You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada kelahiran terdapat masalah-masalah kesehatan yang dapat menjadi
masalah dalam kelahiran, antara lain adalah berat badan lahir rendah (BBLR ).
BBLR Salah satu dari masalah sampai saat ini masih banyak ditemukan
dikalangan masyarakat.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010,
memperkirakan angka kematian Bayi lebih dari 100-200/100.000 kelahiran
hidup, yang disebabkan BBLR .
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat dan 1450 gram atau lebih
rendah yang disebabkan oleh faktor ibu, janin dan lingkungan.
Dari uraian di atas penulisan merasa tertarik untuk mengambil kasus ini
dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. T DENGAN BBLR DI
RUANG PERISTI RSUD KABUPATEN BREBES ”

B. Rumusan masalah
Dari paparan di atas, maka permasalahannya adalah Bagaimana Asuhan
keperawatan pada klien By. T pada BBLR di ruang PERISTI RSUD
KABUPATEN BREBES.

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mendapatkan gambaran secara umum proses keperawatan pada klien
dengan BBLR di Ruang Peristi Kabupaten Brebes
2. Tujuan khusus
a) Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan BBLR di Ruang Peristi
Kabupaten Brebes
b) Dapat mengetahui dan merumuskan diagnosa keperawatan yang
muncul pada klien dengan BBLR di Ruang Peristi Kabupaten Brebes.

1
c) Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan BBLR
di Ruang Peristi Kabupaten Brebes.
d) Dapat melaksanakan tindakan dan mengevaluasi hasil keperawatan
pada klien dengan BBLR di Ruang Peristi Kabupaten Brebes.

2
BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian
Menurut WHO (2010) BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat dan
1450 gram atau lebih rendah.
Menurut Marvin A. (2007) BBLR adalah bayi yang lahir dengan Berat
Badan di bawah persentil ke 10 pada kurva pertumbuhan intra uterin 1 bayi
tersebut dapat lahir pada kondisi preterin, term atau post term.

B. Klasifikasi
1. Prematuritas Murni
Yaitu masa gentasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan masa gestasi
2. Dismaturitas
Yaitu berat badan bayi yang kurang dari berat badan seharusnya, tidak
sesuai dengan masa gestasinya (Marvin A. 2007).

C. Etiologi
1. Faktor Ibu
a. Faktor penyakit (Toksemia gravidarum, trauma fisik, keadaan uterus
yang buruk, penyakit Vaskular)
b. Faktor usia
c. Keadaan Sosial
2. Kelainan pada Janin (Hydroamnion, kehamilan multiple/ganda kelainan
kromosom)
3. Faktor lingkungan (tempat tinggal di dataran tinggi, Radiasi, Zat-zat
beracun
(Sofian, Amru. 2012).

D. Patofisiologi

3
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi
resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
1. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam
tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap
peningkatan hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia menyebabkan bayi
kejang terutama pada bayi BBLR Prematur.
2. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan
untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi
aterm.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai
kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih
tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan
pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi pada bayi
preterm.
4. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan
kalori yang meningkat.
5. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit.
Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori (Huda,
Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013).

E. PATHWAY
Uterus yang buruk, toxemia gravidarum, trauma fisik,

4
Kelainan janin, penyakit Vaskular

Bayi lahir premature Hipotermi

Penurunan simpanan Organ pencernaan paru imatur sedikit lemak


Zat gizi imatur pada jaringan
Di bawah kulit

Lemak, glikogen Reflek hisap Peningkatan Pengaturan


Mineral, zat besi dan menelan kerja napas panas
Kalsium di deposit belum berkembang panas luas
Selama 8 minggu baik permukaan
tubuh tidak
sebanding
Hipoglikemia dengan BB

Ketidakseimban Pola napas


gan nutrisi Inefektif Ketidak
kurang dari efektifan
kebutuhan tubuh termoregu
lasi

(Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013).

