You are on page 1of 35

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara berkembang, penyakit yang banyak diderita

masyarakat terutama balita/anak-anak adalah diare. Masyarakat sering menyepelekan

penyakit diare, diare dianggap sebagai penyakit biasa yang tidak membutuhkan

penanganan khusus, padahal apabila mereka tahu betapa bahaya diare apabila dibiarkan

dan tidak segera diobati. Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor anatara lain karena

adanya ketidak seimbangan pengangkutan air dan elektrolit, terjadi absorbsi, sekresi cairan

dan elektrolit, terjadi kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan dan masih banyak lagi

faktor penyebab lainnya. Gejala yang mungkin timbul dapat berupa BAB cair, kembung,

panas, nyeri perut dan muntah. Apabila diare ini dibiarkan dapat menyebabkan dehidrasi,

untuk itu penyakit diare tidak bisa dianggap penyakit biasa. Diharapkan apabila menderita

diare langsung datang ke pelayanan kesehatan agar tidak terjadi komplikasi.

2. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan yang tepat.

2. Tujuan Khusus

Diharapakan mahasiswa mampu melakukan :

1. Pengkajian

2. Identifikasi masalah dan diagnosa

3. Menetukan intervensi dan rasional


4. Melakukan Implementasi

5. Mengevaluasi asuhan yang diberikan

1. Metode penelitian

Teknik meperoleh data (studi pustaka dan praktek langsung), bimbingan dan konsultasi.
BAB 2
LANDASAN TEORI

1. Pengertian

Diare adalah buang air besar (Defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah

cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni

100-200 ml sekali defekasi (Hendrawanto, 2007).

Diare merupakan suatu keadaan terjadinya imflamasi mukosa lambung atau usus

(C.L Betz & L.A Suwden, 2009). Menurut WHO 2008, diare adalah buang air besar encer

atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari

4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsis tensi feses encer, dapat

berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2006)

2. Etiologi

1. Faktor infeksi

 Infeksi enterel

Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi

infeksi bakteri (Vibrio, E.coli, salmonella, shigella, compylobacter, yersinia,

aeromanas, dsb). Infeksi virus (endovirus, adenovirus, rotavirus, astovirus, dll).

Infeksi parasit (E.hystolytica, G.lambia, T.hominis) dan jamur (C.albicans).

 Infeksi parenteral

Merupakan infeksi diluar sitem pencernaan yang dapat menimbulkan diare

seperti OMA, tonsilitis, bronkopneumonia, ensofalitis, dan sebagainya.

2. Faktor malabrorbsi
Malabsorbsi karbohidrat yakni disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan

sikrosa), monosakarida (intoleransi alukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi

laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Disamping itu

dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

3. Faktor makanan

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan besi, beracun, dan alergi

terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

3. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :

1. Gangguan osmotik

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit

kedalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam usus dan selanjutnya timbul diare karena

peningkatan isi lumen usus.


3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila paristaltik usus menurun

akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

4. Manifestasi klinis

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,

trematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang lama

tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulan renjatan

hipovolemik atau gangguan biokimia berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang

yang kekurangan cairan akan mersana haus, berat badan berkurang, mata cekuns, lidah

kering, tulang pipi tampak menonjo, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak,

keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat

berkurang, mengakibatkan penurunan PH darah yang merangsang pusat pernapasan

sehingga frekuensi pernapasan meningkat lebih dalam (pernapasan kusmaul).

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat terjadi berupa renjatan

dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (>120x/mnit), tekanan darah menurun sampai tidak

terukur, pasien mulai gelsah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis karena

kekurangan kalium. Pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung, penurunan tekanan

darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul diguria/anuria. Bila

keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang

berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.


