You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara penghasil dan pengekspor karet alam urutan
ke 2 (dua) di dunia setelah Thailand. Meskipun produksi karet Indonesia masih
dibawah Thailand namun dari sisi luasan Indonesia menduduki areal karet terluas
di dunia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas karet
Indonesia per satuan luas masih dibawah tingkat produktivitas di negara lain
(Thailand dan Malaysia). Namun demikian peluang ekspor karet alam Indonesia
ke depan masih tetap cerah bahkan Indonesia dapat menjadi negara pemasok karet
utama mengingat 2 pemasok utama lainnya (Thailand dan Malaysia) sudah tidak
mampu lagi meningkatkan produksinya karena keterbatasan lahan pengembangan.
Dibalik peluang yang sangat besar tersebut, tuntutan terhadap bahan baku
yang bermutu merupakan suatu tantangan yang besar bagi Indonesia. Mutu bahan
baku karet yang diekspor ke luar negeri sangat ditentukan oleh penanganan bahan
olah karet di tingkat petani. Semenjak Indonesia dikenalkan dengan produk crumb
rubber dengan SIR (Standar Indonesian Rubber), mutu bahan olah karet yang
dipersiapkan oleh petani semakin merosot.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi kesusuan
(dikenal sebagai latex) yang diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan pohon
karet tetapi dapat juga diproduksi secara sintetis. Sumber utama barang dagang
dari lateks yang digunakan untuk menciptakan karet adalah pohon karet Havea
Brasiliensis. Ini dilakukan dengan cara melukai kulit pohon sehingga pohon akan
memberikan respons yang memberikan banyak latex lagi.
Proses pengolahan karet sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku karet
yang diolah, mesin-mesin yang digunakan, proses pengolahan, sumber daya
manusia dan kondisi lingkungan pabrik, sehinga diperlukan pembuatan standar
operasional prosedur (SOP) pengolahan karet RSS sebagai standar tata cara kerja,
proses pengolahan terbaik yang menjamin konsistensi mutu yang berlaku untuk
semua pabrik karet RSS. PT PP Lonsum Indonesia merupakan perusahaan yang

1
bergerak di bidang perkebunan karet dan pengolahan getah karet atau lateks. Ini
bertujuan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam mengolah bahan baku lateks
menjadi karet setengah jadi.
Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat
digunakan kembali, apabila limbah ini terlalu banyak dilingkungan maka akan
berdampak pada pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan dari
masyarakat sekitar. Limbah dibagi menjadi dua bagian sumber yaitu limbah yang
bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang berasal dari non-
domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian).Bahan-bahan yang termasuk dari
limbah harus memiliki karakteristik diantaranya adalah mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif dan lain-
lain. Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas
air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri,
domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara
lain menurunkan kulitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan,
dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara
seksama.

B. Tujuan Kunjungan
1. Untuk mengetahui proses pengolahan lateks/karet mentah menjadi karet
setengah jadi.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah pabrik karet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lokasi Kunjungan
Pabrik PT.PP.LONDON SUMATRA INDONESIA, Production Of
Palangisang Crumb Rubber Factory, Pabrik Pengolahan Karet Lembaran
dan Remah Kebun Palangisang.

B. Waktu Kunjungan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19
September 2017, pukul 12:48.

C. Proses Pengolahan Karet


Proses pengolahan karet mentah atau karet alam telah mengalami
berbagai pengembangan teknis.
Getah pohon karet atau biasa disebut dengan lateks merupakan
bahan baku karet yang dipergunakan untuk pembuatan berbagai macam
alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah
seperti sol sepatu, ban mobil dan berbagai produk lainnya yang semuanya
terbuat dari bahan karet.
Berikut beberapa tahapan dari proses pengolahan karet mentah
tersebut:
Getah pohon karet atau lateks biasanya dipisahkan dengan
kandungan karet di dalamnya dengan cara tertentu yang menghasilkan
suatu produk yang biasa disebut dengan koagulan. Koagulan tersebut
selanjutnya diproses menjadi karet alam setengah jadi dengan melakukan
beberapa cara atau teknik tertentu. Secara tradisional karet alam telah
dibuat menjadi lembaran yang kualitasnya bisa dikategorikan secara visual
atau mudah untuk dibedakan. Selain dalam bentuk lembaran karet
alam juga diperdagangkan dalam bentuk crepes, yang mana dalam bentuk
crepes ini juga mudah untuk dibedakan dalam mutunya hanya dilihat dari

