Professional Documents
Culture Documents
DIABETES MELITUS
BAB I
TINJAUAN TEORI
1. Pengetian
GDM (Gestasional Diabetes Melitus) adalah Suatu Intoleransi karbohidrat ringan
( toleransi glukosa terganggu ) maupun berat (Diabetes Melitus), terjadi atau
diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.
GDM (Gestasional Diabetes Melitus) adalah suatu gangguan toleransi glukosa
yang memiliki derajat keparahan yang bervariasi dengan awitan dikenalinya penyakit
ini pada saat kehamilan.
Perempuan yang menderita diabetes Gestasional sangat beresiko mengalami
Diabetes Tipe 2.
Gestasional Diabetes Melitus dikenali pertama kali selama kehamilan dan
mempengaruhi 4 % dari semua kehamilan.
2. Etiologi
Faktor resiko terjadinya GDM adalah :
- Usia tua
- Obesitas
- Multiparitas
- Riwayat keluarga / genetik
- Riwayat diabetes gestasional terdahulu
- Infeksi
- Obat-obatan yang bersifat toksik bagi terhadap sel-sel beta
3. Patofisiologi
Sebagian kehamilan ditandai dengan adanya resistensi insulin dan
hiperinsulinemia, yang pada beberapa perempuan akan menjadi faktor predisposisi
untuk terjadinya DM selama kehamilan. Resistensi ini berasal dari hormon
diabetogenik hasil sekresi plasenta yang terdiri atas hormon pertumbuhan (growth
hormon), corticotropin relesing hormon, plasenta lactogen, dan progesteron. Hormon
ini dan perubahan endokrinologik serta metabolik akan menyebabkan perubahan
dan menjamin pasokan bahan bakar dan nutrisi ke janin sepanjang waktu. Akan
terjadi diabetes melitus gestasional apabila fungsi pankreas tidak cukup untuk
mengatasi keadaan resistensi insulin yang diakibatkan oleh perubahan hormon
diabetogenik selama kehamilan.
Kadar glukosa yang meningkat pada ibu hamil sering menimbulkan dampak yang
kurang baik terhadap bayi yang dikandungnya. Bayi yang lahir dari ibu dengan DM
biasanya lebih besar, dan bisa juga terjadi pembesaran dari organ-organnya ( hepar,
kelenjar adrenal dan jantung). Segera setelah lahir, bayi dapat mengalami
hipoglikemia karena produksi insulin yang meningkat, sebagai reaksi terhadap kadar
glukosa ibu yang tinggi. Oleh karena itu, setelah bayi dilahirkan, kadar glukosanya
perlu dipantau dengan ketat.
Ibu hamil penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik akan
meningkatkan resiko terjadinya keguguran atau bayi lahir mati. Bila diagnosis
diabetes melitus sudah dapat ditegakan sebelum kehamilan, tetapi tidak terkontrol
dengan baik, maka janin beresiko mempunyai kelainan kongenital.
4. Manifestasi klinis
- Glikosuria
- Poliuria (peningkatan pengeluaran urine)
- Polidipsia (rasa haus)
- Ketonuria
- Pusing (penurunan gula darah)
- Konfusi (peningkatan gula darah)
- Kemungkinan mengalami infeksi monilial
- Glukosa serum >140 mg/dl yang diperoleh melalui skrinning selama 1 jam
- Pada tes toleransi glukosa 3 jam kadar glukosa serum puasa 105 mg/dl atau lebih
- Kadar glukosa serum 1 jam 190 mgdl atau lebih
- Kadar glukosa serum 2 jam 165 mg/dl atau lebih
- Kadar glukosa serum 3 jam 145 mg/dl atau lebih
5. Komplikasi
Diabetes juga menganggu kehamilan. Perempuan yang menderita diabetes dan
hamil Cenderung mengalami abortus spontan, Kematian janin intra uterin, Ukuran
janin besar, Bayi prematur dengan insidens sindrom distres pernapasan yang tinggi,
serta malformasi janin.
