You are on page 1of 22

22

BAB III
KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Oleh

sebab itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat

diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-variabel

(Notoadmodjo, 2010). Kerangka konseptual bertujuan untuk mengidentifikasi

hubungan dukungan keluarga dengan kemampuan pasien mengontrol halusinasi di

ruang rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Medan.

Adapun kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Skema 3.1

Dukungan Keluarga

1. Dukungan Emosional
Kemampuan Pasien
2. Dukungan Penghargaan
Mengontrol Halusinasi
3. Dukungan Instrumental

4. Dukungan Informasi

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

22
Universitas Sumatera Utara
23

3.2 Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel dukungan keluarga

dan variabel kemampuan mengontrol halusinasi pasien.

Tabel 3.2. Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Dukungan Informasi verbal atau Kuesioner - Dukungan Ordinal


keluarga non verbal, saran, dukungan keluarga
keluarga baik dengan
bantuan yang nyata dengan12 skor 36-48
yang diberikan pertanyaan
keluarga kepada - Dukungan
pasien halusinasi keluarga
rumah sakit jiwa Prof. kurang
Dr. M Ildrem Medan. apabila hasil
skor <24
Dukungan keluarga
memiliki 4 komponen
yaitu :
1. Dukungan
emosional
(mengungkapkan
perasaan cinta,
perhatian, dan
percaya pada
pasien).
2. Dukungan
penghargaan
(keluarga
memberikan
pujian, motivasi
serta memberikan
motivasi kepada
pasien untuk
kesembuhannya).
3. Dukungan
instrumental
(keluarga
memberikan
waktunya kepada
pasien,
menyediakan
fasilitas untuk
mendukung
penyembuhan
pasien, memenuhi
kebutuhan makan
dan minum serta

Universitas Sumatera Utara


24

menanggung
biaya berobat dan
konsultasi
pasien).
4. Dukungan
informasi (dalam
hal ini keluarga
dapat
memberikan
nasihat, anjuran,
petunjuk dan
masukan untuk
mengatasi
masalah pasien).
Kemampuan Upaya penderita Kuesioner - Kemampuan Ordinal
pasien halusinasi dalam kemampuan pasien baik
pasien dengan skor
mengontrol mengontrol serta mengontrol 36-48
halusinasi menyembuhkan halusinasi
halusinasi yang dengan 12 - Kemampuan
dialaminya dengan pertanyaan pasien
cara menghardik, kurang
upaya mengalihkan dengan skor
<24
halusinasinya dengan
berbicara kepada
orang lain, serta
melakukan aktivitas
terjadwal dan minum
obat secara teratur.

3.3 Hipotesa

Hipotesa yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap

kemampuan pasien mengontrol halusinasinya.

Ha : Adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap

kemampuan pasien mengontrol halusinasi.

Universitas Sumatera Utara


25

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian

rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian

(Setiadi, 2007). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan

rancangan desain penelitian deskriptif korelasi dan metode pendekatan Cross

Sectional. Pada penelitian ini dilakukan analisis pengumpulan data untuk

mengetahui hubungan antar variabel.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian


4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti. Populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin

diketahui oleh peneliti (Setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien

skizofrenia yang datang berobat di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Prof.

Dr. M Ildrem Medan. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti, didapat

3.653 jumlah pasien skizofrenia pada periode 01 Januari – 30 April 2016 dengan

rata-rata jumlah pasien halusinasi per bulannya yaitu 913 orang.

4.2.2 Sampel
Menurut Hidayat (2009), sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti atau sebagian jauh dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Besar sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin :

25

Universitas Sumatera Utara


26

=
1+ ( )

Dimana:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat kesalahan yang dipilih (15% = 0,15).

Maka:

913
= = 42
1 + 913(0.15)

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 orang pasien halusinasi.

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari

populasi untuk dapat mewakili populasi. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan metode teknik pengambilan Purposive Sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti.

Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah 1) pasien halusinasi

yang datang tidak sendirian, 2) pasien halusinasi usia 18-65 tahun, 3) mempunyai

nilai Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS) <36 (instrumen yang digunakan untuk

skrining pasien sebelum kuesioner didistribusikan), 4) dapat membaca, menulis

dan berbahasa indonesia.

Universitas Sumatera Utara


27

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian


4.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Jalan (Poliklinik) Rumah Sakit

Jiwa Prof. Dr. M Ildrem Medan karena Rumah Sakit Jiwa ini adalah rujukan

untuk pasien skizofrenia dengan jumlah pasien yang sangat memungkinkan untuk

dijadikan responden dalam penelitian terkait skizofrenia.

