You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN GESTASIONAL

DIABETES MELITUS
BAB I
TINJAUAN TEORI

1. Pengetian
GDM (Gestasional Diabetes Melitus) adalah Suatu Intoleransi karbohidrat ringan
( toleransi glukosa terganggu ) maupun berat (Diabetes Melitus), terjadi atau
diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.
GDM (Gestasional Diabetes Melitus) adalah suatu gangguan toleransi glukosa
yang memiliki derajat keparahan yang bervariasi dengan awitan dikenalinya penyakit
ini pada saat kehamilan.
Perempuan yang menderita diabetes Gestasional sangat beresiko mengalami
Diabetes Tipe 2.
Gestasional Diabetes Melitus dikenali pertama kali selama kehamilan dan
mempengaruhi 4 % dari semua kehamilan.

2. Etiologi
Faktor resiko terjadinya GDM adalah :
- Usia tua
- Obesitas
- Multiparitas
- Riwayat keluarga / genetik
- Riwayat diabetes gestasional terdahulu
- Infeksi
- Obat-obatan yang bersifat toksik bagi terhadap sel-sel beta

3. Patofisiologi
Sebagian kehamilan ditandai dengan adanya resistensi insulin dan
hiperinsulinemia, yang pada beberapa perempuan akan menjadi faktor predisposisi
untuk terjadinya DM selama kehamilan. Resistensi ini berasal dari hormon
diabetogenik hasil sekresi plasenta yang terdiri atas hormon pertumbuhan (growth
hormon), corticotropin relesing hormon, plasenta lactogen, dan progesteron. Hormon
ini dan perubahan endokrinologik serta metabolik akan menyebabkan perubahan
dan menjamin pasokan bahan bakar dan nutrisi ke janin sepanjang waktu. Akan
terjadi diabetes melitus gestasional apabila fungsi pankreas tidak cukup untuk
mengatasi keadaan resistensi insulin yang diakibatkan oleh perubahan hormon
diabetogenik selama kehamilan.
Kadar glukosa yang meningkat pada ibu hamil sering menimbulkan dampak yang
kurang baik terhadap bayi yang dikandungnya. Bayi yang lahir dari ibu dengan DM
biasanya lebih besar, dan bisa juga terjadi pembesaran dari organ-organnya ( hepar,
kelenjar adrenal dan jantung). Segera setelah lahir, bayi dapat mengalami
hipoglikemia karena produksi insulin yang meningkat, sebagai reaksi terhadap kadar
glukosa ibu yang tinggi. Oleh karena itu, setelah bayi dilahirkan, kadar glukosanya
perlu dipantau dengan ketat.
Ibu hamil penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik akan
meningkatkan resiko terjadinya keguguran atau bayi lahir mati. Bila diagnosis
diabetes melitus sudah dapat ditegakan sebelum kehamilan, tetapi tidak terkontrol
dengan baik, maka janin beresiko mempunyai kelainan kongenital.

4. Manifestasi klinis
- Glikosuria
- Poliuria (peningkatan pengeluaran urine)
- Polidipsia (rasa haus)
- Ketonuria
- Pusing (penurunan gula darah)
- Konfusi (peningkatan gula darah)
- Kemungkinan mengalami infeksi monilial
- Glukosa serum >140 mg/dl yang diperoleh melalui skrinning selama 1 jam
- Pada tes toleransi glukosa 3 jam kadar glukosa serum puasa 105 mg/dl atau lebih
- Kadar glukosa serum 1 jam 190 mgdl atau lebih
- Kadar glukosa serum 2 jam 165 mg/dl atau lebih
- Kadar glukosa serum 3 jam 145 mg/dl atau lebih
5. Komplikasi
Diabetes juga menganggu kehamilan. Perempuan yang menderita diabetes dan
hamil Cenderung mengalami abortus spontan, Kematian janin intra uterin, Ukuran
janin besar, Bayi prematur dengan insidens sindrom distres pernapasan yang tinggi,
serta malformasi janin.

