You are on page 1of 12

MAKALAH KEPERAWATAN AGAMA ISLAM

KEPRIBADIAN PERAWAT SEBAGAI PROFESI : PELAYANAN


SEBAGAI BENTUK IBADAH

Disusun oleh :
Kelompok 7
Kelas AJ1 – 2017

Achmad Ibrahim 131711123024


Lilik Manowati 131711123030
Ungkas Herlambang 131711123048
Ribka Putri Sholecha 131711123070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan penulisan makalah Small
Group Discussion yang berjudul “Kepribadian Perawat sebagai Profesi: Pelayanan Sebagai
Bentuk Ibadah”, sebagai pemenuhan tugas mata ajar Agama Islam 2 dengan baik.
Untuk itu pula pada kesempatan kali ini kelompok ingin menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) selaku Dekan yang senantiasa memacu, dan
memotivasi mahasiswa untuk selalu bersemangat menuntut ilmu
2. Abu Bakar, M.Kep., Ns.Sp.Kep.M.B selaku fasilitator yang memberikan bimbingan
dan arahan dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman yang telah bekerjasama dalam penyelesaian tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran yang dapat
membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Penyusun
juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami secara pribadi dan bagi yang
membutuhkannya.

Surabaya, 30 Agustus 2018

Penyusun

2
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan islami merupakan segala benryuk oengelolaan kegiatan
asuhan medik dan asuhan keperawatan yang dibingkai dengan kaidah-kaidah islam.
Praktik pelayanan kesehatan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian kecil dari
pelajaran dan pengalaman akhlak (Lamsudin, 2012).
Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk yang unik dan kompleks
yang terdiri dari berbagai dimensi. Dimensi yang komprehensifpada manusia ini
meliputi dimensi biologis (fisik), psikologis, sosial dan spiritual. Yang mana antara satu
dimesi dengan dimensi yang lainnya saling berhubungan (Perry, 2005).
Salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan menjaga mutu
pelayanan kesehatan adalah keperawatan. Menurut Ilyas (2001) dalam Sabarguna
(2004) pelayanan keperawatan merupakan kinerja pelayanan keperawatan dengan
penampilan dari hasil karya atau jasa yang telah diberikan kepada individu atau
kelompok.
Perawat mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan
membantu pasien memnuhi kebutuhan dasar yang holistik dan dalam memenuhi
kebutuhan dasar pasien, perawat perlu memiliki pengetahuan yang lebih untuk
memberikan pelayanan yang islami pada pasien (Hamid, 2008).

B. Rumusan Masalah
Mahasiswa mampu menjelaskan kepribadian perawat sebagai profesi : Pelayanan
sebagai bentuk ibadah
1. Apa arti ibadah itu ?
2. Apa syarat diterimanya ibadah ?
3. Bagaimana pelayanan kesehatan sebagai ibadah ?
4. Bagaimana keperawatan dalam perspektif Islam ?
5. Apa sifat yang harus dimiliki perawat muslim ?

6. Apa dukungan spiritual yang diberikan perawat ?


7. Apa penerapan proses keperawatan dengan kebutuhan spiritual ?

3
C. Tujuan
1. Untuk dapat menjelaskan pengertian ibadah
2. Untuk dapat menjelaskan syarat diterimanya ibadah
3. Untuk dapat menjelaskan pelayanan kesehatan sebagai ibadah
4. Untuk dapat menjelaskan keperawatan dalam perspektif Islam
5. Untuk dapat menjelaskan sifat yang harus dimiliki perawat muslim
6. Untuk dapat menjelaskan dukungan spiritual yang diberikan perawat
7. Untuk dapat menjelaskan penerapan proses keperawatan dengan kebutuhan
spiritual

4
BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Konsep Ibadah
1. Definisi
Ibadah adalah pelaksanaan cara-cara menempuh kebahagiaan. Ibadah kepada
Allah artinya usah-usaha yang ditempuh, sekaligus bentuk penyandaran diri, untuk
memperoleh dan mencapai kebahagiaan, dimana cara-cara itu hanya bersumber dari
dan tertuju pada Allah (Sunardi, 2013).
Ibadah dalam islam adalah sebuah pengakuan terhdap eksistensi Allah yang
Tunggal sekaligus menerima kedudukan-Nya sebagai pemilik alam sekaligus
pengatur dan pemilik hukun satu-satunya, dan kepada-Nya lah orang-orang beriman
tunduk patuh dan menyembah dengan aturan dan hukum-Nya untuk mencapai
keteraturan kehidupan dan kebahagiaan manusia (Sunardi, 2013).
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
a. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui
lisan para Rasul-Nya.
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah SWT, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling
tinggi.
c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah SWT, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang
bathin.
2. Syarat di Terimanya Ibadah
Ibadah merupakan perkara yang sakral. Artinya tidak ada suatu bentuk ibadah
pun yang disyariatkan kecuali berdasarkan al- Qur’an dan sunnah. Semua bentuk
ibadah harus memiliki dasar apabila ingin melaksanakannya karena apa yang tidak
disyariatkan berarti bid’ah, sebagaimana yang telah diketahui bahwa setiap bid’ah
adalah sesat sehingga mana mungkin kita melaksanakan ibadah apabila tidak ada
pedomannya. Sudah jelas, ibadah tersebut akan ditolak karena tidak sesuai dengan
tuntunan dari Allah maupun Rasul Nya.

