You are on page 1of 13

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM

PENYUSUN KOMITE KEPERWATAN


RSIA ‘AISYIYAH KLATEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada
yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung kurang lebih 10
minggu (Wiknjosastro, 2007 hal 98).
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih
dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapatmenyebabkan kekurangan
cairan, penurunan berat badan, ataugangguan elektrolit, sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari danmembahayakan janin dalam kandungan. Mual dan
muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih
dari5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi.
Haltersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluhkehamilan
dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20minggu, namun pada
beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai padakehamilan tahap berikutnya
(Runiari, 2010 hal 65).
Pada umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada minggu ke6-12
masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20masa kehamilan.
Mual dan muntah merupakan gejala yang wajarditemukan pada kehamilan
triwulan pertama. Biasanya mual danmuntah terjadi pada pagi hari sehingga
sering dikenal dengan morningsickness. Sementara setengah dari wanita hamil
mengalami morningsickness, antara 1,2 - 2% mengalami hiperemesis
gravidarum, suatukondisi yang lebih serius (Huliana, 2001 hal 78).Hampir 50%
wanita hamil mengalami mual dan biasanya mualini mulai dialami sejak awal
kehamilan. Mual muntah saat hamil mudasering disebut morning sickness tetapi
kenyataannya mual muntah inidapat terjadi setiap saat. Pada beberapa kasus
dapat berlanjut sampaikehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang
terjadi (Ratna,2010 hal 45).
b. Tingkatan Hiperemesis Gravidarum
Runiari (2010 hal 58) menyatakan bahwa tidak ada batasan yangjelas
antara mual yang bersifat fisiologis dengan hiperemesisgravidarum, tetapi bila
keadaan umum ibu hamil terpengaruhsebaiknya dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Menurut beratringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat
dibagi ke dalam tigatingkatan sebagai berikut :
1) Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Padatingkatan
ini ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, beratbadan menurun
dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadimeningkat sekitar 100 kali per
menit, tekanan darah sistolikmenurun, dapat disertai peningkatan suhu
tubuh, turgor kulitberkurang, lidah kering dan mata cekung.

2) Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebihmenurun, lidah
kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, Tekanan darah turun, suhu
kadang-kadang naik, mata cekung dansedikit ikterus, berat badan turun,
hemokonsentrasi, oligouria, dankonstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa
pernapasan karenamempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan
dalamurine.
3) Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurundari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darahmenurun, serta
suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi padasusunan saraf yang dikenal
sebagai wenickle ensefalopati. Gejalayang dapat timbul seperti nistagmus,
diplopia, dan perubahanmental, keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan,termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkanterjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi
perdarahandari esofagus, lambung, dan retina.
c. Akibat hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien,namun
dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,berat badan lahir
rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayilahir (Gross dalam
Runiari, 2010 hal 61). Penelitian yang dilakukanoleh Paawi (2005) didapatkan
bahwa hiperemesis gravidarummerupakan faktor yang signifikan terhadap
memanjangnya hari rawatbagi bayi yang dilahirkan. Ada peningkatan angka
kematianIntrauterin Growth Retardation (IUGR) pada klien
hiperemesisgravidarum yang mengalami penurunan berat badan lebih dari
5%.Selain berdampak fisiologis pada kehidupan klien dan janinnya,hiperemesis
gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis,sosial, spiritual dan
pekerjaan. Secara psikologis dapat menimbulkandampak kecemasan, rasa
bersalah dan marah. Jika mual dan muntahmenghebat, maka timbul self pity dan
dapat terjadi konflik antaraketergantungan dan kehilangan kontrol.
Berkurangnya pendapatanakibat berhenti bekerja mengakibatkan timbulnya
ketergantunganterhadap pasangan (Simpson, et. Al., 2001).Kontak sosial
dengan orang lain juga berubah karena klienmengalami perubahan yang sangat
kompleks terhadap kehamilannya.Media yang berkembang menjelaskan bahwa
kehamilan merupakankeadaan fisiologis dan psikoemosional yang optimal,
sehingga jikawanita mengalami mual dan muntah yang menghebat dianggap
sebagaikegagalan perkembangan wanita (Runiari, 2010 hal 62)
d. Patofisiologi hiperemesis gravidarum
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan
karenapeningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat
menjadifaktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon
progesteronmenyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalamirelaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi
kosong.Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil
mudabila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,
ketidakseimbanganelektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangankarbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.(Winkjosastro, 2007 hal 185)
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungandengan
malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen,
asam urat, dan penurunan klorida dalam darah,kekurangan vitamin B1, B6, B12,
dapat mengakibatkan terjadinyaanemia (Mitayani, 2009 hal 56).
e. Etiologi dan faktor yang berhubungan dengan hiperemesis gravidarum
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.Dulu penyakit
ini dikelompokkan ke dalam penyakit toksemiagravidarum karena diduga
adanya semacam “racun” yang berasal darijanin atau kehamilan. Penyakit ini
juga digolongkan ke dalam gestosisbersama pre-eklampsi dan eklampsi. Nama
gestosis dini diberikanuntuk hiperemesis gravidarum dan gestosis lanjut untuk
hipertensi(pre-eklampsi dan eklampsi) dalam kehamilan (Runiari, 2010 hal
63).Runiari (2010) dan Guyton (2004) menjelaskan beberapa teoripenyebab
terjadinya hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupunyang dapat
menjelaskan proses terjadinya secara tepat. Teori tersebutantara lain adalah
(Runiari, 2010 hal 63):
1) Teori Endokrin
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar
progesteron,estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
dapatmenjadi faktor pencetus mual muntah. Peningkatan
hormonprogesteron menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinalmengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan
motilitaslambung sehingga pengosongan lambung melambat.
Refleksesofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi
dariasam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual
danmuntah. Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid yangdapat
mengakibatkan mual dan muntah.Hormon progesteron ini dihasilkan oleh
korpus luteum pada masaawal kehamilan dan mempunyai fungsi
menenangkan tubuh ibuhamil selama kehamilan, termasuk saraf ibu hamil
sehinggaperasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi
untukmembangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta
didalam rahim. Hormon ini juga dapat berfungsi untukmencegah gerakan
kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim.
Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah
sehinggamenurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa Andasering
pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistempencernaan jadi lambat,
perut menjadi kembung atau sembelit.Hormon ini juga mempengaruhi
perasaan dan suasana hati ibu,meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan
pernafasan, mual, danmenurunnya gairah berhubungan intim selama
hamil.Seseorang dalam kondisi stress akan meningkatkan aktifitas
sarafsimpatis, untuk melepaskan hormon stress berupa adrenalin dankortisol
(Guyton, 2004 hal 46). Sistem imun merupakan komponenpenting dan
responden adaptif stress secara fisiologis.Stress menggunakan adrenalin
dalam tubuh untuk meningkatkankepekaan, prestasi dan tenaga. Peningkatan
adrenalin akanmemperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan
pembuluhdarah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner,
meningkatkantekanan darah terial dan menambah volume darah ke jantung
danjumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukankolesterol
dari lemak protein berkepadatan rendah (Guyton, 2004hal 46).
Tekanan darah yang tinggi dan peningkatan denyut jantung akandapat
meningkatkan HCG. HCG (Human ChorionicGonadotrophin) adalah
hormone yang dihasilkan selama kehamilan,yang dapat dideteksi dari darah
atau air seni wanita hamil sesudahkurang lebih 10 hari sesudah pembuahan.
HCG ini dapatmenstimulasi terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil
(Guyton,2004 hal 47).
2) Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6
dapatmengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan.
3) Teori Alergi
Adanya histamin sebagai pemicu dari mual dan muntahmendukung
ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi hiperemesisgravidarum. Mual
dan muntah berlebihan juga dapat terjadi padaibu hamil yang sangat sensitif
terhadap sekresi dari korpus luteum.
4) Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara
infeksiHelicobacter pykori dengan terjadinya hiperemesis
gravidarum,sehingga dijadikan dasar dikemukakannya teori infeksi
sebagaipenyebab hiperemesis gravidarum.