F. Manifestasi Klinis
1. Tanda-tanda Anatomis
a. Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan lengan,
lemak jaringan sedikit (tipis)
b. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari
c. Pada bayi laki-laki testis belum turun
d. Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol
2. Tanda-tanda Fisiologis
a. Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun bayi lapar
tidak menangis, bayi lebih banyak tidur, dan lebih malas
b. Suhu tubuh hipotermi (Marvin A. 2007).

5
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan skor ballard
2. Test kocok (shake test), dianjurkan untukbayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan atau didapat/diperkirakanakan terjadi sindrom
gawat nafas (Marvin A. 2007).

H. Komplikasi
1. Asfiksia
2. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin
3. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
4. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
5. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan
darah
(Marvin A. 2007).

I. Penatalaksanaan
1. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
2. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
4. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik
yang tepat
(Marvin A. 2007).

J. Diagnosa Yang Muncul


1. Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan maturitas fungsi paru
dan neuromuskuler, hiperventilasi
2. tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan maturitas control dan
pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak Sub Cutan di dalam tubuh

6
3. Resiko gangguan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh
dalam mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna)
4. Resti infeksi berhubungan dengan system imun yang belum matur.

K. Intervensi Keperawatan
Dx I :
Tujuan : pola nafas efektif
Criteria hasil : RR 40-60 x/menit, Sianosis (-), Sesak (-), Ronchi (-),
Wheezing (-)
Intervensi :
1. Observasi pola nafas
2. Observasi frekuensi dan bunyi nafas
3. Observasi adanya sianosis
4. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah
5. Tempatkan posisi pada posisi hiperekstensi
6. Beri o2 sesui program dokter
7. Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi o2
8. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien
9. kolaborasi dengan tenaga medis lainya
Dx II :
Tujuan : suhu tubuh kembali normal
Criteria hasil : suhu 36,5-37,50 c, kulit hangat, sianosis (-), ekstremitas
hangat
Intervensi :
1. Observasi tanda – tanda vital
2. Tempatkan bayi pada incubator
3. Awasi dan atur control temperature pada incubator sesuai kebutuhan
4. Monitor adanya tanda hipertermi
5. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh
6. Ganti pakaian setiap basah
7. Observasi adanya sianosis

7
Dx III :
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Reflek hisap dan menelan baik, muntah (-), kembung (-),
BAB lancar, BB meningkat 15 g / hari, turgor elastis
Intervensi :
1. Observasi intake dan output
2. Observasi reflek hisap dan menelan
3. Beri minum sesuaiprogram
4. Pasang ngt bila reflek hisap dan menelan tidak ada
5. Monitor tanda intoleransi terhadap nutrisi parenteral
6. Kaji kesiapan ibu untuk menyusui
7. Timbang bb setiap hari
Dx IV :
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Criteria hasil : suhu 36,5-37,50 c, tidak ada tanda infeksi, leukosit 5000-
10000
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda infeksi
2. Isolasi bayi dengan bayi lain
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
4. Gunakan masker setiap kontak dengan bayi
5. Cegah kontak dengan oran yanag terinfeksi
6. Pastikan perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih /
seteril
7. Kolaborasi dengan dokter
8. Berikan antibiotik sesuai program
BAB III
STUDY KASUS
ASUHAN KEPERAWARTAN PADA BAYI Ny.T DENGAN BBLR
Di RUANG PERISTI RSUD KABUPATEN BREBES

8
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk rumah sakit : 06-06-2016 Jam : 10:10 WIB
Tanggal pengkajian : 09-06-2016
Ruangan rumah sakit : Perinatologi
Diagnosa Medis : BBLR

I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : Bayi Ny. T
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Brebes, 6 Juni 2016
Status :-
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Jagalempeni Rt 01/Rw 02, Wanasari,
Brebes.
B. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. T
Umur : 38 tahun
Alamat : Jagalempeni Rt 01/Rw 02, Wanasari,
Brebes.
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. Keluhan Utama
Ibu Klien mengatakan klien lahir dengan berat badan rendah (BBLR)
yaitu 1655 gram.

