Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruh
Perhatian khusus diberikan pada
a. Warna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning
seperti jerami
b. Kuku : koilonychias (kuku sendok)
c. Mata : ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundus
d. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidah
e. Limfadenopati, hepatomegali, splenomegaly
2. Pemeriksaan laboratorium hematologi
a. Tes penyaring
1) Kadar hemoglobin : Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl
2) Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)
3) Hapusan darah tepi ; Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan
darah tepi
4) Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
5) Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
6) Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia aplastik ) 7) Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun. 8) Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik). 9) Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis). 10) Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia). 11) LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi. 12) Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek. 13) Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB). 14) SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik). 15) Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik) 16) Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin. 17) Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
5. Pemeriksaan penunjang lainnya
a. Biopsy kelenjar à PA
b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan
c. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi d. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik) e. TBC serum : meningkat (DB) f. Feritin serum : meningkat (DB) g. Masa perdarahan : memanjang (aplastik) h. LDH serum : menurun (DB) i. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP) j. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB k. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP). l. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik) m. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 1999).