You are on page 1of 21

 Skip to navigation

 Lewat menuju konten utama


 Skip to primary sidebar
 Skip to secondary sidebar
 Skip to footer

DWIKURNIAWATI117
perubahan yang akan menjawab

 BERANDA
 ABOUT

LP,SP,dan API
APR 15

Posted by dwikarunia
LAPORAN
KEPERAWATAN JIWA II

Disusun Oleh :
Dwi Kurniawati 201210201095

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAHYOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014

LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH UTAMA

Perubahan Proses Pikir : Waham

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
 Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal(Stuart dan
Sundeen, 1998)
 Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan
dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI,2000)
 Waham adalah suatu keyakinan seseorang berdasarkan penilaian realitas yang selalu salah
keyakinan yang tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi atau
informasisecara akurat (Keliat, 1999)
 Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya
atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, biarpun dibuktikan
kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)
2. Jenis – Jenis Waham

Menurut Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :

a. Waham Primer

Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal seseorang
merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan dan berhenti dua kali.

b. Waham Sekunder

Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita untuk
menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.

 Waham Agama

Keyakinan terhadap suatu agama secar berlebihan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.

Contoh :

“kalau saya masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari,” atau mengatakan
bahwa dirinya adalahTuhan yang dapat mengendalikan makhluknya.

 Waham Kebesaran

Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang
berbeda dengan orang lain, ducapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh :

“saya ini penjabat di Departemen Kesehatan lho…” , “saya punya tembang emas”

 Waham curiga

Keyakinan bahwa seseorang atau kelompok orang berusaha merugikan atau mencederai
dirinya, diucapkan berulang – ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh :

“saya tahu …semua saudara saya mungkin ingin menghancurkan hidup saya karena mereka
semua iri dngan kesuksesan yang dialami saya.
 Waham Somatik

Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit,
diucapkan berulang – ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh :

Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah dilakukan pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.

 Waham Nihilistik

Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang –ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh :

“ini kan alam kubur ya, semua yang ada di sisni adalah roh-roh.”

 Delusion of reference

Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya

 Waham Kejar

Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang mengganggunya atau
mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau kejelekannya sedang dibicarakan

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dngan perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut :

1. Kognitif :
 Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
 Individu sangat percaya pada keyakinannya
 Sulit berfikir realita
 Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
 Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
 Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
 Hipersensitif
 Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
 Depresif
 Ragu-ragu
 Mengancam secara verbal
 Aktifitas tidak tepat
 Streotif
 Impulsive
 Curiga
4. Fisik
 Higiene kurang
 Muka pucat
 Sering menguap
 BB menurun
 Nafsu makan berkurang dan sulit tidur

5. Rentang respons

Respon adaptif repon


maladaptif

 Pikiran logis
 Persepsi akurat
 Emosi konsisten dengan pengalaman
 Perilaku seksusal
 Hubungan sosial harmonis
 Gangguan isi pikir halusinasi
 Perubahan proses emosi
 Perilaku tidak terorganisasi
 Isolasi sosial
 Kadang proses pikir terganggu
 Illusi
 Emosi berlebih
 Berperilaku yang tidak biasa
 Menarik diri
Rentang respons perubahan proses pikir waham(keliat,1999)

6. Etiologi

Gangguan persepsi sensori halusinasi sering disebabkan karena panik, sterss berat yang
mengancam ego yang lemah, dan isolasi sosial menarik diri (Townsend, M.C, 1998). Menurut
Carpetino, L.J (1998) isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak. Sedangkan menurut Rawlins, R.P dan
Heacock, P.E (1998), isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan
berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai
kesempatan dalam berpikir, berperasaan. Berpr bestasi, atau selalu dalam kegagalan.