5. Penatalaksanaan

6. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi

7. Tata kerja terarah untuk mengidentifikasi penyebab infeksi

8. Memberi terapi simtomatik

9. Memberikan terapi definitik


BAB 3
KONSEP KEBIDANAN KK BINAAN

1. PENGKAJIAN

Tanggal :

Jam :

Tempat pengkajian :

Nama pengkaji :

1. Identitas keluarga

Nama :

Umur :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

2. Komposisi keluarga

Penting diketahui untuk menentukan susunan didalam keluarga

3. Genogram

Digunakan untuk mengetahui komposisi didalm keluarga dan bagaimana urutan atau

tatnan didalm keluarga

4. Tipe dan bentuk keluarga

Untuk mengetahui siapa saja yang berda didalam keluarga

5. Latar belakang kebudayaan keluarga


Ditanyakn mengenai latar belakng budaya (Ras atau etnik) di dalam keluarga

6. Status sosial ekonomi keluarga

Hal ini pening untuk mengetahui tingkat pendapatan keluarag yang dapat menunjang

kesehatan keluarga

1. Tahap – tahap perkembangan dan riwayat keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Ditanyakan mengenai tingkat perkembangan anak apakah sesuai dengan usia anak saat

ini atau tidak.

2. Riwayat kesehatan keluarga inti

Hal ini penting ditanyakan untuk mengetahui apakah didlam anggota keluarga ada

yang menderita suatu penyakit yang dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan

keluarga.

3. Riwayat asal kedua orang tua, kepal keluarga dan anggota keluarga

Penting dikethaui karena berkaitan dengan pola asuh anak dalam keluarga.

2. Data lingkungan

1. Karakteristik rumah

 Jenis rumah : permanen

 Lantai : semen/tegel

 Kepemilikan : milik sendiri/orang lain


 Ventilasi : jendela terbuka/ jendela tertutup

2. Karakteristik lingkunagn sekitar rumah

 Dapur : ada/tidak

 Air bersih/minum : bersal dari sumber/hiden

 Pembuangan sampah : lubang sampah/dibuang disungai/dibuang diselokan

 Jamban keluarga : jamban terbuka/jaamban cemplung

3. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi

Ditanyakan mengenai penggunaan bahsa apa yang digunakan untuk berkomunikasi

didalam keluarga

2. Struktur kekuasaan

Ditanyakan mengenai siapa yang mengambil keputusan didalm keluarga, faktor apa

yang mempengaruhi kekuasaan dan siap pemegang kekuasaan didalm keluarga

3. Struktur peran

Ditanyakan mengenai struktur peran normal, struktur peran informal, dan faktor yang

mempengaruhi struktur peran.

4. Fungsi-fungsi keluarga

1. Fungsi efektif

Ditanyakan mengenai bagaimana hubungan diantara keluarga


2. Fungsi sosialisasi

Ditanyakan mengenai praktik pengasuhan anak, perilaku sosial anak, nilai anak

didalam keluarga, perilaku yang mempengaruhi pola pengasuh anak, estimasi resiko

masalah pengasuhan dean adekuasi lingkunagn rumah untuk bermain bagi anak.

3. Fungsi perawatan keluarga

Ditanyakan mengenai keyakinan dan penegertian tentang kesehatan, perilaku

kesehatan, status kesehatan dan kerentanan terhadap sakit yang diketahui oleh

keluargam praktek pemenuhan keutuhan nutrisis, kebiasaan tidur dan istirahat,

kebiasaan latihan dan rekreasi, kebiasaan penggunaan obat bebas, praktek dalam

perawtan diri, pelayanan kesehatan yang bisa diterima keluarga, persepsi keluarga

terhadap layanan kesehatan dan sumber pembiayaan kebutuhan kesehatan.

1. Pemenuhan gizi

Ditanyakan mengenai upaya keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi anggota

keluarga

2. Upaya-upaya lainnya

Ditanyakan mengenai makanan selingan yang biasanya disajikan dudalam

keluarga selain makanan inti.

5. Pemeriksaan fisik

KU :

Kesadaran :

BB :
TB :

LIKA :

LILA :

TTV : sh : 36,5-37,5®C

Nd : 60-90 x/mnit

RR : 16-20 x/mnit

1. Kepala

Warna rambut hitam,distribusi merata, tidak terdapatbenjolan abnormal

2. Muka

Tidak pucat, tidak lesu

3. Mata

Simetris, konjungtiva berwarna merah muda,sklera berwarna putih, palpebra tidak

bengkak

4. Hidung

Lubang hidung simetris, tidak terdapat lendir maupun polip

5. Mulut dan gigi

Bibir tidak kering, tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat karies gigi,lidah bersih

