Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kelahiran terdapat masalah-masalah kesehatan yang dapat menjadi masalah
dalam kelahiran, antara lain adalah berat badan lahir rendah (BBLR ). BBLR Salah satu
dari masalah sampai saat ini masih banyak ditemukan dikalangan masyarakat.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, memperkirakan
angka kematian Bayi lebih dari 100-200/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan
BBLR .
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat dan 1450 gram atau lebih rendah
yang disebabkan oleh faktor ibu, janin dan lingkungan.
Dari uraian di atas penulisan merasa tertarik untuk mengambil kasus ini dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. T DENGAN BBLR DI RUANG PERISTI
RSUD KAB. BREBES ”
B. Rumusan masalah
Dari paparan di atas, maka permasalahannya adalah Bagaimana Asuhan
keperawatan pada klien By. T pada BBLR di ruang PERISTI RSUD KAB. BREBES.
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mendapatkan gambaran secara umum proses keperawatan pada klien dengan
BBLR di Ruang Peristi KAB. Brebes
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan BBLR di Ruang Peristi KAB.
Brebes
b. Dapat mengetahui dan merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada
klien dengan BBLR di Ruang Peristi KAB. Brebes.
c. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan BBLR di Ruang
Peristi KAB. Brebes.
d. Dapat melaksanakan tindakan dan mengevaluasi hasil keperawatan pada klien
dengan BBLR di Ruang Peristi KAB. Brebes.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Menurut WHO (2010) BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat dan 1450
gram atau lebih rendah.
Menurut Marvin A. (2007) BBLR adalah bayi yang lahir dengan BB di bawah
persentil ke 10 pada kurva pertumbuhan intra uterin 1 bayi tersebut dapat lahir pada
kondisi preterin, term atau post term.
B. Klasifikasi
1. Prematuritas Murni
Yaitu masa gentasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
masa gestasi
2. Dismaturitas
Yaitu berat badan bayi yang kurang dari berat badan seharusnya, tidak sesuai
dengan masa gestasinya (Marvin A. 2007).
C. Etiologi
1. Faktor Ibu
a. Faktor penyakit (Toksemia gravidarum, trauma fisik, keadaan uterus yang
buruk, penyakit Vaskular)
b. Faktor usia
c. Keadaan Sosial
2. Kelainan pada Janin (Hydroamnion, kehamilan multiple/ganda kelainan
kromosom)
3. Faktor lingkungan (tempat tinggal di dataran tinggi, Radiasi, Zat-zat beracun
(Sofian, Amru. 2012).
2
D. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi
resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
1. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium,
fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan
demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia,
anemia dll. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR
Prematur.
2. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai
lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara
refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan
32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena
target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan
buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
4. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori
yang meningkat.
5. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding
dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. Kehilangan
panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori (Huda, Nuratif dan Hardhi
Kusuma. 2013).
3
D. PATHWAY
Uterus yang buruk, toxemia gravidarum, trauma fisik,
Kelainan janin, penyakit Vaskular
Hipotermi
Penurunan simpanan Organ pencernaan paru imatur sedikit lemak
Zat gizi imatur pada jaringan
Di bawah kulit
E. Manifestasi Klinis
1. Tanda-tanda Anatomis
a. Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan lengan,
lemak jaringan sedikit (tipis)
b. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari
c. Pada bayi laki-laki testis belum turun
d. Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol
2. Tanda-tanda Fisiologis
a. Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun bayi lapar tidak
menangis, bayi lebih banyak tidur, dan lebih malas
b. Suhu tubuh hipotermi (Marvin A. 2007).
4
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan skor ballard
2. Test kocok (shake test), dianjurkan untukbayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan atau didapat/diperkirakanakan terjadi sindrom gawat
nafas (Marvin A. 2007).
G. Komplikasi
1. Asfiksia
2. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
3. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
4. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
5. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
(Marvin A. 2007).
H. PENATALAKSANAAN
1. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
2. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
4. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
(Marvin A. 2007).
