Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
2
menduduki urutan kedelapan dengan jumlah 389 pengguna (Ditjen PPI, 2013
dalam KOMINFO, 2017).
Kemajuan internet membawa banyak keuntungan, khususnya untuk
masyarakat secara luas. Teknologi ini dapat dinikmati oleh hampir
seluruh masyarakat tanpa adanya batasan dan juga kesulitan. Aneka aktifitas
dan kegiatan dilakukan dengan menggunakan teknologi internet. Mulai dari
belajar, mencari pekerjaan, bekerja, berkomunikasi, berbelanja, semua dapat
dilakukan dengan mudah menggunakan internet (Online Advertising
Accounting Marketing, 2017).
Saat ini banyak mahasiswa yang menggunakan internet untuk
membantu mereka dalam proses perkuliahan baik untuk mencari referensi
dalam mengerjakan tugas ataupun hanya untuk sekedar menggunakan media
sosial. Tapi tidak selamanya kemajuan teknologi berdampak positif bagi
manusia, penggunaan internet yang terus-menerus tanpa terkontrol di
kalangan mahasiswa juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
masalah kesehatan terutama masalah mental atau psikis. Seorang peneliti di
Inggris, Catriona Morrison berpendapat, kecanduan internet atau adiksi
internet dapat berdampak serius bagi kesehatan mental serta dapat menambah
resiko depresi. Dari responden yang diteliti, mereka yang mengalami
kecanduan internet memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi daripada
responden yang mengakses internet secara normal (DetikInet, 2010).
Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan pada mahasiswa/i
stambuk 2014 Fakultas Kedokteran UISU pada tahun 2017, dengan jumlah
mahasiswa sekitar 127 orang didapatkan hasil bahwa hampir seluruh
mahasiswa/i menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
“Hubungan Tingkat Adiksi Internet dengan Tingkat Depresi pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran UISU Stambuk 2014”. Peneliti memilih tempat
penelitian di Fakultas Kedokteran UISU karena peneliti melihat mahasiswa/i
Fakultas Kedokteran UISU hampir seluruhnya mengenal dan menggunakan
internat dalam kehidupan sehari-hari.
3
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
6. Relapse
Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali pola
penggunaan internet setelah adanya kontrol.
2.4 Depresi
2.4.1 Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan mood yang menyebabkan
kesedihan dengan gejala yang mempengaruhi perasaan, berpikir dan
menjalani kegiatan sehari-hari, seperti tidur, makan, atau bekerja.
Untuk dapat didiagnosa depresi, gejala harus hadir hampir setiap hari
selama minimal 2 minggu (National Institute of Mental Health,
2016).
Menurut WHO, depresi adalah gangguan mental yang
ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan,
perasaan bersalah atau rendah diri, susah tidur atau nafsu makan,
perasaan kelelahan, dan konsentrasi yang buruk (World Health
Organization, 2017).
a. Seks
Perempuan dua kali lipat lebih besar dibanding laki-
laki. Diduga adanya perbedaan hormon, pengaruh
melahirkan, perbedaan stresor psikososial antara laki-
laki dan perempuan, dan model perilaku yang dipelajari
tentang ketidak berdayaan (Kaplan & Sadock, 2010).
b. Usia
Rata-rata usia sekitar 40 tahunan. Hampir 50 persen
awitan diantara usia 20-50 tahun. Gangguan depresi
berat dapat timbul pada anak atau lanjut usia. Data
terkini menunjukkan, gangguan depresi berat diusia
kurang dari 20 tahun mungkin berhubungan dengan
meningkatnya pengguna alkohol atau penyalahgunaan
zat dalam kelompok usia tersebut. Diantara remaja,
kira-kira 5 persen komunitas memiliki gangguan
depresif berat. Di antara anak-anak dan remaja yang
dirawat di rumah sakit, angka untuk gangguan depresif
berat adalah jauh lebih tinggi dibandingkan masyarakat
umum, sampai 20 persen anak-anak dan 40 persen
remaja adalah terdepresi (Kaplan & Sadock, 2010).
c. Status pernikahan
Paling sering terjadi pada orang yang tidak mempunyai
hubungan interpersonal yang erat atau pada mereka
yang bercerai atau berpisah. Perempuan yang tidak
menikah memiliki kecenderungan lebih rendah untuk
menderita depresi dibandingkan dengan yang menikah
namun hal ini berbanding terbalik untuk laki-laki
(Kaplan & Sadock, 2010).
d. Faktor sosioekonomi dan budaya
Tidak ditemukan korelasi antara status sosioekonomi
dan gangguan depresi berat. Depresi lebih sering terjadi
13
METODE PENELITIAN
21
22
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).
Adapun kriteria inklusi dan eksklusinya sebagai berikut :
Kriteria Inklusi
a) Mahasiswa/i stambuk 2014 Fakultas Kedokteran UISU.
b) Mahasiswa/i yang menggunakan internet >5 jam perhari (Lupita,
2017).
c) Mahasiswa/i yang bersedia menjadi responden.
Kriteria Eksklusi
a) Mahasiswa/i stambuk 2014 Fakultas Kedokteran UISU yang
menolak menjadi responden.
b) Mahasiswa/i yang tidak hadir
𝑁
𝑛=
𝑁𝑑 2
+1
127
𝑛=
127(0,1)2 + 1
127
𝑛=
1,27 + 1
127
𝑛=
2,27
𝑛 = 55,9471366
𝑛 = 56 orang
Minimal besar sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 56 orang.
Untuk dapat meningkatkan antisipasi hasil penelitian ini, maka jumlah sampel
yang terlibat sebanyak 65 orang (Lupita, 2017).
penilaian skor Internet Addiction Test-IAT diberi penilain skor antara 1-5,
yang artinya:
Nilai: 1= tidak pernah
2= jarang
3= kadang-kadang
4= sering
5= selalu
Masing-masing nilai angka (skor) dari 20 item dijumlahkan, dan dari
hasil tersebut dapat diketahui tingkat kecanduan internet seseorang, yaitu:
Total skor: 20-49= ringan kecanduan internet
50-79= sedang kecanduan internet
80-100 = berat kecanduan internet (Dewi, 2011)
Teknik penilaian untuk mengukur tingkat depresi dengan
menggunakan skala BDI-II (Beck Depression Inventory-II). Kuesioner ini
terdiri dari 21 kelompok item yang menggambarkan 21 kategori sikap dan
gejala depresi, yaitu: sedih, pesimis, merasa gagal, merasa tidak puas, merasa
bersalah, merasa dihukum, perasaan benci pada diri sendiri, menyalahkan diri
sendiri, kecenderungan bunuh diri, menangis, mudah tersinggung, menarik
diri dari hubungan sosial, tidak mampu mengambil keputusan, merasa dirinya
tidak menarik secara fisik, tidak mampu melaksanakan aktivitas, gangguan
tidur, merasa lelah, kehilangan selera makan, penurunan berat badan,
preokupasi somatik dan kehilangan libido seksual (Dewiratri, 2014).
Masing-masing skor dari 21 item dijumlahkan untuk memberi total
nilai dari 0-63, nilai yang lebih tinggi mewakili depresi yang lebih berat dan
dari hasil penjumlahan diketahui batasan nilai tingkat depresi seseorang, yaitu:
Total skor: 0-9 = tidak ada depresi / normal
10-18 = depresi ringan
19-29 = depresi sedang
30-63 = depresi berat (Larastiti, 2014)
27
29
30