6. Telinga

Simetris, kedaan bersih, tidak terdapat serumen


7. Leher

Idak terdapat pembesaran pada kelenjar limfe, pergerakan kelenjar tyroid baik, tidak

terdapat bendugan pada vena jugularis

8. Dada

Bentyuk dada normal, tidak terdapat suara tambahan whizing maupun ronchi

9. Abdomen

Perut tidak kembung., tidak terdapat pembesaran pada hepar

10. Ekstremitas atas

Jumlah jari lengkap, mampu bergerak tanpa bantuan, tidak oedem

11. Ekstremitas bawah

Jumlah jari lengakp, mempu bergerak tanpa bantuan, tidak oedem, reflek patella +/+

2. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA

1. DS : data yang menunjang diagnosa yang berasal dari keluhan pasien maupun

keluarga

DO : data yang menunjang diagnosa yang berasal dari hasil pemerilksaan

Dx : An “ ” umur thn dengan...............

2. DS : data yang menunjang masalah yang berasal dari keluhan ibu dan keluarga

DO : data yang menunjang masalah yang berasal dari hasil pemeriksaan


Mx : masalah yang timbul

3. INTERVENSI

Tanggal : jam :

Tujuan : berisi tentng tujuan dari diadakannya rencana tindakan

Kriteria hasil : apa yang diharapkan dari adanya intervensi

Intervensi dan rasional :

1. Perencanaan untuk mengatasi masalah atau diagnosa yang mucul

4. IMPLEMENTASI

Tanggal : jam :

Pelaksanaan dari rencana tindakan

1.

5. EVALUASI

Tanggal : jam :

Berisi tentang penilaian dari implementasi

S :

O :

A :

P :
BAB 4
TIJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn “J” Dengan Salah Satu Anggota Keuarga

An “M” Dengan Diare Di Dusun Krajan Desa Tlogosari

Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso

1. PENGKAJIAN

Tanggal : 3 November 2011

Jam : 14.30 wib

Tempat pengkajian : Dusun krajan

Nama pengkaji : Apriatin Eka Marta / 09.3.0050

1. Identitas keluarga

Identitas Kepala Keluarga Identitas Istri

Nama :Tn. Junaidi Nama :Ny. Khosaimah

Umur :35 thn Umur : 25 thn

Agama :islam Agama :islam

Pendidikan :SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan :wiraswasta Pekerjaan : IRT

Alamat :Dsn. Krajan 11/03 Desa Tlogosari

Identitas Anak

Nama : An. Miftahussurur

Umur :7 thn

Tanggal Lahir :21 Oktober 2005

2. Komposisi keluarga
4. Tipe dan bentuk keluarga

Keluarga ini termasuk keluarga sejahtera karena sudah tinggal dirumah

sendiri yang merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan 1 orang anak.
5. Latar belakang kebudayaan keluarga

Ibu mengatakan berasala dari keluarga yang berlatar belakang kebudayaan

madura, sehingga dalam berkomunikasi ibu dan keluarga menggunakan bahasa

madura

6. Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga termasuk dalam golongan menengah kebawah, karena pekerjaan

kepala keluarga yang merupakan wiraswasta dengan penghasilan yang tidak

menentu perhari.

1. Tahap – tahap perkembangan dan riwayat keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Ibu mengatkan saat ini sedang dalam proses mengahdapi tumbuh kembang anak

pertamanya, pertumbuhan dan perkembangan anak pertamanya sesuai dengan

umur anak. Ibu mengatkan selalu memberikan kasih sayang serta kebutuhan lain

yang dibutuhkan sang anak untuk kesehatannya.

2. Riwayat kesehatan keluarga inti

 Bapak

Bapak mengatkan bahwa dulu dan saat ini tidak pernah menderita penyakit

menular ( TBC, hepatitis), menurun ( Asma, DM), menahun ( Jantung, stroke).

 Ibu
ibu mengatkan bahwa dulu dan saat ini tidak pernah menderita penyakit

menular ( TBC, hepatitis), menurun ( Asma, DM), menahun ( Jantung, stroke).

 Anak

Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular ( TBC,

hepatitis), menurun ( Asma, DM), menahun (Jantung, stroke),hanya saja sudah

2 hari ini anaknya mengalami mencret yang encer dan berlendir sampai

anaknya lemas.

3. Riwayat asal kedua orang tua, kepal keluarga dan anggota keluarga

 Kepala keluarga : Tn. Junaidi merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara dan merupakan penduduk asli dusun krajan.

 Istri : Ny. Khosaimah merupakan anak terakhir dari dua

bersaudara dan merupakan penduduk asli dusun krajan.