6. Penatalaksanaan
Wanita dengan diabetes gestasional dapat dibagi menjadi dua kelas fungsional,
bergantung pada kadar glukosa puasa mereka. Terapi insulin biasanya dianjurkan
apabila penatalaksanaan diet standar tidak secara konsisten mempertahankan
kadar glukosa plasma puasa kurang dari 105 mg /dl atau glukosa plasma 2 jam
postprandial kurang dari 120 mg/dl (american colege of obstetricians and
gynecologists,1994). Apakah insulin harus digunakan untuk wanita dengan derajat
hiperglikekemi puasa yang lebih rendah yaitu 105 mg/dl atau kurang tidak jelas
kerena tidak ada uji klineeis terkontrol untuk mengidentifikasi sasaran glikemia yang
ideal untuk mencegah resiko pada janin. Namun, fourth international workshop
conference on Gestasional Diabetes ( Metzger dan coustan,1998 ) menganjurkan
bahwa kadar glukosa kapiler ibu di pertahankan 95 mg/dl atau kurang pada keadaan
puasa. American Diabetes Association (1999) merekomendasikan terapi insulin
apabila penatalaksanaan gizi gagal meempertahankan glukosa darah puasa
sebesar atau kurang dari 95 mg/dl atau kadar glukosa darah posprandial sebesar
atau kurang dari 120 mg/dl.
Diet
Penyuluhan gizi merupakan landasan utama dalam penatalaksanaan. Tujuan
terapi ini adalah:
1. Untuk memberikan zat gizi yang di perlukan bagi ibu dan janinnya.
2. Untuk mengendalikan kadar glukosa.
3. Untuk mencegah ketosis akibat kelaparan.
Asupan kalori harian dan petambahan berat badan selama kehamilan yang
dianjurkan bagi wanita hamil dengan diabetes gestasional diperlihatkan pada tabel
51-5. Rekomendasi ini berkaitan dengan wanita yang di tetrapi dengan insulin serta
retraksi diet. Pembatasan kalori yang signifikan menjadi 1200 sampai 1800 kkal/hari
telah diteliti pada wanita kelebihan berat badan dengan diabetes gestasional. Bagi
wanita dengan obesitas, asupan sekitar 1800 kkal/hari terbukti meengurangi
hiperglikemi dan trigliserida plasma tanpa meningkatkan ketonuria. Pembatasan
kabohidrat pada wanita-wanita dengan beratnya rata-rata 92,5 kg saat melahirkan
dan melaporkan bahwa pendekatan ini menyebabkan perbaikan pengendalian
glukosa, penurunan kebutuhan akan insulin dan penurunan insiden makrosomia
janin mungkin berkurang.
Olahraga
Pasien bebas melakukan program olahraga apapun, memperbaiki kontrol
glikemik apabila di bandingkan dengan diet saja. Olahraga yang sesuai adalah yang
menggunakan otot tubuh bagian atas atas tidak banyak menimbulkan stres mekanis
pada daerah badan selama latihan. Efek olahraga pada kadar glukosa mulai muncul
setelah 4 minggu berolah raga.
Insulin
Sebagian besar dokter memulai terapi insulin pada waktu dengan diabetes
gestasional apabila hiperglikemi puasa yang lebih dari 105 mg/dl menetap setelah
terapi diet. Para pakar berbeda pendapat tentang terapi insulin pada diabetes. Dosis
total 20 sampai 30 unit yang diberikan sekali sehari sebelum sarapan merupakan
terapi awal yang paling sering digunakan. Dosis total biasanya dibagi menjadi dua
pertiga insulin kerja sedang dan sepertiga insulin kerja singkat.
Berbagai macam obat insulin:
1. Insulin kerja cepat : Humulin R (40 IU, 100 IU) dan Actrapid Human 40, 100.
2. Insulin kerja menengah : Monotard Human 40, 100 dan Mixtard 30/70.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama :
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
Riwayat kesehatan keluarga :
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
Riwayat kehamilan:
- Diabetes mellitus gestasional.
- Hipertensi karena kehamilan.
- Infertilitas.
- Bayi low gestasional age.
- Riwayat kematian janin.
- Lahir mati tanpa sebab jelas.
- Anomali congenital.
- Aborsi spontan.
- Polihidramnion.
- Makrosomia.
- Pernah keracunan selama kehamilan.
- Pemeriksaan Fisik
- Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada diabetes
yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
- Eliminasi
- Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poli uri.
- Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah.
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering.
- Mata : Kerusakan penglihatan atau retinopati.
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.
Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
PERENCANAAN
N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
Resiko tinggi Setelah dilakukan Mandiri
terhadap perubahan perawatan selama 1. Timbang berat badan 1. Penambahan berat badan
1 nutrisi kurang dari 3X24 jam setiap kunjungan. adalah kunci petunjuk untuk
kebutuhan diharapkan klien memutuskan penyesuaian
berhubungan dapat 2. Kaji masukan kalori kebutuhan kalori.
dengan memperlihatkan dan pola makan dalam 2. Membantu dalam
ketidakmampuan status nutrisi: 24 jam. mengevaluasi pemahaman
mencerna dan asupan makanan pasien tentang aturan diet.
menggunakan dan cairan, dengan, 3. Tinjau ulang dan 3. Kebutuhan metabolisme
nutrisi kurang tepat. kriteria hasil : berikan informasi dari janin dan ibu
1. kebutuhan nutrisi mengenai perubahan membutuhkan perubahan
terpenuhi yang diperlukan pada besar selama gestasi
2. Mempertahankan penatalaksanaan memerlukan pemantauan
kadar gula darah diabetic. ketat dan adaptasi.
puasa antara 60- 4. Tinjau ulang tentang
100 mg/dl dan 2 pentingnya makanan 4. Makan sedikit dan sering
jam sesudah yang teratur bila menghindari hiperglikemia ,
makan tidak lebih memakai insulin. sesudah makan dan
dari 140 mg/dl. 5. Perhatikan adanya kelaparan.
mual dan muntah
khususnya pada 5. Mual dan muntah dapat
trimester pertama. mengakibatkan defisiensi
karbohidrat yang dapat
mengakibatkan metabolisme
6. Kaji pemahaman stress lemak dan terjadinya ketosis.
pada diabetic. 6. Stress dapat mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa,
menciptakan fluktuasi
7. Ajarkan pasien tentang kebutuhan insulin.
metode finger stick 7. Kebutuhan insulin dapat
untuk memantau dinilai berdasarkan temuan
glukosa sendiri. glukosa darah serum secara
8. Tinjau ulang dan periodic.
diskusikan tanda gejala 8. Hipoglikemia dapat terjadi
serta kepentingan hipo secara cepat dan berat pada
atau hiperglikemia. trimester pertama karena
peningkatan penggunaan
glukosa dan glikogen oleh
ibu dan perkembangan janin.
9. Instruksikan untuk Hiperglikemia berefek
mengatasi hipoglikemia terjadinya hidramnion.
asimtomatik. 9. Pengguanaan jumlah besar
karbohidrat sederhana untuk
mengatasi hipoglikemi
10. Anjurkan pemantauan menyebabkan nilai glukosa
keton urine. darah meningkat.
10. Ketidakcukupan masukan
kalori ditunjukkan dengan
ketonuria, menandakan
Kolaborasi : kebutuhan terhadap
1. Diskusikan tentang peningkatan karbohidrat
dosis , jadwal dan tipe
insulin.
1. Pembagian dosis insulin
mempertimbangkan
2. Sesuaikan diet dan kebutuhan basal maternal
regimen insulin untuk dan rasio waktu makan.
memenuhi kebutuhan 2. Kebutuhan metabolisme
individu. prenatal berubah selama
3. Rujuk pada ahli gizi. trimester pertama.
N DIAGNOSA PERENCANAAN
O KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
Resiko tinggi Setelah dilakukan Mandiri 1. Klien dengan klasifikasi D,
terhadap cedera perawatan selama 1. Perhatikan klasifikasi E atau F adalah berisiko
2 maternal 3X24 jam white untuk diabetes. tinggi terhadap komplikasi
berhubungan Kaji derajad kontrol kehamilan.
diharapkan risiko
dengan perubahan diabetik 2. Perubahan vaskuler yang
kontrol diabetik, cidera maternal 2. Kaji perdarahan dihubungkan dengan
profil darah yang akan menurun, pervaginam dan nyeri diabetes menandakan resiko
tidak normal, yang dibuktikan tekan abdomen. abrupsi plasenta.
hipoksia jaringan oleh :
dan perubahan 1. tetap normotensif. 3.Distensi uterus berlebihan
respon imun. 2. Mempertahankan3. Pantau terhadap tanda karena makrosomia atau
normoglikemia. dan gejala persalinan hidramnion dapat
3. Bebas dari preterm. mempredisposisikan pada
komplikasi seperti persalinan awal.
infeksi, pemisahan 4.Memungkinkan keakuratan
plasenta. 4. Bantu untuk belajar tes urin yang lebih besar
memantau glukosa karena ambang ginjal
darah di rumah yang terhadap glukosa menurun
dilakukan 6 kali sehari. selama kehamilan.
