Professional Documents
Culture Documents
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak setiap individu akan mengalami siklus
berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa tersebut dapat secara cepat maupun lambat
tergantung dari individu atau lingkungan. Proses percepatan dan perlambatan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Faktor Herediter
Faktor pertumbuhan dan perkembangan dapat diturunkan sebagai dasar dalam
mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor lain. yang termasuk faktor hereditas adalah
bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan
kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah
lahir akan cederung lebih cepat atau tinggi pertumbuhan tinggi dan berat badan dibandingkan
dengan anak perempuan dan akan bertahan sampai usia tertentu mengingat anak perempuan
akan mengalami pubertas lebih dahulu dan kebanyakan anak perempuan akan mengalami
pertumbuhan yang lebih tinggi dan besar ketika masa pubertas dan begitu juga sebaliknya di
saat laki-laki mencapai pubertas maka laki-laki cenderung lebih besar.
Kemudian pada ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dilihat pada suku bangsa tertentu memiliki
ecenderungan lebih besar atau tinggi seperti bangsa Asia cenderung lebih pendek dan kecil
dibandingkan bangsa Eropa atau lainnya.
2. Faktor Lingkungan
Yang termasuk faktor lingkungan ini dapat meliputi antara lain sebagai berikut :
1) Lingkungan Prenatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi sampai lahir meliputi
lamanya bayi di dalam kandungan atau lamanya masa gestasi, gizi pada waktu ibu
hamil, lingkungan mekanis seperti posisi jenis dalam uterus, zat kimia atau toxin
seperti penggunaan obat-obatan, alkohol atau kebiasaan merokok ibu hamil, hormonal.
seperti adanya hormone somatotoprin, plasenta, tiroid, insulin dan lain-lain yang
berpengaruh pada pertumbuhan janin.
Hal ini dapat terlihat peran masing-masing hormon seperti growth hormone
(somatotoprin) yang di sekresi kelenjar hipofisis janin sekitar minggu kesembilan dan
produksinya meningkat pada minggu ke dua puluh, hormon plasenta (human plasental
lactogen) yang berperan dalam fungsi nutrisi plasenta demikian juga peran hormon
yang lain seperti hormon tiroid, insulin dan lain-lain.
Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
organ otak janin. Infeksi dalam kandungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bayi demikian juga stress yang dapat mempengaruhi kegagalan tumbuh
kembang.
Faktor imunisasi akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sebab
dapat menyebabkan terjadinya abortus atau kern icterus, selain itu juga kekurangan
oksigen pada janin juga akan mempengaruhi gangguan dalam placenta yang dapat
menyebabkan bayi berat badan lahir rendah. (Hidayat,2005)
2) Lingkungan Posnatal
Selain faktor lingkungan perinatal terdapat juga lingkungan setelah lahir yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Budaya Lingkungan
Budaya lingkungan dalam hal ini adalah budaya dimasyarakat yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Budaya lingkungan dapat menentukan
bagaimana seseorang atau masyarakat mempersepsikan pola hidup sehat. Sebagai
contoh anak dalam usia tumbuh kembang membutuhkan makanan yang bergizi
karena terdapat adat atau budaya tertentu tentang makanan yang dilarang. Pada maa
tertentu padahal makanan tersebut dibutuhkan untuk perbaikan gizi, maka tentu
akan mengganggu masa tumbuh kembang. Seperti halnya budaya kehidupan kota
akan berbeda dengan kehidupan desa dalam pola kebiasaan sehingga kemungkinan
besar dapar mempengaruhi tumbuh kembang.
c. Nutrisi
Telah disebutkan bahwa bertumbuh dan berkembang, anak membutuhkan zat gizi
yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air yang
harus dikonsumsi secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
pada tahapan usianya. Khususnya selama periode pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat seperti masa pranatal, usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih
banyak kalori dan protein. Anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan
perkembangan hanya karena kurang adekuatnya asupan zat gizi tersebut. Asupan
nutrisi yang berlebuhan juga dapat menimbulkan dampak yang buruk pula bagi
kesehatan anak, misalnya terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebuhan dalam
sel/jaringan, bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit, pertumbuhan
dan perkembangannya juga terganggu.
Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak karena dapat
meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat
teratur serta dapat meningkatkan stimulasi perkembangan tulang, otot dan
pertumbuhan sel lainnya. Pada saat olahraga, anak juga akan berinteraksi dengan
teman sepermainan dan mengenal aturan yang berlaku serta belajar menaatinya
untuk tujuan bersama, misalnya sepak bola yang dilakukan oleh kelompok anak
sekolah. Aktivitas fisik dari sepak bola akan membantu pertumbuhan sel, selain itu
kepada anak juga ditanamkan aturan permainan yang harus dimiliki bersama dan
interaksi sosial yang dijalankan membantu mereka memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan sesama teman. (Supartini, 2004)