3
penampilannya. Metode pengolahan menjadi lembaran dan bentuk crepes
ini masih banyak dipergunakan oleh para petani pada saat ini. Dan sejak
pertengahan tahun 1960-an Negara Malaysia telah mengembangkan proses
pengolahan menjadi bentuk karet blok, dan metode untuk penilaian mutu
atau kualitas karet alam ini lebih detail dan lebih bersifat teknis sehingga
memerlukan alat atau mesin laboratorium untuk mendapatkan hasil yang
lebih detail.
Dalam proses pengolahan Lateks/Karet menggunakan 2 sistem,
yaitu Sistem Sheet dan Sistem Crumb. Sistem Sheet dengan cara sistem
pemipihan sehingga jadi bentuk lembaran. Sistem Crumb adalah proses
crumbing atau pencacahan, karet yang dipipihkan akan dicacah sehingga
menjadi halus.

1. Sistem Sheet
Bahan baku yang diterima terlebih dahulu ditimbang, lalu
dibingkar ditempat yang namanya Bulking tank, dibak akan diukur DRC
(kadar karet kering) dari lateks tersebut. Lalu dilakukan pengenceran
lateks dengan DRC yang telah ditentukan yaitu 16%. Lateks dialirkan ke
bak Congulating tank lalu dicampurkan dengan semical Formit acid yang
berfungsi untuk mempercepat proses kogulasi atau pembekuan lateks
tersebut. Lalu dilakukan pengadukan terhadap lateks yang fungsinya untuk
memberikan homogenisasi antara lateks dengan formit acid sehingga
diharapkan proses pembekuannya sempurna, tidak ada yang menggumpal.
Sebelum membeku diberikan parpatisi sehingga membentuk
lembaran yang tebal dan diamkan hingga proses pembekuannya sempurna,
pembekuannya biasa memakan waktu 4 jam dan tidak menggunakan suhu
tapi hanya menggunakan konsentrasi formit acid, lalu keesokan harinya
dilakukan proses penggilingan dengan alat yang dinamakan Gutter untuk
mengalirkan lateks yang membeku ke mesin penggilingan, menggunakan
sistem floating. Lalu setelah dari Gutter dilanjutkan ke mesin penggilingan
Sheeter untuk proses pemipihan sehingga bekuan lateks yang tebal tadi

4
bisa menjadi tipis dengan ketebalan standar 4 mm. Setelah itu, lembaran
karet digantung disebuah alat yang namanya Lory dengan menggunakan
bambu. Lalu masuk ke proses pengeringan yang namanya kamar asap
(Smoke House) dan didiamkan selama ± 7 hari 7 malam dengan suhu
dinaikkan secara bertahap hingga suhu 50◦C, bahan baku yang digunakan
yaitu batang pohon karet tua dan inti kelapa sawit. Karet yang telah masak
kemudian dikeluarkan dan dibongkar masuk ketempat yang namanya
Unloading untuk proses pembongkaran. Dari Unloading kemudian
dilakukan Sorting yang fungsinya untuk memisahkan antara karet yang
bagus dengan yang tidak karena kemungkinan dalam satu lembaran karet
ada beberapa bagian yang tidak matang secara sempurna, untuk lateks
yang tidak matang sempurna kemudian diolah kembali dengan
dimasukkan ke kamar asap.
Setelah itu masuk ke proses Bale Press, karet tadi dibentuk menjadi
suatu bentuk bantalan dengan berat 35 kg per bantalan. Setelah dilakukan
pengepressan, bantalan akan dimasukkan atau dilewatkan ke mesin Metal
Detector yang berfungsi untuk mendeteksi apakah karet masih memiliki
kandungan metal atau tidak, jika tidak mengandung metal maka
dilanjutkan dengan proses pembungkusan dengan plastik sesuai dengan
produk masing-masing. Setelah itu dilakukan proses Packing, dan disusun
kedalam box sebanyak 36 bal. Setelah itu dimasukkan kedalam tempat
penyimpanan di gudang. Saat akan dikirim, dilakukan dulu proses
Pesigmen untuk mengecek kembali apakah masih terdapat kontaminasi
atau bentda-benda asing yang mungkin ikut kedalam bal tersebut. Apabila
aman, lalu selanjutnya karet tersebut dibungkus lalu dibakar maksudnya
disini plastik pembungkusnya dipanaskan hingga melengket ke bal karet
tersebut agar susunannya tetap terjaga atau tidak rusak. Produk siap
dikirim.