Isolasi sosial menarik diri sering ditunjukkan adanya perilaku (Carpentino, L.J 1998) :

Data subjektif :

a. Mengungkapkan perasaan kesepian atau penolakan

b. Melaporkan dengan ketidaknyamanan konyak dengan situasi sosial

c. Mengungkapkan perasaan tak berguna

Data objektif :

a. Tidak tahan terhadap kontak yang lama

b. Tidak komunikatif

c. Kontak mata buruk

d. Tampak larut dalam pikiran dan ingatan sendiri

e. Kurang aktivitas

f. Wajah tampak murung dan sedih

g. Kegagalan berinteraksi dengan orang lain

7. Faktor Predisposisi
8. Pengembangan

Hambatan perkembangan alam mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat
meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan
perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efrktif.

1. Sosial budaya

Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham.
1. Psikologis

Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda / bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan
berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.

1. Biologis

Waham diyakini tejadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak, atau
perubahan pada sel kontrikal dan limbik.

1. Genetik
2. Faktor Presipitasi
3. Sosial budaya

Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan dari
kelompok.

1. Biokimia

Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham
pada seseorang.

1. Psikologis

Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga
klien mengembngkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.

9. Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan
pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
1. Status mental

Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat ekstrinsik dan aneh. Tidak
jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain. Klien biasanya cerdik ketika
dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data. Selain itu perasaan hatiya konsisten
dengan isi waham.

1. Sensori dan kognisi

Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang, tempat,
dan waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya biasanya akurat. Pengendalian impuls pada klien
waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana untuk bunuh diri, membunuh, atau
melakukan kekerasan pada orang lain.

Gangguan proses pikir waham biasanya diawali dengan adanya riwayat penyakit berupa
kerusakan pada bagian korteks dan limbik otak. Bisa dikarenakan terjatuh atau didapat ketika
lahir. Hal ini menunjukkan terjadinya perubah emosional seseorang yang tidak stabil. Bila
kepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi diri dari orang
lain dan lingkungan. Waham curiga akan timbul sebagai manifestasi ketidakmampuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Bila respons lingkungan kurang mendukung
terhadap perilakunya dimungkinkan akan timbul resiko perilaku kekerasan pada dirinya, orang
lain dan lingkungan. Dan kerusakan komunikasi kepada orang lain.

C. POHON MASALAH

Effect Kerusakan Komunikasi Verbal

Perubahan Proses Pikir : Waham curiga

Core Problem

Cause Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2. Penatalaksanaan
 bina hubungan saling percaya dengan pasien
 jangan membantah dan mendukung waham klien
 yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
 observasi kebutuhan klien sehari – hari
 memberikan pujian setiap klien melakukan aktivitas yang positif
 farmakologi seperti : haloperidol, Chlorpromazine, Trihexipenidil.

Farmakoterapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi
somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi
yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki perilaku klien dengan waham pada gangguan
skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehabilitasi sebagai suatu proses
refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

D. MASALAH YANG MUNCUL DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

No Data focus Masalah keperawatan


DS : klien mengatakan hal yang tidak jelas

DO :
Kerusakan komunikasi
 klien berbicara kacau verbal
1.  Pembicaraan klien berbelit-belit

DS :

 Klien mengatakan hal-hal yang tidak


nyata.
 Klien mengatakan bahwa seseorang
berusaha mencederai dirinya.
 Pasien menolak makanan yang disajikan
merasa ada racunnya.

DO :

 Pembicaraan klien cenderung berulang-


ulang
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan.
 Klien tampak bingung dan ketakutan
Gangguan proses Pikir :
Waham Curiga

Data Subjektif :

 Klien merasa malu berinteraksi dengan


orang lain

Data Objektif :
Gangguan konsep diri :
 Ekspresi muka klien sedih dan murung harga diri rendah

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham curiga
2. perubahan isi pikir: waham curiga
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa : Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham curiga


Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol wahamnya sehingga komunikasi verbal dapat
berjalan dengan baik

Tujuan Khusus :

a. Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya

Intervensi :