9
B. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan pada usia kehamilan 28 minggu ibu klien sering
mengalami pusing dan mengeluhkan kakinya bengkak, setelah
diperiksakan ke dokter terdekat dokter menyarankan untuk segera
dilakukan operasi karena jika dibiarkan akan mengancam ibu dan
anaknya, akhirnya ibu klien memutuskan untuk melakukan operasi di
RSUD KABUPATEN BREBES. Setelah dilakukan seksio sesarea klien
lahir pada tanggal 6 Juni 2016 pukul 10:10 WIB dengan berat badan
lahir rendah yaitu 1655 gram sehingga klien perlu dirawat di ruang
perinatologi RSUD Kabupaten Brebes.

C. Riwayat Kesehatan Masa lalu


1. Prenatal
Ibu klien mengatakan kehamilan baru diketahui pada usia 4 bulan,
setelah ibu klien sering merasa pusing dan berhenti haid, akhirnya
ibu klien memeriksakan dirinya ke bidan terdekat. Setelah
mengetahui kehamilannya, ibu klien selalu rutin memeriksakannya
ke bidan terdekat sebanyak 5 kali pada masa kehamilannya.
2. Natal
Ibu klien mengatakan klien lahir tanggal 6 Juni 2016 di RSUD
KABUPATEN BREBES. Persalinan secara seksio sesarea. Skor
Apgar 7 (warna kulit : merah, reflek : menangis, aktivitas : lemah,
bernafas : lemah, HR : 134 x/menit)

3. Postnatal
Setelah persalinan klien di pasang O2 dan diletakkan di dalam
inkubator. Klien mulai minum ASI melalui OGT pada hari ke tiga
kelahirannya yaitu kamis 9 Juni 2016 .

D. Genogram

10
Keterangan :

: Perempuan Meninggal : Laki-laki


: Perempuan

: Laki-laki meninggal : Klien


: Garis perkawinan
: Garis keturunan
----- : tinggal serumah

III. RIWAYAT SOSIAL


1. Sistem pendukung/keluarga yang dapat dihubungi
Ibu klien mengatakan anggota keluarga yang dapat dihubungi adalah
ibu dan ayah klien.
2. Hubungan orang tua dengan bayi

11
Ibu klien mengatakan ibu klien hanya bisa melihat dari luar ruangan
karena pengunjung dibatasi dan belum ada jadwal menyusui.
3. Anak yang lain
Ibu klien mengatakan klien anak ke tiga dari tiga bersaudara.
4. Lingkungan rumah
Ibu klien mengatakan klien tinggal di sebuah desa dengan lingkungan
persawahan serta jauh dari pabrik.
5. Problem Sosial yang penting
Ibu klien mengatakan jika mempunyai masalah cara mengatasinya
dengan berdiskusi bersama keluarganya.

IV. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1.Diagnosa Medis
Berat badan lahir rendah (BBLR), lahir prematur 28 minggu.
2.Tindakan Operasi
Klien tidak mendapat tindakan operasi, klien hanya mendapat tindakan
perawatan/pengobatan.
3.Obat-obatan
Nama Obat Dosis Cara Pemberian
IVFD D5 ¼ 6 tpm Intra Vena
Cefotaxime 2 x 75 mg Intra Vena
Aminophiline 3 x 0,2 mg Intra Vena
Dexamethasone 3 x 0,2 mg Intra Vena

4.Tindakan keperawatan
Observasi TTV, rawat infuse, observasi diit, BAK/BAB, mengelola
terapi obat.
5.Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
IT Ratio 0,2 %