5
Agar bisa diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak benar
terkecuali dengan ada syarat:
a. Ikhlas karena Allah semata
b. Bebas dari syirik besar dan kecil
c. Sesuai dengan tuntunan Rasul
d. Meninggalkan riya’, artinya beribadah bukan karena malu kepada manusia atau
supaya dilihat orang lain
e. Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Tuhan itu selalu melihat dan ada disamping
kita sehingga kita bersikap sopan kepada- Nya
f. Jangan keluar dari waktu nya, artinya mengerjakan ibadah dalam waktu
tertentu, sedapat mungkin dikerjakan di awal waktu

B. Pelayanan Kesehatan Sebagai Ibadah


Praktek pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian kecil dari
pelajaran dan pengalaman akhlaq karena asuhan keperawatan merupakan bagian dari
akhlaq, maka seorang muslim yang menjalankan fungsi khalifah harus mampu berjalan
seiring dengan fungsi manusia sebagai hamba Allah sehingga dengan demikian
melaksanakan pelayanan kesehatan adalah bagian dari ibadah. Keperawatan bagi umat
Islam diyakini suatu profesi yang bernilai ibadah, mengabdi kepada manusia dan
kemanusiaan (humanistik), mendahulukan kepentingan kesehatan dari individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat di atas kepentingan sendiri dengan menggunakan
pendekatan holistik. Dengan demikian paradigma pelayanan kesehatan Islam memiliki
komponen utama, yaitu; manusia-kemanusiaan, lingkungan, sehat-kesehatan, medis
dan keperawatan.
Keperawatan dalam Islam merupakan manifestasi dari fungsi manusia sebagai
khalifah dan hamba Allah dalam melaksanakan kemanusiaannya, menolong manusia
lain yang mempunyai masalah kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasarnya baik
aktual maupun potensial. Permasalahan klien (pasien) dengan segala keunikannya
tersebut harus dihadapi dengan pendekatan silaturrahmi (interpersonal) dengan sebaik-
baiknya didasari dengan iman, ilmu dan amal. Untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien, perawat dituntut memiliki ketrampilan intelektual,
interpersonal, tehnikal serta memiliki kemampuan berdakwah amar ma’ruf nahi
mungkar.

6
Melaksanakan pelayanan kesehatan profesional yang Islami terhadap individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah
Islam, medik dan keperawatan yang mencakup :
1. Menerapkan konsep, teori dan prinsip dalam keilmuan yang terkait dengan asuhan
medik dan asuhan keperawatan dengan mengutamakan pedoman pada Al-Qur’an
dan Hadits
2. Melaksanakan asuhan medik dan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan Islami melalui kegiatan kegiatan pengkajian yang berdasarkan bukti
(evidence-based healthcare),
3. Mempertanggungjawabkan atas segala tindakan dan perbuatan yang berdasarkan
bukti (evidence-based healthcare)
4. Berlaku jujur, ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada pasien baik secara
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat dan semata-mata mengharapkan
ridho Allah
5. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dan menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
asuhan medik dan asuhan keperawatan yang berdasarkan bukti (evidence-based
healthcare).
Praktek pelaksanaan evidence-based healthcare adalah integrasi kemampuan
klinis individual dengan bukti klinis eksternal yang terbaik dan yang tersedia dari
penelitian klinis yang sistematis (akurasi dan presisi tes diagnostik, kekuatan tanda-
tanda prognosis, kemangkusan serta keamanan terapi, rehabilitasi dan tindakan
prevensi).

