You are on page 1of 24

WORKSHOP PRACTICAL

ENGINEERING - PEMANCANGAN

WORKSHOP PRACTICAL ENGINEERING


PEMANCANGAN

APLIKASI GRLWEAP UNTUK PREDIKSI


DAYA DUKUNG TIANG PANCANG

oleh :

Gambiro

KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG


Kapasitas dukung tiang pancang terhadap beban aksial tekan dapat
ditentukan dengan :
A. Metode analisa statis (Statical Analysisi Method) dengan uji
laboratorium
1. Formula dengan data CPT (Cone Penetrometer Test)/Sondir.
2. Formula dengan data SPT (Standard Penetration Test).
3. Formula dengan hasil pengujian sampel tanah

B. Metode analisa dinamik (Dynamic Analysisi Method) → formula


dinamik
4. Formula dinamik : a. Formula pemancangan (pile driving formula)
b. Analisa gelombang (wave analysis)
C. Uji lapangan

5. Uji lapangan dengan PDA (Pile Driver Analysis)


6. Uji lapangan dengan uji beban statik

1
KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG

A. Metode analisa statis (Statical Analysisi Method) dengan uji


laboratorium
Keuntungan :
• Digunakan untuk merencanakan kapasitas dukung tiang pancang
secara teoritis.
• Biaya sangat murah.

Kerugian :
• Sangat tergantung dari kuantitas dan kualitas data tanah.
• Banyak hal-hal yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya
(unpredictable) seperti menjumpai lapisan lensa.
• FK = 3 - 5

KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG

B. Metode analisa dinamik (Dynamic Analysisi Method) → formula


dinamik

Keuntungan :
• Langsung mengetahui perkiraan daya dukung tiang pancang
berdasarkan hasil pemancangan.
• Biaya sangat murah.

Kerugian :
• Sangat tergantung dari kualitas alat dan cara pengukuran kalendering
• Formula dinamik memberikan hasil yang tidak sama, sehingga
bersifat empiris.
• FK = 3 - 4
KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
C. Uji lapangan

Keuntungan :
• Hasil yang diperoleh merupakan hasil yang sebenarnya,
• Dapat menggunakan FK = 2.0

Kerugian :
• Biaya mahal, karena harus memobilisasi peralatan berat.
• Selama pelaksanaan pengujian, harus bebas dari gangguan pekerjaan
yang lain.
• Pekerjaan yang lain terhenti.

KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG


Data Sondir
q c . A JHP .O
Menurut Wesley :
R all . =
5
+
3

qc = nilal konus (kg/cm2)


JHP = jumlah hambatan pelekat (kg/cm)
A = luas penampang utuh tiang (cm2)
O = keliling tiang (cm)
KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG
Data Sondir

Menurut Schmertmann – Nottingham : Qall = Qp + Qs

q c1 + q c2
Qp = Ap
2
qc1 =nilai qc rata-rata 0.7D – 4D di bawah ujung tiang
qc1 =nilai qc rata-rata 8D di atas ujung tiang
Ap = luas penampang utuh tiang (cm2)
O = keliling tiang (cm)
(Paulus Pramono)

KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG


Data Sondir (Paulus Pramono)

⎡ 8D z L

Q s = K s,c ⎢ ∑ fs . A s + ∑ s ⎦⎥
A
⎣ z=0 8 D z=8 D

Qs = daya dukung selimut tiang


K = faktor koreksi fs untuk tanah
pasir (Ks) atau lempung (Kc)
z = kedalaman di mana fs diambil
d = diameter tiang
fs = gesekan selimut sondir
As = luas bidang kontak setiap
interval kedalaman fs
L = panjang total tiang tertanam
KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG
Data SPT

Meyerhoff (1956) :
Qu = 40 N b .Ap + 0.2 N .As

Qu = daya dukung ultimit pondasi tiang pancang (ton)


