Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. (1)
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikasi yang menentukan derajat
kesehatan suatu bangsa. Di Indonesia masalah ibu dan anak merupakan prioritas dalam upaya
peningkatan status kesehatan masyarakat, sesuai dengan target MDG’s 2015 (Millenium
Development Gold), Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Data organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2007, memperkirakan bahwa
setiap tahun sejumlah 500 orang perempuan meninggal dunia akibat komplikasi kehamilan,
persalian dan nifas, fakta ini mendekati terjadinya 1 kematian setiap menit dan diperkirakan
99% kematian tersebut terjadi di Negara-negara berkembang yang tertinggi dengan 450
kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu
di Sembilan Negara maju dan 51 negara persemakmuran.(2)
Menurut SDKI Angka Kematian Ibu pada tahun 2007 mencapai 228 per 100.000
kelahiran hidup. Jumlah ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya jumlah kematian ibu mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
kematian ibu masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan Negara-negara lainnya yaitu
Brunei Darussalam dan Singapura masing-masing 13 dan 14 per 100.000 kelahiran hidup. (3)
Pada tahun 2009, AKI di Jawa Barat adalah 258 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurun dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 583 per 100.000 kelahiran. (2)
Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia kabupaten Garut pada Tahun 2009 Angka
Kematian Ibu mencapai 219 per 100.000 kelahiran hidup.(4)
Upaya kesehatan reproduksi salah satunya adalah menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu hamil dan bersalin. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia
adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, toksemia gravidarum.(5) Perdarahan sebanyak
30% dari total kasus kematian, eklamsi (keracunan kehamilan) 25%, infeksi 12%. Salah satu
dari ketiga ketiga faktor tersebut adalah perdarahan, perdarahan dapat terjadi pada saat
kehamilan, persalinan dan masa nifas. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan, bisa terjadi
pada awal kehamilan maupun kehamilan lanjut, dengan besar angka kejadiannya 3% pada
kehamilan lanjut dan 5% pada awal kehamilan. Perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan
meliputi abortus, mola hidatidosa dan kehamilan ektopik. (6) Pada kehamilan lanjut antara lain
meliputi Solutio Plasenta dan Plasenta Previa. Dari kasus perdarahan diatas ternyata
didapatkan besar kasus paling tinggi adalah perdarahan pada awal kehamilan yang dari salah
satu perdarahan awal kehamilan tersebut terdapat kehamilan molahidatidosa.
Molahidatidosa adalah Tumor jinak dari trofoblast dan merupakan kehamilan
abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematous, janin
biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematous itu hidup dan
tumbuh terus menerus, sehingga gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah
anggur. Penyebab pasti terjadinya kehamilan Mola hidatidosa belum diketahui pasti, namun
ada beberapa faktor yang memengaruhinya yaitu faktor ovum, imunoselektif trofoblast, usia,
keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi, defisiensi protein, infeksi virus dan faktor
kromosom yang jelas, dan riwayat kehamilan mola sebelumnya. Jenis pada molahidatidosa
yaitu Molahidatidosa Komplet (MHK) dan Molahidatidosa Parsial (MHP). Angka kematian
yang diakibatkan oleh kehamilan Molahidatidosa berkisar antara 2,2% - 5,7%. (1,6,7)
Pada kehamilan Molahidatidosa jika tidak dilakukan penanganan secara komprehensif
maka masalah kompleks dapat timbul sebagai akibat adanya kehamilan dengan
Molahidatidosa yaitu TTG (Tumor Trofoblast Gestasional) dimana TTG ini terbagi menjadi 2
macam yaitu: Choriocarcinoma non Villosum dan Choriocarcinoma Villosum yang bersifat
hematogen dan dapat bermetastase ke vagina, paru-paru, ginjal, hati bahkan sampai ke otak.
Dengan presentasi kejadian tersebut adalah 18-20% keganasan. (7)
Penatalaksanaan pada Molahidatidosa ada tiga tahap yaitu perbaikan keadaan umum
ibu, pengeluaran jaringan mola dengan cara Kuretase atau Histerektomi, dan pemeriksaan
tindak lanjut yaitu follow up selama 12 bulan, dengan mengukur kadar β-HCG dan mencegah
kehamilan selama 1 tahun. Tindak lanjut serta penatalaksanaan saat ini berpusat pada
pengukuran serial kadar β-HCG serum untuk mendeteksi Tumor Trofoblast Persisten. (8)
Penyakit ini, baik dalam bentuk jinak atau ganas, banyak ditemukan di Negara Asia,
sedangkan di Negara bagian Barat lebih jarang. Angka di Indonesia umumnya berupa angka
Rumah Sakit yaitu RSCM, untuk Mola Hidatidosa berkisar 1:50 sampai 1:141 kehamilan.