6. Penatalaksanaan
Wanita dengan diabetes gestasional dapat dibagi menjadi dua kelas fungsional,
bergantung pada kadar glukosa puasa mereka. Terapi insulin biasanya dianjurkan
apabila penatalaksanaan diet standar tidak secara konsisten mempertahankan
kadar glukosa plasma puasa kurang dari 105 mg /dl atau glukosa plasma 2 jam
postprandial kurang dari 120 mg/dl (american colege of obstetricians and
gynecologists,1994). Apakah insulin harus digunakan untuk wanita dengan derajat
hiperglikekemi puasa yang lebih rendah yaitu 105 mg/dl atau kurang tidak jelas
kerena tidak ada uji klineeis terkontrol untuk mengidentifikasi sasaran glikemia yang
ideal untuk mencegah resiko pada janin. Namun, fourth international workshop
conference on Gestasional Diabetes ( Metzger dan coustan,1998 ) menganjurkan
bahwa kadar glukosa kapiler ibu di pertahankan 95 mg/dl atau kurang pada keadaan
puasa. American Diabetes Association (1999) merekomendasikan terapi insulin
apabila penatalaksanaan gizi gagal meempertahankan glukosa darah puasa
sebesar atau kurang dari 95 mg/dl atau kadar glukosa darah posprandial sebesar
atau kurang dari 120 mg/dl.

Diet
Penyuluhan gizi merupakan landasan utama dalam penatalaksanaan. Tujuan
terapi ini adalah:
1. Untuk memberikan zat gizi yang di perlukan bagi ibu dan janinnya.
2. Untuk mengendalikan kadar glukosa.
3. Untuk mencegah ketosis akibat kelaparan.
Asupan kalori harian dan petambahan berat badan selama kehamilan yang
dianjurkan bagi wanita hamil dengan diabetes gestasional diperlihatkan pada tabel
51-5. Rekomendasi ini berkaitan dengan wanita yang di tetrapi dengan insulin serta
retraksi diet. Pembatasan kalori yang signifikan menjadi 1200 sampai 1800 kkal/hari
telah diteliti pada wanita kelebihan berat badan dengan diabetes gestasional. Bagi
wanita dengan obesitas, asupan sekitar 1800 kkal/hari terbukti meengurangi
hiperglikemi dan trigliserida plasma tanpa meningkatkan ketonuria. Pembatasan
kabohidrat pada wanita-wanita dengan beratnya rata-rata 92,5 kg saat melahirkan
dan melaporkan bahwa pendekatan ini menyebabkan perbaikan pengendalian
glukosa, penurunan kebutuhan akan insulin dan penurunan insiden makrosomia
janin mungkin berkurang.

Olahraga
Pasien bebas melakukan program olahraga apapun, memperbaiki kontrol
glikemik apabila di bandingkan dengan diet saja. Olahraga yang sesuai adalah yang
menggunakan otot tubuh bagian atas atas tidak banyak menimbulkan stres mekanis
pada daerah badan selama latihan. Efek olahraga pada kadar glukosa mulai muncul
setelah 4 minggu berolah raga.

Insulin
Sebagian besar dokter memulai terapi insulin pada waktu dengan diabetes
gestasional apabila hiperglikemi puasa yang lebih dari 105 mg/dl menetap setelah
terapi diet. Para pakar berbeda pendapat tentang terapi insulin pada diabetes. Dosis
total 20 sampai 30 unit yang diberikan sekali sehari sebelum sarapan merupakan
terapi awal yang paling sering digunakan. Dosis total biasanya dibagi menjadi dua
pertiga insulin kerja sedang dan sepertiga insulin kerja singkat.
Berbagai macam obat insulin:
1. Insulin kerja cepat : Humulin R (40 IU, 100 IU) dan Actrapid Human 40, 100.
2. Insulin kerja menengah : Monotard Human 40, 100 dan Mixtard 30/70.

Obat hipoglikemik oral


Obat-obat penurun kadar glukosa oral tidak dianjurkan bagi wanita hamil oleh
american Diabetes Association. Namun tidak ditemukan penyulit neoanatus yang
berkaitan dengan pemberian obat hipoglikemik oral.
Sebagai alternatif pemberian obat antidiabetik seperti metformin dan sulfonilurea
dapat dipakai untuk mengendalikan gula darah.