2. Sistem Crumb

5
Ada 2 bahan baku, yang pertama lump (getah yang telah membeku
secara alami didalam mangkuk/cup tanpa campuran) dan yang kedua
lateks. Proses awal sama hingga proses kelima. Untuk Lump diolah ke
sistem yang namanya Low Grade (LG), Cup Lump yang telah diterima
akan dibongkar ketempat yang namanya Lump Store yaitu tempat
penampungan Lump. Lalu dimasukkan ke dalam mesin Sleb Cutter untuk
memotong Lump menjadi ukuran lebih kecil. Potongan Lump dimasukkan
kembali kedalam mesin Prebrecker untuk dipotong menjadi lebih kecil
lagi. Kemudian masuk kedalam kolam Blending Tank untuk
membersihkan Lump apabila terdapat kotoran seperti daun dan ranting-
ranting pohon yang terikut.
Setelah proses pembersihn, kemudian masuk kedalam mesin
penggilingan yaitu Creper melalui Bucket Elevator, dimesin Creper
potongan-potongan Lump disatukan kembali sehingga menjadi bentuk
lembaran yang namanya Blenket, mulai dari Creper 1 – 5. Setelah itu,
blenket (karet lembaran yang telah menyatu) dimasukkan kedalam mesin
Shredder untuk proses pencacahannya, dicacah kembali menjadi butiran
halus. Lalu masuk kekolam lagi yaitu kolam Washing Tank untuk
membersihkan cacahan dari kotoran. Lalu dikirim ke Trolley Drier sebagai
tempat pencetakan dari cacahan karet tadi. Setelah itu dimasukkan
kedalam mesin pengeringan yaitu mesin Drier. Dikeluarkan lalu
ditimbang, lalu dimasukkan kedalam mesin Metal Detector dan Reservasi,
setelah itu dilakukan proses Packing.
Untuk bahan baku lateks akan terbentuk dua jenis karet, yaitu
CR3CV dan CR 3L. Proses awal sama seperti Sheet dibongkar di Bulking
Tank lalu dilakukan pengenceran. Bedanya, pada sheet proses
pencampuran semical dibawah hanya formit acid, untuk CR 3L setelah
diencerkan kemudian dilakukan proses pencampuran semical berupa
Sodium Metabol Sulfat (SMB), Cusor Oil, dan Formit acid. Sodium
berguna untuk memperlancar penghambatan proses oksidasi dari lateks
tersebut. Karena yang diutamakan adalah kecerahan warnanya (kuning),

6
jika terjadi proses oksidasi akan merubah kecerahan warnanya. Semical
yang kedua untuk mempermudah proses pencacahan pada mesin Shredder
nantinya. Untuk produk CR3CV, proses sama hanya bahan baku semical
yang ditambahkan berbeda sedikit yaitu pada CR 3L ditambahkan SMB
sedangkan pada CR3CV ditambahkan HNS. HNS berguna untuk
menstabilkan kekenyalan karet, karena yang diutamakan adalah
kekenyalannya dengan standar 60. Proses berikutnya sama dengan proses
pada sistem Sheet.

D. Data Hasil Pengamatan


Berdasarkan pengamatan yang kami amati PT.PP.LONDON
SUMATRA INDONESIA adalah salah satu produsen karet di Indonesia
yang menghasilkan karet dengan kualitas yang baik dengan proses yang
panjang dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Adapun proses yang harus dilalui untuk membuat bahan karet
yaitu:
Penerimaan bahan olah → pengenceran → pembekuan →
penggilingan → penirisan → pengasapan → sortasi → pengepakan →
pembungkusan → pelaburan → penyimpanan → pengiriman.
Kriteria kualitas karet yang dihasilkan dari dua sistem yang
dilakukan berbeda, pada sistem crumb kriteria kualitas dinilai menurut
warna dan kekenyalannya. Untuk sistem sheet, hanya memperhatikan
kualitas dari segala bentuk kualitas karet. Sedangkan untuk sistem crumb,
terdapat 2 kualitas karet dari dua jenis karet yang berbeda. Untuk karet
jenis CR3CV akan menghasilkan kualitars karet berdasarkan
kekenyalannya. Sedangkan jenis karet CR3L menghasilkan karet dengan
kualitas menurut kecerahan warnanya yaitu warna kuning.

E. Proses Pengolahan Limbah

7
Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat
digunakan kembali, apabila limbah ini terlalu banyak dilingkungan maka
akan berdampak pada pencemaran lingkungan dan kesehatan bagi
masyarakat sekitar. Limbah ada dua bagian sumber yaitu limbah yang
bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang berasal
dari non-domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian). Karakteristik
bahan-bahan yang termasuk limbah adalah mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif
dan lain-lain. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak
negatif terhadap sumber daya air, antara lain menurunkan kulitas air. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air
secara seksama.