1. Bina hubungan saling percaya


2. Jangan membantah dan mendukung klien
3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Intervensi :

1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistic


2. Diskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang
realistik, hati-hati terlibat dengan waham
3. Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari) kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini
4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada.
c. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

Intervensi :

1. Observasi kebutuhan sehari-hari klien


2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik secara di rumah dan di RS (rasa takut,
ansietas, marah)
3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham
4. Tingkat aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga
(aktivitas dapat dipilih dan dibuat jadwal bersama dengan klien)
5. Atur situai agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya
d. Klien dapat b.d realitas (realitas: diri, orang lain, tempat, waktu)

Intervensi :

1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas


2. Sertakan klien dalam TAK :TAK Orientasi Realita
3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
4. Klien dapat memanfaatkan obat dengan benar

Intervensi :

1. Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat


2. Anjurkan minum obat
3. Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi
4. Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat

STRATEGI PELAKSANAAN I

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN WAHAM

Pertemuan : ke 1

Hari / Tanggal : Senin, 10 Maret 2014

Waktu : 10.00 WIB

1. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien mengatakan dia tahu bahwa saudaranya ingin mengahancurkan hidupnya dan ingin
menyakiti dirinya. Klien selalu mengulang-ulang perkataanya. Klien terlihat ketakutan dan
bingung.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan proses pikir : Waham Curiga

3. Tujuan

 Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap


 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien mampu menggunakan obat dengan benar

SP 1 P : Membina hubungan saling percaya ; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi


dan cara memenuhi kebutuhan ; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

”Assalamualaikum perkenalkan nama saya D, saya praktikan dari Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
yang bertugas pada pagi ini di Bangsal Sariayu. “Saya bertugas dari jam 08.00–14.00, saya yang
akan membantu perawatan ibu hari ini. Pada hari ini kita akan belajar orientasi realita ya bu
.” Nama ibu siapa? Ibu senang dipanggil apa?”

b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Ada keluhan yang Ibu rasakan hari ini?” “saya lihat Ibu
seperti ketakutan dan bingung Bu?”

c. Kontrak

Topik: “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Ibu Y rasakan sekarang?”

Waktu : “Berapa lama Ibu Y mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 20 menit
Bu?”

Tempat : “Dimana enaknya kita bercakap-cakap Bu? Ibu mau disini,di depan atau ditaman bu?”
”baik ibu kita akan berbincang-bincang di taman.”

1. KERJA :

“ibu tidak usah khawatir karena kita berada ditempat yang aman“Ibu masih ingat tidak apa
yang menyebabkan ibu di bawa ke sini? Oh jadi kemarin ibu di bawa ke sini karena di bawa
oleh petugas saat ibu sedang menjemur baju ya bu? Ibu sebelumnya pernah di rawat di sini
tidak bu? jadi sebelumnya ibu pernah di rawat 3 kali di sini ya? Sebelum di sini ibu pernah di
rawat di mana saja? Di rumah sakit panti Agung ya bu sebelum dari sini?” apakah ada keluarga
yang sakit sama seperti ibu?” tidak ada, tapi adik kandung saya bunuh diri gara-gara tidak
punya uang” bagaimana respon dari keluarga ibu tentang sakitnya ibu sekarang?” oh baik jadi
keluarga ibu sangat peduli ya dengan sakitnya ibu kali ini, makanya ibu di bawa ke sini agar ibu
dapat beristirahat dan bisa menenangkan fikiran ibu ya?” iya ibu bagaimana perasaan ibu
setelah di sini? Jadi ibu di sini sudah bisa mulai tenang kalau tidak memingkirkan masalah sama
kakak ipar ibu ya?” sebelumnya bagaimana hubungan ibu dengan kakak ipar ibu? Oh baik jadi
hubungan ibu sama kakak ipar ibu kurang baik ibu tidak suka dengan kakak ipar ibu, karena
kakak ipar ibu suka menghabiskan uang suami ibu dan selalu punya niatan untuk melukai ibu ya
bu? Sebelumnya ibu tahu tidak ciri-ciri orang yang mau menyakiti?ibu sering disakiti sama
kakak ipar?bagian mana yang disakiti bu?kalau disakiti bisa hilang dalam berapa waktu?coba bu
liat bagianmana yang disakiti?nah ini tidak ada luka bu?berati ibu?