J. Intervensi Keperawatan
5
Dx I :
Tujuan : pola nafas efektif
Criteria hasil : RR 40-60 x/menit, Sianosis (-), Sesak (-), Ronchi (-), Wheezing (-)
Intervensi :
1. Observasi pola nafas
2. Observasi frekuensi dan bunyi nafas
3. Observasi adanya sianosis
4. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah
5. Tempatkan posisi pada posisi hiperekstensi
6. Beri o2 sesui program dokter
7. Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi o2
8. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien
9. kolaborasi dengan tenaga medis lainya
Dx II :
Tujuan : suhu tubuh kembali normal
Criteria hasil : suhu 36,5-37,50 c, kulit hangat, sianosis (-), ekstremitas hangat
Intervensi :
1. Observasi tanda – tanda vital
2. Tempatkan bayi pada incubator
3. Awasi dan atur control temperature pada incubator sesuai kebutuhan
4. Monitor adanya tanda hipertermi
5. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh
6. Ganti pakaian setiap basah
7. Observasi adanya sianosis
Dx III :
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Reflek hisap dan menelan baik, muntah (-), kembung (-), BAB
lancar, BB meningkat 15 g / hari, turgor elastis
Intervensi :
1. Observasi intake dan output
2. Observasi reflek hisap dan menelan
3. Beri minum sesuaiprogram
4. Pasang ngt bila reflek hisap dan menelan tidak ada
5. Monitor tanda intoleransi terhadap nutrisi parenteral
6. Kaji kesiapan ibu untuk menyusui
6
7. Timbang bb setiap hari
Dx IV :
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Criteria hasil : suhu 36,5-37,50 c, tidak ada tanda infeksi, leukosit 5000-10000
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda infeksi
2. Isolasi bayi dengan bayi lain
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
4. Gunakan masker setiap kontak dengan bayi
5. Cegah kontak dengan oran yanag terinfeksi
6. Pastikan perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih / seteril
7. Kolaborasi dengan dokter
8. Berikan antibiotik sesuai program
7
BAB III
STUDY KASUS
ASUHAN KEPERAWARTAN PADA BAYI Ny.T DENGAN BBLR
Di RUANG PERISTI RSUD KAB. BREBES
I. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Bayi Ny. T
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Brebes, 6 Juni 2016
Status :-
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Jagalempeni Rt 01/Rw 02, Wanasari, Brebes.
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. T
Umur : 38 tahun
Alamat : Jagalempeni Rt 01/Rw 02, Wanasari, Brebes.
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
D. Genogram
9
Keterangan :
: Perempuan Meninggal : Laki-laki
: Perempuan
10
3. Obat-obatan
Nama Obat Dosis Cara Pemberian
IVFD D ¼ 6 tpm Intra Vena
Cefotaxime 2 x 75 mg Intra Vena
Aminophiline 3 x 0,2 mg Intra Vena
Dexamethasone 3 x 0,2 mg Intra Vena
4. Tindakan keperawatan
Observasi TTV, rawat infuse, observasi diit, BAK/BAB, mengelola terapi
obat.
11
5. Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
IT Ratio 0,2 %
Hematologi
Rutin (s diff)
Hitung Jenis
Neutrofil L 28.2 % 30 - 80
Limfosit 58.5 % 20 - 60
Eosinofil 2.0 % 1.0 - 3.0
Monosit 10.9 % 2 - 15
Basofil 0.4 % 0–1
Hemoglobin 16.2 g/dl 13.0 -16.0
Leukosit 4.48 10.3^ / uL 4.00 – 10.00
Eritrosit 4.37 10^6 /uL 4.00 – 5.50
Hematokrit 47.8 % 37.0 – 43.0
40.0 – 48.0
MCV H 109.4 fl 81.0 -96.0
MCH H 37.1 pg 27.0 – 31.0
MCHC 39.9 g/dl 32.0 – 37.0
Trombosit 212 10^3 / uL 150 - 400
Kimia Darah
Glukosa Sewaktu H 212 Mg / dl 70 – 115
Bilirubin Total H 17.00 Mg / dl 0.0 – 1.2
Bilirubin Indirek H 16.75 Mg / dl 0.0 – 1.6
Bilirubin Direk 0.25 Mg / dl 0.0 – 1.25
12
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Pengawasan
2. Kesadaran : Lemah
3. Tanda-tanda vital
Nadi : 134 x / menit
Suhu : 36,3o c
RR : 20 x / menit
TD :-
4. Berat badan
Berat badan saat lahir : 1655 gr
Berat badan saat ini : 1455 gr
5. Tinggi badan
Tinggi badan saat lahir : 29 cm
Tinggi badan saat ini : 29 cm
B. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala
a. Wajah dan kulit kepala
Fontanel Anterior lunak, wajah Simetris, warna kulit kekuningan.
