Professional Documents
Culture Documents
Abstract. Neonatal health problem in Indonesia has not been handled optimally yet; the result of Indonesia
Demography Health Survey 2007 showed that the Neonatal Mortality Rate in 5 years period did not
decrease significantly, still in range of 19-20 per 1,000 LB. The MDG of reducing mortality among
children under five by two-third in 2015 cannot be achieved without strengthening the neonatal program
seriously. The purpose of these literature study is to find out the trend of stillbirth and early neonatal (aged
0-6 days) death (END) proportion, as well as the neonatal cause of death from Household Health Surveys
1995,2001, and Baseline Research 2007. The methodology of the three surveys were cross sectional, using
National Socio-Economic Survey Core 1995, 2001, and 2007. The number of sample were consisting of
206,000, 211,000, and 280,000 households respectively, chosen through probability proportional to size
selection. The results showed that stillbirth and END proportion in Indonesia decreased gradually from
1995-2007. Respiratory disorders proportion (birth asphyxia, respiratory distress syndrome, meconium
aspiration), and sepsis as early neonatal cause of death tend increased, while in late neonatal death (aged 7-
28 days) more diseases as cause of death increased that is respiratory disorders, premature and low birth
weight, sepsis, and congenital anomaly. Over all, the diseases should be handled seriously was respiratory
disorders, premature and low birth weight, sepsis neonatorum. Again, the program manager should
seriously be concerned and take care of maternal hypertension disorder, and maternal delivery complication
such as antepartum haemorrhage, intrapartum infection, to prevent pregnant mothers and their babies from
maternal and neonatal death.
937
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 8 No. 2, Juni 2009 : 937 - 945
938
Tren Lahir Mati.. .(Sarimawar, Joko & Lamria)
80.3 78.4
47.8
Gambar 1. Proporsi lahir mati dan proporsi kematian neonatal dini dari SKRT 1995,
Surkesnas 2001, Riskesdas 2007
Ibu hamil yang mengalami gangguan sedangkan ibu yang mengalami gangguan
kesehatan pada kejadian lahir mati sebesar kesehatan pada kematian neonatal dini
bahwa 95.5 persen, yaitu hipertensi maternal sebesar 97,4 persen yaitu ketuban pecah dini
23,6 persen, komplikasi saat bersalin 17,5 23 persen, hipertensi maternal 21,8 persen,
persen, ketuban pecah dini 12,7 persen, komplikasi pada persalinan 16 persen,
perdarahan antepartum 12,7 persen, ibu antepartum haemorrhagia 6,9 persen dan lain
cedera 10,9 persen dan lain sebagainya, sebagainya. (Tabel 1).
939
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 8 No. 2, Juni 2009 : 937 - 945
Tabel 1. Proporsi kontribusi faktor ibu terhadap lahir mati dan kematian neonatal dini,
Riskesdas 2007
35.9
33.6
ID Surkesnas 2001 D Riskesdas 2007 !
Gb 2. Proporsi penyakit penyebab kematian neonatal dini (early neonatal death) hasil Surkesnas
2001 dan Riskesdas 2007
Proporsi penyakit penyebab Penyebab kematian karena tetanus telah
kematian neonatal lanjut (bayi berumur 7-28 mengalami penurunan pada Riskesdas 2007
hari) hasil Riskesdas 2007) menunjukkan dibandingkan Surkesnas 2001. Namun
bahwa sepsis, gangguan pernafasan, prematur demikian, proporsi kematian karena sepsis
dan BBLR, mengalami peningkatan yang neonatorum meningkat dari 8,6 persen
signifikan dibandingkan Surkesnas 2001. menjadi 20,5 persen (Gambar 3).
940
Tren Lahir Mali.. .(Sarimawar, Joko & Lamria)
20.5
18.1
15.4
14.
12.8 12.8
5.7
Gb 3. Proporsi penyakit penyebab kematian neonatal lanjut (late neonatal death) hasil Surkesnas
2001 dan Riskesdas 2007
Beberapa variabel yang berkaitan mengalami peningkatan. Penolong
dengan kematian neonatal seperti faktor persalinan oleh tenaga kesehatan telah
intrinsik ibu (umur ketika melahirkan, jumlah meningkat dari 57,2 persen menjadi 73,6
kehamilan), penolong persalinan, proses persen (Tabel 2).