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016-Juni 2017

4.4 Pertimbangan Etik


Penelitian ini dilakukan setelah peneliti lulus uji etik dari komisi etik

penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU, dan kemudian mendapat

persetujuan dari Institusi Pendidikan yaitu program Sarjana Fakultas Keperawatan

USU serta izin dari Gampong Alue Ie Mirah. Sebelum peneliti melakukan

penelitian, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan kepada responden

bahwa semua informasi yang terkait dengan responden akan dijaga

kerahasiaannya dan tidak akan dipergunakan untuk hal yang merugikan responden

melainkan hanya dipergunakan untuk penelitian. Calon responden yang bersedia

dapat menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan oleh peneliti, dan

jika tidak bersedia maka calon responden berhak menolak dan mengundurkan diri.

4.5 Instrumen Penelitian


Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang

dibuat untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kemampuan

Universitas Sumatera Utara


28

pasien mengontrol halusinasi di Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.

M. Ildrem Medan. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yaitu lembar data

demografi, kuesioner data dukungan keluarga dan kuesioner kemampuan pasien

mengontrol halusinasi. Kuesioner data dukungan keluarga berjumlah 12

pertanyaan dengan jawaban selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-

kadang diberi skor 2 dan tidak pernah diberi skor 1. Hasil kuesioner nilai tertinggi

adalah 48 dan terendah adalah 12. Penilaian dukungan keluarga dikategorikan

baik apabila skor 36-48 dan dikategorikan buruk apabila skor 1-24.

Kuesioner kemampuan pasien mengontrol halusinasi terdiri dari 12

pertanyaan, dengan jawaban selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-

kadang diberi skor 2 dan tidak pernah diberi skor 1. Hasil kuesioner skor tertinggi

adalah 48 dan nilai terendah adalah 12, dapat dikatakan pasien tidak mampu

mengontrol halusinasinya apabila skor penilaian 1-24 dan pasien mampu

mengontrol halusinasinya dengan skor 36-48.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas


4.6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menyatakan sejauh mana alat

pengukur itu mampu untuk mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi

dan kondisi tertentu (Setiadi, 2007). Validasi ini dilakukan untuk memperbaiki

kata-kata instrumen agar menjadi lebih efektif dan menjadi alat ukur yang sesuai

dengan sasaran serta mudah untuk dimengerti oleh responden. Kuesioner

dukungan keluarga dan kemampuan pasien mengontrol halusinasi ini telah diuji

Universitas Sumatera Utara


29

oleh Ibu Jenny Marlindawani Purba, S.Kp, MNS selaku dosen dari Departemen

Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dinyatakan lulus uji

valid dengan nilai 0,862 untuk kuesioner dukungan keluarga dan 0,945 untuk

kuesioner kemampuan pasien mengontrol halusinasi.

4.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila

fakta tersebut diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan

(Setiadi, 2013). Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji Croncbach Alpha. Suatu

kuesioner dinyatakan telah reliabel apabila nilai α lebih besar atau sama dengan

0,70 (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas instrumen hubungan dukungan keluarga

dengan kemampuan pasien mengontrol halusinasi di ruang rawat jalan RSJ Prof.

Dr.M. Ildrem Medan dengan jumlah responden 20 orang pasien halusinasi bernilai

0,839. Dengan demikian kedua instrumen dukungan keluarga dan kemampuan

pasien mengontrol halusinasi dinyatakan telah dapat digunakan sebagai instrumen

penelitian.

4.7 Pengumpulan Data


Prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal

peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

pendidikan di Fakultas Keperawatan USU. Kemudian setelah kuesioner

dinyatakan valid dan reliabel, peneliti kemudian dapat melakukan penelitian.

Universitas Sumatera Utara


30

Peneliti menjumpai responden yang sesuai dengan kriteria inklusi sekaligus

melakukan skrining apakah responden layak atau tidak untuk dijadikan responden

penelitian. Skrining dilakukan dengan skala ukur The Brief Pshychiatric Rating

Scale (BPRS). Responden yang selanjutnya akan diteliti adalah responden dengan

hasil skriningnya <36 karena responden yang memiliki hasil BPRS <36

merupakan responden yang mampu berkoordinasi dengan baik. Setelah peneliti

mendapat responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan memiliki skala BPRS

<36, maka peneliti akan menjelaskan tujuan dari penelitian kepada calon

responden tersebut. Peneliti akan memberikan lembar Informed Consent dan

meminta kesediaan responden untuk menandatanganinya apabila setuju untuk

menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti mendistribusikan

kuesioner kepada responden dan menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada

responden. Peneliti akan melakukan pemeriksaan kembali terhadap setiap

kuesioner yang telah diisi oleh responden lalu mengolah data tersebut.