1. TERMINASI :
2. Evaluasi subyektif

“Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?”

“tadi kita sudah belajar tentang orientasi realita ya bu? Ibu masih ingat tidak kita sudah
melakukan apa tadi? O ya Bagus”

1. Rencana Tindak Lanjut

“Bagaimana kalau kegiatan orientasi realita tentang berpikir positif ibu terus lakukan?”
“ibu tidak usah takut ya bu”

1. Kontrak
Topik : “Baikalah ibu besok kita akan bercakap-cakap lagi, besok ibu mau bercakap-cakap
tentang apa bu? Bagaimana kalau kesukaan ibu dirumah, memasak atau kegemaran ibu?” baik
ibu besok kita akan membicarakan tentang kegemaran ibu”

Waktu : “Mau jam berapa Ibu? Ya baiklah bu jam 09.00 besok ya bu .”

Tempat: “tempatnya besok mau di mana ibu?” baik ibu kita besok bertemu disini lagi.”“Kalau
begitu, saya permisi dulu ya bu. Assalamu’alaikum ibu”

STRATEGI PELAKSANAAN II

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN WAHAM

Pertemuan : ke 2

Hari / Tanggal : selasa , 11Maret 2014

Waktu : 09.00 WIB

1. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien merasa senang berbincang-bincang dan merasa dirinya lebih aman dengan berfikir positif.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan proses pikir : Waham Curiga

3. Tujuan

 Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap


 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien mampu menggunakan obat dengan benar

SP 2 : memberikan tindakan keperawatan kepada klien waham

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

”Assalamualaikum ibu, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin , saya datang lagi bu untuk
membicarakan kegemaran ibu”

b. Evaluasi Validasi
“sebelumnya ibu masih ingat dengan saya bu?” “coba ibu sebutkan nama saya?” “bagus ibu ,
masih mengingat saya, dan ibu masih ingat yang kita bicarakan kemarin bu?”

c. Kontrak

Topik: “Bisa kita mulai berbincang-bincang tentang apa yang Ibu Ygemari ?”

Waktu : “waktunya 15 sampai 20 menit bagaimana bu? “

Tempat : “tempatnya di taman seperti kemarin ya bu?”

2. KERJA :

“ibu apa saja yang menjadi kegemaran atau hobi ibu?” wah ternyata ibu pandai merajut?” “ibu
bisa ceritakan kepada saya kapan pertama kali ibu mulai mencoba merajut itu bu?” siapa yang
mengajarkan kepada ibu pertama kalinya bu?” “apakah ibu punya hasil dari rajutan ibu
sebelumnya? Bisa di perlihatkan kepada saya bu?””waaah bagus sekali rajutan ibu, ini tampak
cerah dan warnanya juga sesuai bu begitu juga rapi.” “ bagaimana kalau sekarang ibu
melanjutkan kemampuan ibu tersebut?” “ coba kita buat jadwal untuk kemampuan ibu ini ya,
berapa kali sehari ibu mau melakukannya bu?” “apa yang ibu harapkan dari kemampuan ibu
ini?” “ada tidak bu kemampuan lain yang ibu miliki?”

3. TERMINASI :
4. Evaluasi subyektif

“Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang kemampuan yang ibu
miliki”

1. Rencana Tindak Lanjut

”setelah ini coba ibu lakukan kembali ya bu sesuai dengan jadwal yang telah kita buat.” “saya
akan lihat kembali apa yang ingin ibu rajut.” “ibu sebelumnya ibu masih ingat tidak bu obat
yang ibu minum selama ini?” Mari…kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach… lakukan
ya bu, dan beri tanda kalau sudah dilakukan seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukan?