5) Teori Psikosomantik
Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarum
merupakankeadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk
gejalafisik. Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkanserta
tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinyaperasaan
berduka, ambivalen, serta konflik dan hal tersebut dapatmenjadi faktor
psikologis penyebab hiperemesis gravidarum.Gejala mual dan muntah
dapat juga disebabkan oleh gangguantraktus digestif seperti pada penderita
diabetes mellitus (gastroparesisdiabeticorum). Hal ini disebabkan oleh
gangguan motilitas usus ataukeadaan pasca operasi vagotomi. Selain
merupakan reflesi gangguanintrinsik dari lambung, gejala mual dan muntah
dapat disebabkan olehgangguan yang bersifat sentral pada pusat muntah
(chemoreceptortrigger zone). Perubahan metabolisme hati juga dapat
menjadipenyebab penyakit ini, oleh karena itu pada kasus yang berat
harusdipikirkan kemungkinan akibat gangguan fungsi hati, kantung
empedu,pankreatitis, atau ulkus peptikum (Runiari, 2010 hal 69).Mitayani
(2009 hal 57) menyebutkan beberapa faktor yangberpengaruh terhadap
kejadian hiperemesis gravidarum meliputi :
a) Faktor predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa
dankehamilan ganda
b) Faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis
sirkulasi,perubahan metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu
yangmenurun.
c) Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, sikap, umur, paritas
,pekerjaan, stress, peningkatan hormon progesteron, estrogen dan HCG,
alergi, infeksi dan diabetes melitus.
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL
DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM

I. PENGKAJIAN
Tanggal : ............................ Jam : ...........................

A. IDENTITAS / BIODATA
1. Keluhan sekarang : mual, muntah, lemes
2. Riwayat obsteri : G........... P ............ A.............
HPM : ..................
HPL : ..................

3. Pola kebutuhan sehari – hari


- Nutrisi : makanan atau minuman
- Eliminasi : BAK atau BAB keluhan

4. Pola Aktifitas
5. Riwayat penyakit yang pernah di derita
6. Riwayat keturunan kembar
7. Riwayt alergi
8. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
9. Data psiko sosial spiritual

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)


1. Pemerksaan Fisik

a. KeadaanUmum : ○lemah ○cukup ○ baik


b. Tanda Vital : ○ Tekanan Darah ○ Denyut Nadi

○ Pernafasan ○ Suhu tubuh


c. Tinggi badan dan Berat badan
d. Kepala dan leher

- Odema wajah : ada / tidak


- Cloasma gravidarum : ada / tidak
- Mata : conjungtiva anemi / tidak
- Leher

Kelenjar thyroid : ada pembesaran kelenjar / tidak

Kelenjar getah bening : ada pembesaran / tidak

- Data / payudara : simetris / asimetris

Puting susu : menonjol / terbenam

- Abdomen : ada bekas luka operasi / tidak

Striae Gravidarum

Palpasi leopold

Leopold I : belum dilakukan

Leopold II : belum dilakukan

Leopold III : belum dilakukan

Leopold IV : belum dilakukan

- Ekstremitas atas dan bawah : ○ Oedema / tidak

○Varises

○Refleks

- Genital ( inspeksi ) : ada pengeluaran pervaginam / tidak


- Anus : Ada Hemoroid/ tidak

D. DATA PENUNJANG

1. Laboratorium : Darah rutin

Urine rutin

2. USG

E. TERAPI YANG DIBERIKAN

Injeksi atau Oral

II. DIAGNOSA
Seorang ibu G...... P......A umur kehamilan ................ dengan ...............
PERENCANAAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU HAMIL DAN HIPEREMIS
GRAVIDARUM

TGL NO DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN NAMA


Seorang ibu G....P...A  Observasi keadaan umum vital
Umur kehamilan :..... sign
Dengan :  Observasi kebutuhan cairan
 Hiperemis gravidarum Anjurkan ibu untuk istirahat
DS : cukup
Pasien dan keluarga pasien  anjurkan ibu untuk makan porsi
mengatakan sedikit tapi sering
 pasien muntah  pemberian terapi sesuai adus
 perih, lemes dokter
 perut merasa mual  kolaborasi
 pusing  kolaborasi dokter pemberian
 ..................... terapi injeksi / oral
DO :  kolaborasi ahli gizi untuk
 vital sign pemenuhan nutrisi
 keadaan umum  ...................................
 status cairan
 ...................

You might also like