Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang, penyakit yang banyak diderita
penyakit diare, diare dianggap sebagai penyakit biasa yang tidak membutuhkan
penanganan khusus, padahal apabila mereka tahu betapa bahaya diare apabila dibiarkan
dan tidak segera diobati. Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor anatara lain karena
adanya ketidak seimbangan pengangkutan air dan elektrolit, terjadi absorbsi, sekresi cairan
dan elektrolit, terjadi kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan dan masih banyak lagi
faktor penyebab lainnya. Gejala yang mungkin timbul dapat berupa BAB cair, kembung,
panas, nyeri perut dan muntah. Apabila diare ini dibiarkan dapat menyebabkan dehidrasi,
untuk itu penyakit diare tidak bisa dianggap penyakit biasa. Diharapkan apabila menderita
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Pengkajian
1. Metode penelitian
Teknik meperoleh data (studi pustaka dan praktek langsung), bimbingan dan konsultasi.
BAB 2
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Diare adalah buang air besar (Defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni
Diare merupakan suatu keadaan terjadinya imflamasi mukosa lambung atau usus
(C.L Betz & L.A Suwden, 2009). Menurut WHO 2008, diare adalah buang air besar encer
atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari
4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsis tensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2006)
2. Etiologi
1. Faktor infeksi
Infeksi enterel
Infeksi parenteral
2. Faktor malabrorbsi
Malabsorbsi karbohidrat yakni disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Disamping itu
3. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan besi, beracun, dan alergi
4. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
3. Patofisiologi
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam usus dan selanjutnya timbul diare karena
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila paristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
4. Manifestasi klinis
trematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang lama
tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulan renjatan
hipovolemik atau gangguan biokimia berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang
yang kekurangan cairan akan mersana haus, berat badan berkurang, mata cekuns, lidah
kering, tulang pipi tampak menonjo, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak,
keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat terjadi berupa renjatan
dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (>120x/mnit), tekanan darah menurun sampai tidak
terukur, pasien mulai gelsah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis karena
kekurangan kalium. Pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung, penurunan tekanan
darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul diguria/anuria. Bila
keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang
1. PENGKAJIAN
Tanggal :
Jam :
Tempat pengkajian :
Nama pengkaji :
1. Identitas keluarga
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
2. Komposisi keluarga
3. Genogram
Digunakan untuk mengetahui komposisi didalm keluarga dan bagaimana urutan atau
Hal ini pening untuk mengetahui tingkat pendapatan keluarag yang dapat menunjang
kesehatan keluarga
Ditanyakan mengenai tingkat perkembangan anak apakah sesuai dengan usia anak saat
Hal ini penting ditanyakan untuk mengetahui apakah didlam anggota keluarga ada
yang menderita suatu penyakit yang dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
keluarga.
3. Riwayat asal kedua orang tua, kepal keluarga dan anggota keluarga
Penting dikethaui karena berkaitan dengan pola asuh anak dalam keluarga.
2. Data lingkungan
1. Karakteristik rumah
Lantai : semen/tegel
Dapur : ada/tidak
3. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi
didalam keluarga
2. Struktur kekuasaan
Ditanyakan mengenai siapa yang mengambil keputusan didalm keluarga, faktor apa
3. Struktur peran
Ditanyakan mengenai struktur peran normal, struktur peran informal, dan faktor yang
4. Fungsi-fungsi keluarga
1. Fungsi efektif
Ditanyakan mengenai praktik pengasuhan anak, perilaku sosial anak, nilai anak
didalam keluarga, perilaku yang mempengaruhi pola pengasuh anak, estimasi resiko
masalah pengasuhan dean adekuasi lingkunagn rumah untuk bermain bagi anak.
kesehatan, status kesehatan dan kerentanan terhadap sakit yang diketahui oleh
kebiasaan latihan dan rekreasi, kebiasaan penggunaan obat bebas, praktek dalam
perawtan diri, pelayanan kesehatan yang bisa diterima keluarga, persepsi keluarga
1. Pemenuhan gizi
keluarga
2. Upaya-upaya lainnya
5. Pemeriksaan fisik
KU :
Kesadaran :
BB :
TB :
LIKA :
LILA :
TTV : sh : 36,5-37,5®C
Nd : 60-90 x/mnit
RR : 16-20 x/mnit
1. Kepala
2. Muka
3. Mata
bengkak
4. Hidung
Bibir tidak kering, tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat karies gigi,lidah bersih
6. Telinga
Idak terdapat pembesaran pada kelenjar limfe, pergerakan kelenjar tyroid baik, tidak
8. Dada
Bentyuk dada normal, tidak terdapat suara tambahan whizing maupun ronchi
9. Abdomen
Jumlah jari lengakp, mempu bergerak tanpa bantuan, tidak oedem, reflek patella +/+
1. DS : data yang menunjang diagnosa yang berasal dari keluhan pasien maupun
keluarga
2. DS : data yang menunjang masalah yang berasal dari keluhan ibu dan keluarga
3. INTERVENSI
Tanggal : jam :
4. IMPLEMENTASI
Tanggal : jam :
1.