Nb = harga NSPT pada elevasi dasar tiang
Ap = luas penampang dasar tiang (m2)
As = luas selimut tiang (m2)
N = harga NSPT rata-rata

KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG


Data laboratorium

Meyerhoff (1976) : (untuk tanah pasir)


(Q v ) ult
= Q p
+ Q f

L= L
= Apσ 'v N q + pK s tan δ ∑ σ 'vl ΔL
L=0
KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG
Meyerhoff (1976) : (untuk tanah pasir)
Ap = pile tip area
σ’v = effective overburden pressure at the pile tip
effective vertical stress at a point along the pile
σ’vl =
length
pile perimeter
p =
earth pressure coefficient
Ks =
bearing capacity factor
Nq =
⅔φ
δ =
pile length
L =

KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG


Meyerhoff (1976) : (untuk tanah pasir)

Pile Type Ks
Bored Pile 0.5
Driven H Pile 0.5 – 1.0
Driven displacement pile 1.0 – 2.0

φ0 20 25 28 30 32 34 36 38 40 42 46
Nq (1) 8 12 20 25 35 45 60 80 120 160 230
N q (2 ) 4 5 8 12 17 22 30 40 60 80 115
KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG
Meyerhoff (1976) : (untuk tanah kohesif)
L=L0
( Q v ) ult = A p c u N c p ∑c a ΔL
+ L=0

Ap = pile point (base) area


cu = the minimum undrained shear strength of clay at pile point
level (c = cu=Su = qu/2)
Nc = the bearing capacity factor
p = pile parameter
Le = effective pile length
ca = soil-pile adhesion

KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG


Meyerhoff (1976) : (untuk tanah kohesif)

Nilai Nc untuk variasi kedalaman terhadap diameter tiang pancang


Nc
Df/B
6.2
0
7.8
1
8.5
2

≥4 9.0

(Foundation and Earth Structures Design Manual NAVFAC, D.M 7.2, 1982)
KAPASITAS DUKUNG STATIK TIANG PANCANG
Meyerhoff (1976) : (untuk tanah kohesif)

Nilai Nc untuk variasi diameter bawah tiang pancang (B)

Drilled Pile Base Diameter Nc


< 0.5 m (≅ 1.5 ft.) 9
0.5 – 1.0 m (≅1.5 – 3 ft.) 7
≥ 1 m (≅ 3 m) 6

(Canadian Foundation Engineering Design Manual, 1985)

FORMULA DINAMIK

e h.E h W r + n 2Wp
1. Hiley (a) : R
+ k 2 + k3 ) Wr + W p
=
s + 0.5(k1
u

eh .E h W r + n W p
2. Hiley (b) : Ru =
s + 0.5C x W r + W p

3. PCUBC (Pacific Coast Uniform Building Code) :


e h . E h .C 1
Ru =
s + 0.5C2

4. Gates : R u = 10 . e h . E h (1 − log s )
45
FORMULA DINAMIK
5. Modified ENR (Engineering News Record)

eh .Eh Wr + n W p
2

Ru =
s + 0.254 Wr + W p

6. Janbu : Ru = eh.Eh
K u.s

e h. E h
7. Danish : Ru =
s1 + C 1

8. Ritter : Ru = eh .Eh Wr +Wr +Wp


s Wr +Wp

FORMULA DINAMIK
. 2. . . . 2
9. Weisbach : EA eh E h A E s. A. E
Ru = −s + +
L L L

E . A ⎜⎛ W 2 + n2 W 2.L ⎞
R = −s+
r p ⎟
s + Wr .h
2
u
L ⎜ W + W E.A ⎟
10. Stern atau Universal : ⎝ r

p

E . A ⎛⎜ W r + h . 2 . L ⎞⎟
2
11. Redtenbacher : R =
2
− s s +
+u ⎜
p
L Wr +W .E.A ⎟
⎝ ⎠