1. Kontrak

Topik : “Baikalah ibu besok saya akan kembali datang lagi bu, besok kita akan membicarakan
tentang obat yang harus ibu minum, setuju?”

Waktu : “untuk waktunya besok jam 12.00 bagaimana bu?”

Tempat: “bagaimana kalau tempatnya besok di depan kamar ibu?” “Kalau begitu, saya permisi
dulu ya bu. Assalamu’alaikum ibu”

STRATEGI PELAKSANAAN III


STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN WAHAM

Pertemuan : ke 3

Hari / Tanggal : Rabu , 12Maret 2014

Waktu : 12.00 WIB

1. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien merasa senang berbincang-bincang dengan perawat dan merasa ada yang memperhatikan
klien tersebut. Klien dapat bercakap-cakap dengan teman atau perawat, klien tidak tampak
bingung dan ketakutan lagi.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan proses pikir : Waham Curiga

3. Tujuan

 Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap


 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien mampu menggunakan obat dengan benar

SP 3 : mengajarakan dan melatih cara minum obat yang benar.

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

”Assalamualaikum ibu, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin , saya datang lagi bu”
“sebelumnya saya bisa lihat Jadwal Kegiatan Harian ibu?“

b. Evaluasi Validasi

”ibu sampai mana sekarang ibu merajutnya? Bisa saya lihat bu?”

c. Kontrak

Topik: “baik ibu sesuai dengan janji kita untuk membicarakan tentang obat yang ibu minum?”
”apakah ibu sudah ingat obat yang selama ini ibu minum?”

Waktu : “waktunya 20 menit bagaimana bu? “

Tempat : “tempatnya di depan kamar ibu ya”

1. KERJA :
“Ibu perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang , dan tidurnya juga tenang” “Obatnya
ada tiga macam ya bu, yang warnanya orange ini namanya CPZ , yang putih ini THP, dan yang
merah jambu ini namanya HLP. Semuanya ini harus diminum 3 kali sehari, setiap jam 7 pagi, 1
siang dan 7 malam. “Bila nanti setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk
mengatasinya ibu bisa mengisap-isap es batu.” Bila mata terasa berkunang – kunang, Ibu
sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.” “sebelum minum obat ini, ibu lihat dulu
label di kotak obat, apakah benar namanya ibu tertulis di sana, berapa dosisnya yang harus ibu
minum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar” “Ibu
obat ini harus diminum secara tertratur dan kemungkinan besar ibu minum salam waktu yang
lama. Sebaiknya ibu tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum
berkonsultasi dengan dokter.”

1. TERMINASI :
2. Evaluasi subyektif

“Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya obat yang ibu minum?” “coba
ibu sebutkan kembali obat yang ibu minum?”

1. Rencana Tindak Lanjut

“setelah ini, ibu coba untuk minum obat sesuai dengan yang saya ajarkan tadi” “ibu jangan
sampai lupa ya bu dan ibu bisa memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan harian ibu“

1. Kontrak

Topik : “nanti saya akan bicara dengan suami dan keluarga ibu, untuk membicarakan cara
merawat ibu dirumah.

Waktu : “dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi ibu”

Tempat: “untuk tempatnya seperti sekarang saja ya bu.“ ”Kalau begitu, saya permisi dulu ya
bu. Assalamu’alaikum ibu”

ANALISA PROSES INTERAKSI

Initial klien : Ny. Y

Interaksi ke : 1 (satu)

Tujuan Interaksi : Membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien,
mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan ;
mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Tgl/Jam : 10 Maret 2014, 10.00 WIB

Lingkungan : Di taman RS Agung , duduk berhadapan dengan perawat, klien


menceritakan tentang keluarganya .
Diskripsi : Klien mengenakan baju dan Celana bersih hijau kekuning-
kuningan, rambut rapi, tidak memakai sandal.

