You are on page 1of 3

Abstrak

CLBP adalah sindroma nyeri kronis pada regio punggung bawah selama minimal 3
bulan. CLBP tampil sebagai peringkat kedua dunia sebagai penyebab disabilitas dan sumber
masalah kesejahteraan dan ekonomi. Pevalensi CLBP meningkat lebih dari 100% selama
dekade terakhir dan meningkat secara dramatis pada kelompok usia tua. CLBP muncul pada
pria maupun wanita pada semua etnis dengan imbas yang signifikan terhadap kapasitas
fungsional dan aktivitas pekerjaan. CLBP juga dapat muncul karena adanya pengaruh faktor
psikologis seperti stress, depresi dan kecemasan. Dengan berbagai kompleksitas ini maka
evaluasi diagnostik pasien dengan CLBP menjadi sangat menantang dan memerlukan
pengambilan keputusan klinis yang kompleks. Menjawab pertanyaan “sebenarnya apa sih
yang menjadi sumber nyerinya ?” maka jawabannya diantara beberapa struktur potensial
yang terlibat itulah yang dapat menjadi faktor kunci pada penanganan pasien CLBP yang
bertujuan untuk menghindari mis-diagnosis hingga menyebabkan kesalahan terapi. Sudah
menjadi tradisi bahwa dugaan etiologi 80-90% kasus LBP tidak diketahui secara pasti yang
selama ini disalahkan terus menerus selama beberapa dekade. Pada sebagian besar kasus,
LBP dapat disertai bangkitan nyeri yang spesifik, dengan karakteristiknya tersendiri dan
kemungkinan adanya opsi terapi yang berbeda. Disini kita berdiskusi tentang Radicular Pain,
Facet joint pain, Sacro-iliac pain, pain elated lumbal stenosis dan Discogenic pain. Artikel
ini bertujuan menawarkan kepada para klinisi sebuah pedoman sederhana untuk
mengidentifikasi sumber nyeri berdasar pada diagnosis yang benar dan pendekatan terapi
yang lebih maju.

Pendahuluan
LBP adalah kondisi muskuloskeletal paling umum yang muncul pada populasi
dewasa, dengan prevalensi mencapai 84%. CLBP adalah sindroma nyeri kronis pada regio
punggung bawah, sekurang-kurangnya berlangsung selama 12 minngu. Banyak sumber
menyarankan untuk mendefinisikan nyeri kronik sebagai nyeri yang melebihi periode
perkiraan kesembuhan untuk menghindari beberapa perbedaan jarak kriteria waktu yang
hampir sama. Definisi ini sangat penting , dengan garis bawah bahwa konsep CLBP
didefinisikan berdasarkan penyebab patologis dan merupakan sebuah penyakit, bukan sebuah
gejala. Dengan berbagai kompleksitas ini maka evaluasi diagnostik pasien dengan CLBP
menjadi sangat menantang dan memerlukan pengambilan keputusan klinis yang kompleks.
Menjawab pertanyaan “ sebenarnya apa sih yang menjadi sumber nyerinya ?” maka diantara
beberapa struktur potensial yang terlibat itulah yang dapat menjadi faktor kunci pada
penanganan pasien CLBP untuk menghindari mis-diagnosis hingga menyebabkan kesalahan
terapi. Artikel ini bertujuan menawarkan kepada para klinisi sebuah pedoman simpel untuk
mengidentifikasi sumber nyeri berdasar pada diagnosis yang benar dan pendekatan terapi
yang lebih maju.

