica karena talus
yang terbentuk belum kuat benar.
b) Penanganan Operatif
- fraktur multipel
Fraktur dapat dilakukan dengan cara terbuka atau tertutup. Cara terbuka yaitu dengan menyayat kulit
Fasia sampai tulang yang patah, pen dipasang secara retregard.
F. Komplikasi
Komplikasi dini fraktur femur terjadi syok dan emboli lemah. Sedangkan komplikasi lambat yang dapat
terjadi Dolayet Union, mal union, kekakuan sendi lutut, infeksi dan gangguan saraf perifer akibat fraksi
yang berlebihan.
A. Pengkajian
ü Kesemutan
ü Perdarahan, hematoma
ü Keterbatasan mobilitas
ü Pemeriksaan laboratorium/diagnostik
B. Diagnosa Keperawatan
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan pada jaringan kulit akibat fraktur dengan kriteria hasil :
Intervensi : Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diperlukan untuk meningkatkan
kesembuhan
Beri penyangga pada ekstremitas yang sakit diatas dan dibawah fraktur
ketika bergerak, berbalik dan mengangkat
Pantau gips, traksi dan sling setiap 1 jam pada awalnya kemudian setiap 4
jam, observasi terhadap integritas gips dan posisi pemberat traksi dan sling.
Bantu ajarkan penggunaan Trapes dan metode bergerak dan membalik
Intervensi : Pantau hasil distal dari fraktur setiap 1x2 jam yang b/d lokasi fraktur resiko
gangguan aliran anteriovena
· Diagnosa III : Potensial terhadap perubahan perfusi jaringan cerebral dan atau
kardiopulmoner b/d emboli lemah.
A. Identitas klien
Umur : 28 thn
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Suku/bangsa : Minahasa/Indonesia
B. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Luka dan nyeri pada kaki kanan akibat keelakaan lalu lintas dialami pasien sejak 5 jam SMRS. Awalnya
penderita sedang dibonceng motor dengan kecepatan tinggi, kemudian motor menabrat pembatas jalan
yang sedang diperbaiki
Dalam keluarga klien hanya klien yang mengalami penyakit seperti ini.
Klien mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang. Tapi klien cukup kooperatif dalam berkomunikasi
dengan dokter, perawat dan keluarganya. Sebelumnya dirumah klien rajin mengikuti kegiatan-kegiatan
ibadah. Saat dikaji klien mengatakan yakin akan kesembuhannya hanya dari Tuhan.
Klien menyadari akan pentingnya kesehatan sehingga klien selalu mengontrolkan dirinya ke RS atau
Puskesmas Klien tidak mempunyai kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Skor : 0 = mandiri, 1 = dibantu sebagian dengan alat, 2 = perlu bantuan orang lain, 3 = dibantu dengan
alat dan orang lain, 4 = tergantung total.
Aktivitas
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
Pindah
Kebutuhan istirahat dan tidur menurut klien selama dirumah tidak ada gangguan, klien tidak
menggunakan obat tidur. Istirahat siang jam 14.00 – 16.00. Istirahat malam jam 22.00 – 06.30. Lamanya
tidur siang ± 2 jam, lamanya tidur malam ± 8,9 jam.
Menurut klien saat dirumah klien makan dengan frekuensi 3 kali sehari dengan komposisi nasi, ikan,
sayur, telur dan kadang-kadang buah. Porsi makan klien mulai dikurangi sesuai anjuran dokter. Klien
minum air putih ± 8-9 gelas/hari.
5) Pola eliminasi
Menurut klien saat dirumah klien BAB1 kali/hari, konsistensi lembek, berwarna kuning, tidak ada
kesulitan BAB. BAK 6-7 kali/hari. Saat dikaji klien BAB 1 kali sejak pagi, konsistensi lembek, berwarna
kuning, BAK 1 kali sejak pagi berwarna kuning jernih.