12
Hematologi
Rutin (s diff)
Hitung Jenis
Neutrofil L 28.2 % 30 - 80
Limfosit 58.5 % 20 - 60
Eosinofil 2.0 % 1.0 - 3.0
Monosit 10.9 % 2 - 15
Basofil 0.4 % 0–1
Hemoglobin 16.2 g/dl 13.0 -16.0
Leukosit 4.48 10.3^ / uL 4.00 – 10.00
Eritrosit 4.37 10^6 /uL 4.00 – 5.50
Hematokrit 47.8 % 37.0 – 43.0
40.0 – 48.0
MCV H 109.4 fl 81.0 -96.0
MCH H 37.1 pg 27.0 – 31.0
MCHC 39.9 g/dl 32.0 – 37.0
Trombosit 212 10^3 / uL 150 - 400
Kimia Darah
Glukosa Sewaktu H 212 Mg / dl 70 – 115
Bilirubin Total H 17.00 Mg / dl 0.0 – 1.2
Bilirubin Indirek H 16.75 Mg / dl 0.0 – 1.6
Bilirubin Direk 0.25 Mg / dl 0.0 – 1.25

V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Cukup
2. Kesadaran :-
3. Tanda-tanda vital
Nadi : 134 x / menit
Suhu : 36,3o c
RR : 20 x / menit
TD :-
4. Berat badan
Berat badan saat lahir : 1655 gr
Berat badan saat ini : 1455 gr
5. Tinggi badan
Tinggi badan saat lahir : 29 cm
Tinggi badan saat ini : 29 cm

13
B. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala
a. Wajah dan kulit kepala
Fontanel Anterior lunak, wajah Simetris, warna kulit kekuningan.
b. Mata
Palpebra tidak Oedem, Sklera ikterik (menurut penilaian kramer
ikterik sudah mencapai kepala, badan, ekstermitas sampai dengan
ujung jari karena kadar bilirubin melebihi 15.8) , tidak ada
benjolan pada mata, dan terkadang terdapat sekresi, konjungtiva
an anemis.
c. Hidung
Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, septum bersih,
tidak ada radang, tidak ada benjolan.

d. Telinga
Telinga nampak bersih, canalis bersih, tidak ada benjolan pada
daun telinga, tidak memakai alat bantu pendengaran.
e. Mulut
Mukosa lembab, belum tumbuh gigi, bersih, tidak ada luka, gusi
merah, tidak bau mulut, reflek menelan baik, bibir tidak sianosis.
2. Leher
Tidak ada perdarahan leher, tidak nyeri tekan, tidak ada pembesaran
tiroid, bentuk dan gerakan normal, tidak ada bendungan JPV dan
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
3. Thorax dan paru
Inspeksi : Bentuk dada normal chest serta simetris kanan dan kiri.
Pada paru-paru didapatkan data tulang iga simetris
kanan dan kiri, kulit agak keriput, RR : 20x/menit, pola

14
napas tidak teratur, ada sesak napas, terdapat retraksi
dinding dada.
Palpasi : gerak pernapasan kanan/kiri simetris, tidak ada nyeri
tekan.
Perkusi : suara paru-paru saat di perkusi sonor pada paru kanan
dan kiri.
Auskultasi : Ada bunyi ronkhi.
4. Jantung
Inspeksi : ictus cordis Nampak
Palpasi : ictus cordis teraba dengan getaran
Perkusi : ditemukan pekak
Auskultasi : reguler, bunyi jantung normal, tidak ada murmur dan
gallop.
5. Abdomen
Inspeksi : Bentuk normal, tali pusat tidak ada namun nampak
kemerahan.
Palpasi : lunak tidak ada pembesaran liver.
Auskultasi : peristaltic 15x/menit
Perkusi : tympani
6. Genitalia
Testis belum turun.
7. Musculoskeletal
Ekstremitas atas : Bentuk simetris, tidak ada Oedem, tidak ada
lesi, pergerakan aktif, ekstermitas kanan atas
terpasang alat pendeteksi saturasi.
Ekstremitas bawah : Bentuk Simetris, tidak ada Oedem, tidak ada
lesi, pergerakan aktif, pada kaki kanan terpasang
infuse.
8. Kulit
Warna kulit kuning, turgor kulit kurang baik, CRT : lebih dari 3
detik.