5.Ketonuria menandakan
5. Periksa keton dalam adanya kondisi kelaparan
urin setiap hari. yang secara negatif dapat
mempengaruhi
perkembangan janin.
6. Insiden hipoglikemia sering
6. Identifikasi kejadian terjadi pada trimester ketiga
hipoglikemia dan karena aliran glukosa darah
hiperglikemia. dan asam amino yang
kontinue pada janin dan
untuk menurunkan kadar
insulin antagonis laktogen
plasenta. Insiden
hiperglikemia memerlukan
regulasi diet atau insulin
untuk normoglikemia
khususnya pada trimester
kedua dan ketiga karena
kebutuhan insulin sering
meningkat dua kali.
7. Diabetes cenderung
7. Pantau adanya edema kelebihan cairan karena
dan tentukan tinggi perubahan vaskuler. Insiden
fundus uteri. hidramnion sebanyak 6% –
25% pada kasus diabetes
yang hamil kemungkinan
berhubungan dengan
peningkatan kontribusi janin
pada cairan amnion dan
hiperglikemia meningkatkan
haluaran urin janin.
8. Kaji adanya infeksi 8. Deteksi awal adanya infeksi
saluran kencing. saluran kencing dapat
Rasional: mencegah pielonefritis
9. Pantau dengan ketat 9. Obat tokolitik dapat
bila obat tokolitik meningkatkan glukosa darah
digunakan untuk dan insulin plasma.
menghentikan
persalinan.
Kolaborasi
1. Pantau kadar glukosa1. Mendeteksi ancaman
serum setiap ketoasidosis, menentukan
kunjungan. adanya ancaman
hipoglikemia
2. Dapatkan HbA1c 2. Mengontrol secara akurat
setiap 2-4 minggu glukosa selama 60 hari
sesuai indikasi. terakhir.
3. Kaji Hb dan Ht pada 3. Anemia mungkin ada
kunjungan awal lalu dengan masalah vaskuler.
selama trimester kedua
dan preterm.
4. Instruksikan 4. Kebutuhan insulin menurun
pemberian insulin pada trimester pertama
sesuai indikasi. kemudian meningkat dua kali
dan empat kali lipat pada
trimester kedua dan ketiga.
5. Dapatkan urinalisa dan 5. Membantu mencegah atau
kultur urin, kultur rabas mengatasi pielonefritis.
vagina, berikan Monilial vulvovaginitis dapat
antibiotika sesuai menyebabkan sariawan oral
indikasi. pada bayi baru lahir.
6. Kumpulkan spesimen 6. Kemajuan perubahan
untuk ekskresi protein vaskuler dapat merusak
total, klirens kreatinin fungsi ginjal dengan diabetes
nitrogen urea darah dan jangka panjang atau berat.
kadar asam urat.
7. Jadwalkan 7. Latar belakang retinopati
pemeriksaan dapat berlanjut selama
oftalmologi selama kehamilan karena
trimester pertama, keterlibatan vaskuler berat.
trimester kedua dan Terapi koagulasi laser dapat
ketiga bila berada memperbaiki dan
dalam diabetes menurunkan fibrosis optic
klasifikasi kelas D atau
diatasnya.
8. Siapkan untuk 8. Mengetahui adanya tanda
ultrasonografi pada makrosomia dan diproporsi
gestesi ke-8, 12, 26, 36 cephalopelvis.
dan 38 untuk
menentukan ukuran
janin dengan
menggunakan diameter
biparietal, panjang
femur dan perkiraan
berat badan janin.