Konsekuensi post partum


Fourth Workshop Conference menganjurkan agar wanita yang di diagnosis
mengidap diabetes gestasional menjalani evaluasi dengan uji toleransi glukosa oral
75 g pada 6 sampai 12 minggu setelah pelahiran. Wanita yang uji 75 g nya normal
harus di periksa ulang paling tidak setiap 3 tahun. Berbagai rekomendasi untuk
tindak lanjut postpartum ini didasarkan pada kemungkinan bahwa wanita dengan
diabetes gestasional berkembang menjadi diabetes overt dalam 20 tahun setelah
melahirkan sebesar 50 persen.
Penatalaksanaan antepartum
Penatalaksanaan antepartum pada perempuan dengan DMG bertujuan untuk:
1. Melakukan penatalaksanaan kehamilan trisemester ketiga dalam mencegah bayi
lahir mati atau afiksia, serta menekan sekecil mungkin kejadian morbiditas ibu dan
janin akibat persalinan.
2. Memantau pertumbuhan janin secara berkala dan terus menerus (misalnya dengan
USG) untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan ukuran janin sehingga
dapat ditentukan saat dan cara persalinan yang tepat.
3. Memperkirakan maturitas (kematangan) paru-paru janin (misalnya dengan
amniosintesis) apabila ada rencana terminasi ( seksio sesarea) pada kehamilan 39
minggu.
4. Pemeriksaan antenatal dianjurkan dilakukan sejak umur kehamilan 32 sampai 40
minggu. Pemeriksaan antenatal dilakukan terhadap ibu hamil yang kadar gula
darahnya tidak terkontrol, yang mendapat pengobatan insulin, atau yang menderita
hipertensi. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan nonstres test, profil biofisik,
atau modifikasi pemeriksaan profil biofisik seperti nonstress test dan indeks cairan
amnion

Cara dan waktu persalinan


Perempuan hamil dengan diabetes mellitus gestasional bukan merupakan
indikasi seksio sesarea. Penanganan persalinan tetap harus berdasar kepada
indikasi ibu dan janin, sama halnya dengan pengelolan perempuan hamil tanpa
diabetes.
Pada perempuan hamil diabetes gestasional dengan bayi makrosomia,
komplikasi utama yang mungkin terjadi pada persalinan adalah trauma kelahiran
seperti distosia bahu, fraktur tulang, dan injuri pleksus brakialis. Bayi yang dilahirkan
juga beresiko mengalami hipoglikemi dan kelainan metabolik lainnya.
Pengambilan keputusan untuk melakukan persalinan lebih awal ( pada
kehamilan 38 minggu) dengan cara induksi persalinan atau seksio sesarea
dilakukan atas pertimbangan resiko terjadinya kematian perinatal atau morbiditas
perinatal yang berhubungan dengan makrosomia, distosia bahu, gawat janin, dan
terjadinya sindrom distres respirasi. Penatalaksanaan perempuan hamil dengan
DMG pada kehamilan 38 minggu dengan cara induksi perslinan yang mendapat
pengobatan insulin, dihubungkan dengan upaya menurunkan berat badan janin
diatas 4000 g atau di atas persentil ke 90. Pada perempuan hamil dengan DMG
yang mendapat pengobatan insulin, tidak ada manfaatnya menunda persalinan
sampai melampaui umur kehamilan 38-39 minggu karena persalian yang dilakukan
pada kehamilan 38-39 minggu, bisa menurunkan kemungkinan terjadinya
makrosomia. Bila berat badan janin diduga lebih dari 4500 gram, persalian
dianjurkan dengan cara seksio sesaria.