15
VI. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
1. Managemen terhadap kesehatan dan persepsi terhadap kesehatan
Keluarga mengatakan bahwa kesehatan sangat penting sehingga ibu
klien setuju anaknya dirawat terlebih dahulu di ruang perinatologi
RSUD Kabupaten Brebes. Ibu klien sadar bahwa anaknya lahir
dengan berat lahir rendah akan tetapi ibu klien tetap cemas dengan
keadaan anaknya.
2. Nutrisi da metabolisme
Klien seorang bayi berumur 3 hari, masih minum ASI 4 jam sekali
sekitar 5 cc.
3. Eliminasi urine dan feses
Klien BAB 3-4x sehari dengan konsistensi lembek cair, hijau
kehitaman bau khas. BAK menggunakan pempers dan ganti setiap 6
jam sekali.

4. Istirahat dan tidur


Klien masih terlihat sering tidur dan bangun jika lapar dan merasa
kotor setelah BAB atau BAK.
5. Aktivitas dan laltihan
Klien berusia 3 hari sehingga untuk aktivitas mandi, makan, toileting
dan mobilisasi tergantung pada perawat dan orangtuanya.
6. Persepsi kognitif
Ibu kien mengatakan tahu bahwa anaknya lahir dengan berat badan
rendah namun tidak tau apa penyebabnya.
7. Konsep diri
Konsep anak belum dapat dikaji karena klien masih berusia 3 hari.
8. Peran dan hubungan
Keluarga mengatakan anak akan di asuh oleh orangtuanya sendiri.
Hubungan anak dengan orangtuanya dekat.Selama sakit klien selalu
ditunggui keluarganya.
9. Produksi dan seksual
Klien berjenis kelamin laki-laki. Klien adalah anak ke tiga dari tiga
bersaudara.
10. Toleransi stres dan koping

16
Klien menangis setiap kali mendapat tindakan dari perawat. Ibu klien
berharap anaknya cepat sembuh karena ibu merasa sedih dengan
keadaan anaknya.
11. Nilai dan kepercayaan
Klien dilahirkan pada lingkungan keluarga beragama islam, rajin dan
taat beribadah.

VII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


1. Kemandirian dan Bergaul
Semua ADL klien masih dibantu Ibu klien atau perawat. Klien
hanya berinteraksi dengan Ibu/Bapak klien serta perawat

2. Motorik halus
Klien mampu berkedip dan menutup mata secara reflek
3. Kognitif dan bahasa
Klien adalah seorang bayi berumur 3 hari, dengan perkembangan
kognitif masih terbatas, klien hanya mampu merintih, menangis
atau menggerakkan anggota tubuhnya dalam merespon sesuatu.
4. Motorik Kasar
Klien dapat menggerakkan tangan dan kaki serta dapat
menggenggam.
5. Hasil interprestasi
Normal

17
B. ANALISA DATA
No Tanggal Data focus Etiologi Problem
1. 09-06-2016 Ds : - Prematuritas Pola nafas
Do : tidak efektif
RR : 20 X/Menit
Pasien nampak sesak
nafas
Ada bunyi tambahan
ronchi
Terdapat retraksi
dinding dada

2. 09-06-2016 Ds :Ibu klien mengatakan Imaturitas kontrol Termoregulasi


tubuh anaknya & pengatur suhu tidak efektif
dingin tubuh
Do :
S : 36, 3 C

18
3. 09-06-2016 Ds : - Premurituritas Ketidakefektifa
Do : Klien mendapat ASI n pola
melalui OGT setiap menyusu
4 jam sekitar 5cc
BB : 1455
Kulit ikterik

C. DAFTAR MASALAH
Tanggal
Tanggal
No. Diagnosa keperawatan timbul Paraf
teratasi
masalah
1 Pola nafas tidak efektif 09-06-2016
b.d prematuritas

2 Termoregulasi tidak 09-06-2016


efektif berhubungan
dengan imaturitas kontrol
& pengatur suhu tubuh.