Oleh karena itu, dalam pembuangan limbah baik yang domestik


maupun yang non-domestik di daerah pemukiman sebaiknya dilakukan
penataan ulang lokasi pembuangan limbah, agar aliran limbah dari
masing-masing pemukiman penduduk dapat terkoordinasi dengan baik,
dan tidak menimbulkan penyakit yang meresahkan kehidupan penduduk
sekitar. Salah satu industri yang erat hubungannya dengan masalah
lingkungan adalah industri karet. Dari proses pengolahan karet akan
menghasilkan limbah cair yang mengandung senyawa organik. Hal ini
memerlukan penanganan yang terpadu antara pihak pemerintah, industri
dan masyarakat, juga diperlukan teknologi pengolahan limbah karet yang
murah dan mudah dalam penanganannya, seperti melalui proses aerasi dan
koagulasi.

Sumber Limbah Industri Karet apabila dilihat dari tahapan poduksi


baik dari bahan baku berasal dari lateks dan bahan olahan karet rakyat
(bokar), maka limbah yang terbentuk pada industri karet dapat berupa
limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Kualitas bahan baku
berpengaruh terhadap tingkat kuantitas dan kualitas limbah yang akan
terjadi dengan rincian sebagai berikut:

8
1) Makin kotor bahan karet olahan akan makin banyak air yang diperlukan
untuk proses pembersihannya, sehingga debit limbah cairpun meningkat.

2) Makin kotor dan makin tinggi kadar air dari bahan baku karet olahan,
akan makin mudah terjadinya pembusukan, sehingga kuantitas limbah
gas/bau pun meningkat.

3) Bahan baku karet olahan yang kotor menyebabkan kuantitas lumpur,


tatal dan pasir relatif tinggi.

Pengelolaan limbah dapat dikelompokkan kedalam pengolahan


dari sumbernya yang disebut sebagai proses produksi bersih, dan
pengelolaan saat limbah tersebut keluar dari proses produksi. Pengolahan
limbah pendahuluan bertujuan untuk memisahkan zat atau unsur padatan
kasar yang ada dalam air limbah dengan cara penyaringan untuk
meminimalisasi gangguan dalam proses pengolahan limbah berikutnya.
Hasil akhir dari pengolahan limbah cair akan dialirkan ke sungan. Teknik
pengelolaan air limbah secara efektif dan efisien serta berkesinambungan
harus dilaksanakan dalam melakukan pengkajian dan inovasi penerapan
teknologi produksi bersih, untuk mendukung terwujudnya industri karet
yang berdaya saing tinggi dan berwawasan lingkungan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pengolahan karet sangat di pengaruhi oleh kualitas bahan baku
karet yang di olah, mesin-mesin yang digunakan, proses pengolahan, sumber
daya manusia dan kondisi lingkungan pabrik, sehinga di perlukan pembuatan
standar operasional prosuder (SOP) pengolahan karet sebagai standar tatacara
kerja, proses pengolahan terbaik yang menjamin konsistensi mutu yang
berlaku untuk semua pabrik karet dilingkungan PT.PP.LONDON SUMATRA
INDONESIA. Ini bertujuan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam
mengolah bahan baku lateks menjadi karet. Dalam pengolahan lateks juga
memiliki beberapa sistem pengolahan yaitu sistem sheet dan sistem crumb.
Dimana kedua sistem memiliki beberapa perbedaan baik dalam proses
pengolahannya maupun hasil dan kriteria kualitas karet yang akan dihasilkan.

B. Saran
Sebaiknya parameter-parameter yang digunakan dalam pengendalian
limbah industri karet lebih lengkap, agar diperoleh hasil pengolahan yang
sesuai dengan kepentingan umum dan keseimbangan dengan memperhatikan
pihak industri. Dan juga lembaran-lembaran karet yang tidak bagus sebaiknya
ditempatkan pada satu tempat agar tidak terlihat berantakan dan tidak tercecer.
Karena hal itu dapat mengganggu kenyamanan dan mengganggu dalam proses
pengolahan sebab lingkungan tidak bersih atau kotor.

10
LAMPIRAN

A. Kawasan Kebun Karet

B. Bulking Tank
 Lateks

11
 Lumb

C. Bulking Tank 2 Lateks

12
Lateks Rusak

D. Proses Pencacahan

13
E. Proses Pengasapan

14
Bahan Bakar

Inti kelapa sawit Kayu pohon karet yang tua

F. Proses Packing

15
G. Proses Pengolahan Limbah

16

You might also like