You are on page 1of 7

Definisi Toilet

Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat
cuci tangan dan muka. Umum adalah tidak menyangkut yang khusus (semuanya)
secara menyeluruh.
Toilet Umum adalah fasilitas sanitasi yang mengakomodasi kebutuhan
membuang hajat yang digunakan oleh masyarakat umum, tanpa membedakan usia
maupun jenis kelamin dari pengguna tersebut. (Sumber: Asosiasi Toilet Indonesia.
(2007). Toilet Umum Indonesia, Jakarta : Asosiasi Toilet Indonesia.)

Sejarah Toilet
Toilet umum, sampai akhir abad 19 menjadi samahalnya seperti toilet pribadi,
jarang ditemui, hanya dimiliki dan diperuntukan untuk orang kaya atau kaum
bangsawan (Cavanagh and Ware, 1991: 9-17). Di India hal ini masih terjadi di berbagai
pedesaan (Pathak, 1994). Kota-kota kuno seperti Pompeii dan Herculaneum
menggunakan toilet umum yang berupa blok-blok, dudukannya terdiri dari susunan
lempengan batu, yang rata-rata memiliki delapan lubang. Saat itu sebuah busa
digunakan sebagai ‘Toilet paper’. B eberapa perubahan yang biasanya digunakan oleh
para laki-laki. Satu dari toilet yang pertama di Inggris berlokasi di Housesteads Fort di
Tembok Hrdians, yang disediakan secara umum untuk 20 tentara (Hart-Davis,
1995,2001). Kota-kota dan desa-desa di Roma terkenal dengan system pembuangan
airnya, pengeringan, dan sistem pemanasannya.

Parit-parit di Mohenjodaro dan kloset peradaban Romawi kuno dianggap sebagai


model kloset pertama di dunia. Kemudian di London, karena padatnya penduduk maka
banyak orang yang tinggal di rumah susun. Oleh karena itu mereka buang air besar dan
buang air kecil menggunakan pispot. Isi pispot kemudian dibuang ke parit atau karena
repot harus naik turun tangga untuk membuang kotoran, mereka akhirnya membuang
isi pispot lewat jendela. Lingkungan yang kotor tersebut menyebabkan mereka
terserang wabah penyakit.
Pada tahun 1731, di London, Inggris dibuatlah undang-undang yang isinya
"Barang siapa membuang tinja dari jendela, harus membayar denda." Namun undang-
undang tersebut tetap tidak dapat mengubah kebiasaan mereka. Pada tahun 1596, Sir
John Harington menemukan kloset bilas. Kloset ini telah menggunakan bejana
penampung tinja dan tangki air untuk menyiram, tapi jenis kloset ini masih
menimbulkan masalah bau tak sedap.
Pada tahun 1775, Alexander Cummings menemukan kloset bilas tak berbau yang
disebut Valve Closet. Rahasianya adalah dengan menggunakan saluran pembuangan
leher angsa atau mirip huruf S. Bentuk ini membuat air menggenang di leher angsa
tersebut, dan menghalangi keluarnya bau kotoran. Kemudian tahun 1889, Bostell
membuat kloset bilas yang disebut Wash Down dan mirip seperti yang ada sekarang.
(Sumber : Greed, Clara. (2003: hal 22-23)

Standar Toilet Umum Indonesia


Toilet Umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan
kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, aman dan higienis dimana
masyarakat di tempat-tempat domestik, komersial maupun publik dapat membuang
hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya. (Sumber :
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. (2004 : 4)
Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan
peturasan minimal seperti pada tabel-tabel berikut:
Beberapa ketentuan mengenai toilet sebagai berikut:
a. Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria.
b. Lantai toilet hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
c. Tersedia air bersih dan sabun.
d. Toilet harus dibersihkan secara teratur.
e. Memiliki penanggung jawab khusus.
f. Tidak ada kotoran, serangga, kecoa dan tikus di Toilet.
g. Bila ada kerusakan segera diperbaiki.
h. Bila bangunan baru atau bangunan lama yang akan merencanakan
renovasi kamar mandi/toilet, dihimbau untuk merencanakan desain
toilet yang mudah perawatannya.
i. Menyediakan akses ventilasi yang cukup untuk memberikan
penerangan yang alami.
j. Memiliki program General Cleaning dan Deep Cleaning secara rutin
mingguan.
k. Bila menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam penyediaan jasa
pelayanan untuk perawatan ruang kamar mandi/toilet maka dihimbau
untuk memilih dan menunjuk supplier yang mempunyai reputasi dalam
hal higiene dan sanitasi toilet.
l. Mengunjungi supplier untuk menyakinkan bahwa mereka memiliki
prosedur yang baik.
m. Memiliki media kampanye dan kegiatan sosialisasi untuk penggunaan
toilet.
Persyaratan Ruang :
1. Ruang untuk buang air besar (WC)
P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
2. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) L = 70-80 cm, T
= 40-45 cm
Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik
yaitu mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal toilet 20-27 derajat
celcius).
Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux.