C. Keperawatan Dalam Perspektif Islam


Keperawatan dalam islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
merawat pasien, individu, keluarga dan masyarakat sebagai manifestasi cinta kepada
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Keperawatan sebagai profesi bukan
merupakan hal baru dalam agama islam. Pada kenyataannya, itu adalah atribut untuk
simpati dan tanggungjawab terhadap yang bersangkutan membutuhkan. Usaha ini telah
dimuali selama pengembangan islam sebagai agama dan peradaban (Dahlia, 2013).
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan
merupakan modal urama untuk beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran

7
islam yang selalu menekankan agar setiap oran memakan makanan yang bai dan halal
menunjukkan apersiasi islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakasalah satu
penentu sehat tidaknya seseorang (Inna, 2009)
Islam meruapakan agama yang memiliki akar kata s-l-m yang berarti selamat,
damai, penyerahan dan tangga. Oleh karena itu, seluruh bangunan ajaran islam adalah
membawa ajaran yang menyelamatkan umat manusia di dunia dan di akhirat. Secara
terminologi, islam adalah tunduk dan patuh secara sempurna terhadap seluruh ajaran
yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang dapat diketahu secara darurat. Setiap umat
islam dituntut untuk menjadikan seluruh rangkaian kehidupan menjadi ibadah
(taqarrub) kepada Allah SWT karena hanya dengan cara seperti itulah hidup menjadi
bermakan (Lubis, 2011).
Tugas seorang muslim adalah menyebarkan keselamatan bagi setiap makhluk
hidup termasuk manusia tanpa membeda-bedakan seorang pasien berdasarkan pada
agamanya. Tugas penyebaran untuk berbuat baik adalah meruapakn inti dari ajaran
dakwah yaitu menolong manusia kepada kebaikan dan petunjuk, menyuruh perbuatan
makruf dan mencegah perbuatan mungkar, agar mereka memperoleh kehidupan yang
beruntung di dunia dan di akhirat (Lubis, 2011)

D. Sifat-Sifat yang Harus Dimiliki Perawat Muslim

Islam telah menetapkan beberapa sifat-sifat terpuji bagi manusia. Sifat-sifat itu
harus dimiliki perawat Muslim. Secara khusus, perawat yang melaksanakan pelayanan
kesehatan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Tulus ikhlas karena Allah (Al Bayyinah, 5)
2. Penyantun (Al-A'raf, 56; Al-Baqarah, 263)
3. Ramah ( Ali Imron, 159,)
4. Sabar (Asy-Syura, 43)
5. Tenang (Hadits, riwayat Ibnu Sa'ad)
6. Tegas (Hadits, riwayat Ahmad dan Buchari)
7. Patuh pada peraturan (Riwayat Buchari, Muslim dan Abu Daud)
8. Bersih (At-Taubah, 108, Al-Muddattsir, 4; Hadits, riwayat Abu Daud)
9. Penyimpan rahasia (An-Nisa, 148, An-Nur, 19, Hadits, riwayat Ibnu Majjah, Abu
Daud, Muslim, Abu Hurairah)

8
10. Dapat dipercaya (Al Mukminun, 1-11, al Anfal, 27, An-Nisa, 58, Hadits, riwayat
Ahmad)
11. Bertanggungjawab (Al Isra', 36, Hadits, riwayat Ibnu Hibban, Anas bin Malik, dan
Ahmad)
(Lamsudin, 2012)

E. Dukungan Spiritual yang Diberikan Perawat


Perawat dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan menangani pasien dengan distress
spiritual dengan melakukan hal sebagai berikut :
1. Membantu klien memenuhi kewajiban agamanya
2. Membantu klien membina hubungan personal yang dinamik dengan Sang Pencipta
3. Membenatu klien mencari arti kebenaran terhadap terhadap situasi yang sedang
dihadapi
4. Meningkatkan perasaan penuh harapan
5. Memberikan sumber spiritual dengan dukungan
(Aghniatunnisa, Purnama, & Putra, 2015)
Dukungan spiritual yang diberikan oleh perawat dalam hal ini diwujudkan
melalui asuhan keperawatan spiritual secara komprehensif meliputi pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Bagi pasien muslim, asuhan yang diberikan
disesuaikan dengan keyakinan hidup seorang muslim yaitu berlandaskan Al-qur’an dan
as-sunnah. Asuhan keperawatan spiritual yang berorientasi Islam ini diawali dengan
pengkajian meliputi konsep klien tentang tuhan, sumber kekuatan atau harapan, praktek
religius dan hubungan antara keyakinan spiritual dengan status kesehatan (Puspita,
2009).
Hasil pengkajian akan menjadi dasar dalam merencanakan keperawatan
spiritual, diantaranya meningkatkan pengetahuan tentang praktik ibadah pada orang
sakit, meningkatkan kegiatan ibadah ritual, konseling, klarifikasi nilai, dukungan
Emosi/Emotional Support, dukungan Spiritual/Spiritual Support, memfasilitasi
peningkatan Spiritual, dying care, meningkatkan harapan serta dukungan kelompok.
Perencanaan yang dibuat kemudian diimplementasikan dan dievaluasi berdasarkan
observasi perawat. Adapun kriteria pencapaian hasil dari asuhan keperawatan spiritual
ini adalah meningkatnya pengetahuan tentang praktik ibadah pada orang sakit,
meningkatnya praktik ibadah ritual, stabilitas emosi, memiliki keterampilan interaksi