b. Mata
Palpebra tidak Oedem, Sklera ikterik (menurut penilaian kramer ikterik
sudah mencapai kepala, badan, ekstermitas sampai dengan ujung jari
karena kadar bilirubin melebihi 15.8) , tidak ada benjolan pada mata,
dan terkadang terdapat sekresi, konjungtiva an anemis.
c. Hidung
Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, septum bersih, tidak
ada radang, tidak ada benjolan.
d. Telinga
Telinga nampak bersih, canalis bersih, tidak ada benjolan pada daun
telinga, tidak memakai alat bantu pendengaran.
e. Mulut
Mukosa lembab, belum tumbuh gigi, bersih, tidak ada luka, gusi
merah, tidak bau mulut, reflek menelan baik, bibir tidak sianosis.
13
2. Leher
Tidak ada perdarahan leher, tidak nyeri tekan, tidak ada pembesaran tiroid,
bentuk dan gerakan normal, tidak ada bendungan JPV dan tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
3. Thorax dan paru
Inspeksi : Bentuk dada normal chest serta simetris kanan dan kiri. Pada
paru-paru didapatkan data tulang iga simetris kanan dan kiri, kulit agak
keriput, RR : 20x/menit, pola napas tidak teratur, ada sesak napas, terdapat
retraksi dinding dada.
Palpasi : gerak pernapasan kanan/kiri simetris, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : suara paru-paru saat di perkusi sonor pada paru kanan dan kiri.
Auskultasi : Ada bunyi ronkhi.
4. Jantung
Inspeksi : ictus cordis Nampak
Palpasi : ictus cordis teraba dengan getaran
Perkusi : ditemukan pekak
Auskultasi : reguler, bunyi jantung normal, tidak ada murmur dan gallop.
5. Abdomen
Inspeksi : Bentuk normal, tali pusat tidak ada namun nampak kemerahan.
Palpasi : lunak tidak ada pembesaran liver.
Auskultasi : peristaltic 15x/menit
Perkusi : tympani
6. Genitalia
Testis belum turun.
7. Musculoskeletal
Ekstremitas atas : Bentuk simetris, tidak ada Oedem, tidak ada lesi,
pergerakan aktif, ekstermitas kanan atas terpasang alat pendeteksi saturasi.
Ekstremitas bawah : Bentuk Simetris, tidak ada Oedem, tidak ada lesi,
pergerakan aktif, pada kaki kanan terpasang infuse.
8. Kulit
Warna kulit kuning, turgor kulit kurang baik, CRT : lebih dari 3 detik.
14
VI. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
1. Managemen terhadap kesehatan dan persepsi terhadap kesehatan
Keluarga mengatakan bahwa kesehatan sangat penting sehingga ibu klien
setuju anaknya dirawat terlebih dahulu di ruang perinatologi RSUD DR.
Soeselo Slawi. Ibu klien sadar bahwa anaknya lahir dengan berat lahir rendah
akan tetapi ibu klien tetap cemas dengan keadaan anaknya.
2. Nutrisi da metabolisme
Klien seorang bayi berumur 3 hari, masih minum ASI 4 jam sekali sekitar 5
cc.
3. Eliminasi urine dan feses
Klien BAB 3-4x sehari dengan konsistensi lembek cair, hijau kehitaman bau
khas.BAK menggunakan pempers dan ganti setiap 6jam sekali.
4. Istirahat dan tidur
Klien masih terlihat sering tidur dan bangun jika lapar dan merasa kotor
setelah BAB atau BAK.
5. Aktivitas dan laltihan
Klien berusia 3 hari sehingga untuk aktivitas mandi, makan, toileting dan
mobilisasi tergantung pada perawat dan orangtuanya.
6. Persepsi kognitif
Ibu kien mengatakan tahu bahwa anaknya lahir dengan berat badan rendah
namun tidak tau apa penyebabnya.
7. Konsep diri
Konsep anak belum dapat dikaji karena klien masih berusia 3 hari.
8. Peran dan hubungan
Keluarga mengatakan anak akan di asuh oleh orangtuanya sendiri. Hubungan
anak dengan orangtuanya dekat.Selama sakit klien selalu ditunggui
keluarganya.
9. Produksi dan seksual
Klien berjenis kelamin laki-laki. Klien adalah anak ke tiga dari tiga
bersaudara.
10. Toleransi stres dan koping
Klien menangis setiap kali mendapat tindakan dari perawat. Ibu klien berharap
anaknya cepat sembuh karena ibu merasa sedih dengan keadaan anaknya.