Angka ini jauh lebih tinggi disbanding Negara-negara barat dimana insidennya berkisar
1:1000 sampai 1:2500 kehamilan untuk kejadian Molahidatidosa. (7)
Sedangkan frekuensi kejadian Molahidatidosa di RSU dr. Slamet Garut tahun 2009
sebanyak 37 kasus dari jumlah kehamilan sebanyak 1730 dan ditemukan angka untuk
Molahidatidosa 1:47 kehamilan pada tahun 2009.
Pada tanggal 05 Mei 2010 saat pencarian Data Sekunder berupa Rekam Medik kasus
Molahidatidosa, penulis menemukan 1 kasus yaitu pada Ny. S dengan diagnosa
Molahidatidosa, yang dirawat di RSU dr. Slamet Garut di Gedung Kalimaya selama 3 hari
terhitung mulai tanggal 26 April 2011 – 28 April 2011. Apabila pada kasus Molahidatidosa
tidak dilakukan penanganan secara komprehensif maka kemungkinan dapat terjadi keganasan
menjadi Tumor Trofoblast Gestasional (TTG) atau koriokarsinoma.
Dari fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus pada Ny. S
G1P0A0 Gravida 4 – 5 minggu dengan Molahidatidosa di Gedung Kalimaya RSU dr. Slamet
Garut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada laporan kasus ini
adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny. S G1P0A0 Gravida 4 – 5 minggu
dengan Molahidatisoda di Gedung Kalimaya RSU dr. Slamet Garut?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu menganalisis Asuhan Kebidanan pada Ny. S G1P0A0 Gravida 4 – 5 minggu dengan
Molahidatidosa di Gedung Kalimaya RSU dr. Slamet Garut.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mampu menganalisis Data Subjektif Asuhan Kebidanan pada Ny. S G1P0A0 Gravida 4 – 5
minggu dengan Molahidatidosa di Gedung Kalimaya RSU dr. Slamet Garut.
Mampu menganalisis Data Objektif Asuhan Kebidanan pada Ny. S G1P0A0 Gravida 4 – 5
minggu dengan Molahidatidosa di Gedung Kalimaya RSU dr. Slamet Garut.
Mampu menganalisis hasil Analisa Asuhan Kebidanan pada Ny. S G 1P0A0 Gravida 4 – 5
minggu dengan Molahidatidosa di Gedung Kalimaya RSU dr. Slamet Garut.
Mampu menganalisis Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. S G1P0A0 Gravida 4 – 5
minggu dengan Molahidatidosa di Gedung Kalimaya RSU dr. Slamet Garut.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Dengan penyusunan laporan kasus ini diharapkan agar menjadi bahan masukan, informasi,
maupun untuk pengembangan materi perkuliahan bagi mahasiswa dan menambah bahan
perpustakaan di Akademi Kebidanan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Indonesia.
1.4.3 Bagi Instansi Kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Asuhan
Kebidanan dengan Mola Hidatidosa.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Istilah
BAB I Pendahuluan
BAB II Tinjauan Teori
BAB III Tinjauan Kasus
BAB IV Pembahasan Tinjauan Kasus
BAB V Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Molahidatidosa
Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis
langka, vaskularisasi dan edematous, janin biasanya meninggal akan tetapi vilus-vilus yang
membesar dan edematous itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah
sebagai segugus sebuah anggur.(6)
Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya
mengalami perubahan hidrofobik. (9)
Molahidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetik tidak normal yang muncul
dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta. (10)
Molahidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas
plasenta atau calon placenta dan disertai dengan degenerasi kistik vili dan perubahan
hidropik. Hamil anggur atau molahidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak
yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “ bakal janin “ sehingga terbentuk
jaringan permukaan membran (vili-vili) mirip gerombolan buah anggur. (11)
2.2 Patofisiolagi
2.2.1 Molahidatidosa komplet (MHK). (12)
MHK merupakan kehamilan abnormal tanpa embrio yang seluruh vili korialisnya mengalami
degenerasi hidrofik yang menyerupai anggur. Seluruh gen kehamilan berasal dari ayah,
umumnya dengan jumlah diploid 46XX, tanpa ada jaringan jarring terlihat. (10, 12)
2.2.2 Molahidatidosa parsial (MHP). (12)
Seperti pada MHK, tetapi disini masih ditemukan embrio atau janin yang biasanya mati
sebelum trimester pertama. Walaupun pernah dilaporkan adanya MHP dengan bayi aterm.