3 Ketidakefektifan pola 09-06-2016


menyusu b.d prematuritas

19
D. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Paraf
09/06/2016 I Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi pola nafas
2. Observasi frekuensi
keperawatan selama 2x24 jam
dan bunyi nafas
diharapkan pola nafas kembali
3. Observasi adanya
efektif :
sianosis
 RR 40-60 X/Menit 4. Beri o2 sesui program
 Tidak ada sianosis dokter
 Tidak sesak nafas 5. Observasi respon bayi
 Tidak terdapat ronchi dan
terhadap ventilator dan
wheezing
terapi o2
6. Monitor dengan teliti
hasil pemeriksaan gas
darah
7. kolaborasi dengan
tenaga medis lainya

20
09/06/2016 II Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda –
keperawatan selama 2x24 jam tanda vital
diharapkan termoregulasi klien 2. Tempatkan bayi pada
kembali efektif dengan kriteria incubator
hasil : 3. Awasi dan atur control
 Klien tidak dingin lagi temperature pada
 S : 37 C incubator sesuai
kebutuhan
4. Monitor adanya tanda
Tanggal Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Paraf
5. hipertermi
6. Hindari bayi dari
pengaruh yang dapat
menurunkan suhu
tubuh
7. Ganti pakaian setiap
basah
8. Observasi adanya
sianosis

09/06/2016 III Setelah dilakukan tindakan 1. kaji kemampuan bayi


keperawatan selama 2x24 jam untuk latch on dan
pemberian ASI terpenuhi : mengisap secara
 Kemantapan pemberian ASI efektif
 Nutrisi Klien terpenuhi 2. pantau BB dan pola
 BB : 1700 gram eliminasi bayi
3. evaluasi mengisap dan
menelan bayi
4. sediakan informasi
tentang keuntungan
dan kerugian
pemberian ASI
5. demonstrasikan

21
latihan mengisap
6. tingkatkan jumlah
menyusui yang
terjadwal untuk bayi
BBLR

E. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal Jam Dx Implementasi Respon Paraf
09/06/2016 08.00 I 1. Mengkaji frekuensi dan Ds : -
Do :
bunyi nafas
RR: 20
X/menit
Terdapat
bunyi
Ronchi

Ds : -
Do : Nasal
09.00 2. Memberikan O2 dengan kanul
jumlah 1 Lpm terpasang
dengan
jumlah 1 lpm

Ds : -
3. Memberikan injeksi Do : Obat
Aminophiline 0.2 mg masuk tidak
11.30 ada alergi

Ds : -
Do :
S : 36,30 C
1. Mengukur suhu
Ds : -
Do : 33,30 C
08.15 II
Ds : -
2. Mengontrol suhu
Do : Ibu klien

22
inkubator
09.30
1. Memberikan
pengetahuan
08.10 III

Tanggal Jam Dx Implementasi Respon Paraf


09/06/2016 III keuntungan menyusui memahami dan
menjelaskan
keuntungan
menyusui
2. Melatih bayi untuk
menghisap Ds : -
10.00 Do: klien
menangis
saat
mencoba
menete
3. Memberikan ASI
dengan
melalui OGT dengan
ibunya
jumlah 5cc
Ds : -
Do: ASI masuk
12.00

10/06/2016 08.00 I 1. Mengobservasi adanya Ds : -


Do:Tidak
sianosis
ditemukan
sianosis

Ds : -
Do:Pernafasan
09.00 2. Memberi bantalan pada
lebih
punggung pasien

23
membaik
RR:38
X/menit
Tanggal Jam Dx Implementasi Respon Paraf
10/06/2016 11.30 I 3. Memberikan injeksi Ds :-
Do:Obat masuk
aminophiline 0.2 mg
tidak ada
alergi

Ds : -
Do :36,20 C
08.10 II 1. Mengukur suhu
Ds : -
Do:Klien
nampak
10.15 2. Memberi pakaian
nyaman
hangat
S : 36,40 C

Ds : -
Do:ASI masuk

Ds : -
08.20 III 1. Memberi ASI melalui Do :
BB: 1390 gram
OGT dengan jumlah 5
cc