kelahiran, tempat persalinan, dikumpulkan
dan dianalisis pada ke dua survei. Dari
Surkesnas 2001 dan Riskesdas 2007 PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa proporsi ibu berumur di Di Indonesia, penurunan angka
bawah 20 tahun dari neonatal yang
kematian neonatal cukup signifikan dari 30
meninggal telah menurun dari 22 persen
per 1.000 KH pada tahun 1994 menjadi 20
menjadi 13,2 persen, namun proporsi ibu per 1.000 KH pada tahun 2002, namun
berumur 40-49 tahun dari neonatal yang penurunan angka kematian neonatal tahun
meninggal mengalami peningkatan dari 4 2007 tidak berbeda jauh dibandingkan
persen menjadi 7,5 persen. Proporsi bayi
dengan survei sebelumnya yaitu sebesar 19
neonatal yang meninggal dari ibu dengan per 1.000 KH (BPS dan Macro, 1995, 2003,
gravida pertama dan kedua mengalami
2007). Selama ini perhatian penurunan
penurunan, sedangkan dengan gravida ketiga
angka kematian bayi masih terfokus pada
mengalami peningkatan. Penolong penyakit-penyakit yang tercatat mempunyai
persalinan oleh tenaga kesehatan telah
prevalensi tinggi sebagai penyebab kematian
meningkat dari 57,2 persen menjadi 73,6 bayi. Hal ini menunjukkan bahwa masalah
persen (Tabel 2). kesehatan bayi neonatal belum ditangani
Dari Surkesnas 2001 dan Riskesdas secara optimal, dan penanganan bayi
2007 menunjukkan bahwa proporsi ibu neonatal yang tidak bisa dipersamakan
berumur di bawah 20 tahun dari neonatal dengan penanganan bayi yang berumur lebih
yang meninggal telah menurun dari 22 persen tua. Sekarang ini, para pengelola program
menjadi 13,2 persen, namun proporsi ibu kesehatan harus lebih memfokuskan diri pada
berumur 40-49 tahun dari neonatal yang penanganan bayi berusia 0-28 hari. Apabila
meninggal mengalami peningkatan dari 4 perhatian terhadap kematian neonatal
persen menjadi 7,5 persen. Proporsi bayi berkurang, maka target Millenium
neonatal yang meninggal dari ibu dengan Development Goals (MDGs) pada tahun
gravida pertama dan kedua mengalami 2015 untuk menurunkan angka kematian di
penurunan, sedangkan dengan gravida ketiga
941
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 8 No. 2, Juni 2009 : 937 - 945
bawah umur 5 tahun diperkirakan akan sulit disamping kondisi kesehatan bayi itu sendiri
tercapai (Reproline MNH, 2003). (Dean T. Jamison, 2006). Pengaruh dari
output kesehatan ibu ketika hamil, proses
Ada penyebab kematian neonatal
kelahiran biasanya mempunyai dampak
yang bersifat langsung (direct cause) dan ada
terhadap kejadian lahir mat! dan kesehatan
pula yang bersifat tidak langsung (indirect
cause), mengingat masa neonatal merupakan bayi sampai berusia 6 hari (Sven G.
Hinderaker, 2003).
output dari kesehatan ibu ketika hamil bayi
tersebut, proses kelahiran bayi neonatal,
Proporsi lahir mati dari tahun 1995 dengan tingkat pendapatan yang rendah-
sampai dengan 2007 telah mengalami menengah kejadian lahir mati sangat berbeda
penurunan secara bertahap dari 48 persen bermakna dengan negara yang mempunyai
menjadi 35 persen, namun untuk kematian tingkat pendapatan tinggi. Penelitian di
neonatal dini penurunannya tidak sebesar daerah perdesaan Tanzania menunjukkan
penurunan kasus lahir mati. Berbagai bahwa proporsi lahir mati hampir 50 persen,
penelitian yang membahas kejadian lahir kematian neonatal dini 38 persen, sisanya
mati menunjukkan bahwa kondisi sosio- kematian neonatal lanjut (Sven G.
ekonomi suatu negara sangat erat dengan Hinderaker, 2003). Banyak di negara miskin,
tingginya proporsi lahir mati. Di negara ibu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
942
Tren Lahir Mali...(Sarimawar, Joko & Lamria)
hidup keluarga. Ibu yang bekerja keras secara komplikasi waktu melahirkan 13,0 persen,
manual selama hamil akan meningkatkan gangguan perdarahan antepartum, infark
risiko kejadian lahir mati (Aldona G, 2007). plasenta, prolapsus tali pusat sebesar 9,1
Peneliti yang sama juga mengemukakan persen (Badan Litbangkes, 1997).