4.8 Analisa Data


Menurut Setiadi (2007), ada beberapa tahap dalam proses analisa data

yaitu dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian data

yang sesuai diberi tanda atau coding setelah data ditandai kemudian data di sortir

(sorting) kemudian memasukkan data (entry) kedalam komputer dengan teknik

komputerisasi lalu data diperiksa kembali kebenarannya (cleaning) dan tahap

yang terakhir adalah output hasil informasi yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian. Pengolahan data dilakukan secara univariat dan bivariat yaitu untuk

menganalisa data demografi dan menganalisa hubungan antara kedua variabel.

Universitas Sumatera Utara


31

Jika kedua variabel menggunakan skala ordinal, maka pengujian data dilakukan

dengan menggunakan uji statistik Spearman rho.

Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang merupakan

pengujian normalitas untuk membandingkan distribusi data dengan distribusi

normal baku dengan data berskala 1,2,3,4, dan seterusnya tanpa memiliki skala 0.

Hasil uji normalitas data diperoleh nilai p= 3,438 (p>0,05) untuk dukungan

keluarga dan p= 3,388 (p>0,05) untuk kemampuan pasien mengontrol halusinasi.

Data terdistribusi normal jika nilai p>0,05 maka data dukungan keluarga dan

kemampuan pasien mengontrol halusinasi terdistribusi normal. Berdasarkan hasil

tersebut peneliti menggunakan uji statistik Spearman rho dengan taraf signifikansi

yang digunakan yaitu 5% (p=0,05). Jika nilai p value <0,05 maka Ha diterima dan

Ho ditolak, sebaliknya jika p value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Universitas Sumatera Utara


32

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

karakteristik responden, variabel dukungan keluarga, variabel kemampuan pasien

mengontrol halusinasi, dan hubungan antara dukungan keluarga dengan

kemampuan pasien mengontrol halusinasi di ruang rawat jalan RSJ Prof. Dr. M.

Ildrem Medan dengan jumlah responden sebanyak 42 orang.

5.1.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian dengan jumlah responden 42 orang pasien halusinasi

rawat jalan RSJ Prof. Dr. M. Ildrem Medan menunjukkan gambaran hasil

penelitian tentang karakteristik responden yang mencakup umur, jenis kelamin,

pekerjaan, alamat dan pendamping.

Pada tabel 5.1.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 30-41

tahun yaitu sebanyak 20 orang (47,6%). Dan mayoritas responden berjenis

kelamin laki-laki yaitu sebanyak 32 orang (76,2%). Sedangkan mayoritas

responden dalam penelitian adalah tidak bekerja sebanyak 34 orang (81%).

Kemudian mayoritas responden tinggal di Medan sebanyak 28 orang (66,7%).

Serta mayoritas responden datang didampingi oleh keluarganya sebanyak 33

orang (78,6%).

32

Universitas Sumatera Utara


33

Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik pasien halusinasi


ruang rawat jalan RSJ Prof. Dr. M. Ildrem Medan tahun 2017 (n=42)

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)


Umur :
18-29 tahun 14 33,3
30-41 tahun 20 47,6
42-53 tahun 5 11,9
54-65 tahun 3 7,1

Jenis Kelamin :
Laki-laki 32 76,2
Perempuan 10 23,8

Pekerjaan :
PNS/Petani/Polisi 2 4,8
Wiraswasta 4 9,5
Petani 2 4,8
Tidak Bekerja 34 81,0

Alamat :
Medan 28 66,7
Luar Medan 14 33,3

Pendamping :
Suami/Istri 5 11,9
Keluarga 33 78,6
Orang lain 4 9,5

5.1.2 Dukungan Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

dukungan keluarga yang baik yaitu sebanyak 38 orang (90,5%).

Universitas Sumatera Utara


34

Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase dukungan keluarga di ruang rawat
jalan Prof. Dr. M. Ildrem Medan tahun 2017 (n=42)

Dukungan Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 38 90,5
Kurang 4 9,5

5.1.3 Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien mampu

mengontrol halusinasinya ketika halusinasinya muncul yaitu sebanyak 37 orang

(88,09%).