2. Memantau BB bayi

24
F. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Jam Dx Catatan Perkembangan
09/06/2016 13.30 I S : -
O : - RR : 23 X/menit
- Klien masih nampak sesak nafas
A : Masalah belum teratasi
P : - Lanjutkan Intervensi
- Mengobservasi adanya sianosis
- Kolaborasi pemberian obat

13.35 II S:-
O : - S : 36,30 C
- Akral masih dingin
A : Masalah belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi
- Mengukur suhu
-Menghindari bayi dari pengaruh yang dapat
menurunkan suhu tubuh

13.40 III S:-


O : - BB : 1455 Kg
- ASI masuk melalui OGT
A : Masalah belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi
- Pantau BB dan pola eliminasi bayi
- Evaluasi mengisap dan menelan bayi
- Pemberian ASI melalui OGT

Tanggal Jam Dx Catatan Perkembangan


10/06/2016 13.30 I S : -

25
O : - Klien masih nampak sesak nafas
- RR : 35 X/menit
A : Masalah belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi
- Mengobservasi adanya sianosis
- Kolaborasi pemberian obat

S:-
13.35 II
O : - S : 36,60 C
- Akral hangat
A : Masalah teratasi
P : - Pertahankan intervensi

S:-
13.40 III
O : - BB : 1390 gram
A : Masalah belum teratasi
P : - Lanjutkan intervensi
- Pantau BB dan pola eliminasi bayi
- Evaluasi mengisap dan menelan bayi
- Pemberian ASI melalui OGT

BAB IV
PENUTUP

26
A. Simpulan
1. Pada pengkajian asuhan keperawatan ini ditemukan bahwa bayi Ny. T
mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu 1655 gram. Bayi lahir
dengan cara seksio sesarea.
2. Diagnosa yang muncul pada bayi Ny. T adalah :
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan prematuritas
b. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan imaturitas kontrol dan
pengaturan suhu tubuh
c. Ketidakefektifan pola menyusu berhubungan dengan prematuritas
3. Intervensi yang muncul adalah
a. Diagnosa I : - Observasi pola nafas
- Berikan O2
- Kolaborasi pemberian obat dengan tenaga medis lain
b. Diagnosa II : - Observasi tanda-tanda vital
- Tempatkan bayi pada inkubator
- Awasi dan atur control temperature pada incubator sesuai
kebutuhan
c. Diagnosa III : - Kaji kemampuan bayi untuk mengisap secara efektif
- Pantau BB dan pola eliminasi bayi
- Berikan ASI melalui OGT sesuai prosedur
4. Implementasi yang telah dilakukan adalah memberikan O2, memberikan
injeksi aminophiline, memberikan ASI melalui OGT, serta memantau vital
sign.
5. Evaluasi pada asuhan keperawatan pada bayi Ny. T adalah pada masalah
keperawatan pola nafas dan ketidakefektifan pola menyusu belum teratasi
namun pada masalah keperawatan termoregulasi tidak efektif sudah
teratasi .

B. Saran
1. Bagi penulis
Diharapkan mengerti BBLR dan dapat menerima kritikan dari pembaca,
memperbaiki kesalahn yang ada pada asuhan keperawataan ini, serta
menjadi bahan acuan untuk ke depannya.
2. Bagi akademik
Bagi akademik dapat menyediakan literatur yang lebih banyak sebagai
bahan referensi penulis.
3. Bagi rumah sakit

27
Bagi pihak penulis juga diharapkan memberikan masukan pada penulis
jika ada kesalahn
4. Bagi pembaca
Diharapkan mngerti tentang BBLR, cara penanganan BBLR dan
diharapkan mengkoreksi serta memberikan kritik yang membangun pada
penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3 Edisi 20. Jakarta:EGC.

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi


2012-2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan
Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC.

28
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.

Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif


Obstetri Sosial Edisi 3 Jilid 1 & 2. Jakarta: EGC

Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan maternitas. Jakarta. Buku


Kedokteran

29

You might also like