ANALISA ANALISA
BERPUSAT BERPUSAT
KOMUNUKASI KOMUNUKASI PADA PADA
VERBAL NON VERBAL PERAWAT KLIEN RASIONAL

K:
P : Ingin memberikan
membuka tanggapan
percakapan positif atas
P: dengan klien
P: memandang S kehadiran Y.
Assalamu’alaikum
dan tersenyum.
bu, perkenalkan
kami mahasiswa
stikes aisyiyah, P : merasa
dengan ibu siapa ? senang karena Pasien merasa
S memberikan K : merasa percaya dan
K: K: pandangan respon positif diperhatikan terlindungi
Wa’alaikumsalam. tidak fokus dan terhadap oleh dengan adanya
Ny.Y tersenyum. percakapan praktikan. perawat.

P: Ingin
P: memandang Y mengetahui
dan tersenyum. perasaan yang
dirasakan
P: Bagaimana pasien.
perasaan ibu hari Untuk
ini? K: pandangan K: Merasa mengetahui
mata waspada tenang karena perasaan
K: Senang mba. keluar ruangan. ada praktikan. pasien hari ini

P: Ibu Y, kami P: Memandang Y


disini akan dengan senyuman.
berbincang-bincang
mengenai keadaan K: Pandangan P: Ingin K: Pasien Untuk
ibu mata tidak fokus mengetahui memandang mendapatkan
sekarang.Bagaiman terhadap perawat keadaan Y saat kearah luar persetujuan
a ibu? yang bertanya. ini. ruang dari pasien.
K: Iya, mba.

P: Ibu masih inget


tidak, kemarin
dibawa kesini
karena apa bu?

K: Tidak tahu mba


kemaren saat P: memandang Y P: mengetahui
menjemur pakaian kesadaran
tiba-tiba saya K: pasien
pasien ketika
disikep dari tidak
dibawa ke RSJ.
belakang oleh K: menatap mengetahui Mengetahui
praktikan dan penyebab ia keadaan Y
petugas dari sini terlihat sedang dibawa oleh ketika dibawa
mba. berpikir. perawat. ke RSJ.

P: Baiklah bu, kalau


begitu kemarin ibu
ada masalah apa
dirumah?

K: Kakak ipar saya


marah-marah pada
saya karena
kematian suaminya. P: memandang S
Dan
menanggungkan
semua kepada
K : Mengingat- P: senang K: senang
saya mba.Kakak ipa
ingat kejadian karena pasien karena
r saya kalau saya
yang telah terjadi, mau praktikan
masak dihabiskan
memandang menceritakan mendengarka
semua makanannya,
praktikan, dan perasaan dan n pasien.
kalau tidak enak
sesekali keadaan
marah-marah dan Mengetahui
memandang dirinya ketika
meminta uang keadaan pasien
keluar ruangan di rumah.
suami K: merasa di rumah
dengan tatapan
saya.Anaknya juga dibebani oleh menurut sudut
mata tajam.
sering melempari kakak pandang
genting, gentingnya iparnya. pasien.
menjatuhi saya.
P: oh begitu bu, ibu
tau tidak, ciri-ciri
orang yang mau
melukai itu apa saja
bu? P: memandang Y
P: memancing
pasien untuk
K: Melotot matanya K: memandang menyebutkan K: dapat Untuk
mba, memukul, praktikan dan ciri-ciri orang menyebutkan mengetahui
marah-marah, ya tampak berpikir. yang hendak ciri-ciri orang Ciri-ciri orang
seperti kakak ipar melukai orang yang hendak yang mau
saya mba. lain. melukai. melukai.

P: selain itu apa lagi P: memandang Y


bu? K: merasa
sedih ketika Menguatkan
K: Ya, seperti kakak P: menguatkan mengingat data-data
ipar saya mba. K: Memandaang ciri-ciri orang kakaknya orang yang
Tidak peduli sama penuh yang hendak tidak peduli hendak
perasaan saya juga. kekhawatiran. melukai. dengannya. melukai.