Tabel 5.1.3 Distribusi frekuensi dan persentase kemampuan pasien mengontrol


halusinasi di ruang rawat jalan RSJ Prof. Dr. M. Ildrem Medan tahun
2017 (n=42)

Kemampuan Pasien Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 37 88,09
Kurang 5 11,91

5.1.4 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemampuan Pasien Mengontrol


Halusinasi Di Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem
Medan

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi.

Korelasi ini menguji hubungan antara variabel dukungan keluarga dengan

variabel kemampuan pasien mengontrol halusinasi. Hasil uji hipotesis dalam

penelitian ini diperoleh korelasi antara dukungan keluarga dengan kemampuan

Universitas Sumatera Utara


35

pasien mengontrol halusinasi dengan menggunakan korelasi Spearman’s rho.

Berikut ini adalah uji statistik hubungan dukungan keluarga dengan kemampuan

pasien mengontrol halusinasi di ruang rawat jalan RSJ Prof. Dr. M. Ildrem

Medan.

Tabel 5.1.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemampuan Pasien


Mengontrol Halusinasi Di Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa
Prof. Dr. M. Ildrem Medan Tahun 2017 (n=42)

Variabel Nilai r Nilai p

Dukungan Keluarga

Kemampuan Mengontrol Halusinasi 0,447 0,003

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil analisis korelasi dengan

menggunakan taraf signifikansi (0,05%) diperoleh nilai r = 0,447 dengan nilai

signifikansi atau p = 0,003. Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,003 <α (0,05) maka hipotesis hasil kerja Ha diterima. Artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kemampuan pasien

mengontrol halusinasi dengan taraf signifikan 0,05. Hubungan ini ditunjukkan

dengan nilai korelasi sebesar 0,447 yang termasuk kedalam kategori korelasi

cukup kuat (Sarwono, 2006). Dan hasil hubungan kedua variabel ditunjukkan

dengan arah yang positif, yaitu semakin baik dukungan keluarga seseorang maka

akan semakin baik pula kemampuan pasien mengontrol halusinasinya, begitu juga

sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara


36

Tabel 5.1.5 Tabulasi Silang Dukungan Keluarga dengan Kemampuan Pasien


Mengontrol Halusinasi Di Ruang Rawat Jalan RSJ Prof. Dr. M.
Ildrem Medan

Dukungan Kemampuan Mengontrol Halusinasi Total


Keluarga Kurang Baik
Kurang 2 2 4
Baik 35 3 38
Total 37 5 42

Tabel 5.1.5 menunjukkan bahwa dari 4 orang pasien dengan dukungan

keluarga kurang baik, maka 2 pasien memiliki kemampuan mengontrol halusinasi

baik dan 2 pasien memiliki kemampuan mengontrol halusinasi kurang baik. Dari

38 pasien dengan dukungan keluarga baik, mayoritas pasien memiliki kemampuan

mengontrol halusinasi baik yaitu sebanyak 35 orang dan selebihnya memiliki

kemampuang mengontrol halusinasi kurang baik yaitu sebanyak 3 orang.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Dukungan Keluarga Pada Pasien Halusinasi Di Ruang Rawat Jalan RSJ
Prof.Dr.M.Ildrem Medan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan

bahwa dukungan keluarga pada pasien halusinasi di ruang rawat jalan RSJ Prof.

Dr. M. Ildrem Medan adalah baik yaitu sebanyak 90,5%. Data ini menunjukkan

bahwa hampir seluruh keluarga pada pasien halusinasi rawat jalan RSJ Prof. Dr.

M. Ildrem Medan sudah memahami pentingnya dukungan dari keluarga untuk

membantu kesembuhan anggota keluarganya yang mengalami halusinasi hal ini

dikarenakan faktor mayoritas pasien mengalami lama sakit lebih atau sama

Universitas Sumatera Utara


37

dengan dua tahun sehingga keluarga sudah lebih memiliki pengetahuan serta

pengalaman dalam merawat pasien serta mayoritas pasien dan keluarga tinggal di

kota Medan dengan jarak tempuh untuk kontrol ke Poliklinik Jiwa lebih dekat dan

mudah sehingga pasien dapat kontrol sesuai jadwal yang ditentukan dan keluarga

juga akan lebih memahami sejauh mana perubahan kesembuhan pasien. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Maria (2015) bahwa dukungan keluarga dapat

menjadi alternatif selain obat-obatan dalam proses pemulihan pasien di rumah.