Pada kasus ini, kehamilan terdiri dari tiga unsur gen (misal, XXY 69, XXX 69, XYY 69 ).
(10, 12)
Janin ada
Hidropik degenerasi
local
Hyperplasia trofoblas
local
Stroma – jaringan
trofoblas yang tidak ikut
serta diinfiltrasi
Bentukan sisik jelas
Kriotipe 69XXX-
69XYY
Menjadi sumber ganas
10-15%
Gambaran Klinis
Ukuran Uterus Kecil untuk masa kehamilan 50% besar untuk masa
kehamilan
Jarang
Kista teka-lutein 25-30%
Jarang
Penyulit medis Sering
Kurang dari 5-10%
Penyakit pasca mola 20%
Biodata yang dikumpulkan dari ibu hamil dan suaminya meliputi: Nama, Umur, Agama,
Suku/bangsa, Pendidikan, Pekerjaan dan Alamat lengkap.
a. Riwayat perkawinan terdiri atas status perkawinan, perkawinan ke berapa, umur ibu saat
perkawinan, dan lama perkawinan.
b. Riwayat menstruasi meliputi HPHT, siklus haid, perdarahan pervaginan, dan keputihan.
c. Riwayat kehamilan sekarang meliputi riwayat ANC, gerakan janin, tanda bahaya/penyulit,
keluhan utama, obat yang dikonsumsi (termasuk jamu), dan kekhawatiran ibu.
d. Riwayat obstetri (Gravida ke...... Para Ke...... Abortus ke......anak hidup (AH)......) meliputi
perdarahan pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, hipertensi dalam kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu, BB lahir kurang dari 2500 gram atau lebih dari 4000 gram
serta masalah selama kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
e. Riwayat KB meliputi jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat saat
pemasangan/pelepasan, keluhan/alasan berhenti.
f. Riwayat Kesehatan/Penyakit ibu dan keluarga meliputi penyakit jantung, hipertensi, DM,
TBC, Ginjal, Asma, Epilepsi, Hati, Malaria, Penyakit kelamin, HIV/AIDS.
g. Riwayat Kecelakaan, Operasi, Alergi obat atau makanan
h. Imunisasi TT
i. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari meliputi pola nutrisi, eliminasi, personal hygene,
aktifitas dan istirahat.
j. Riwayat psikososial meliputi pengetahuan dan respon ibu terhadap kehamilan dan kondisi
yang dihadapi saat ini, jumlah keluarga dirumah, respon keluarga terhadap kehamilan,
dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, tempat melahirkan dan
penolong yang diinginkan ibu.
Data Objektif dari ibu hamil yang harus dikumpulkan meliputi:
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
B. Alasan datang
Ibu datang ke Rsu. Dr. Slamet rujukan dari PKM DTP Cikajang dengan diagnosa perdarahan.
C. Keluhan Utama
Ibu mengaku hamil ± 2 bulan, mengeluh keluar darah seperti ati ayam dari jalan lahir, ada
gelembung seperti telur ikan, darah membasahi 1 pembalut per hari, ibu mengaku mengalami
perdarahan ± 10 hari.
D. Riwayat Haid
Ibu mengatakan pertama kali mendapatkan haid pada saat usia kehamilan 14 tahun, siklusnya
teratur, lamanya 7 hari, banyaknya darah biasa dan tidak ada keluhan nyeri haid.
E. Riwayat Kehamilan Sekarang
Jumlah kehamilan: Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, tidak pernah mengalami
keguguran
HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 27 Maret 2011
Pemeriksaan Kehamilan: Ibu mengatakan telah memeriksakan kehamilannya 1 kali ke Bidan, 4
hari yang lalu.
Keluhan selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil sering pusing.
F. Riwayat Kesehatan/Penyakit yang di derita sekarang dan dulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit paru-paru, penyakit ginjal,
penyakit liver, penyakit DM, penyakit tiroid, Epilepsi, Hipertensi, Asma dan penyakit
lainnya.
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Status Perkawinan: Ibu mengatakan ini pernikahannya yang pertama, lama menikah 1 tahun.
Usia ibu saat menikah 20 tahun dan usia suami saat menikah 29 tahun.
Riwayat KB: Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnnya.