9. Mulai terapi intra vena
dengan dekstrose 5%, 9. Glukagon adalah substansi
berikan glukogon sub alamiah yang bekerja pada
cutan bila dirawat di glikogen hepar dan
rumah sakit dengan mengubahnya menjadi
shock insulin dan tidak glukosa yang memperbaiki
sadar. Ikuti dengan status hipoglikemik.
pemberian susu skim 8
oz bila mampu menelan
PERENCANAAN
N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
Kurang Setelah dilakukan Mandiri
pengetahuan perawatan selama 1. Kaji pengetahuan 1. Diabetes mellitus
3 mengenai kondisi 3X24 jam tentang proses dan gestasional besisiko
diabetes, prognosis diharapkan klien tindakan terhadap terhadap ambilan glukosa
dan kebutuhan dapat memahami penyakit termasuk yang tidak efektif dalam sel,
tindakan dan bertambah hubungan dengan diet, penggunaan lemak dan
berhubungan wawasan mengenai latihan, stress dan protein untuk energi secara
dengan kurang penyakitnya kebutuhan insulin. berlebihan dan dehidrasi
informasi, dengan Kriteria seluler saat air dialirkan dari
kesalahan informasi hasil: sel oleh konsentrasi
dan tidak mengenal 1. Berpartisipasi hipertonik glukosa dalam
sumber informasi. dalam 2. Tinjau ulang serum.
penatalaksanaan pentingnya pemantauan2. Pengukuran glukosa darah
diabetes selama serum glukosa penting untuk mengenali
kehamilan. sedikitnya 6 kali sehari. dampak diet dan latihan
2. Mengungkapkan 3. Berikan informasi 3. Perubahan metabolik
pemahaman tentang cara kerja dan prenatal menyebabkan
tentang prosedur, efek merugikan insulin kebutuhan insulin berubah.
tes laboratorium dan tinjau ulang alasan Trimester pertama
dan aktivitas yang menghindari obat kebutuhan insulin rendah
melibatkan hipoglikemi oral. tetapi menjadi dua kali dan
pengontrolan empat kali selama trimester
diabetes. kedua dan ketiga. Meskipun
3. Mendemonstrasik insulin tidak melewati
an kemahiran plasenta, agen hipoglikemi
memantau sendiri oral dapat dan potensial
dan pemberian 4. Jelaskan penambahan membahayakan janin.
insulin. berat badan normal. 4. Pembatasan kalori dengan
akibat ketonemia dapat
menyebabkan kerusakan
janin dan menghambat
5. Berikan informasi penggunaan protein optimal.
tentang kebutuhan 5. Latihan setelah makan
program latihan ringan. dapat membantu mencegah
hipoglikemia dan
menstabilkan penyimpangan
glukosa, kecuali terjadi
peningklatan glukosa
berlebihan, dimana latihan
6. Berikan informasi dapat meningkatkan
mengenai dampak ketoasidosis.
kehamilan pada kondisi 6. Peningkatan pengetahuan
diabetes dan harapan dapat menurunkan rasa
masa depan. takut, meningkatkan kerja
sama dan membantu
7. Diskusikan mengenali menurunkan komplikasi
tanda infeksi. janin.
7. Penting untuk mencari
8. Anjurkan pertolongan medis awal
mempertahankan untuk menghindari
pengkajian di rumah komplikasi.
terhadap kadar glukosa 8. Bila ditinjau ulang oleh
serum, dosis insulin, praktisi pemberi perawatan,
diet dan latihan. catatan harian dapat
9. Tinjau kadar Hb dan membantu bagi evaluasi dan
Ht, berikan informasi perubahan terapi.
diet tentang sumber zat
besi dan suplemen zat 9. Anemia harus lebih
besi. diperhatikan dengan
diabetes karena peningkatan
kadar glukosa dapat
menggantikan oksidasi pada
molekul Hb, mengakibatkan
penurunan kapasitas
pembawa oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia A. Price.2005.patofisiologi:konsep klinis proses-proses penyakit edisi 2 vol 2.
Jakarta: EGC
Ns. D. F. Sumah, S.Kep.2014.Endokrin dan asuhan keperawatan DM,
hipotiroidisme, hipertiroidisme,KAD,GDM
Judith M. Wilkinson. Nancy R. Ahern.2011.Buku saku diagnosis keperawatan:
diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC.jakarta:EGC
http://andi_aw.blogspot.com/2012/02/20/askep-diabetes -gestasional.html
http://silusiananamina.wordpress.com/2011/04/09/Asuhan-Keperawatan-IbuHamil-
dengan-DM.html