Jika dilihat dari karakteristik responden berdasarkan hubungannya

dengan pasien dapat disimpulkan bahwa yang paling memberi dukungan untuk

mengantar pasien ke rumah sakit adalah keluarga yaitu pihak orang tua baik ibu

maupun ayah pasien. Hal ini tentu saja sesuai dengan tugas dan peran dari ayah

dan ibu sebagai pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarganya, dan sebagai

pengasuh juga pendidik bagi anak-anak (Setiadi, 2008).

Walaupun pemberian dukungan keluarga untuk pasien halusinasi di

ruang rawat jalan RSJ Prof. Dr. M.Ildrem Medan dalam kategori baik yaitu

sebanyak 38 (90,5%), akan tetapi peneliti melihat dari beberapa jawaban

responden yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarganya baik itu

dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental maupun

dukungan informasi. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang

memperdulikan anggota keluarganya dirumah dan atau pasien yang memang

tinggal bukan dengan anggota keluarganya atau sendiri.

Universitas Sumatera Utara


38

5.2.2 Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi Di Ruang Rawat Jalan RSJ

Prof. Dr. M.Ildrem Medan

Kemampuan pasien rawat jalan RSJ Prof. Dr. M. Ildrem Medan dalam

mengontrol halusinasinya mayoritas dikategorikan baik. Hal ini dibuktikan

dengan hasil penelitian yaitu sebanyak 37 orang (88,09%) jumlah pasien yang

baik dalam mengontrol halusinasinya. Kemampuan seperti ini perlu dipertahankan

karena akan berpengaruh terhadap proses penyembuhan pasien dan penurunan

jumlah pasien jiwa terkhusus pasien halusinasi kota Medan Sumatera Utara.

Yosep (2011) menjelaskan bahwa sebab psikologi terjadinya gangguan

jiwa karena pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan akan mewarnai

sikap, kebiasaan dan sifatnya dikemudian hari dimana hidup seorang manusia

dibagi menjadi 7 masa dan pada keadaan tertentu dapat mendukung terjadinya

gangguan jiwa yaitu masa bayi, masa anak prasekolah, masa anak sekolah, masa

remaja, masa dewasa muda, masa dewasa tua dan masa tua. Pada hasil penelitian

ditemukan bahwa umur responden tidak merata. Hal ini sesuai dengan teori

terjadinya halusinasi pada masa tertentu dengan adanya proses yang sama yaitu

ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara stimulasi yang timbul dari

sumber internal (pikiran dan perasaan) dan stimulasi eksternal.

Penelitian ini menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin laki-

laki yaitu sebanyak 32 orang (76,2%) dan mayoritas usia responden yaitu 30-41

tahun sebanyak 20 orang (47,6%) yang masuk kedalam batasan umur dewasa.

Sejalan dengan teori Yosep (2011) yang menerangkan bahwa sebab secara

psikologis pada masa dewasa lebih memiliki cukup kepercayaan diri untuk

Universitas Sumatera Utara


39

mengatasi masalah serta lebih matang dalam mengontrol diri. Sedangkan pada

usia tua terjadi penurunan daya tangkap, daya ingat, kemampuan sosial dan

ekonomi yang menimbulkan rasa cemas dan tidak aman, lalu keterbatasan gerak

sehingga pada masa ini rentan terjadi gangguan halusinasi.

Namun demikian dilihat dari hasil penelitian, kemampuan pasien dalam

mengontrol halusinasinya merupakan suatu tindakan positif menuju kesembuhan

untuk pasien itu sendiri.

5.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemampuan Pasien Mengontrol


Halusinasi Di Ruang rawat Jalan Prof. Dr. M. Ildrem Medan

Analisa hubungan antara variabel dukungan keluarga dengan

kemampuan pasien mengontrol halusinasi dihitung menggunakan uji korelasi

Spearman dengan menggunakan bantuan program SPSS. Dari hasil perhitungan

dapat disimpulkan bahwa peneliti menolak Ho yang sudah ditetapkan sebelumnya

serta adanya hubungan bermakna berkekuatan cukup antara dukungan keluarga

dengan kemampuan pasien mengontrol halusinasi (p=0,003).

