You are on page 1of 12

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

A DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN HALUSINASI PENGLIHATAN DI DESA MERNEK,
KECAMATAN MAOS

Disusun Oleh:

BOEDY SOEMBOWO

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2018
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn. A

Tanggal Pengkajian : 7 Agustus 2018

Umur : 58 tahun

Agama : Islam

Status : Duda

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pedagang

RM No :-

Informan :

II. FAKTOR PREDISPOSISI


a. Riwayat gangguan jiwa
Pasien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di
Rumah Sakit Jiwa Magelang ± 10 tahun yang lalu
b. Riwayat pengobatan
Pasien mengatakan sering kontrol ketika obatnya habis, tetapi karena kondisi
ekonomi kemudian klien tidak kontrol atau putus obat
c. Riwayat penganiaan dan tindakan kriminal
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penganiaan dan tindakan kriminal
d. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti
dirinya.
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan pernah ada konflik keluarga antara dirinya dengan anak dan
istrinya karena harapan Tn. A anak mau untuk masuk ke pondok namun anak
dan istrinya menolak.
III. FAKTOR PRESITIPASI
Pasien mengatakan sekarang tidak pernah minum obat dan pasien tinggal sendirian
karena sudah bercerai dengan istrinya.

IV. FISIK
Pasien terlihat lesu dan kurang bergairah. Pemeriksaan vital sign Tn.A TD :
130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 36 C, Pernafasan 20 x/menit. Tinggi badan
pasien 165 cm dengan berat badan 58 kg.

V. PSIKOSOSIAL
a. Genogram

Ket :

Laki - laki

Perempuan

Orang terdekat

Meninggal

Tinggal serumah

Bercerai

Pasien / klien

Tn. A sudah bercerai dengan istrinya puluhan tahun yang lalu dan anaknya diasuh oleh
istrinya. Dalam pengambilan keputusan Tn. A selalu membicarakannya dengan kakak
dan adiknya.

b. Konsep diri
- Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
- Identitas
Pasien menyadari dirinya sebagai seorang laki- laki.
- Peran
Pasien mengatakan mengatakan bekerja sebagai pedagang, dan kepala
keluarga dari anaknya.
- Ideal diri
Pasien mengatakan saat ini adalah hanya ingin masuk ke surga dengan cara
memperbanyak amalan ibadahnya.
- Harga diri
Pasien sering berkumpul dengan tetangganya dan tidak merasa minder atau
malu.
c. Hubungan Sosial
- Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang paling berharga dalam hidupnya adalah
anaknya.
- Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Pasien mengatakan sebagai warga desa sering mengikuti kegiatan
kelompok seperti kumpulan rt dan kerja bakti
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
- Pasien mengatakan tidak memiliki hambatan sosial dalam hubungan
dengan orang lain
d. Spiritual
- Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama islam dan
- Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu

VI. STATUS MENTAL


a. Penampilan
Penampilan pasien terlihat rapi
b. Pembicaraan
Pasien dapat berbicara dengan jelas dan dapat menjawab pernyataan dengan
tepat.
c. Aktivitas Motorik
Pasien mengatakan gelisah karena sewaktu waktu pasien melihat siksa kubur
dan akherat
d. Alam Perasaan
Pasien mengatakan merasa khawatir karena sewaktu waktu melihat siksa kubur
dan akherat.
e. Afek
Dari hasil observasi afek pasien adalah afek yang sesuai ( appropriate affect )
f. Interaksi selama wawancara
Selama pembicaraan pasien kooperatif dan dapat menjawab sesuai dengan
pertanyaan.
g. Persepsi
Pasien mengatakan sewaktu waktu melihat siksa kubur dan akherat.
h. Proses Pikir
Pasien tidak memiliki gangguan proses pikir
i. Isi Pikir
Pasien tidak memiliki gangguan isi pikir
j. Waham
Pasien tidak memiliki waham
k. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran composmentis. Ketika ditanya waktu, tempat, dan hari
pasien dapat menjawab dengan benar.
l. Memori
Memori jangka pendek dan jangka panjang pasien tidak memiliki masalah
m. Tingkat Konsentasi dan Berhitung
Pasien mampu berhitung sederhana
n. Kemampuan Penilaian
Kemampuan penilaian pasien normal
o. Daya Tilik Diri
Pasien tidak mengingkari bahwa dirinya pernah dirawat di RSJ Magelang

VII. MEKANISME KOPING


Mekanisme koping adaptif pasien adalah bicara dengan orang lain dan memiliki
aktifitas konstruktif. Sedangkan mekanisme koping mal adaptifnya yaitu dengan
beristighfar dan berdoa
VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Pasien mengatakan tinggal sendirian dirumah karena sudah bercerai dengan
istrinya. Pasien juga mengatakan tidak ada masalah dengan dukungan kelompok,
hubungan dengan lingkungan baik, pasien bekerja sebagai pedagang untuk
memenuhi kebutuhan kehari hari.

