Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang “Sejarah Bahasa
Indonesia” tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan
yang saya miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.
Jakarta, 13 Februari 2017
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
II.PEMBAHASAN
A.Sejarah Bahasa Indonesia
B.Kedudukan Bahasa Indonesia
C.Fungsi Lain dari Bahasa Indonesia
III.PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian juga, Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi sangat penting. Mengingat
pentingnya bahasa Indonesia, kami sebagai mahasiswa dituntut untuk lebih memahami bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah satunya adalah dengan mengetahui sejarah
bahasa Indonesia.
Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan jika
sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak mengetahui tentang sejarah bahasa Indonesia.
B.Rumusan Masalah
a)Bagaimanakah sejarah bahasa Indonesia ?
b)Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
c)Apa saja fungsi lain dari bahasa Indonesia ?
C.Tujuan
1.Untuk mengetahui sejarah bahasa Indonesia
2.Untuk mengetahui dan memahami kedudukan serta fungsi bahasa Indonesia
3.Mengetahui fungsi lain dari bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Penggunaan istilah “bahasa Melayu”
telah dilakukan pada masa sekitar 683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa
prasasti berbahasa Melayu kuno dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasati ini ditulis dengan
aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya. Awal penamaan bahasa Indonesia
sebagai jati diri bangsa bermula dariSumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana,
pada kongres Nasional Kedua di Jakarta diumumkanlah penggunaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa untuk Negara Indonesia pasca-merdeka. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri,
yaitu bahasa Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau
memilih bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan negara Republik Indonesiaatas
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau golongan lain di Republik Indonesia
akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik
Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada
tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang digunakan untuk orang yang berbeda dari segi
usia, derajat, ataupun pangkat.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin,
Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan :
Pertama, suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas
Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, sebagai lingua franca, bahasa Melayu Riau yang paling
sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, ataupun dari bahasa lainnya.
4. Penggunaan bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada 1945,
penggunaan bahasa Melayu selain Republik Indonesia yaitu Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, antara lain menyatakan bahwa
bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah
digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan). Bukan hanya di Kepulauan Nusantara,
melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara sejak abad ke VII. Bukti yang menyatakan
itu adalah ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit, berangka 683 M (Palembang), Talang
Tuwo, berangka 684 M (Palembang), Kota Kapur, berangka 686 M (Bangka Barat), dan
Karang Brahi, berangka 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan Pra-Nagari berbahasa Melayu
Kuno. Bahasa melayu kuno tidak hanya digunakan pada zaman Sriwijaya, karena di Jawa
Tengah juga ditemukan prasasti tahun 832 M dan di Bogor tahun 942 M yang menggunakan
bahasa melayu kuno.
Bahasa Melayu menyebar kepelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya
agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara
sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan
antarkerajaan karena tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di
wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa
Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, Persia, Arab,
dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam
berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara memengaruhi
dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Secara sosiologis, kita bisa mengatakan bahwa bahasa Indonesia bisa diterima
keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Dimana para pemuda Indonesia yang tergabung
dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi Bahasa
Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Secara yuridis, baru
tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi di akui keberadaannya dan ditetapkan
dalam UUD 1945 pasal 36. Meskipun demikian, hanya sebagian dari penduduk Indonesia yang
benar-benar menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, karena dalam percakapan
sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya
masing-masing, seperti bahasa Madura, bahasa Jawa, bahasa Sumbawa , dan lain-lain.