 Anak : An. Miftahussurur merupakan anak tunggal dari keluarga

Tn. Junaidi dan Ny. Khosaimah.

2. Data lingkungan

1. Karakteristik rumah

 Jenis rumah : permanen

 Lantai : semen

 Kepemilikan : milik sendiri

 Ventilasi : jendela terbuka

2. Karakteristik lingkunagn sekitar rumah


 Dapur : ada

 Air bersih/minum : bersal dari sumber

 Pembuangan sampah : lubang sampah dan dibakar

 Jamban keluarga : jamban cemplung

3. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi

1. Jangkauan komunikasi fungsional/disfungsional

 Komunikasi fungsional keluarga menggunakan bahasa madura

 Komunikasi disfungsional : tidak ada

2. Tipe komunikasi disfungsional

Tidak ada

2. Struktur kekuasaan

1. Proses pengambilan keputusan

Dalam keluarga selalu membiasakan untuk membicarakan bersama setiap

permaslahan yang ada atau sedang terjadi.

2. Faktor yang mempengaruhi kekuasaan

Ibu mengatkan bahwa diriny berpengaruh terhadap keputusan yang diambil

oleh suaminya.

3. Pemegang kekuasaan ( yang dominan)


Ibu mengatkan pengambilan keputusan yang paling dominan pada suami

karena suami sebagai kepala rumah tangga.

3. Struktur peran

1. Struktur peran normal

 Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan bapak dari anak,

berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga dan

anggota dari kelompok masyarakat.

 Peran ibu : sebagai istri dari suami dan ibu dari anak, berperan

mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik, pelindung bagi anak dan

sebagai anggota masyarakat.

 Peran anak : anak melakukan aktivitas denganpergi ke sekolah setiap

harinya, melaksanakan peran psikologis sesuai dengan perkembangannya.

2. Struktur peran informal

Suami dan istri jarang ikut berperan aktif dalam kegiatan desa yang ada, tetapi

suami biasanya mengikuti pengajian setiap malam jumat.

3. Faktor yang mempengaruhi struktur peran

Ibu mengatkan bahwa semua anggota keluarga selalu mendukung dan

menghormati setiap peran dari masing-masing anggota keluarga agar tercipta

kerun=kunan antar anggota keluarga.

4. Fungsi-fungsi keluarga
1. Fungsi efektif

Keluarga mengatkan hubungan antar keluarga baik, dan jalinan kekerabatan

sangat baik.

2. Fungsi sosialisasi

1. Praktek pengasuhan anak

Anak sehari-hari diasuh oleh ibunya karena selain ibu yang tidak

bekerja, serta usia anak yang masih kecil dan butuh kasih sayang langsung

dari orang tua, terlebih dengan kondisi sakit yang dialami anak saat ini.

2. Prilaku sosial anak

 Intern

Ibu mengatakan anak lebih sering bermain didalam rumah dan menonton

TV serta bermain boneka.

 Ekstern

Biasanya anak bermain ditetangga sebelah rumah dan bermain di sekolah.

3. Nilai anak dalam keluarga

Suami dan ibu mengatkan bahwa mereka sangat menyayangi putrinya.

Ibu berharap anaknya bisa sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasa.

4. Prilaku yang mempengaruhi pola pengasuh anak


Ibu mengatkan masih mempercayai adanya mitos yang terdahulu bahwa

anak yanag mencret bisa disembuhkan dengan memberikan jamu dari daun

jambu biji.

3. Fungsi perawatan keluarga

1. Keyakinan dan pengertian tentang kesehatan

Keluarga mengatakan jika salah satu anggota keluarga sakit diberi obat

dengan membeli obat diwarung, bila sakit masih berlanjut maka dibawa

ketenaga kesehatan

2. Prilaku kesehatan

 Dalam keluarga biasa Ny “ K ” kadang-kadang minum jamu-jamuan

misalnya jamu sirih.

 Jika sakit keluarga membeli obat ditoko dan jika bertambah parah maka

dibawa ketenaga kesehatan

 Keluarga mengatkan dalam keluarga sang suami merokok dan minum

kopi

 Biasanya Tn “ J ” meminum jamu-jamuan seperti madu dan telur ayam.

3. Status kesehatan dan kerentanan terhadap sakit yang diketahui oleh keluarga

Ibu mengatkan dalam keluarga tidak ada yang sering sakit, biasanya

putrinya hanya demam biasa dan setelah dikompres biasanay sudah sembuh.