2 .E . A .s ⎛⎜ W r .h .L ⎞
12. Rankine : Ru = 1 + − 1 ⎟
L ⎜ 2
s .E . ⎟
⎝ ⎠
A
FORMULA DINAMIK
⎛ Y ⎞
13. Kafka : Ru = X ⎜⎜ −1+ 1+ ⎟ +W r+W

⎝ p (2s + λ '⎠
X

= .hW
14. Eytelwein atau Dutch : R u
r

⎛ W p ⎞⎟
s⎜1 +
⎝ W r ⎠

Ru = eh.Eh
15. Benabencq : 2s +W r +W p

Ru = e h. E h
16. Navy Mc Kay :
s (1 + 0 .3C 1 )

FORMULA DINAMIK
R = e .E .C
17. Canadian Building Code : u h h 1

s + C 2
.C 3

18. Design Manual DM 7.2, 1982


2 .W .H
Ru =
a. Drop Hammer : S+1

b. Single Acting Hammer :


2 .W .H
2.W .H Ru =
R = W
S + 0.1 D
u
S + 0.1
W
c. Double Acting Differential Hammer :
2 .E
2 .E Ru =
Ru = W S + 0.1
S + 0.1 D
W
FORMULA DINAMIK

Nilai Efisiensi Palu :

Jenis Palu
Drop hammer
Single acting hammer
Double acting hammer
Diesel hammer

FORMULA DINAMIK

Nilai Koefisien Restitusi Tiang (ASCE 1941) :

Material
Tiang pancang kayu (ujung tidak runcing)
Bantalan kayu di atas tiang pancang baja
Bantalan kayu pada tiang pancang baja
Tiang pancang baja tanpa bantalan kayu atau tiang beton dengan bantalan

Palu besi dicor di atas tiang pancang beton tanpa pile cap
Formula Dinamik

Engineering News
Hiley
Pacific Coast Uniform Building Code
Redtenbacher
Eytelwen
Navy-McKay
Rankine
Canadian National Building Code
Modified Engineering News
Gates
Rabe
•*Pu = beban uji batas
• Pd = kapasitas rencanan, menggunakan angka keamanan yang direkomendasikan untuk masing-masing persamaan (2 – 6, tergant

Pile Testing Program by Michigan State Highway Commission (1965)

KESALAHAN—KESALAHAN FORMULA DINAMIK

Hiley :

1. Formula tidak mengandung parameter fisik dimensi seperti L (panjang),


ukuran penampang (area, momen inersia, modulus elastisitas). Dengan kata
lain, semua paramater penampang dianggap sama. (Yekong, 2006).
2. Formula dinamik hanya memeperhitungkan rated anergy dan estimated
losses, suatu hal yang terlalu menyederhanakan. (Goble and Rausche, 1980).
3. Tiang pancang dianggap rigid dan tidak memperhitungkan fleksibilitas tiang
pancang. (Goble and Rausche, 1980).
4. Tahanan tanah dianggap sama. (Goble and Rausche, 1980).
Wave Equation Analysis (WEA)

Dikembangkan pertama kali oleh E.A.L. Smith pada tahun


1950. Saat ini sudah beberapa program aplikasi yang
tersedia di pasaran antara lain :
• GRLWEAP (Goble Rausche Likins and Associates, Inc.
• TNOWAVE (Proufond BV)
• DRIVE (Oasys Limited)
• Dll.

WAVE EQUATION ANALYSIS (WEA)

1. Hammer, cushion, helmet dan tiang pancang


dimodelkan sebagai rangkaian segmen-segmen yang
masing-masing terdiri massa terkonsentrasi dan pegas
yang tidak mempunyai berat.
2. Hammer dan segmen-segmen tiang pancang secara
kasar panjangnya diambil 1 meter.
3. Tahanan tanah (soil resistance) sepanjang tiang yang
tertanam dan pada ujung tiang direpresentasikan
dengan komponen statik dan dinamik.
(Yekong, 2006)
Wave Equation Analysis (WEA)
Dasar Teori :

Penambahan waktu kritis (time increment) :


• Waktu kritis yang diperlukan gelombang merambat sepanjang segmen L.
Δ t cri = L i / c i
Atau :

• Waktu kritis yang diperlukan gelombang merambat pada massa m.