Konstruksi Bangunan :
· Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau lebar lantai.
· Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gypsum tahan air
atau bata dengan lapisan tahan air.
· Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat
sehingga memudahkan perawatan dan tidak kotor.
Kriteria Toilet Sehat
Beberapa kriteria toilet yang baik yaitu :
1. Kering
Toilet yang basah bisa menjadi tempat tumbuhnya jamur. Toilet juga
bisa dirancang agar cepat kering."Seharusnya tidak perlu ada bak dan gayung
sehingga air tak terlalu banyak digunakan," katanya.
2. Bebas sentuhan
Toilet umum yang modern umumnya menggunakan konsep
meminimalkan sentuhan tangan dengan benda-benda di dalam toilet. Misalnya
tombol penyiram air atau keran yang menggunakan sensor.
"Tangan adalah sumber penularan kuman, bayangkan ada berapa
banyak orang yang sudah menyentuh benda-benda di toilet," katanya.
3. Luas dan cukup ventilasi
Ruangan toilet hendaknya tidak terlalu sempit sehingga penggunanya
bisa leluasa bergerak. Toilet juga harus memilik ventilasi yang baik sehingga
terdapat sirkulasi udara.
4. Ramah lingkungan
Penggunaan penyiram otomatis bisa menjadi solusi untuk
meminimalkan penggunaan air. "Penyiram otomatis berkapasitas 3,5 liter untuk
buang air kecil dan 4,5 liter untuk buang air besar. Jauh lebih hemat ketimbang
gayung dan ember yang bisa menghabiskan air sampai 12 liter," katanya.
Selain itu, saat membersihkan toilet sebaiknya gunakan produk-produk
yang ramah lingkungan sehingga bakteri pengolah limbah bisa tetap hidup dan
mencegah toilet berbau tak sedap.

Kualitas Toilet Umum


Banyak aspek yang bersangkutan secara khusus mengenai toilet, antara lain:
Aspek Biologis
Tempat berbagai bakteri dapat hidup dan berkembang biak dengan
baik bila toilet dalam keadaan kotor dan lembab.
Aspek Geografis
Indonesia adalah negeri yang beriklim tropis dengan kelembapan
yang tinggi sehingga jamur dapat berkembang biak dengan mudah dan cepat.
Aspek Matematis
Ukuran toilet harus disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya,
sperti orang normal, penyandang cacat , serta anak-anak.
Aspek Kimia
Karena bakteri dalam septic tank harus dibiarkan hidup dan
berkembang biak, maka sebisa mungkin hindari pemakaian bahan pembersih
kimiawi.
Aspek Budaya
Meliputi masalah perilaku dan kepercayaan.
(Sumber : H. Putri, Trikaloka, & Achmad Fanani. (2013 : 5)

Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah wajib dilakukan agar terhindar dari penyebaran penyakit
dan kecelakaan, sehingga meningkatkan produktivitas kerja. Pengelolaan limbah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Pentingnya perilaku sehat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk mencegah
penyebaran penyakit-penyakit menular belum dipahami masyarakat secara luas, dan
prakteknya pun masih belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku
CTPS terbukti merupakan cara yang efektif untuk upaya preventif. Persyaratan untuk
CTPS adalah tersedia air bersih yang mengalir dan tersedia sabun. Mencuci tangan
pakai sabun merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan
jari jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadikan bersih dan memutuskan mata
rantai penularan kuman. CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air bersih yang mengalir. Jika tidak tersedia air mengalir dan sabun maka
dapat menggunakan antiseptic/hand sanitizer lainnya.
Dartar Pustaka
Naning Adiwoso.2016. Pedoman Standar Toilet Umum Indonesia TOTO Public Toilet
Brisban City Council Metric Hand Book Planing and Design Data. Jakarta . APP (
Asia Pulp & Paper )

You might also like