Jika ada salah satu anggota lain yang sakit, langsung meminum obat yang

dibeli diwarung.
4. Praktek pemenuhan kebutuhan nutrisi

 Bapak : makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk, sayuran dan buah

bila ada, minum kira-kira 7-8 gelas/hari

 Ibu : makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk-pauk, sayuran dan

buah bila ada, minum kira-kira 6-7 gelas/hari

 Anak : makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk, sayuran dan buah

bila ada, minum kira-kira 5-7 gelas/hari

5. Kebiasaan tidur dan istirahat

Bapak : 8-9 jam/hari

Ibu : 7-8 jam/hari

Anak : 9 jam/hari

6. Kebiasaan latihan dan rekreasi

Dalam keluarga tidak ada kebiasaan olahraga, jika hari libur dab hari besar hanya

diam dirumah dan menonton TV

7. Kebiasaan mengguankan obat bebas

Keluarga mengatkan selalu membeli obat dari toko apabiola sedang sakit

8. Praktek dalam perawtan diri

Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari, BAB 7x/hari konsistensi cair

dan berlendir bau khas

9. Cara preventif medis yang digunakan keluarga


Jika keluarga sakit, maka selalu membeli obat ditoko dan apabila belum sembuh

maka dibawa ketenaga kesehatan

10. Pelayanan kesehatan yang bisa diterima keluarga

Keluarga mengatkan lebih senang berobat kebidan atau kepuskesmas jika terdapat

anggota keluarga yang sakit karena selain murah dan pelayann yang diberikan juga

bagus

11. Sumber pembiayaan kebutuhan kesehatan

Ibu mengatkan bahwa sumber pembiayaan kebutuhan kesehatan dari suami atau

kepala keluarga

12. Fungsi reproduksi

Bapak dan ibu masih ingin mempunyai anak lagi, tetapi masih menunggu anaknya

bisa mandiri dan siap mempunyai adik. Saat ini ibu menggunakan KB suntik 3

bulan.

5. KOPING KELUARGA

1. Stresor-stresor keluarga jangka pendek dan jangka panjang

 Stresor jangka pendek

Ibu mengatkan bahwa dirinya dan suaminya sangat khawatir dengan

kondisi putrinya saat ini. Ibu dan keluarga mencari cara agar anaknya bisa

sembuh, sehingga ibu membawa putrinya ke Puskesmas.

 Stresor jangka panjang


Ibu mengatkan takut jika kondisi putrinya tidak kunjung membaik,

sehingga dapat berakibat fatal pada pertumbuhan dan kondisi kesehatan

putrinya.

2. Strategi koping dalam menghadapi stres intern dan ekstern

Ibu mengatkan sudah membawa putrinya ke Puskesmas dan sudah meminumkan

obat yang didapat dari Puskesmas. Apabila ada masalah didalam keluarga maka

diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat yang dilakukan antar anggota.

6. PEMERIKSAAN FISIK

KU : tampak lemas

Kesadaran : composmentis

BB : 22 Kg

TB : 116 cm

LIKA : 52 cm

LILA : 20 cm

TTV : sh : 37,5®C

Nd : 81 x/mnit

RR : 20 x/mnit

1. Kepala

Warna rambut hitam,distribusi merata, tidak terdapat benjolan abnormal

2. Muka

Tampak pucat dan lesu, teraba panas


3. Mata

Simetris, konjungtiva berwarna merah muda,sklera berwarna putih, palpebra

bengkak, mata cowong

4. Hidung

Lubang hidung simetris, tidak terdapat lendir maupun polip

5. Mulut dan gigi

Bibir kering, tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat karies gigi,lidah bersih

6. Telinga

Simetris, kedaan bersih, tidak terdapat serumen

7. Leher

Idak terdapat pembesaran pada kelenjar limfe, pergerakan kelenjar tyroid

baik, tidak terdapat bendugan pada vena jugularis

8. Dada

Bentyuk daa normal, tidak terdapat suara tambahan whizing maupun ronchi

9. Abdomen

Perut kembung., tidak terdapat pembesaran pada hepar

10. Ekstremitas atas

Jumlah jari lengkap, mampu bergerak tanpa bantuan, tidak oedem


11. Ekstremitas bawah

Jumlah jari lengakp, mempu bergerak tanpa bantuan, tidak oedem, reflek

patella +/+

Kemampuan motorik/tumbuh kembang anak

Anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Anak mampu menulius,

memasang baju sendiri, melompat, berbicara dengan baik serta mampu bersosialisasi

dengan orang tua serta teman sebayanya.

2. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA

DS : ibu mengatkan bahwa sudah 2 hari ini putrinya mengalami mencret yang

encer dan berlendir sampai pitrinya lemas.

DO :

Keadaan umum : anak tampak lemas

Kesadaran : composmentis

BB : 22 Kg

TB : 116 cm

TTV : sh : 37,5®C

Nd : 81 x/mnit

RR : 20 x/mnit

Praktek dalam perawatan di :

BAB 7x/hari, konsistensi cair dan berlendir, bau khas

Pemeriksaan Fisik :

Muka :

Muka tampak pucat dan lesu, terba pans

Mata :
Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih, terdapat oedem pada

palpebra, mata cowong

Mulut dan gigi :

Bibir kering, tidak terdapat stomatitis, terdapat karies gigi, gigi belum tumbuh lengkap

Abdomen :

Warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, perut kembung

Dx : An “ M ” umur 7 thn dengan diare

3. INTERVENSI

Tanggal : 3 November 2011 jam :14.50 wib

Tujuan : setelah dilakukan tindakan kebidanan ± selama 1 minggu, diare dapat teratasi

Kriteria hasil :

1. Dehidrasi teratasi

2. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

3. Diare teratsi

4. TTV dalam batas norma

Intervensi dan rasional :

1. Bina hubungan baik dengan pasien dan keluarga

R/ meningkatkan rasa saling percaya antara pasien dan tenaga kesehatan

2. Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih

R/ menggantikan kebutuhan cairan yang dibutuhkan tubuh karena BAB yang terus

menerus
3. Periksa TTV terutama suhu dan nadi

R/ parameter untuk deteksi adanya komplikasi

4. Anjurkan ibu untuk memberikan makanan rendah serat pada anak

R/ makanan yang berserat dapat memperpanjang masa diare

5. Berikan oralit pada anak

R/ mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh sebgai akibat diare

6. Ajarkan ibu cara membuat larutan garam gula

R/ mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh sebagai akibat diare

7. Anjurkan anak untuk istirahat yang cukup

R/ pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

8. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri pada anak

R/ meningkatkan rasa nyaman pada anak

9. Anjurkan ibu untuk meminumkan obat yang sudah didapat dari puskesmas sesuai

aturan

R/ mempercepat proses penyembuhan pada anak.

4. IMPLEMENTASI

Tanggal : 3 November 2011 jam :14.55 wib


1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien dengan mendengarkan apa

yang dikeluhkan oleh pasien

2. Menganjurkan kepada pasien atau anak untuk abnyak minum air putih yakni setiap

setelah buang air besar minimal satu atau dua gelas air putih

3. Memeriksa TTV berupa suhu dan nadi

4. Mengajarkan kepada ibu untuk memberikan makanan rendah serat pada anak seperti

bubur nasi atau nasi dan telur

5. Memberikan oralit oada anak

6. Mengajari ibu cara membuat larutan gara gula yakni 1 gelas air matang, masukan dua

sendi=ok teh gula pasir dan seujung sendok teh garam dapur kemudian diadik rata.

7. Menganjurkan kepada anak untuk istirahat yang cukup minmal sehari 10-11 jam

8. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri pada anak

9. Menganjurkan ibu untuk meminumkan obat yang sudah didapat dari Puskesmas.

5. EVALUASI

Tanggal : 3 November 2011 jam : 18.00 wib

S : ibu pasien mengatkan mengerti dengan penjelasan yang diberikan

O :

keadaan umum : anak tampak lemas

kesadaran : composmentis

TTV : sh : 37,5®C

Nd : 81 x/mnit

RR : 20 x/mnit

Praktek dalam perawtan diri :

BAB 7x/hari, konsistensi cair dan berlendir, bau khas


Pemeriksaan fisik :