Pengelolaan pasca persalinan


1. Karena sudah tidak ada resistensi terhadap insulin lagi, maka pada periode
pascapersalian, perempuan dengan diabetes gestasional jarang memerlukan
insulin.
2. Pasien dengan diabetes yang terkontrol dengan diet, setelah persalian tidak perlu
diperiksa kadar glukosanya. Namun, bila pada waktu kehamilan di beri pengobatan
insulin, sebelum meninggalkan rumah sakit perlu di periksa kadar glukosa puasa
dan 2 jam pascaprandial.
3. Karena resiko terjadinya tipe 2 diabetes melitus di kemudian hari meningkat, maka
6 mingggu pascaperslinan perlu dilakukan pemeriksaan diabetes dengan cara
pemeriksaan gula darah puasa dalam waktu 3 jam setelah pemberian 75 g glukosa
pada glukosa tolerance test (kadar kurang dari 140 mg per dl berarti normal, kadar
antara 140-200 mg per dl, berarti ada gangguan toleransi glukosa, kadar lebih dari
200 berarti diabetes mellitus). Biala test ini menunjukan kadar yang normal, maka
kadar glukosa darah puasa dievaluasi lagi setelah 3 tahun.
4. Skining diabetes ini harus dilakukan secara berkala, khususnya pada pasien
dengan kadar glukosa darah puasa yang meningkat waktu kehamilan. Perempuan
yang pernah menderita diabetes mellitus gasteointestinal harus diberi konseling agar
menyusui anaknya karena pemberian ASI akan memperbaiki kontrol kadar gula
darah.
5. Harus direncanakan penggunaan konrtasepsi karena sekali perempuan hamil
menderita diabetes, maka dia beresiko terkena hal yang sama pada kehamilan
berikutnya. Tidak ada pembatasan pengunaan. Kontrasepsi oral hormonal pada
pasien dengan riwayat diabetes melitus gestasional.
6. Bagi perempuan yang obesitas, setelah melahirkan harus dilakuan upaya
penurunan berat badan berat dan berolah berat dengan diet dan olahraga secara
teratur agar resiko terjadinya diabetes menurun.

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Riwayat Kesehatan

Keluhan utama :
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
Riwayat kesehatan keluarga :
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.

Riwayat kehamilan:
- Diabetes mellitus gestasional.
- Hipertensi karena kehamilan.
- Infertilitas.
- Bayi low gestasional age.
- Riwayat kematian janin.
- Lahir mati tanpa sebab jelas.
- Anomali congenital.
- Aborsi spontan.
- Polihidramnion.
- Makrosomia.
- Pernah keracunan selama kehamilan.
- Pemeriksaan Fisik
- Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada diabetes
yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
- Eliminasi
- Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poli uri.
- Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah.
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering.
- Mata : Kerusakan penglihatan atau retinopati.
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.
Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.

II. Diagnosa keperawatan:


· Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
· Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan perubahan kontrol
diabetik, profil darah yang tidak normal, hipoksia jaringan dan perubahan respon
imun.
· Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan tidak mengenal
sumber informasi.

