Tingkat kecukupan zat gizi individu maupun kelompok
masyarakat dapat diperoleh melalui survei konsumsi pangan. Penilaian
survei konsumsi pangan ada 2 macam, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif (Gibson, 2005). Salah satu penilaian kuantitatif survey makanan adalah food recall 24 jam. Prinsip dari metode food recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu (Supariasa, et al 2005). Menurut E-Siong, Dop, Winichagoon (2004) untuk survei konsumsi gizi individu lebih disarankan menggunakan recall 24 jam konsumsi gizi dikarenakan dari sisi kepraktisan dan kevalidan data masih dapat diperoleh dengan baik selama yang melakukan terlatih. Metode food recall 24 jam dapat memperkirakan asupan zat gizi suatu kelompok, recall secara beberapa kali dapat digunakan untuk memperkirakan asupan zat gizi tingkat individu. Biasanya 2 atau 3 kali dan dipilih weekday dan weekend dan metode ini lebih objektif daripada metode riwayat diet (Syafiq, 2007). Klasifikasi tingkat konsumsi asupan energi berdasarkan AKG dibagi menjadi lima dengan cut of points menurut Departemen Kesehatan (1996) yaitu; (1) defisit tingkat berat (<70% AKG); (2) defisit tingkat sedang (70- 79% AKG); (3) defisit tingkat ringan (80-89% AKG); (4) normal (90-119% AKG); dan (5) kelebihan (≥120% AKG).
Adekuasi hemodialisis didapatkan dengan menggunakan rumus
logaritma natural Kt/V yang merupakan rasio dari bersihan urea (ureum pre dan post HD) dan waktu hemodialisis dengan volume distribusi urea dalam cairan tubuh pasien (NKF-K/DOQI, 2006). Menurut NIDDK (2009) standar dari dialisis yang memadai adalah minimum Kt/V 1,2. KDOQI telah mengadopsi Kt/V 1.2 sebagai standar kecukupan dialisis.