bahwa risiko tertinggi dari kejadian perinatal Sedangkan Surkesnas 2001 menunjukkan
berkaitan dengan pertolongan obstetrik ketika bahwa 60,1 persen ibu mengalami gangguan
persalinan dan keadaan patologis pada yang mungkin berkontribusi terhadap
kehamilannya (Aldona G, 2003). Kejadian kematian neonatal dini yaitu gangguan
lahir mati di negara maju pada umumnya kesehatan ibu selama hamil seperti malaria,
hanya satu persen dari pada total kelahiran, pneumonia, infeksi saluran kemih, jantung,
serta penyebabnya tidak dapat diduga. Hal asma sebesar 21,9 persen, perdarahan
ini akan memberikan pandangan bahwa antepartum 5,8 persen, demam intrapartum
penurunan angka kematian perinatal pada 2,3 persen, pre-eklampsia 1,7 persen,
negara dengan tingkat pendapatan tinggi hiperemesis berat 28,3 persen (Sarimawar,
disebabkan karena peningkatan sosio- 2003). Penelitian pada bayi baru lahir di
ekonomi dan kondisi lingkungan (Loudon I, kabupaten Cirebon memperlihatkan adanya
1991). Karena penyebabnya tidak dapat hubungan antara gestational hipertensi,
secara pasti diketahui sebelumnya, maka infeksi pada saat kehamilan, dan komplikasi
tindakan pencegahan tidak dapat kehamilan seperti ketuban pecah dini,
dipersiapkan dengan tepat seperti bayi lahir perdarahan antepartum, dengan birth asfiksia
hidup. dan sepsis pada bayi baru lahir (Sarimawar,
2006). Riskesdas 2007 menunjukkan faktor
Beberapa kemungkinan penyebab
ibu yang berperan adalah ketuban pecah dini,
lahir mati dari beberapa hasil penelitian
hipertensi maternal, dan komplikasi
adalah anomali, prematur, serta ibu
persalinan. Oleh karenanya, diharapkan ibu
mengalami cedera dan sakit (Joanne
bersalin memperoleh akses yang lebih baik
Caccitiore, 2008). Penelitian lainnya
untuk mendapatkan perawatan obstetrik yang
menunjukkan bahwa partus lama,
tepat selama bersalin dan melahirkan (Me
preeklampsia, dan infeksi yang tidak
Clure EM, 2009).
ditangani dapat menyebabkan lahir mati (Me
Clure EM, 2006). Risiko kematian perinatal Kematian neonatal dini SKRT 2001
akan meningkatkan sebesar 13 dan 12 kali, dibandingkan Riskesdas 2007 mengalami
pada ibu yang mengalami sepsis selama sedikit penurunan yaitu dari 80.3 persen
melahirkan dan plasenta praevia dengan menjadi 78.4 persen. Kematian neonatal dini
perdarahan (Aldona G, 2003). Penyebab (bayi berumur 0-6 hari) di Indonesia
kematian perinatal pada SKRT 1995 mengambil proporsi yang sangat besar dari
menunjukkan penyebab kematian terbesar seluruh kematian neonatal. Demikian pula
adalah gangguan pernapasan 45,5 persen, dengan hasil penelitian di kabupaten Cirebon
kemudian prematur dan BBLR 32,8 persen, menunjukkan bahwa kematian neonatal dini
sepsis 6,9 persen, hipotermi 5,9 persen, dan sekitar 80 persen dari semua kematian
tetanus neonatorum 3,4 persen (Badan neonatal (Sarimawar, 2007). Penyebab
Litbangkes, 1997). Penyebab kematian kematian neonatal dini tertinggi adalah
terbesar untuk bayi baru lahir di daerah prematur dan berat badan lahir rendah
perdesaan Tanzania adalah kematian yang (BBLR) sebesar 35 persen, gangguan
berhubungan dengan asphyxia (Sven G. pernapasan sebesar 36 persen dan dari bayi
Hinderaker, 2003). neonatal yang meninggal 57 persen
kelahirannya ditolong oleh tenaga kesehatan
Dari sudut pandang faktor ibu, maka
(Surkesnas, 2001). Pada tahun 2004-2005,
hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa
Program Appropriate Technology of Health
penyebab ibu yang berkontribusi terhadap
telah melaksanakan pelatihan dan
kematian perinatal sebesar 72,1 persen, dan
penggunaan alat resusitasi untuk
27,9 persen tanpa kontribusi ibu. Proporsi
dipergunakan oleh bidan desa menangani
terbesar adalah penyakit/gangguan kesehatan
bayi baru lahir dengan asphyxia di kabupaten
ibu selama hamil (hipertensi, malaria, kurang
Cirebon, ternyata terbukti menurunkan angka
gizi/anemi, infeksi) 31,2 persen, selanjutnya
kematian neonatal secara signifikan (5,1 per
komplikasi waktu hamil 18,8 persen,
943
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 8 No. 2, Juni 2009 : 937 - 945
1000 KH menjadi 2,7 per 1000 KH) (Iwan sistem yang sudah berjalan. Pemeliharaan
Ariawan). Selain itu juga dikemukakan gizi yang cukup bagi ibu hamil dan asupan
bahwa terjadi keterlambatan memutuskan pemeriksaan kehamilan berkualitas harus
membawa bay! asphyxia ke rumah sakit, terus ditingkatkan. Saat ini yang perlu
transportasi, dan manajemen kasus di unit dilakukan adalah mengevaluasi penanganan
emergensi. komplikasi maternal dan bayi lahir (terutama
asphyxia) melalui program Pelayanan
Laporan Diseases Control Priorities
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
Project menunjukkan bahwa penurunan
(PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Neonatal Mortality Rate (NMR) pada tahun
Emergensi Komprehensif (PONEK).
