Professional Documents
Culture Documents
A. PENGERTIAN
sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
B. ETIOLOGI
Insiden, 15% sampai 25% dari kehamilan yang dikenali secara klinis, mungkin
1. Faktor Janin
Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah kelainan perkembangan zigot,
embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus pada
kromosom(monosomi,trisomi,atau poliploidi).
2005:952)
spontan. Paling sedikit 10% hasil konsepsi manusia mempunyai kelainan kromosom dan
2. Faktor Maternal
a. Infeksi
Infeksi maternal dapat membawa dapat membawa resiko bagi janin yang
sedang berkembang , terutama pada akhir trimester pertama atau awal trimester
kedua. Tidak diketauhi penyebab kematian janin secara pasti, apakah janin yang
b. Virus
zoster,vaccinia,campak,hepatitis,polio,dan ensefalomeilitis.
f. Penyakit endrokin
g. Faktor Imunologis
Kasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma tersebut,
minggu ke-8
i. Kelainan Uterus
2008:298)
3. Faktor Eksternal
a. Radiasi
Dosis 1-10 rad bagi janin pada usia 9 minggu pertama dapat merusak janin dan
b. Obat-obatan
buktikan bahwa obat tersebut tidak membahyakan janin ,atau untuk pengobatan
benzen.(Wiknjosastro, 2007:303)
C. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan Terjadinya
a. Abortus spontan
b. Abortus buatan
2. Berdasarkan pelaksanaanya:
esensial, dan karsinoma serviks. Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang
terdiri dari dokter ahli kebidanan , penyakit dalam psikistri atau psikolog.
Pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak
berwenang dan dilarang oleh hukum atau di lakukan oleh yang tidak berwenang.
c. Unsafe Abortion
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana tindakan tersebut tidak
mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat
a. Abortus Imminens
hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
b. Abortus insipiens
Abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang
teraba.
c. Abortus completus
Seluruh hasil konsepsi di keluarkan (desidua dan uterus), sehingga rongga rahim
kosong.
d. Abortus Incompletus
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang di keluarkan , yang tertinggal adalah
e. Abortus servikalis
Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium eksternum yang tak
f. Abortus Habitualis
h. Missed Abortion
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu , tetapi janin mati itu tidak
kadar progesteron yang tidak normal, kelainan pada kelenjar tiroid , diabetes yang tidak
terkontrol, kelainan pada rahim ,infeksi dan penyakit autonium. (Varney, 2007:604)
1. Abortus Imminens
c. Fleksus ada(sedikit)
f. Uterus Lunak
2. Abortus Insipiens
f. Buah kehamilan masih dalam rahim, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi
g. Ketuban utuh(menonjol)
3. Abortus Incomplitus
4. Abortus Komplitus
e. Ostium uteri tertutup , bila ostium terbuka teraba rongga uterus kosong
5. Missed Abortion
b. Tanpa nyeri
(Kusmiyati, 2009:150-152)
F. PATOFISIOLOGI
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua
secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya (Wiknjosastro, 2007:303-
305).
2007:303-305). Mekanisme diatas juga terjadi atau diawali dengan pecahnya selaput
ketuban lebih dulu dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta
Plasenta mungkin sudah berada dalam kanalis servikalis atau masih melekat pada
dinding cavum uteri. Jenis ini sering menyebabkan perdarahan pervaginam yang banyak.
(Widjanarko, 2009).
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada
plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda
kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup,
mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus (Wiknjosastro, 2007:303-
305). Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa
(Widjanarko, 2009).
2. Meragukan
4. (Kusmiyati, 2009:150)
5. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
6. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
Data laboratorium:
1. Tes urine
3. menghitung trombosit
Pemeriksaan ginekologi :
1. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
2. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudahtertutup,
ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya
rangsangan mekanik.
2) Anjurkan Untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan seksual.
3) Bila perdarahan:
o Berhenti: Lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi.
hidatitosa)
perdarah berhenti.
5) Asam mefenamat
8) Vit B Komplek
9) Hormon progesteron
I. KOMPLIKASI
1) Perdarahan
2) Perforasi
3) Infeksi
4) Syok
b. infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik (Wiknjosastro,
2007:311-312)
Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi melalui
ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar
sebesar tuannya kehamilan ,serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif. Pada
beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya
datang jika tidak terjadi pembuahan.Hal ini disebabkan oleh penembusan vili koriales ke
dalam desidua, pada saat implantasi ovum. Perdarahan implantasi biasannya sedikit,
2007:305)
K. PROGNOSA
a. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abortus yang rekuren
pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi
2007:306)
L. PENATALAKSANAAN
a. Tidak diperlukanpengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total.
melakukanhubunganseksual.
Bila perdarahan:
terjadiperdarahan lagi.
hidatitosa)
Pada fasilitaskesehatan dengan sarana terbatas , pemantauan hanya
Asam mefenamat
Vit B Komplek
Hormon progesteron
Penguat plasenta:gestanom,dhopaston
Anti kontraksiRahim:Duvadilan,papaverin
ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN
I. PENGKAJIAN
Tanggal : Jam :
A. Identitas / Biodata
HPR :
HPL :
4. Pola Aktifitas
7. Riwayat Alergi
1. Pemeriksaan Fisik
c. Tinggi Badan
Berat badan
Striae gravidarum
Palpasi leopold
Varisus
Refleks patela
D. DATA PENUNJANG
2. USG
II. DIAGNOSA