15
11. Nilai dan kepercayaan
Klien dilahirkan pada lingkungan keluarga beragama islam, rajin dan taat
beribadah.
16
VIII. ANALISA DATA
No Tanggal Data focus Etiologi Problem
1. 09-06-2016 Ds : - prematuritas Pola nafas
Do : tidak efektif
RR : 20 X/Menit
Pasien nampak sesak
nafas
Ada bunyi tambahan
ronchi
Terdapat retraksi dinding
dada
09-06-2016
3. Ds : - premurituritas Ketidakefektif
Do : an pola
Klien mendapat ASI menyusu
melalui OGT setiap 4 jam
sekitar 5cc
BB : 1455
Kulit ikterik
17
IX. DAFTAR MASALAH
Tanggal timbul Tanggal
No. Diagnosa keperawatan Paraf
masalah teratasi
1 Pola nafas tidak efektif b.d 09-06-2016
prematuritas
18
X. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Paraf
09-06- I Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi pola nafas
2016 keperawatan selama 2x24 jam 2. Observasi frekuensi
diharapkan pola nafas kembali dan bunyi nafas
efektif : 3. Observasi adanya
RR 40-60 X/Menit sianosis
Tidak ada sianosis 4. Beri o2 sesui program
Tidak sesak nafas dokter
S : 37 C incubator sesuai
kebutuhan
4. Monitor adanya tanda
hipertermi
5. Hindari bayi dari
pengaruh yang dapat
menurunkan suhu
tubuh
19
6. Ganti pakaian setiap
basah
7. Observasi adanya
sianosis
20
XI. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal Jam Dx Implementasi Respon Paraf
09-06- 08.00 I 1. Mengkaji frekuensi dan Ds : -
2016 bunyi nafas Do :
RR : 20
X/menit
Terdapat bunyi
Ronchi
09.00 2. Memberikan o2 dengan Ds : -
jumlah 1lpm Do : Nasal
kanul
terpasang
dengan
jumlah 1 lpm
11.30 3. Memberikan injeksi Ds : -
Aminophiline 0.2 mg Do : Obat
masuk tidak
ada alergi
8.10
09-06- III 1. Memberikan Ds : -
2016 pengetahuan Do : Ibu klien
keuntungan menyusui memahami dan
menjelaskan
keuntungan
menyusui
2. Melatih bayi untuk Ds : -
10.00
menghisap Do : klien
21
menangis saat
mencoba
menete dengan
ibunya
12.00 3. Memberikan ASI Ds : -
melalui OGT dengan Do : ASI
jumlah 5cc masuk
22
10-06- 08.20 III 1. Memberi ASI melalui Ds : -
2016 OGT dengan jumlah 5 Do :
cc ASI masuk
2. Memantau BB bayi Ds : -
10.30
Do :
BB : 1390 gram
13.35 II S:-
O : S : 36,30 C
Akral masih dingin
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Mengukur suhu
Menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan
suhu tubuh
23
Pantau BB dan pola eliminasi bayi
Evaluasi mengisap dan menelan bayi
Pemberian ASI melalui OGT
II S:-
O : S : 36,60 C
Akral hangat
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
III S:-
O : BB : 1390 gram
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Pantau BB dan pola eliminasi bayi
Evaluasi mengisap dan menelan bayi
Pemberian ASI melalui OGT
24
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam pengkajian pada neonatus dengan BBLR ditekankan pada adanya suhu,
nutrisi interaksi kulit dan resiko infeksi, dalam perencanaan perlu ditentukan target
yang digunakan dalam pelaksaan intevensi. Dalam melakukan pengkajian dan
melakukan implementasi kepeawatan, meski tanda tanda vital pada bayi dikatakan
normal, intervensi harus dilanjutkan, karena seluruh organ dalam bai BBLR belum
sempurna, sehingga dapat di kategorikan resiko tinggi.
B. Saran
1. Bagi penulis
Diharapkan mengerti bblr dan dapat menerima kritikan dari pembaca,
memperbaiki kesalahn yang ada pada asuhan keperawataan ini.
2. Bagi akademik
Bagi akademik dapat membantu merevisi askep ini bila manaada kekurangan
3. Bagi rumah sakit
Bagi pihak penulis juga diharapkan memberikan masukan pada penulis jika ada
kesalahn
4. Bagi pembaca
Diharapkan mngerti tentang BBLR, cara penanganan BBLR dan diharapkan
mengkoreksi serta memberikan kritik yang membangun pada penulis
25