9
sosial yang baik, memiliki harapan , kesejahteraan spiritual, hidup yang berkualitas
serta mencapai kematian yang khusnul khatimah (Puspita, 2009).
Selama melaksanakan asuhan keperawatan spiritual ini perawat dituntut untuk
mampu hadir secara fisik maupun psikis dimanifestasikan dalam mendengarkan dengan
aktif, sikap empati melalui komunikasi terapeutik dan memfasilitasi ibadah praktis,
membantu pasien untuk menginterospeksi diri, merujuk kepada rohaniwan jika pasien
membutuhkan. Adapun kriteria hasil yang ingin dicapai dari asuhan ini adalah
ditemukannya kemampuan pasien dalam bersyukur, kedamaian atau ketenangan dan
tergalinya mekanisme koping yang efektif untuk mengatasi rintangan hidup (Kozier,
2004).

F. Penerapan Proses Keperawatan Dengan Kebutuhan Spiritual


Penerapan proses keperawatan dari perspektif kebutuhan spiritual pasien tidak
sederhana karena keberhasilan dalam memberikan perawatan spiritual adalah
mendapatkan pemahaman dimensi spiritual pasien (Perry, 2005).
Asuhan keperawatan spiritual sangat penting untuk membantu pasien
menjalankan ibadah pasien. Caring islami dapat meningkatkan kepuasan pasien.
Keperawatan islami akan mendorong perawat untuk selalu mengingatkan dan
membimbing pasien untuk beribadah. Ibadah pasien sangat penting di perhatikan
karena dapat meningkatkan imunitas pasien. Peningkatan imunitas pasien terjadi karena
dengan pasien menjalankan ibadah pasien akan menjadi lebih adaptif. Pasien yang
mencapai adaptif optimal akan merangsang hormone endorphin guna meningkatkan
imunitas (Putra, 2011).

10
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Islam mengajarkan tentang pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
komprehensif baik bio-psiko-sosio-kultural maupun spritual yang ditujukan kepada
individu maupun masyarakat. Islam juga mengajarkan praktek hubungan sosial dan
kepedulian terhadap sesama dalam suatu ajaran khusus, yakni akhlaq, yang
diamalkan/dipraktekkan mengandung unsur aqidah dan syari’ah. Praktek pelayanan
kesehatan di rumah sakit merupakan bagian kecil dari pelajaran dan pengalaman
akhlaq. Asuhan keperawatan merupakan bagian dari akhlaq, maka seorang muslim
yang menjalankan fungsi khalifah harus mampu berjalan seiring dengan fungsi manusia
sebagai hamba Allah sehingga dengan demikian melaksanakan pelayanan kesehatan
adalah bagian dari ibadah.

B. Saran
Diharapkan setiap perawat muslim menerapkan aturan- aturan atau kaidah islam
dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aghniatunnisa, I., Purnama, H., & Putra, A. (2015). Pemaknaan Komunikasi Islami Dalam
Interaksi Pasien Dan Perawat Di Rumah Sakit Muhammadiyah di Bandung. e-
Proceeding of Management Vol 2 No 3, 4.
Hamid. (2008). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan JIwa. Jakarta: EGC.
Kozier, B. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice,. Pearson: New
Jersey.
Lamsudin, R. (2012). Nilai-Nilai Islam Dalam Pelayanan Kesehatan. Gema Muhammadiyah,
2.
Perry, P. (2005). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional,
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Puspita, I. (2009). Aplikasi Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim Di R. Firdaus III RS. Al-
Islam Bandung. Aplikasi Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim, 2.
Putra. (2011). Psikoneuroimunologi Kedokteran. Surabaya: AUP.
Sabarguna, B. 2004. Quality assurance pelayanan rumah sakit. Cetakan Kedua. Yogyakarta:
Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng
Sunardi. (2013). Falsafah Ibadah . Bandung: Pustaka Al-Kasyaf.

12

You might also like