1983-2000 lebih signifikan mencapai 60
Penggunaan alat resusitasi untuk bayi yang
persen pada negara dengan tingkat
lahir dengan asphyxia oleh bidan di desa
pendapatan tinggi dibandingkan negara
dapat dipertimbangkan sebagai upaya
dengan tingkat pendapatan rendah dan
terobosan, sebagai bagian dari program
menengah, yang penurunannya hanya 15
PONED.
persen. Di Indonesia, Bangladesh, Srilanka
penurunan NMR mencapai 40-50 persen, hal
ini disebabkan karena peningkatan cakupan
UCAPAN TERIMA KASIH
vaksinasi TT pada ibu hamil yang memberi
efek pencegahan terhadap tetanus Terima kasih kami sampaikan
neonatorum serta upaya penanganan kepada Kepala Badan Litbang Kesehatan
persalinan yang bersih (Dean T. Jamison, et yang telah memberi kesempatan kepada
al, 2006). Niat pemerintah untuk penulis untuk mengolah data dan
melaksanakan usaha safe motherhood yang mempublikasikan di Jurnal Ekologi
sudah dimulai sejak tahun 1988 (Jeremy Kesehatan. Terima kasih kepada semua
Shiftman, 2003) seyogyanya ditindaklanjuti pihak yang telah membantu pengolahan data
oleh Pemda dan Dinas Kesehatan dengan dan penulisan makalah ini.
sungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Aldona Gaizauskiene, Zilvinas Padaiga, Skirmante
Berdasarkan tren kematian neonatal Starkuviene, Ruta Mizeriene (2007).
Prediction of Perinatal Mortality at an Early
dari tahun 1995-2007, maka Stage of Pregnancy. Scandinavian Journal of
penyakit/gangguan kesehatan yang perlu Public Health, 35: 564-569. [Cited 2008
mendapat perhatian adalah: gangguan Nov 12]. Available from
pernapasan ketika lahir (birth asphyxia, http://sip.sagepub.com
Aldona Gaizauskiene, Zilvinas Padaiga, Vytantas
respiratory distress syndrome, aspirasi Basys, Grigorij Grigorjev, Ruta Mizeriene
meconium), prematur dan berat badan lahir (2003). Risk Factors of Perinatal Mortality in
rendah untuk bayi neonatal dini, serta sepsis Lithuania 1997-1998. Scandinavian Journal
neonatorum untuk bayi neonatal lanjut. Ibu of Public Health, 31: 137-142. [Cited 2008
Nov 12]. Available from
hamil yang mengalami hipertensi maternal
http://sip.sagepub.com
serta ibu bersalin yang mengalami Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
komplikasi persalinan juga akan Departemen Kesehatan RI (1997). Laporan
mempengaruhi kesehatan bayi ketika lahir Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995.
dan pada masa neonatal dini. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Macro Internasional
(Macro) (2007). Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2007, Ringkasan Hasil,
Calverton, Maryland, USA.
SARAN Badan Pusat Statistik-Statistics Indonesia (BPS),
National Family Planning Coordinating
Untuk mencapai target Millenium Board, Ministry of Health, ORC Macro
Development Goal (MDG) menurunkan (2003). Indonesia Demographic and Health
angka kematian neonatal pada tahun 2015, Survey 2002-2003. Calverton, Maryland:
BPS and ORC Macro.
intervensi yang ditujukan kepada bayi
Badan Pusat Statistik-Statistics Indonesia (BPS),
neonatal harus dilaksanakan dengan cost- National Family Planning Coordinating
effective, dan efisien dengan memaksimalkan Board, Ministry of Health, ORC Macro
(1995). Indonesia Demographic and Health
944
Tren Lahir Mali.. .(Sarimawar, Joko & Lamria)
945