PERENCANAAN
N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
Resiko tinggi Setelah dilakukan Mandiri
terhadap perubahan perawatan selama 1. Timbang berat badan 1. Penambahan berat badan
1 nutrisi kurang dari 3X24 jam setiap kunjungan. adalah kunci petunjuk untuk
kebutuhan diharapkan klien memutuskan penyesuaian
berhubungan dapat 2. Kaji masukan kalori kebutuhan kalori.
dengan memperlihatkan dan pola makan dalam 2. Membantu dalam
ketidakmampuan status nutrisi: 24 jam. mengevaluasi pemahaman
mencerna dan asupan makanan pasien tentang aturan diet.
menggunakan dan cairan, dengan, 3. Tinjau ulang dan 3. Kebutuhan metabolisme
nutrisi kurang tepat. kriteria hasil : berikan informasi dari janin dan ibu
1. kebutuhan nutrisi mengenai perubahan membutuhkan perubahan
terpenuhi yang diperlukan pada besar selama gestasi
2. Mempertahankan penatalaksanaan memerlukan pemantauan
kadar gula darah diabetic. ketat dan adaptasi.
puasa antara 60- 4. Tinjau ulang tentang
100 mg/dl dan 2 pentingnya makanan 4. Makan sedikit dan sering
jam sesudah yang teratur bila menghindari hiperglikemia ,
makan tidak lebih memakai insulin. sesudah makan dan
dari 140 mg/dl. 5. Perhatikan adanya kelaparan.
mual dan muntah
khususnya pada 5. Mual dan muntah dapat
trimester pertama. mengakibatkan defisiensi
karbohidrat yang dapat
mengakibatkan metabolisme
6. Kaji pemahaman stress lemak dan terjadinya ketosis.
pada diabetic. 6. Stress dapat mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa,
menciptakan fluktuasi
7. Ajarkan pasien tentang kebutuhan insulin.
metode finger stick 7. Kebutuhan insulin dapat
untuk memantau dinilai berdasarkan temuan
glukosa sendiri. glukosa darah serum secara
8. Tinjau ulang dan periodic.
diskusikan tanda gejala 8. Hipoglikemia dapat terjadi
serta kepentingan hipo secara cepat dan berat pada
atau hiperglikemia. trimester pertama karena
peningkatan penggunaan
glukosa dan glikogen oleh
ibu dan perkembangan janin.
9. Instruksikan untuk Hiperglikemia berefek
mengatasi hipoglikemia terjadinya hidramnion.
asimtomatik. 9. Pengguanaan jumlah besar
karbohidrat sederhana untuk
mengatasi hipoglikemi
10. Anjurkan pemantauan menyebabkan nilai glukosa
keton urine. darah meningkat.
10. Ketidakcukupan masukan
kalori ditunjukkan dengan
ketonuria, menandakan
Kolaborasi : kebutuhan terhadap
1. Diskusikan tentang peningkatan karbohidrat
dosis , jadwal dan tipe
insulin.
1. Pembagian dosis insulin
mempertimbangkan
2. Sesuaikan diet dan kebutuhan basal maternal
regimen insulin untuk dan rasio waktu makan.
memenuhi kebutuhan 2. Kebutuhan metabolisme
individu. prenatal berubah selama
3. Rujuk pada ahli gizi. trimester pertama.

4. Observasi kadar 3. Diet secara spesifik pada


Glukosa darah. individu perlu untuk
mempertahankan
normoglikemi.
4. Insiden abnormalitas janin
dan bayi baru lahir menurun
bila kadar glukosa darah
5. Tentukan hasil HbA1c antara 60 – 100 mg/dl,
setiap 2 – 4 minggu. sebelum makan antara 60 -
105 mg/dl, 1 jam sesudah
makan dibawah 140 mg/dl
dan 2 jam sesudah kurang
dari 200 mg/dl.
5. Memberikan keakuratan
gambaran rata rata control
glukosa serum selama 60
hari . Kontrol glukosa serum
memerlukan waktu 6 minggu
untuk stabil