5. EVALUASI
Tanggal : jam :
S :
O :
A :
P :
BAB 4
TIJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn “J” Dengan Salah Satu Anggota Keuarga
1. PENGKAJIAN
1. Identitas keluarga
Identitas Anak
Umur :7 thn
2. Komposisi keluarga
4. Tipe dan bentuk keluarga
sendiri yang merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan 1 orang anak.
5. Latar belakang kebudayaan keluarga
madura
menentu perhari.
Ibu mengatkan saat ini sedang dalam proses mengahdapi tumbuh kembang anak
umur anak. Ibu mengatkan selalu memberikan kasih sayang serta kebutuhan lain
Bapak
Bapak mengatkan bahwa dulu dan saat ini tidak pernah menderita penyakit
Ibu
ibu mengatkan bahwa dulu dan saat ini tidak pernah menderita penyakit
Anak
2 hari ini anaknya mengalami mencret yang encer dan berlendir sampai
anaknya lemas.
3. Riwayat asal kedua orang tua, kepal keluarga dan anggota keluarga
2. Data lingkungan
1. Karakteristik rumah
Lantai : semen
3. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi
Tidak ada
2. Struktur kekuasaan
oleh suaminya.
3. Struktur peran
Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan bapak dari anak,
Peran ibu : sebagai istri dari suami dan ibu dari anak, berperan
Suami dan istri jarang ikut berperan aktif dalam kegiatan desa yang ada, tetapi
4. Fungsi-fungsi keluarga
1. Fungsi efektif
sangat baik.
2. Fungsi sosialisasi
Anak sehari-hari diasuh oleh ibunya karena selain ibu yang tidak
bekerja, serta usia anak yang masih kecil dan butuh kasih sayang langsung
dari orang tua, terlebih dengan kondisi sakit yang dialami anak saat ini.
Intern
Ibu mengatakan anak lebih sering bermain didalam rumah dan menonton
Ekstern
Ibu berharap anaknya bisa sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasa.
anak yanag mencret bisa disembuhkan dengan memberikan jamu dari daun
jambu biji.
Keluarga mengatakan jika salah satu anggota keluarga sakit diberi obat
dengan membeli obat diwarung, bila sakit masih berlanjut maka dibawa
ketenaga kesehatan
2. Prilaku kesehatan
Jika sakit keluarga membeli obat ditoko dan jika bertambah parah maka
kopi
3. Status kesehatan dan kerentanan terhadap sakit yang diketahui oleh keluarga
Ibu mengatkan dalam keluarga tidak ada yang sering sakit, biasanya
putrinya hanya demam biasa dan setelah dikompres biasanay sudah sembuh.
Jika ada salah satu anggota lain yang sakit, langsung meminum obat yang
dibeli diwarung.
4. Praktek pemenuhan kebutuhan nutrisi
Bapak : makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk, sayuran dan buah
Anak : makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk, sayuran dan buah
Anak : 9 jam/hari
Dalam keluarga tidak ada kebiasaan olahraga, jika hari libur dab hari besar hanya
Keluarga mengatkan selalu membeli obat dari toko apabiola sedang sakit
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari, BAB 7x/hari konsistensi cair
Keluarga mengatkan lebih senang berobat kebidan atau kepuskesmas jika terdapat
anggota keluarga yang sakit karena selain murah dan pelayann yang diberikan juga
bagus
Ibu mengatkan bahwa sumber pembiayaan kebutuhan kesehatan dari suami atau
kepala keluarga
Bapak dan ibu masih ingin mempunyai anak lagi, tetapi masih menunggu anaknya
bisa mandiri dan siap mempunyai adik. Saat ini ibu menggunakan KB suntik 3
bulan.
5. KOPING KELUARGA
kondisi putrinya saat ini. Ibu dan keluarga mencari cara agar anaknya bisa
putrinya.
