Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair
(setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar, encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
Infeksi merupakan penyebab utama diare, baik oleh bakteri, parasit, maupun virus. Penyebab
lain yang dapat menimbulkan diare adalah toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang
berlangsung lama, kemoterapi, impaksi fekal (overflow diarrhea),atau berbagai kondisi lain
seperti keadaan psikologis. Pada anak-anak, diare dapat juga disebabkan karna ketidak cocokan
terhadap susu tertentu.
4
2.3 Patogenesis Diare
Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan
minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk,
makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak.
Penyebab diare lainnya, seperti parasit, menyebabkan kerusakan berupa ulkus besar
(E.histolytica), kerusakan vili yang penting untuk penyerapan air, elektrolit, dan zat makanan (G.
lambdia)
5
2.4 Patofisiologi Diare
Pasien dengan diare akibat infeksi sering mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai
kejang perut, demam, dan diare. Terjadinya renjatan hippovolemik harus dihindari. Kekurangan
cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit
menurun, serta suara menjadi serak. Gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolic akan
menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan dalam (pernafasan Kusmaul). Bila terjadi
renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi cepat (lebih dari 120 kali/menit), tekanan darah
menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin, dan
kadang sianosis. Kekurangan kalium dapat menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat
6
menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul
penyakit berupa nekrosis tubular akut.
Menurut penelitian, ditemukan bahwa kelompok ibu dengan status pendidikan SLTP ke
atas mempunyai kemungkinan 1,25 kali memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik pada
balita dibanding dengan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke bawah. Diketahui juga
bahwa pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap morbiditas anak balita. Semakin
tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si anak.
Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur 12-24
bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang
dominan, yaitu: sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi
bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman
diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan
dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.
Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya. Oleh karena itu, pengobatan
dengan makanan yang baik merupakan komponen utama penyembuhan diare tersebut. Bayi dan
balita yang gizinya kurang sebagian besar meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena
dehidrasi dan malnutrisi. Faktor gizi dilihat berdasarkan status gizi yaitu baik = 100-90, kurang =
<90-70, buruk = <70 dengan BB per TB.
7
2.6.5 Faktor Sosial Ekonomi
Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air minum yang tidak
dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan berkumur. Kontak kuman pada kotoran dapat
langsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan ke
mulut dipakai untuk memegang makanan. Kontaminasi alat-alat makan dan dapur.
Bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan:
Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan. Pada bayi yang
tidak diberi ASI resiko untuk menderita diarelebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh
dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar. Menggunakan botol susu,
penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare.
Dalam ASI mangandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap berbagai kuman
penyebab diare seperti Sigella dan V. Cholerae.
Secara umum, epidemiologi diare adalah ilmu yang mempelajari bagaimana diare itu
menyebar dan menjangkiti manusia. Sebagian besar epidemioligi atau penyebaran penyakit diare
disebabkan karna faktor lingkungan dan sanitasi lingkungan yang buruk. Lingkungan yang tidak
8
bersih tersebut dapat menjadi pemicu timbulnya bakteri-bakteri penyebab diare di dalam tubuh
manusia
2.7.1 Air
Air yang kita gunakan untuk keperluan sehari-hari bila memiliki kebersihan yang minim
dapat membawa bakteri masuk ke dalam perut dan berdiam diri di dalam usus besar. Akibatnya,
bakteri penyebab diare itu leluasa menyerang dan menginfeksi usus manusia
2.7.2 Tanah
Tanah memang kotor. Sepertinya itu sudah merupakan kodrat yang diberikan oleh tuhan.
Pada tanah terdapat bakteri E.coli . untuk menghindari bakteri tersebut masuk ke dalam perut,
membiasakan mencuci bahan makanan dan memasak hingga matang adalah langkah yang tepat.
2.7.3 Tangan
Tangan yang kotor berisiko mengandung bakteri dan virus. Membiasakan diri untuk
mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan melakukan berbagai aktivitas merupak
cara paling ampuh untuk mengurangi resiko terserang penyakit.
2.7.4 Lalat
Lalat sering hinggap pada kotoran. Pada kotoran tersebut terdapat bakteri penyebab diare.
Bila lalat hinggap pada makanan, maka akan menyebabkan makanan itu tercemar. Penularan
dapat terjadi bila seseorang memakan makanan yang tercemar ini.
Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting
Meminum air minum sehat, atau air minum yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus atau pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi
9
Pengelolaan sambah dengan baik dan sanitasi lingkungan yang baik
Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik
Memberikan ASI pada bayi hingga usia 24 bulan.
Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi)
dan mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti salah makan,
bakteri, parasit, sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis
pasien.
Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang memberantas penyebab
diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik
yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga
elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan
dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
A. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti
antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
1. Racecordil
Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi,
mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap
10
sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan
ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993
memenuhi semua syarat ideal tersebut.
2. Loperamide
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat
motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.
Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek
konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek
samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut),
sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
3. Nifuroxazide
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap
Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan
Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.
Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli &
Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-
anak maupun dewasa.
4. Dioctahedral smectite
11
2. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin)
dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
3. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat
menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau
yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah
juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya
dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang
terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta
alumunium.
C. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali
mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.
1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti cairan oralit, makanan cair
(sup, air tajin, minuman yoghurt) atau air matang. Gunakan larutan oralit untuk
anak.
berikan larutan ini sebanyak yang anak mau.
teruskan pemberian hingga diare berrhenti.
2. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
Teruskan ASI atau susu yang biasanya diberikan kepada anak
Untuk anak < 6 bulan dan belum mendapat makanan padat dapat diberikan susu
yang dicairkan dengan aira sebanding selama 2 hari
Bila anak ≥ 6 bulan atau telah mendapat makanan padat:
- Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur
dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau atau ikan, tambahkan 1 atau
2 sendok teh minyak sayur tiap porsi.
- Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium.
- Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan
baik.
- Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari.
12
- Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan
tambahan setiap hari selama 2 minggu.
3. Bawa anak kepada petugas bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai
berikut:
Buang air besar cair sering kali
Muntah berulang-ulang
Sangat haus sekali
Makan atau minum sedikit
Demam
Tinja berdarah
1. Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak di bawah 2 tahun
2. Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
3. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit.
4. Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, berikan cairan seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO, tiap 1 liter mengandung 3,5 g/l natrium klorida, 2,5
g/l natrium bikarbonat, 1,5 g/l kalium klorida, dan 20 g/l glukosa. Elektrolit yang dikandung
13
meliputi natrium 90 mMol/l, klorida 80 mMol/l, kalium 20 mMol/l, bikarbonat 30 mMol/l, dan
glukosa 111 mMol/liter.
14