3.2 Pengkajian Data Objektif
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran: Compos Mentis
Tanda-tanda Vital:
TD: 110/60 mmHg N: 88 x/menit R: 20 x/menit S: 37 ºC
Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera putih.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tirod, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Thorak
Bentuk simetris, bunyi jantung I = bunyi jantung II murni regular.
Abdomen
Cembung dan lembek
Ekstremitas
Atas: Tidak ada oedema
Bawah: Tidak ada oedem dan tidak ada varises
Genetalia
Pemeriksaan dalam: Vulva dan Vagina tidak ada keluhan, pembukaan tertutup.
3.3 Analisa
Mola hidatidosa
3.4 Penatalaksanaan
Melakukan asuhan sesuai dengan advzis dokter, yaitu:
1. Melakukan persetujuan dengan ibu dan keluarga, bahwa akan dilakukan pemeriksaan dan
pengobatan kepada ibu.
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan di rawat inap selama beberapa hari demi
kesembuhan ibu.
3. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan dilakukan kuretase demi keselamatan jiwa
ibu.
4. Memasang infus RL
5. Memantau tanda-tanda vital ibu
6. Memantau perdarahan
7. Melakukan pemeriksaan Lab (Hematologi)
Hasil: Hemoglobin = 12.6 gr/dl
Hematokrit = 37 %
Leukosit = 8.200/mm3
Trombosit = 335.000/mm3
Eritrosit = 4.23 juta/mm3
26 April 2011 21.00 S: Ibu masih mengeluh nyeri perut bagian bawah dan
pendarahan
A: Molahidatidosa
4. Melakukan pemasangan LS di VK
PP test: (+)
Bab/Bak: -/+
A: Mola hidatidosa
LAPORAN OPERASI
Tanggal 27-04-2011
Jam Operasi Mulai: 09.40 Jam Operasi Selesai: 09.50 Lama Operasi: 10
menit
3. Transfusi
4. Mengobservasi TTV
5. Menyajikan makan
S: Kel (-)
PP test: (+)
Bab/Bak: -/+
2. Pemberian obat:
d) Pola Nutrisi
Menurut Sarwono dalam bukunya, Ilmu Kebidanan YBP-SP, kekurangan atau kelebihan
nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut.
Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri,
dsb. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup akan zat gizi, seperti diketahui
selama hamil zat gizi yang dibutuhkan meningkat, antara lain untuk pertumbuhan plasenta,
pertambahan volume darah, dsb.
Menurut teori protein adalah zat untuk membangun jaringan-jaringan bagian tubuh
sehubungan dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim, dan payudara ibu. Keperluan
akan zat protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam
makanan mengakibatkan pertumbuhan janin tidak sempurna, kekurangan protein merupakan
salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya kehamilan mola.
Berdasarkan tinjauan kasus pada Ny. S tidak ada pernyataan tentang bagaimana pola
nutrisi ibu, sedangkan pola nutrisi ibu sangat penting untuk dianamnesis, untuk mengetahui
apakah terdapat kekurangan protein pada ibu. Sehingga pada kasus Ny. S, tidak ditemukan
penyebab yang pasti mengapa ibu mengalami kehamilan mola.
b) Tanda-tanda Vital
Menurut Mansjor, dalam bukunya kapita selekta kedokteran apabila kenaikan tekanan
darah sistolik labih dari 30 mmHg atau mencapai ≥ 140 mmHg, dan kenaikan tekanan darah
diastolic lebih dari 15 mmHg atau mencapai ≥ 90 mmHg, pertimbangkan adanya preeklamsi,
eklamsi atau hipertensi dalam kehamilan. Pada kehamilan mola dapat terjadi hipertensi akibat
kehamilan, preeklamsi, eklamsi yang terjadi sebelum usia kehamilan 24 minggu.
Menurut sarwono, dalam bukunya Onkologi dan ginekologi adanya tiroktoksikosis pada
penderita mola dengan gejala-gejala, nadi istirahat ≥ 100 x/menit tanpa ada sebab lain yang
jelas.
Pada kasus Ny. S ditemukan bahwa tekanan darah ibu sebesar 110/60 mmHg, nadi ibu
sebesar 88 x/menit pada saat masuk RS, hal ini menunjukan tidak adanya hipertensi akibat
kehamilan, dan tidak ada gejala tiroktoksikosis pada kehamilan mola ibu berdasarkan teori
yang telah dijelaskan.
c) Wajah
Menurut mansjoer, dalam bukunya kapita selekta kedokteran, muka dan kadang-kadang
badan kelihatan pucat kekuning-kuningan yang disebut muka mola (mola face) atau muka
terlihat pucat.