Epidemiologi LBP
LBP tampil sebagai masalah besar dalam bidang sosial dan ekonomi. Prevalensi CLBP
diperkirakan antara 15 sampai 54 % di instansi pelayanan kesehatan pekerja di perancis.
Prevalensi CLBP usia dewasa usia 20-69 tahun di Amerika Serikat mencapai 13,1%. Populasi
umum prevalensi CLBP diperkirakan mencapai 5,91 % di Italia. Prevalensi CLBP dan akut
LBP pada orang dewasa naik dua kali lipat pada dekade terakhir dan meningkat secara
dramatis pada kelompok usia tua. Melibatkan pria dan wanita di semua kelompok etnis. LBP
menimbulkan imbas yang signifikan terhadap kapasitas fungsional dengan membatasi
aktivitas pekerjaan dan penyebab terbesar absesensi pekerja. Kerugian secara ekonomi
tampak secara langsung dari tingginya biaya yang dihabiskan untuk mengakses layanan
kesehatan. Selain itu LBP juga secara tidak langsung merugikan secara ekonomi melalui
penurunan produktivitas. Tingginya biaya ini diperkirakan masih akan terus naik sampai
beberapa tahun kedepan. Merujuk pada tahun 2006 dimana total kerugian yang harus
dibayarkan akibat LBP mencapai lebih dari 100 Milyar dollar AS setiap tahunnya,
duapertiganya merupakan kerugian dari segi penurunan produktivitas.
Mencari Sumber Nyeri
Gejala LBP dapat bersumber dari banyak struktur potensial seperti serabut saraf, otot,
struktur fascia, tulang, sendi, diskus intervertebral dan organ yang ada di cavum abdomen.
Selain itu, gejala juga dapat timbul dari nyeri neurogenik yang tidak lazim yang merupakan
proses terjadinya LBP neuropati.
Evaluasi diagnostik pasien dengan LBP dapat menjadi sangat menantang dan membutuhkan
pengambilan keputusan klinis yang kompleks. Meskipun demikian, identifikasi sumber nyeri
sangat penting dan mendasar dalam menentukan pendekatan terapi. Selama evaluasi klinis,
seorang dokter harus mempertinbangkan kemungkinan munculnya LBP juga dapat karena
pengaruh adanya faktor psikologis seperti stress, depresi dan kecemasan. Anamnesis harus
mencakup riwayat paparan akibat pemakaian substans tertentu, detail riwayat kesehatan,
pekerjaan, kebiasaan, dan faktor psikologi. Informasi klinis adalah elemen yang menuntun
kepada kesan awal. Penggunaan MRI dipertimbangkan hanya jika elemen klinis tidak
memberikan petunjuk yang jelas atau jika terdapat defisit neurologis atau kondisi medis lain.
Rekomendasi dari American College of Radiology tidak menyarankan dilakukan pencitraan
radiologi pada 6 minggu pertama LBP kecuali
Anatomi Low Back
Patofisiologi Nyeri Spinal
Rasa nyeri dimediasi nosiseptor khususnya neuron sensoris perifer yang memberitahu adanya
potensi kerusakan di kulit dengan mentransduksikan rangsang menjadi sinyal elektrik yang
kemudian di salurkan menuju pusat otak. Nosiseptor adalah neuron somatosensoris
pseudounipolar primer dengan badan neuron yang terletak di ganglion kornu posterior.
Neuron ini merupakan akson bercabang dua: cabang perifer menginervasi kulit dan cabang
sentral bersinaps pada second-order neuron di kornu posterior pada medula spinalis. Second-
order neuron memproyeksikan rangsang kepada mesensephalon dan talamus, yang mana
akan terkoneksi dengan neuron somatosensoris dan korteks anterior yang bertujuan untuk
mengarahkan respon pada sensor diskriminatif dan afektif kognitif nyeri. Kornu posterior
medula spinalis adalah area utama integrasi informasi somatosensoris dan terdiri dari
beberapa interneuron membentuk inhibisi descenden dan fasilitas jaras yang mampu untuk
memodulasi transmisi sinyal nosiseptor. Ketika stimulus bahaya muncul, proses sensitisasi
sentral dan perifer dapat terjadi sehingga merubah nyeri dari akut menjadi kronik. Sensitisasi
sentral dikarakteristikkan oleh peningkatan rangsangan neuron di sistem saraf pusat, sehingga
input normal akan memunculkan respon abnormal. Proses ini responsibel terhadap taktil
allodynia,
Tipe Nyeri Spinal Berdasarkan Sumber Nyeri
Radicular Pain
Radicular pain atau nyeri radiks diakibatkan oleh adanya duh ektopik yang keluar dari radiks
posterior maupun ganglionnya yang mengalami inflamasi atau lesi. Secara umum nyeri
menyebar dari punggung dan pantat menuju tungkai sesuai distribusi dermatom. Herniasi
diskus merupakan penyebab paling umum, dan inflamasi serabut saraf merupakan proses
patofisiologi yang lebih sering terjadi dibandingkan mekanisme kompresi. Radicular pain
adalah nyeri yang menyebar sepanjang serabut saraf tanpa menimbulkan penurunan fungsi
neurologis. Bahkan meskipun itu adalah nociceptive pain,
Facet Joint Syndrome
Sacroiliac Joint Pain
Lumbar Spinal Stenosis
Discogenic Pain
Kesimpulan

You might also like