Hasil penelitian ini berbanding sejalan dengan penelitian sebelumnya

yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemampuan Mengontrol

Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015” yang hasilnya dapat dinyatakan bahwa

terdapat hubungan bermakna dalam kategori cukup dengan menggunakan metode

analisis uji chi square dan uji φ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52

responden terdapat 39 responden (75,0%) memberikan dukungan keluarga dalam

kategori kurang, yakni selebihnya 13 responden (25,0%) yang memberikan

Universitas Sumatera Utara


40

dukungan keluarga dalam kategori cukup. Kemudian 37 orang (71,2%)

kemampuan pasien mengontrol halusinasinya dalam kategori kurang, selebihnya

15 orang (28,8%) kemampuan pasien mengontrol halusinasinya dalam kategori

cukup. Hasil uji chi square diperoleh X2 hit (11,274) > X2Tab (3,841) dan

kemudian p value (0,001)< α (0,05) dan φ (0,515), sehingga disimpulkan ada

hubungan yang sejalan antara dukungan keluarga dengan kemampuan pasien

mengontrol halusinasi.

Penelitian ini juga dapat mendukung penelitian yang dilakukan Pratama

(2013) yang mengatakan bahwa apabila dukunga keluarga baik maka pasien tidak

mengalami kekambuhan, sebaliknya jika dukungan keluarga buruk maka pasien

mengalami kekambuhan. Dengan demikian dengan adanya dukungan keluarga,

pasien akan merasa termotivasi dengan adanya support, penghargaan dan

perhatian yang diberikan oleh orang orang terdekat (Friedman, 2010).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Putra (2013) dalam

penelitiannya bahwa sikap positif yang diberikan keluarga dapat mempengaruhi

anggota yang sakit untuk menjalani perawatan rutin dan lanjut setiap bulannya,

dan juga dapat mempengaruhi kepatuhan untuk meminum obat sesuai dengan

jadwal dan anjuran dokter.

Hasil penelitian untuk melihat ada tidaknya hubungan antara dukungan

keluarga dengan kemampuan pasien mengontrol halusinasi di ruang rawat jalan

RSJ Prof. Dr. M Ildrem Medan ini menyatakan adanya hubungan yang signifikan

atau bermakna. Bahwa benar dukungan keluarga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi yang dialaminya

Universitas Sumatera Utara


41

dan juga berpengaruh terhadap proses kesembuhan pasien, sesuai dengan

penelitian Wabula (2015).

Universitas Sumatera Utara


42

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada

bab sebelumnya, didapatkan kesimpulan bahwa teridentifikasi mayoritas

dukungan keluarga terhadap pasien halusinasi di ruang rawat jalan RSJ Prof. Dr.

M Ildrem Medan dengan jumlah responden sebanyak 42 pasien adalah baik yaitu

sebanyak 38 orang (90,5%). Dan mayoritas kemampuan pasien dalam mengontrol

halusinasinya dengan jumlah responden yang sama adalah baik yaitu sebanyak 37

orang (88,09%). Setelah menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan

kemampuan pasien mengontrol halusinasi di ruang rawat jalan RSJ Prof. Dr. M.

Ildrem Medan, disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan arah

positif antara kedua variabel. Maka semakin baik dukungan keluarga yang

diberikan untuk pasien akan semakin baik pula kemampuan pasien dalam

mengontrol halusinasinya. Dukungan keluarga juga menjadi salah satu faktor serta

alternatif lain dalam proses pemulihan pasien dirumah.

6.2 Saran
6.2.1 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi bagi pendidikan

keperawatan khususnya pada keperawatan jiwa dimasyarakat agar dapat

memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang pentingnya dukungan

keluarga yang menjadi salah satu faktor dalam proses penyembuhan pasien

halusinasi.

42
Universitas Sumatera Utara
43

6.2.2 Pelayanan Keperawatan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pemberian

pendidikan kesehatan melalui bimbingan konseling kepada keluarga pasien

mengenai pentingnya peran serta keluarga dalam pemberian dukungan keluarga

kepada setiap anggota keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan jiwa

khususnya halusinasi dalam membantu proses penyembuhan pasien serta

meningkatkan potensi pasien untuk mengontrol halusinasi yang terjadi pada

dirinya.

6.2.3 Penelitian Keperawatan

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya penelitian ini dapat menjadi data

awal dalam melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama pada pasien

jiwa.

6.3 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan, yaitu hasil presentase

dukungan keluarga yang diperoleh dari pasien belum menunjukkan data

persentase keempat komponen dukungan keluarga.

Universitas Sumatera Utara

You might also like