Pada kasus Ny. S, wajah ibu tidak pucat, dilihat dari data pemeriksaan mata yang
hasilnya, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. Hal ini menunjukan tidak sesuai
antara teori yang dikemukakan dengan kenyataan di lapangan.
d) Leher
Menurut teori, adanya pembesaran kelenjar tiroid, menunjukan adanya komplikasi
tiroktoksikosis. Yang diakibatkan oleh kehamilan mola karena kadar β-HCG yang
meningkat.
Pada kasus Ny. S pada pemeriksaan leher tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar
tiroid, berarti ibu tidak mengalami hipertiroidisme yang akan berangsur menjadi
tiroktoksikosis.
e) Abdomen
Menurut teori, tanda-tanda atau gambaran klinik pada kehamilan Mola hidatidosa adalah
uterus membesar tidak sesuai usia kehamilan, teraba lembek, tidak teraba bagian-bagian janin
dan bellotement, juga gerakan janin, tidak terdengar DJJ dan adanya fenomena harmonica
(darah dan gelembung mola keluar dan fundus uteri turun lalu naik lagi karena terkumpulnya
darah baru).
Pada kasus Ny. S dilihat dari pemeriksaan abdomen pada rekam medik ditemukan
abdomen cembung dan lembek. Hal tersebut telah menggambarkan adanya kehamilan
molahidatidosa.
f) Genitalia
Menurut teori, pada kehamilan molahidatidosa, terdapat pengeluaran darah dan
gelembung mola dari jalan lahir, sementara keadaan serviks tertutup.
Pada kasus Ny. S dilihat dari pemeriksaan genitalia pada rekam medik terdapat hasil
vulva dan vagina tidak ada keluhan dan tidak ada pembukaan. Gejala klinis ini mengarah
pada adanya kehamilan molahidatidosa pada ibu.
g) Data Penunjang
Menurut teori, pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk menunjang diagnosa
pada kehamilan Molahidatidosa adalah reaksi kehamilan, kadar β-HCG yang jauh lebih
tinggi dari kehamilan biasa, uji sonde dimasukkan secara perlahan dan hati-hati ke dalam
kanalis servikalis dan kavum uteri, bila tidak ada tahanan, kemungkinan kehamilan mola,
foto rontgen tidak terlihat tulang-tulang janin pada kehamilan 3-4 bulan dan USG akan
terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat janin, seperti sarang tawon.
Pada kasus Ny. S pada data rekam medik dan wawancara mendalam pada pemberi
asuhan. pada pemeriksaan darah pada tanggal 26 April 2011 dengan hasil: Hemoglobin=
12.6 gr/dl, Hematokrit= 37 %, Leukosit= 8.200/mm3, Trombosit= 335.000/mm3, Eritrosit=
4.23 juta/mm. Pemeriksaan PP test pada tanggal 27 April 2011 jam 07.00 hasilnya positif.
Dari data tersebut dapat diambil diagnosa bahwa kehamilan ibu adalah kehamilan
Molahidatidosa diperkuat berdasarkan pemeriksaan uji sonde di meja operasi pada tanggal 28
April 2011.
4.3 Analisa
Pada tahap penegakkan diagnosa pada kasus Ny. S ini adalah berdasarkan kesimpulan
dari hasil data Subjektif dan Objektif:
Subjektif:
a) Ibu mengatakan hamil kurang lebih 2 bulan, datang ke RSU dr. Slamet atas rujukan PKM
DTP Cikajang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir, darah seperti ati ayam, ada
gelembung seperti telur ikan, darah membasahi 1 pembalut per hari, ibu mengaku mengalami
perdarahan ± 10 hari.
b) Menurut keterangan dari surat rujukan bahwa bahwa benar Ny. S pada saat itu mengalami
perdarahan.
Objektif:
a) Dilihat dari data rekam medik, hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny. S (hasil
pemeriksaan abdomen, hasil pemeriksaan genetalia) merujuk pada adanya kehamilan
molahidatidosa pada ibu.
b) Dilihat dari data rekam medik, semua data penunjang (hasil pemeriksaan kimia darah, hasil
PP test, dan hasil uji sonde) menunjukan bahwa kehamilan ibu adalah kehamilan
molahodatidosa.