1. muka tampak pucat dan lesu, teraba panas

2. oedem pada palpebra

3. mata cowong

4. bibir kering

5. perut kembung

A : An “ M ” umur 7 tahun denga diare

P : lanjutkan intervensi no 2,3,4,5, dan 9

CATATAN PERKEMBANGAN

1. Tanggal :4 November 2011

Jam : 15.00 wib

S : ibu mengatkan bahwa anaknya masih mencret, cair dan darah dalam seharian

ini anak sudah buang air besar sebanyak 5 kali

O : KU : anak tampk lemas

TTV : Sh : 37,5®C

Nd: 83 x/mnit

RR : 17 x/mnit

Pemeriksaan fisik :

 muka tampak pucat dan lesu, teraba panas

 oedem pada palpebra

 mata cowong

 bibir kering

 perut kembung
A : An “ M ” umur 7 tahun denga diare

P : lanjutkan intervensi no 2,3,4,5, dan 9

2. Tanggal :8 November 2011

Jam : 15.00 wib

S : ibu mengatkan bahwa kondisi anaknya semakin membaik. Seharian ini anknya

hanya buang air besar 1 kali tetapi tetap encer dan tidak berlendir

O : KU : anak tampak lemas

TTV : Sh : 37,5®C

Nd: 76 x/mnit

RR : 17 x/mnit

Pemeriksaan fisik :

 muka tampak pucat

 mata tidak cowong

 bibir tidak kering

 perut tidak kembung

A : An “ M ” umur 7 tahun denga diare masalah teratasu sebagian

P : lanjutkan intervensi no 3,5, dan 9

3. Tanggal :10 November 2011

Jam : 14.00 wib

S : ibu mengatkan bahwa anaknya sudah tidak mencret lagi dan sudah mulai masuk

sekolah lagi

O : KU : anak tampak sehat


TTV : Sh : 36®C

Nd: 80x/mnit

RR : 18 x/mnit

Pemeriksaan fisik :

 muka tidak pucat

 mata tidak cowong

 bibir lembab

 perut tidak kembung

A : An “ M ” umur 7 tahun denga diare masalah sebagian

P : hentikan intervensi, masalah teratasi


BAB 5
PEMBAHASAN
Dari landasan teori dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan diare adalah buang air

besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada

tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi. Diare akut kerana

infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, nyeri perut dan atau kejang perut

akibat paling fatal dari diare yang lama tanapa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat

dehidrasi. Seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata

cekung, lidah kering, turgor kulit menurun serta suara menjadi sesak, keluhan dan gejala ini

disebabkan oleh deplesi air yang isotonik

Terdapat kesesuaian antara landasan teri dengan tinjauan kasus yang dilakukan pada

keluarga Tn “ J ” dengan salah satu anggota keluarga An “ M ” dengan diare. Keluarga pasien

mengeluh bahwa anaknya sudah 2 kali ini mengalami mencret yang encer, dan berlendir

sampai anaknya lemas. Ibu mengatkan anaknya sudah diberikan jamu dari daun jambu biji

untuk menghentikan diare. Berdasarkan hasil pemeriksaan dietemukan hasil yakni BB: 22 Kg,

Tb : 116 cm, LIKA 52 Cm, Sh 37,5®C, nd 81x/mnit, dan RR 20x/mnit, serta perut kembung .

anak dapat tumbuh dan bertkembang dengan baik, anak mampu menulis, memasang baju

sendiri, serta mampu bersosialisasi dengan orang tua serta teman sebayanya.
BAB 6
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa Asuhan kebidanan yang dilakukan

pada keluarga Tn “ J ” dengan salah satu anggota keluarga An “ M ” dengan diare.

Keluarga pasien mengeluh bahwa anaknya sudah 2 kali ini mengalami mencret yang encer,

dan berlendir sampai anaknya lemas. Ibu mengatkan anaknya sudah diberikan jamu dari

daun jambu biji untuk menghentikan diare. Berdasarkan hasil pemeriksaan dietemukan

hasil yakni BB: 22 Kg, Tb : 116 cm, LIKA 52 Cm, Sh 37,5®C, nd 81x/mnit, dan RR

20x/mnit, serta perut kembung . anak dapat tumbuh dan bertkembang dengan baik, anak

mampu menulis, memasang baju sendiri, serta mampu bersosialisasi dengan orang tua

serta teman sebayanya

2. Saran

Saya berharap semoga dengan adnya Asuhan kebidann ini dapat menambah

wawasan para pembaca tentang bagaimana memberikan Asuhan yang tepat pada pasien

dengan diare.

You might also like