IX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Pasien mengatakan sudah tidak kontrol lagi karena alasan ekonomi dan tempat
kontrolnya yang jauh
X. ANALISA DATA

Data Masalah
Subyektif : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pasien mengatakan sewaktu waktu Penglihatan
melihat siksa kubur dan akherat, terutama
jika sedang sendirian.
Obyektif :
Pasien Sholat ketika sewaktu waktu
melihat siksa kubur dan akherat

Subyektif:
Pasien jarang kontrol dan tidak minum Penatalaksanaan regimen terapeutik
obat rutin inefektif
Obyektif : -

XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

Cemas Akhibat

Halusinasi penglihatan Core Problem

Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif Penyebab


XII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan
2. Ansietas
3. Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif

Maos, 7 Agustus 2018

Mahasiswa

Boedy Soembowo
XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN

KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL

Gangguan TUM: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien


Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
Persepsi Sensori : mengontrol halusinasi menunjukkan tanda-tanda
dengan prinsip komunikasi merupakan dasar untuk kelancaran
Halusinasi percaya kepada perawat
TUK 1: terapeutik. hubungan interaksi selanjutnya.
Penglihatan dengan kriteria hasil:
Klien dapat membina a. Sapa klien dengan ramah baik
- Ekspresi wajah
hubungan saling secara verbal maupun non
bersahabat
percaya verbal.
- Menunjukkan rasa
b. Perkenalkan diri dengan
senang
sopan.
- Ada kontak mata
c. Tanyakan nama lengkap klien
- Mau berjabat tangan
dan nama panggilan yang
- Mau menyebutkan nama
disukai klien.
- Mau menjawab salam
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
- Mau duduk
e. Jujur dan menepati janji.
berdampingan dengan
f. Tunjukan sikap empati dan
perawat
terima klien apa adanya.
- Bersedia
g. Beri perhatian kepada klien
mengungkapkan masalah
dan perhatikan kebutuan dasar
yang dihadapi klien.
Setelah 2x interaksi klien 1. Identifikasi bersama klien cara 1. merupakan upaya untuk
TUK 2 :
dapat mengontrol yang dilakukan jika terjadi memutus siklus halusinasi.
Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan halusinasi.
halusinasi kriteria hasil : 2. Diskusikan manfaat cara yang 2. reinforcement positif dapat
a. Klien dapat digunakan klien, jika meningkatkan harga diri klien.
menyebutkan tindakan bermanfaat beri pujian.
yang dapat dilakukan 3. Diskusikan cara baru untuk 3. memberi alternative pikiran bagi
untuk mengendalikan mengontrol timbulnya klien
halusinasinya. halusinasi.
b. Klien dapat 4. Bantu klien melatih dan 4. Memotivasi dapat
menyebutkan cara baru. memutus halusinasi secara meningkatkankeinginan klien
c. Klien dapat memilih cara bertahap untuk mencoba memilih salah
yang telah dipilih untuk satu cara pengendalian
mengendalikan halusinasi.
halusinasi.
d. Klien dapat mengikuti
terapi aktivitas
kelompok.
1. Anjurkan klien untuk memberi 1. untuk mendapatkan bantuan
TUK 3 Setelah 3x klien mendapat
tahu keluarga sedang keluarga dalam mengontrol
dukungan keluarga dalam
Klien mendapat mengontrol halusinasinya halusinasi. halusinasi.
dukungan keluarga dengan kriteria hasil: 2. Diskusikan dengan keluarga 2. Untuk meningkatkan
dalam mengontrol tentang pengetahuan tentang
a. Klien dapat menjalin
halusinasinya a. Gejala halusinasi yang halusinasi.
hubungan saling percaya
dialami klien.
dengan perawat
b. Cara yang dapat dilakukan
b. Keluarga dapat klien dan keluarag untuk
menyebutkan pengertian, memutus halusinasi.
tanda dan tindakan untuk c. Cara merawat anggota
mengendalikan keluarga yang halusinasi di
halusinasi rumah, beri kegiatan jangan
biarkan sendiri.
d. Beri informasi tentang
kapan pasien memerluakn
bantuan.
1. Diskusikan dengan klien dan 1. dengan mengetahui efek
TUK 4 Setelah 3x interaksi klien
keluarga tentang dosis, samping obat klien tahu apa
dapat memanfaatkan obat
Klien memanfaatkan frekuensi dan manfaat obat. yang harus dilakukan setelah
dengan kriteria hasil :
obat dengan baik 2. Diskusikan bahayanya obat minum obat.
1. Klien dan keluarga tanpa konsultasi. 2. Bantu klien menggunakan
mampu menyebutkan 3. Bantu klien menggunakan prinsip lama benar.
manfaat, dosis dan efek prinsip lama benar. 3. dengan mengetahui prinsip
samping maka kemandirian klien
2. Klien dapat tentang pengobatan dapat
menginformasikan ditingkatkan secara bertahap.
manfaat dan efek
samping obat
3. Klien dapat memahami
akibat pemakaina obat
tanpa konsultasi
4. Klien dapat
menyebutkan prinsip 5
benar pengunaan obat.

You might also like