Berdasarkan hasil data subjektif dan objektif diatas yang telah dikaji, maka dapat
ditegakkan diagnosa “Molahidatidosa”. Dalam hal ini terdapat ketidaksesuaian aturan
penulisan sebuah diagnosa yang seharusnya adalah “ G1P0A0 gravida 4-5 minggu dengan
kehamilan Molahidatidosa”.
5.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kasus Ny. S ini dilihat dari rekam medik sudah sesuai dengan
protap yang ada secara umum yakni perbaikan keadaan umum, pengeluaran jaringan mola,
serta pemeriksaan tindak lanjut.
Menurut sarwon, dalam bukunya Onkologi dan ginekologi, terdapat berbagai
kontroversi mengenai pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal pasca molahidatidosa
terhadap prognosis penderitanya dikemudian hari. Selama follow up sampai 12 bulan pasca
molahidatidosa penderita dianjurkan menggunakan KB kondom. Pemakaian IUD tidak
dianjurkan karena efek samping perdarahan pada akseptor IUD akan menyulitkan diagnosis
adanya pertumbuhan baru jaringan trofoblast. Sedangkan penggunaan KB hormonal tidak
dianjurkan karena dampaknya terhadap timbulnya TTG pascamola controversial, sehingga
dianggap lebih aman menggunakan KB kondom.
Pada kasus Ny. S yang ditemukan dalam rekam medik, pada laporan operasi, jenis
operasi yang dilakukan pada Ny. S ini adalah kuretase + IUD. Dalam hal ini, terdapat
ketidaksesuaian antara teori yang dijelaskan dengan kenyataan dilapangan. Setelah dilakukan
wawancara mendalam pada pemberi asuhan, bahwa pemasangan kontrasepsi IUD merupakan
kebijakan dari dokter sebagai operator pada operasi itu sendiri.
Pada penatalaksanaan ditemukan ketidaksesuaian antara kaidah penulisan yang benar
dengan kenyataan dilapangan, bahwa pada penatalaksanaan hendaknya mencantumkan
evaluasi per tindakan, sementara dalam rekam medik tidak terdapat adanya evaluasi baik
pada keseluruhan tindakan maupun evaluasi per tindakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah penyusunan laporan kasus Asuhan Kebidanan pada Ny. S G1P0A0 Gravida 4 –
5 minggu dengan Molahidatidosa di Gedung Kalimaya RSU dr. Slamet Garut. Penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. S sudah cukup baik hal ini terbukti dengan
keadaan umum ibu sudah berangsur membaik, sehingga ibu bisa pulang dengan alasan sudah
sembuh.
2. Pada Tinjauan Kasus
a. Subjektif
Ibu mengatakan hamil kurang lebih 2 bulan, datang ke RSU dr. Slamet atas rujukan PKM
DTP Cikajang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir, darah seperti ati ayam, ada
gelembung seperti telur ikan, darah membasahi 1 pembalut per hari, ibu mengaku mengalami
perdarahan ± 10 hari. Hal ini menunjukan adanya kehamilan molahidatidosa pada ibu.
b. Objektif
Pada data objektif penulis melihat dari data rekam medik semua data hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan pada Ny. S (hasil pemeriksaan abdomen, hasil pemeriksaan genetalia)
merujuk pada adanya kehamilan molahidatidosa pada ibu. Dan semua data penunjang (hasil
pemeriksaan kimia darah, hasil PP test, dan hasil uji sonde) menunjukan bahwa kehamilan
ibu adalah kehamilan molahodatidosa.
c. Analisa
Penegakkan diagnosa yang ditegakkan sesuai dengan data subjektif dan data objektif yaitu:
Diagnosa: Molahidatidosa
Penulisan diagnosa yang benar menurut aturan pendokumentasian yaitu:
Diagnosa: G1P0A0 gravida 4-5 minggu dengan kehamilan Molahidatidosa
d. Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan yang dilakukan kepada Ny. S adalah perbaikan keadaan umum,
pengeluaran jaringan mola, serta pemeriksaan tindak lanjut.
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Klien
Diharapkan klien dengan kehamilan Molahidatidosa mendapatkan perawatan dan
penanganan yang komprehensif, serta melakukan follow up pasca mola selama 12 bulan
sesuai jadwal, supaya dapat mendeteksi sedini mungkin bila terjadi keganasan sampai pasien
benar-benar dikatakan sembuh atau sehat.