P: Memandang Y
P: Kalau begitu, apa dengan sikap
ibu pernah dilukai terapeutik.
oleh kakak ibu? P: Mengetahui K: Merasa Menggoyahka
K: Menampakan apakah pernah kesal saat n perasaan
K: Pernah mba, muka kesal dilukai secara cerita curiga
dilempar pakai terhadap kejadian fisik oleh kejadian yang terhadap kakak
barang-barang mba. yang dialami. kakak iparnya. dialami. iparnya.

P: Memandang Y
P: Apanya yang dengan perhatian.
kena bu? P: Memandang
K: Memegang Y dengan Menggoyahka
K: Tangan saya tangan dan muka pandangan K: Tampak n perasaan
mba. cemberut. melindungi. sedih. curiga.
P: memandang Y Tindak lanjut
P: lukanya berdarah dengan fokus. untuk
dan lebar ga bu? P: Memandang menggoyahka
K: Muka nampak Y dengan sikap K: Tampak n perasaan
K: Ia mba berdarah. sedih. peduli. tidak ceria. curiga Ny.Y.

P: kalau luka seperti P: Memandang Y


itu bisa sembuh dengan
dalam berapa hari, pandangan
bu? menghargai. P: Memandang
Y dengan
K: Lama mba 1 K: Pandangan pandangan K: Tampak Orientasi
minggu lebih. tampak yakin. menghargai . sedih. realita

P : tersenyum dan
P: Ibu kapan menatap klien
dilukainya? P: ingin
K : menoleh dan mengetahui K: Mengetahui
K: Pas mau dibawa menatap dengan waktu pasien menganggap waktu pasien
kesini mba. muka datar. terluka. biasa. terluka.

P : menatap klien K:
P: Kira-kira dengan mengetahui
harusnya sekarang tersenyum, dan waktu yang
udah sembuh mengangguk P: mengethui dibutuhkan
belum, bu? waktu untuk
K:Memandang penyembuhan penyembuhan Mengoyahkan
K: Belum, mba. keluar ruangan. luka. . waham pasien.

P: Coba saya liat bu


tangannya? P: Memandang Y P:
dengan seksama mengklarifikas
K: Klien i pernyataan
menunjukan K: Klien klien K: pasien Mengoyahkan
tangannya dengan menunjukkan nampak waham curiga
ragu-ragu. tangannya. bingung. pada pasien
P: Memandang
dengan penuh
P: kalau begitu perhatian

sekarang keadaan
tangan ibu P: Menggoyahka
bagaimana? K: Melihat Mengklarifikas n waham
keadaan i keadaan K: pasien curiga yang
K: Gapapa mba. tangannya tangan. mulai goyah. dialami pasien

P: memandang Y
P: Kalau begitu dan berbicara
kira-kira kakak ipar dengan lembut. K:
ibu, berniat Membenarka
menyakiti ibu tidak? P: meyakinkan n pernyataan
pasien tentang perawat. Mematahkan
K: (klien hanya K: diam sambil realita yang waham
diam) berpikir. ada. curiganya.

P: baiklah ibu,
bincang-bincang
kita cukup sampai
disini saja ya bu?
P: memandang Y
Sekarang ibu bisa dan berbicara
melanjutkan dengan sopan.
aktivitas ibu P: mengakhiri
selanjutnya. pertemuan K:
Assalamu’alaikum. dengan Y. Mengiyakan Salam penutup
K:menganggukka pernyataan untuk menutup
K: iya mba. Iya. n kepala. perawat interaksi .

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada praktis klinis (terjemahan).
Edisi 6. Jakarta : EGC.

Sheila L. Vedeback,2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC


Rasmun, 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga, Jakarta
: CV. Sagung Seto.

Stuart & Sunden, 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta : EGC.

You might also like