6) Pola kognitif perseptual
Kesadaran compos mentis, GCS E4M6V5, orientasi orang, tempat, dan waktu baik. Proses komunikasi
terarah, klien kooperatif dengan perawat dan keluarganya. Pendengaran baik, penglihatan baik, klien
dapat mengungkapkan nyeri yang dirasakan dan dapat melokalisir nyeri.
Klien merasa kurang berdaya dalam melakukan aktifitas oleh karena adanya luka di kaki kanan
8) Pola koping
Klien berdoa pada Tuhan untuk kesembuhannya. Klien menyerahkan kesembuhannya pada Tuhan dan
klien yakin Tuhan akan menolongnya. Klien optimis untuk sembuh.
hubungan klen dengan anak-anaknya sangat baik dan juga dengan masyarakat.
Klien beragama Kristen Protestan. Sebelumnya dirumah klien rajin mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah.
Nilai dan kepercayaan yang dianut klien tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan. Klien yakin
Tuhan adalah sumber kesembuhan dan kekuatan.
D. Pemeriksaan fisik
1) Data klinik
Usia : 57 Tahun
N : 84 x/m S : 36,5 oC
3) Metabolik integumen
- Kulit
Turgor : baik
- Mulut
Gigi : normal
- Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas
4) Muskuloskeletal
- ROM
Kaki kanan : fleksi, ekstensi dan rotasi tidak bisa dilakukan karena
terpasang perban dan spalk
5 5 N N
4 5 N N
E. Pemeriksaan penunjang
F. Pengobatan
Ceftriaxone 3 x 1 gram
Ranitidin 3 x 1 amp
Ketorolac 3 % drips
ANALISA DATA
No.
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1.
DO :
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 84x/m
R : 24 x/m
S : 36,5 oC
Nyeri dipersepsikan
Nyeri
2.
DO :
↓
Intoleransi aktifitas
Intoleransi aktifitas
1) Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan kulit ditandai dengan :
- TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/m
R : 24 x/m
S : 36,5 oC
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang dan kulit serta terpasangnya
perban dan spalk pada kaki kanan/daerah fraktur. Ditandai dengan:
DO :
No.
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan kulit ditandai dengan :
DO :
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/m
R : 24 x/m
S : 36,5 oC
Intoleransi aktifitas berhhubungan dengan terputusnya jaringan tulang dan kulit serta terpasangnya
spalk dan perban pada kaki kanan/daerah fraktur. Ditandai dengan:
DO:
DO :
Aktifitas pasien terpenuhi setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari, dengan kriteria hasil:
DS: klien mengatakan dapat melakukan aktifitas, meskipun masih dibantu sebagian
- kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antibiotik dan obat suntikan lain
untuk mengetahui sejauh mana nyeri yang dirasakan sehingga dapat diketahui tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya
- ketidakadekuatan volume sirkulasi mempengaruhi sistem perfusi jaringan
fisik aktual
- dengan melibatkan keluarga dalam membantu aktifitas pasien, dapat mencegah terjadinya pergerakan
yang terlalu aktif
Tanggal 16/4/06
Jam 09.30
- mengkaji dan mencatat tingkat nyeri. Hasil : nyeri karena trauma jaringan dan terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan kulit. Nyeri terpusat pada kaki kanan, nyeri dirasakan terus-menerus.
Skala nyeri
Jam 09.30
N : 84 x/m
R : 20 x/m
S : 36,5 oC
Ceftriaxone 3 x 1 gram IV
Ranitidin 3 x 1 amp IV
Ketorolac 3 % drips
Membrsihkan luka dengan menggunakan khasa steril, betadine, dan cairan NaCl 0,9 %
- Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam beraktifitas, yaitu klien dapat makan dan minum sendiri,
klien dapat juga ke WC sendiri dengan menggunakan kursi roda.
Tanggal 16/4/08
Jam 09.30
N : 84x/m
R : 20 x/m
S : 36,5 oC
A : masalah teratasi sebagian. Dengan hasil skor skala nyeri 3 (nyeri sedang)
S: pasien mengatakan dapat melakukan aktifitas sebagian tanpa bantuan orang lain
‹›
Beranda
Mengenai Saya
dolvi criswanto