5.2.2 Untuk Sarana Kesehatan
Diharapkan sarana kesehatan untuk memberikan penanganan yang lebih baik lagi,
untuk meminimalkan kejadian kematian ibu akibat perdarahan khususnya yang diakibatkan
kehamilan Molahidatidosa dan kejadian keganasan akibat Molahidatidosa.
5.2.3 Untuk Akbid YPSDMI
Diharapkan bagi pendidikan, untuk memberi pengajaran lebih tentang studi kasus
khususnya Asuhan Kebidanan dengan Molahidatidosa, dengan melengkapi literatur-literatur
tentang Molahidatidosa.
contoh askeb patologi kebidanan
OLEH
SYAMRINA
KEBIDANAN
No Tahun Tempat
Persalinan Usia kehamilan Jenis persalinan Penolong Penyulit Bayi Keadaan
Jk BB PB
1 2009 RB 9 bulan Spontan Bidan Tidak ada Laki-laki 3200 gram 49 cm Sehat
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
a) Jantung : tidak ada
b) Tekanan darah tinggi : tidak ada
c) Hepar : tidak ada
d) DM : tidak ada
e) Anemia : tidak ada
f) PMS, HIV, AIDS : tidak ada
g) Campak : tidak ada
h) Tuberculosis : tidak ada
i) Gangguan mental : tidak ada
j) Operasi : tidak ada
k) Lain-lain : tidak ada
2) Perilaku kesehatan
a) Penggunaan alkohol/obat-obat sejenisnya
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol atau obat-obat terlarang
b) Obat-obatan yang sering digunakan
Tidak ada
c) Merokok, makan sirih
Ibu mengatakan tidak pernah merokok atau makan sirih
d) Irigasi vagina/ganti pakaian dalam
Ibu mengatakan ganti pakaian dalam 2 x sehari
e. Riwayat sosial
1) Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan :ya
2) Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki
3) Status perkawinan : sahmenurut agama
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 3 tahun
4) Susunan keluarga yang tinggal serumah : ibu tinggal berasama suami dan anak nya
5) Tempat ada petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan : ibu
mengatakan ingin bersalin di rumah bidan
f. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit keturunan
g. Psikologis : ibu mengatakan cemas dan takut kehilangan bayinya
3. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2) Status emosional :gelisah
3) Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu tubuh : 380C
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
4) Tinggi badan : 164 cm
5) Berat badan :
a) Sebelum hamil : 54 kg
b) Setelah hamil : 57 kg
c) Kenaikan : 3 kg
6) Lila : 25 cm
b. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : hitam, bersih,tidak mudah dicabut
2) Telinga : pendengaran baik, bersih, simetris kanan/kiri
3) Mata :
a) Kelopak mata : simetris, tidak ada oedema
b) Konjungtiva : pucat
c) Sclera : tidak ikterus
4) Hidung : septum nasal simetris tidak ada polips,fungsi penciuman normal
5) Mulut dan gigi : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
6) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena
jugularis
7) Dada :
a) Bentuk : simetris kanan dan kiri
b) Jantung : terdengar lup dup teratur
c) Paru-paru : tidak ada bunyi ronchi wheezing
d) Payudara : membesar, putting susu menonjol
e) Pengeluaran : tidak ada pengeluaran
8) Abdomen :
a) Bekas luka operasi : tidak ada bekas luka operasi
b) Pemeriksaan Leopold : TFU 3 jari dibawah pusat
(1) Leopold I : terasa bulat, lebar
(2) Leopold II : tidak teraba bolotemen
(3) Leopold III : tidak dilakukan
(4) Leopol IV : tidak dilakukan
(5) TBJ : TFU – 12 x 155
: 20 - 12 x 155 = 1240 gram
c) Auskultasi
DJJ : tidak terdengar denyut jantung
9) Punggung dan pinggang
a) Posisi tulang belakang : lordosis
b) Nyeri : tidak nyeri
10) Genetalia eksternal : dilakukan pemeriksaan genetalia eksternal menggunakan speculum
terlihat adanya pengeluaran darah pervaginam dan terlihat
gelembung-gelembung mola
seperti buah anggur
11) Ekstremitas
a) Atas : simetris kanan/kiri, tidak ada oedema, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik,
kuku jari tidak pucat
b) Bawah : simetris kanan/kiri, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik, kuku jari tidak
pucat, tidak ada varices, reflek patella (+) kanan kiri
d. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
HB : 8 gr%
Protein urine : tidak dilakukan
2) Pemeriksaan kadar Beta HCG darah