Δt cri = (m i / ki )1/ 2
panjang segmen ke i
Li =
kecepatan gelombang yang melalui segmen ke i
ci =
massa segmen ke i
mi =
kekakuan pada segmen ke i
ki =

(GRLWEAP 2005 Manual)

Wave Equation Analysis (WEA)


Dasar Teori :

c i= (E i / ρi )1/ 2
ci = kecepatan gelombang yang melalui segmen ke i
Ei = modulus elastisitas segmen ke i
ρi = Unit massa segmen ke i

(GRLWEAP 2005 Manual)


Wave Equation Analysis (WEA)
Dasar Teori : (GRLWEAP 2005 Manual)

Langkah-langkah analisa :

1. Prediksi variabel tiang pancang pada saat t = j


Menentukan harga awal untuk segmen 1 (I = 1) pada saat t = 0
a11 = gh v12 = vri + a11.Δt u = u + v .Δt
12 11 12

a1 = percepatan awal untuk segmen 1 pada


1 saat t1
gh = percepatan hammer (tidak selalu 9.81
m/det.2)
vri = kecepatan awal yang sama dengan
kecepatan ram impact
vij = kecepatan segmen i pada saat j
uij = perpindahan segmen i pada saat j

Wave Equation Analysis (WEA)


Dasar Teori :
2. Gaya-gaya pada segmen

a. Gaya pada pegas atas yang bekerja pada sebuah segmen


= k i ( u i −1 − u i ) k = EA
F sijt pi
Δ L

b. Gaya pada dashpot (damper) atas yang bekerja pada sebuah segmen
= c p ( v i−1 − v i )
F dijt

c. Gaya pada pegas bawah yang bekerja pada sebuah segmen


= k i ( u i − u i+1 )
F sijb

d. Gaya pada dashpot (damper) atas yang bekerja pada sebuah segmen
= c p ( v i − v i+1 (GRLWEAP 2005 Manual)
F dijb
)
Wave Equation Analysis (WEA)
Dasar Teori :

3. Hukum Newton ke 2 untuk perhitungan percepatan


a ij = g p + ( Fsijt + Fdij
t
− Fsijb − Fdij
b
− R sij − R dij ) / m i

Rsij dan Rdij = beban tahanan eksternal

4. Integrasi koreksi
vij = vij −1 + (aij + aij −1 )Δt /
2
u = u + v Δt + + a )Δt / 6
2

ij ij −1 (2aij ij −1 ij
−1

5. Iterasi sampai terjadi konvergen

(GRLWEAP 2005 Manual)

(GRLWEAP 2005 Manual)


(GRLWEAP 2005 Manual)

(GRLWEAP 2005 Manual)


Tipe hammer

Beban ultimit
Hammer
Cushion

Pile Cushion

Pile
Information
Hammer

Hammer
Cushion

Pile
Cushion

Tiang pancang

Distribusi gaya gesekan


blows/m
A

A. Grafik hubungan jumlah pukulan vs Compressive/Tensile Stress


B. Grafik hubungan jumlah pukulan vs Ultimate Capacity/Ram Stroke

mm/10 bl
A

A. Grafik hubungan jumlah pukulan vs Compressive/Tensile Stress


B. Grafik hubungan jumlah pukulan vs Ultimate Capacity/Ram Stroke
mm/10 bl

blows/m
Blows/m vs Ultimate Capacity
10000
8000
Ru l t (k N)

6000
4000
2000
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
Blows/m

HM Sampoerna Ujungpangkah

mm/10 blow vs Ultimate Capacity


10000
R u lt ( k N )

8000
6000
4000
2000
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
mm/10 blows
HM Sampoerna Ujungpangkah

You might also like