obat yang didapat dari Puskesmas. Apabila ada masalah didalam keluarga maka
6. PEMERIKSAAN FISIK
KU : tampak lemas
Kesadaran : composmentis
BB : 22 Kg
TB : 116 cm
LIKA : 52 cm
LILA : 20 cm
TTV : sh : 37,5®C
Nd : 81 x/mnit
RR : 20 x/mnit
1. Kepala
2. Muka
4. Hidung
Bibir kering, tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat karies gigi,lidah bersih
6. Telinga
7. Leher
8. Dada
Bentyuk daa normal, tidak terdapat suara tambahan whizing maupun ronchi
9. Abdomen
Jumlah jari lengakp, mempu bergerak tanpa bantuan, tidak oedem, reflek
patella +/+
Anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Anak mampu menulius,
memasang baju sendiri, melompat, berbicara dengan baik serta mampu bersosialisasi
DS : ibu mengatkan bahwa sudah 2 hari ini putrinya mengalami mencret yang
DO :
Kesadaran : composmentis
BB : 22 Kg
TB : 116 cm
TTV : sh : 37,5®C
Nd : 81 x/mnit
RR : 20 x/mnit
Pemeriksaan Fisik :
Muka :
Mata :
Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih, terdapat oedem pada
Bibir kering, tidak terdapat stomatitis, terdapat karies gigi, gigi belum tumbuh lengkap
Abdomen :
3. INTERVENSI
Tujuan : setelah dilakukan tindakan kebidanan ± selama 1 minggu, diare dapat teratasi
Kriteria hasil :
1. Dehidrasi teratasi
3. Diare teratsi
R/ menggantikan kebutuhan cairan yang dibutuhkan tubuh karena BAB yang terus
menerus
3. Periksa TTV terutama suhu dan nadi
9. Anjurkan ibu untuk meminumkan obat yang sudah didapat dari puskesmas sesuai
aturan
4. IMPLEMENTASI
2. Menganjurkan kepada pasien atau anak untuk abnyak minum air putih yakni setiap
setelah buang air besar minimal satu atau dua gelas air putih
4. Mengajarkan kepada ibu untuk memberikan makanan rendah serat pada anak seperti
6. Mengajari ibu cara membuat larutan gara gula yakni 1 gelas air matang, masukan dua
sendi=ok teh gula pasir dan seujung sendok teh garam dapur kemudian diadik rata.
7. Menganjurkan kepada anak untuk istirahat yang cukup minmal sehari 10-11 jam
9. Menganjurkan ibu untuk meminumkan obat yang sudah didapat dari Puskesmas.
5. EVALUASI
O :
kesadaran : composmentis
TTV : sh : 37,5®C
Nd : 81 x/mnit
RR : 20 x/mnit
3. mata cowong
4. bibir kering
5. perut kembung
CATATAN PERKEMBANGAN
S : ibu mengatkan bahwa anaknya masih mencret, cair dan darah dalam seharian
TTV : Sh : 37,5®C
Nd: 83 x/mnit
RR : 17 x/mnit
Pemeriksaan fisik :
mata cowong
bibir kering
perut kembung
A : An “ M ” umur 7 tahun denga diare
S : ibu mengatkan bahwa kondisi anaknya semakin membaik. Seharian ini anknya
hanya buang air besar 1 kali tetapi tetap encer dan tidak berlendir
TTV : Sh : 37,5®C
Nd: 76 x/mnit
RR : 17 x/mnit
Pemeriksaan fisik :
S : ibu mengatkan bahwa anaknya sudah tidak mencret lagi dan sudah mulai masuk
sekolah lagi
Nd: 80x/mnit
RR : 18 x/mnit
Pemeriksaan fisik :
bibir lembab
besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada
tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi. Diare akut kerana
infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, nyeri perut dan atau kejang perut
akibat paling fatal dari diare yang lama tanapa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat
dehidrasi. Seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata
cekung, lidah kering, turgor kulit menurun serta suara menjadi sesak, keluhan dan gejala ini
Terdapat kesesuaian antara landasan teri dengan tinjauan kasus yang dilakukan pada
keluarga Tn “ J ” dengan salah satu anggota keluarga An “ M ” dengan diare. Keluarga pasien
mengeluh bahwa anaknya sudah 2 kali ini mengalami mencret yang encer, dan berlendir
sampai anaknya lemas. Ibu mengatkan anaknya sudah diberikan jamu dari daun jambu biji
untuk menghentikan diare. Berdasarkan hasil pemeriksaan dietemukan hasil yakni BB: 22 Kg,
Tb : 116 cm, LIKA 52 Cm, Sh 37,5®C, nd 81x/mnit, dan RR 20x/mnit, serta perut kembung .
anak dapat tumbuh dan bertkembang dengan baik, anak mampu menulis, memasang baju
sendiri, serta mampu bersosialisasi dengan orang tua serta teman sebayanya.
BAB 6
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keluarga pasien mengeluh bahwa anaknya sudah 2 kali ini mengalami mencret yang encer,
dan berlendir sampai anaknya lemas. Ibu mengatkan anaknya sudah diberikan jamu dari
daun jambu biji untuk menghentikan diare. Berdasarkan hasil pemeriksaan dietemukan
hasil yakni BB: 22 Kg, Tb : 116 cm, LIKA 52 Cm, Sh 37,5®C, nd 81x/mnit, dan RR
20x/mnit, serta perut kembung . anak dapat tumbuh dan bertkembang dengan baik, anak
mampu menulis, memasang baju sendiri, serta mampu bersosialisasi dengan orang tua
2. Saran
Saya berharap semoga dengan adnya Asuhan kebidann ini dapat menambah
wawasan para pembaca tentang bagaimana memberikan Asuhan yang tepat pada pasien
dengan diare.