3) Foto toraks ada gambaran emboli udara
4) USG : tidak terlihat rangka janin, terlihat gelembung-gelembung mola seperti buah anggur
gambaran seperti sarang tawon, seperti badai salju
5) Dilakukan percobaan sonde
2. Masalah
a. Gangguan psikologis
Dasar :
1) Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya
2) Ibu nampak lemah dan mata kuyu
b. Keterbatasan beraktifitas
Dasar :
1) Ibu mengatakan malas beraktifitas
2) Ibu mengatakan vaginanya sering keluar darah
c. Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar :
1) Ibu malas makan dan minum
2) Ibu tampak lemas
3) Ibu tampak pucat
3. Kebutuhan
a. Dukungan
Dasar :
1) Ibu tampak lemah
2) Ibu merasa cemas dengan kehamilannya
b. Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar :
1) Ibu malas makan dan minum
2) Ibu tampak lemas
3) Ibu tampak pucat
c. Bedtres
Dasar :
1) Ibu sering mengeluarkan darah dari vaginanya
2) Ibu sulit beraktifitas
III. Identifikasi Masalah Potensial atau Diagnosa Lain
Menyebabkan tumor ganas dari troboflast dan biasanya timbul setelah kehamilan
molahidatidosa, ini disebut juga choriocarsinoma
VI. Pelaksanaan
1. Menjelaskan ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini bahwa ketika dilakukan
pemeriksaan leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba balotement, tinggi fundus
uteri 20 cm, TBJ 1240 gram melebihi umur kehamilan saat ini dan ketika pemeriksaan DJJ
tidak terdengar denyut jantung janin, kemudian pada saat dilakukan USG ditemukan
gelembung-gelembung mola seperti buah anggur dan gambaran badai salju libatkan keluarga
untuk memberikan dukungan pada kehamilan ibu tersebut saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
a. Istirahat tidur lebih kurang 8-9 jam perhari
b. Ibu dilarang untuk melakukan aktifitas yang berat-berat karena dapat menyebabkan
perdarahan yang parah pada vagina ibu
3. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut kedokter, agar ibu dan
keluarganya mengetahui keadaan kehamilan ibu saat ini
4. Menjelaskan pada ibu tentang gizi yang baik yang mengandung protein, vitamin,
karbohidrat, lemak, mineral yang dapat mencukupi kebutuhan kehamilan ibu saat ini seperti
nasi, sayur, lauk misal : tempe, tahu, ikan, hati, daging, buah dan susu.
5. Menganjurkan untuk melakukan rujukan
a. Menganjurkan untuk melakukan kuretase isap di dokter spesialis kandungan.
b. Memberitahu ibu manfaat kuretase isap, tujuannya agar ibu dapat hamil lagi dan
membersihkan uterus dari sisa jaringan gelembung-gelembung mola yang seperti buah
anggur
c. Memberitahu ibu bahaya kehamilan mola atau hamil anggur, kehamilan molahidatidosa ini
harus digugurkan segera setelah diagnosa ditentukan karena dapat bertalnjut menjadi
choriocarsinoma yaitu tumor ganas dari troboflast yang biasa timbul setelah kehamilan
molahidatidosa.
6. Memberikan konseling pada ibu
a. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan mola tipe komplet
(klasik) yang tidak ditemukan janin yang gelembung itu biasanya sebesar butir kacang hijau
sampai sebesar buah anggur, gelembung ini dapat mengisi diseluruh cavum uteri pada
pemeriksaan USG juga terlihat seperti sarang tawon, seperti badai salju, terdapat gelembung-
gelembung menyerupai buah anggur, kemudian pada pemeriksaan Beta HCG kadar
gonadtropin chorion dalam darah dan air kencing sangat tinggi, pada foto toraks terdapat
emboli udara.
b. Ibu dapat hamil lagi, bila uterus ibu dilakukan kuretase agar dapat membersihkan jaringan-
jaringan mola yang seperti buah anggur tersebut, kehamilan mola ini dapat terjadi pada
wanita yang terkena infeksi, defisiensi makanan dan genetik faktor resiko sosial ekonomi
rendah, usia dibawah 20 tahun dan paritas tinggi.ibu dapat hamil lagi setelah jarak 2 tahun
dari kehamilan ini.
VII. Evaluasi
1. Ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi ibu saat ini
2. Ibu bersedia untuk banyak istirahat dan mengurangi
aktifitas/pekerjaan berat
3. Ibu bersedia untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut ke dokter
4. Ibu mengerti tentang gizi
5. Ibu bersedia untuk melakukan kuretase isap