N DIAGNOSA PERENCANAAN
O KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
Resiko tinggi Setelah dilakukan Mandiri 1. Klien dengan klasifikasi D,
terhadap cedera perawatan selama 1. Perhatikan klasifikasi E atau F adalah berisiko
2 maternal 3X24 jam white untuk diabetes. tinggi terhadap komplikasi
berhubungan Kaji derajad kontrol kehamilan.
diharapkan risiko
dengan perubahan diabetik 2. Perubahan vaskuler yang
kontrol diabetik, cidera maternal 2. Kaji perdarahan dihubungkan dengan
profil darah yang akan menurun, pervaginam dan nyeri diabetes menandakan resiko
tidak normal, yang dibuktikan tekan abdomen. abrupsi plasenta.
hipoksia jaringan oleh :
dan perubahan 1. tetap normotensif. 3.Distensi uterus berlebihan
respon imun. 2. Mempertahankan3. Pantau terhadap tanda karena makrosomia atau
normoglikemia. dan gejala persalinan hidramnion dapat
3. Bebas dari preterm. mempredisposisikan pada
komplikasi seperti persalinan awal.
infeksi, pemisahan 4.Memungkinkan keakuratan
plasenta. 4. Bantu untuk belajar tes urin yang lebih besar
memantau glukosa karena ambang ginjal
darah di rumah yang terhadap glukosa menurun
dilakukan 6 kali sehari. selama kehamilan.
5.Ketonuria menandakan
5. Periksa keton dalam adanya kondisi kelaparan
urin setiap hari. yang secara negatif dapat
mempengaruhi
perkembangan janin.
6. Insiden hipoglikemia sering
6. Identifikasi kejadian terjadi pada trimester ketiga
hipoglikemia dan karena aliran glukosa darah
hiperglikemia. dan asam amino yang
kontinue pada janin dan
untuk menurunkan kadar
insulin antagonis laktogen
plasenta. Insiden
hiperglikemia memerlukan
regulasi diet atau insulin
untuk normoglikemia
khususnya pada trimester
kedua dan ketiga karena
kebutuhan insulin sering
meningkat dua kali.
7. Diabetes cenderung
7. Pantau adanya edema kelebihan cairan karena
dan tentukan tinggi perubahan vaskuler. Insiden
fundus uteri. hidramnion sebanyak 6% –
25% pada kasus diabetes
yang hamil kemungkinan
berhubungan dengan
peningkatan kontribusi janin
pada cairan amnion dan
hiperglikemia meningkatkan
haluaran urin janin.
8. Kaji adanya infeksi 8. Deteksi awal adanya infeksi
saluran kencing. saluran kencing dapat
Rasional: mencegah pielonefritis
9. Pantau dengan ketat 9. Obat tokolitik dapat
bila obat tokolitik meningkatkan glukosa darah
digunakan untuk dan insulin plasma.
menghentikan
persalinan.

