You are on page 1of 3

ANALGESIK

a. Antrain
- ES: meningkatkan resiko agranulasitosis dengan syok
- Dosisi 0,5 – 4 gram sehari dalam dosis terbagi (Martindale)
1 tab tiap 6-8 jam maks. 4 tab. Injeksi 500 mg tiap 6-8 jam maks. Sehari 3xIM atau IV
(ISO)
- Indikasi untuk nyeri berat dan demam
- Interaksi obat klorpromazoin
b. Ketorolak
- ES: gangguan pencernaan termasuk perdarahan gastrointestinal, perforasi dan peptic
ulcer, hipersensitivitas
- Dosis:
IM 30-60 mg
IV 15-30 mg
Oral 5-30 mg
- Indikasi: untuk pengobatam nyeri postoperasi sedang sampai berat
- Ketoroloac dikontra indikasikan untuk pasien dengan hipersensitifitas aspirin atau
NSAID, asma, bronkospasme, angioedema, riwayat ulserasi peptic, atau perdarahan
gastrointestinal, pada pasien dengan kerusakan ginjal sedang-berat, dan dengan
hipovolami atau dehidrasi. Ketorolak tidak boleh diberikan pada pasien dengan
koagulasi atau perdarahan serebrovaskular. Dikontra indikasikan sebagai analgesik
profilaksis sebelum operasi dan untuk intraoperatif karena dapat menghambat efek
platelet.
- Dianjurkan memakai obat ini 5 hari karena kemungkinan tukak lambung besar sekali (FK
UI)
c. Aspirin
- ES: gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah dan dispepsia. Gejala
gastrointestinal ini dapat di kurangi dengan diberikan bersama makanan. Iritasi pada
mukosa lambung juga terjadi.
- Aspirin dapat meningkatkan perdarahan, menurunkan adesiv platelet, dan pada dosis
tinggi dapat menyebabkan hipotrombinema. Trombositopeni. Aspirin dapat
menyebabkan hepatotoksik.
- Dosis: nyeri 300-900 mg tiap 4-6 jam maks. 4 g sehari.
4-8 gram sehari dalam dosis terbagi untuk rematik akut seperti artritis atau osteoartritis.
- Apabila digunakan bersama:
Dipiridamol, metoclopramid, metoprolol meningkatkan konsetrasi aspirin
didalam plasma
Kortikosteroid menurunkan konsentrasi aspirin dalam plasma dan
meningkatkan resiko perdarahan gastrointestinal
Antasida meningkatkan ekskresi aspirin
Antikoagulan, sulfonilurea, zafirlukast, methotrexate, fenitoin, valproate
meningkatkan aktivitas obat tsb
Penggunaan aspirin dengan NSAID harus dihindari karena dapat meningkatkan
resiko ES
Ibuprofen mengantagonis aspirin terhadap trombosit sehingga
menghilangkan sifat kardioprotektif aspirin
Konsentrasi obat Fenubufen, indometacin dan piroxicam dapat menurunkan
apabila diberikan bersama aspirin (Martindale)

d. Asam mevenamat
- ES: gangguan saluran cerna seperti dispepsia, diare sampai diare berdarah dan
gejala iritasi lain thdp mukosa lambung (FK UI), ES lainnya berdasarkan
hipersensitivitas adl eritmia kulit dan bronkokontriksi.
- Dosis: 250 mg – 500 mg 2-3x sehari. (FK UI)
- Kontraindikasi : tukak lambung, inflamasi saluran cerna, gangguan ginjal/hati, asma ,
hamil, menyusui

e. Ibuprofen
- Dosisi analgesik 400 mg 4xsehari
- kontraindikasi: ibu hamil dan menyusui
- ES: ES terhadap saluran cerna lebih ringan dibanding aspirin
- Biasanya digunakan pada anak
- Interaksi
Aspirin mengantagonis aspirin terhadap trombosit sehingga
menghilangkan sifat kardioprotektif aspirin
Antikoagulan  meningkatkan efek antikoagulan
Pemberian bersama warfarin harus diwaspadai karena adanyagangguan
fungsi trombosit yang dapat memperpanjang masa perdarahan
(FK UI)
f. Na diklofenak
- Dosis : 100-150 mg sehari 2-3x
- ES: mual, gastritis, eritema kulitdan sakit kepala
- Kontraindikasi: pasien tukak lambung,
- Memiliki waktu paruh singkat 1-3 jam, diklofenak diakumulasikan dicairan sinovial
yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih panjang dari waktu paruh obattsb
- Interaksi obat: meningkatkan kadar litium, metotreksat, diuretika hemat kalium dan
digoksin

Antihistamin (H1)
a. Klorfeniramin
- Klorfeniramin memiliki efek sedasi ringan sampai sedang
- Indikasi: klorfeniramin dan dexklofeniramin maleat digunakam untuk meredakan
alergi simptomatic termasuk urtikaria, dan angioedema, rinitis dan konjungtivis dan
pruritis pada kulit
- Dosis:
- klorfeniramin maleat oral 4 mg (tiap 4-6 jam( maks. 24 mg sehari, IM, IV lambat,
SC 1 ml injeksi
- dexchlorfeniramin maleat oral 2 mg setiap 4-6 jam . maks. Sehari 12 mg
b. Astemizol
Pemberian terfenadin atau astemizol bersam ketoconazol, itrakenazol, atau AB gol.mikrolid
seperti eritromisin dapat terjadi aritmia ventrikel yang mungkin fatal

c. Loratadin
- Indikasi: pengobatan simptomastis pada alergi rhinitis, urtikaria kronik dan berbagai
jenis alergi pada kulit
- Tidak menyebabkan sedasi
- Interaksi:
Cimetidin menghambat efek metabolisme loratadin
- Cepat diabsorbsi di gastrointestinal setelah pemberian oral. Peak 1 jam
- Peaknya dipengaruhi oleh makanan
- Perhatian: untuk ibu hamil dan menyusui
- Kontraindikasi: hipersensitifitas
- long acting dan antihistamin non-sedasi
- Dosisi: oral 10 mg 1xsehari

You might also like