Kolaborasi
1. Pantau kadar glukosa1. Mendeteksi ancaman
serum setiap ketoasidosis, menentukan
kunjungan. adanya ancaman
hipoglikemia
2. Dapatkan HbA1c 2. Mengontrol secara akurat
setiap 2-4 minggu glukosa selama 60 hari
sesuai indikasi. terakhir.
3. Kaji Hb dan Ht pada 3. Anemia mungkin ada
kunjungan awal lalu dengan masalah vaskuler.
selama trimester kedua
dan preterm.
4. Instruksikan 4. Kebutuhan insulin menurun
pemberian insulin pada trimester pertama
sesuai indikasi. kemudian meningkat dua kali
dan empat kali lipat pada
trimester kedua dan ketiga.
5. Dapatkan urinalisa dan 5. Membantu mencegah atau
kultur urin, kultur rabas mengatasi pielonefritis.
vagina, berikan Monilial vulvovaginitis dapat
antibiotika sesuai menyebabkan sariawan oral
indikasi. pada bayi baru lahir.
6. Kumpulkan spesimen 6. Kemajuan perubahan
untuk ekskresi protein vaskuler dapat merusak
total, klirens kreatinin fungsi ginjal dengan diabetes
nitrogen urea darah dan jangka panjang atau berat.
kadar asam urat.
7. Jadwalkan 7. Latar belakang retinopati
pemeriksaan dapat berlanjut selama
oftalmologi selama kehamilan karena
trimester pertama, keterlibatan vaskuler berat.
trimester kedua dan Terapi koagulasi laser dapat
ketiga bila berada memperbaiki dan
dalam diabetes menurunkan fibrosis optic
klasifikasi kelas D atau
diatasnya.
8. Siapkan untuk 8. Mengetahui adanya tanda
ultrasonografi pada makrosomia dan diproporsi
gestesi ke-8, 12, 26, 36 cephalopelvis.
dan 38 untuk
menentukan ukuran
janin dengan
menggunakan diameter
biparietal, panjang
femur dan perkiraan
berat badan janin.
9. Mulai terapi intra vena
dengan dekstrose 5%, 9. Glukagon adalah substansi
berikan glukogon sub alamiah yang bekerja pada
cutan bila dirawat di glikogen hepar dan
rumah sakit dengan mengubahnya menjadi
shock insulin dan tidak glukosa yang memperbaiki
sadar. Ikuti dengan status hipoglikemik.
pemberian susu skim 8
oz bila mampu menelan
PERENCANAAN
N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
Kurang Setelah dilakukan Mandiri
pengetahuan perawatan selama 1. Kaji pengetahuan 1. Diabetes mellitus
3 mengenai kondisi 3X24 jam tentang proses dan gestasional besisiko
diabetes, prognosis diharapkan klien tindakan terhadap terhadap ambilan glukosa
dan kebutuhan dapat memahami penyakit termasuk yang tidak efektif dalam sel,
tindakan dan bertambah hubungan dengan diet, penggunaan lemak dan
berhubungan wawasan mengenai latihan, stress dan protein untuk energi secara
dengan kurang penyakitnya kebutuhan insulin. berlebihan dan dehidrasi
informasi, dengan Kriteria seluler saat air dialirkan dari
kesalahan informasi hasil: sel oleh konsentrasi
dan tidak mengenal 1. Berpartisipasi hipertonik glukosa dalam
sumber informasi. dalam 2. Tinjau ulang serum.
penatalaksanaan pentingnya pemantauan2. Pengukuran glukosa darah
diabetes selama serum glukosa penting untuk mengenali
kehamilan. sedikitnya 6 kali sehari. dampak diet dan latihan
2. Mengungkapkan 3. Berikan informasi 3. Perubahan metabolik
pemahaman tentang cara kerja dan prenatal menyebabkan
tentang prosedur, efek merugikan insulin kebutuhan insulin berubah.
tes laboratorium dan tinjau ulang alasan Trimester pertama
dan aktivitas yang menghindari obat kebutuhan insulin rendah
melibatkan hipoglikemi oral. tetapi menjadi dua kali dan
pengontrolan empat kali selama trimester
diabetes. kedua dan ketiga. Meskipun
3. Mendemonstrasik insulin tidak melewati
an kemahiran plasenta, agen hipoglikemi
memantau sendiri oral dapat dan potensial
dan pemberian 4. Jelaskan penambahan membahayakan janin.
insulin. berat badan normal. 4. Pembatasan kalori dengan
akibat ketonemia dapat
menyebabkan kerusakan
janin dan menghambat
5. Berikan informasi penggunaan protein optimal.
tentang kebutuhan 5. Latihan setelah makan
program latihan ringan. dapat membantu mencegah
hipoglikemia dan
menstabilkan penyimpangan
glukosa, kecuali terjadi
peningklatan glukosa
berlebihan, dimana latihan
6. Berikan informasi dapat meningkatkan
mengenai dampak ketoasidosis.
kehamilan pada kondisi 6. Peningkatan pengetahuan
diabetes dan harapan dapat menurunkan rasa
masa depan. takut, meningkatkan kerja
sama dan membantu
7. Diskusikan mengenali menurunkan komplikasi
tanda infeksi. janin.
7. Penting untuk mencari
8. Anjurkan pertolongan medis awal
mempertahankan untuk menghindari
pengkajian di rumah komplikasi.
terhadap kadar glukosa 8. Bila ditinjau ulang oleh
serum, dosis insulin, praktisi pemberi perawatan,
diet dan latihan. catatan harian dapat
9. Tinjau kadar Hb dan membantu bagi evaluasi dan
Ht, berikan informasi perubahan terapi.
diet tentang sumber zat
besi dan suplemen zat 9. Anemia harus lebih
besi. diperhatikan dengan
diabetes karena peningkatan
kadar glukosa dapat
menggantikan oksidasi pada
molekul Hb, mengakibatkan
penurunan kapasitas
pembawa oksigen.

DAFTAR PUSTAKA
Sylvia A. Price.2005.patofisiologi:konsep klinis proses-proses penyakit edisi 2 vol 2.
Jakarta: EGC
Ns. D. F. Sumah, S.Kep.2014.Endokrin dan asuhan keperawatan DM,
hipotiroidisme, hipertiroidisme,KAD,GDM
Judith M. Wilkinson. Nancy R. Ahern.2011.Buku saku diagnosis keperawatan:
diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC.jakarta:EGC
http://andi_aw.blogspot.com/2012/02/20/askep-diabetes -gestasional.html
http://silusiananamina.wordpress.com/2011/04/09/Asuhan-Keperawatan-IbuHamil-
dengan-DM.html

You might also like