You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM

Remote Laboratory
Disipasi Kalor Hot Wire

Nama : Elsa Angelina


NPM : 1306443066
Fakultas/ Prog, Studi : MIPA/ FISIKA

Nomor dan nama percobaan : KR01/Disipasi Kalor Hot Wire


Minggu percobaan : Pekan 7
Tanggal percobaan : 24 April 2014

Laboratorium Fisika Dasar


Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar
Universitas Indonesia
2014
Disipasi Kalor Hot Wire

I. Tujuan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

II. Alat
1. kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak
digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran
dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam
pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing
ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang
mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi
kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan
, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus
listrik mengalir.

P = v i Δ t …(1)
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat
sehingga merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat
udara yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar
dan arus listrik yang mengalir juga berubah.

Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat
ratio yang dirumuskan sebagai :

𝐑𝐰
Overheat Ratio =
𝐑𝐚

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan


udara). 

Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang
menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan
kecepatan referensi (reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh,
kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi
menggunakan persamaan tersebut.


E2= A+ BUn
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan
polinomial.
 

Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat
pada temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus
udara dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara
oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 ,
110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.

IV. Cara Kerja


1. Mengaktifkan web cam dengan mengklik icon video pada
halaman web r-Lab.
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan
meng”klik” pilihan drop down pada icon “atur kecepatan aliran”.
3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan meng”klik” radio
button pada icon “menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan
cara mengklik icon “ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 ,
190 dan 230 m/s.
V. Data Pengamatan

Kecepatan angin 0 m/s


Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 0 2.112 54.6
2 0 2.112 54.2
3 0 2.112 53.9
4 0 2.112 53.9
5 0 2.112 54.3
6 0 2.112 54.5
7 0 2.112 54.1
8 0 2.112 53.9
9 0 2.112 53.9
10 0 2.112 54.2

Kecepatan angin 70 m/s


Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 70 2.067 54.8
2 70 2.066 55.4
3 70 2.068 55.3
4 70 2.070 54.5
5 70 2.069 54.2
6 70 2.066 54.3
7 70 2.066 54.9
8 70 2.067 55.5
9 70 2.068 55.1
10 70 2.066 54.4

Kecepatan angin 110 m/s


Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 110 2.049 54.4
2 110 2.049 54.7
3 110 2.049 55.5
4 110 2.049 55.9
5 110 2.050 55.5
6 110 2.050 54.8
7 110 2.051 54.3
8 110 2.050 54.4
9 110 2.049 54.8
10 110 2.049 55.4
Kecepatan angin 150 m/s
Waktu Kec Udara V-HW I-HW
1 150 2.043 55.0
2 150 2.042 55.8
3 150 2.042 56.1
4 150 2.042 55.4
5 150 2.042 54.6
6 150 2.041 54.5
7 150 2.041 55.1
8 150 2.042 55.9
9 150 2.040 56.0
10 150 2.041 55.1

Kecepatan angin 190 m/s


Waktu Kec Udara V-HW I-HW
1 190 2.036 56.3
2 190 2.035 55.6
3 190 2.036 54.7
4 190 2.036 54.7
5 190 2.036 55.6
6 190 2.035 56.3
7 190 2.035 55.6
8 190 2.036 54.7
9 190 2.036 54.7
10 190 2.036 55.3

Kecepatan angin 230 m/s


Waktu Kec Udara V-HW I-HW
1 230 2.032 54.8
2 230 2.032 55.6
3 230 2.032 56.4
4 230 2.032 55.9
5 230 2.032 54.9
6 230 2.032 54.7
7 230 2.032 55.4
8 230 2.032 56.4
9 230 2.032 56.0
10 230 2.032 55.0

IV. Pengolahan Data


 Grafik Tegangan Hotwire(V-HW) terhadap Waktu masing-masing
Kecepatan Udara
Grafik V-HW terhadap Waktu
Kec Angin 0 m/s
3
2
V-HW
1
0
0 5 10 15
Waktu

Grafik V-HW terhadap Waktu


Kec Angin 70 m/s
2.072
2.07
V-HW

2.068
2.066
2.064
0 5 10 15
Waktu

Grafik V-HW terhadap Waktu


Kec Angin 110 m/s
2.052
2.051
V-HW

2.05
2.049
2.048
0 5 10 15
Waktu

Grafik V-HW terhadap Waktu


Kec Angin 150 m/s
2.044
2.042
V-HW

2.04
2.038
0 5 10 15
Waktu
Grafik V-HW terhadap Waktu
Kec Angin 190 m/s
2.0365
2.036
V-HW 2.0355
2.035
2.0345
0 5 10 15
Waktu

Grafik V-HW terhadap Waktu


Kec Angin 230 m/s
3
2
V-HW

1
0
0 5 10 15
Waktu

 Grafik Tegangan Hotwire terhadap Kecepatan aliran angin.

kec angin (m/s) Vrata-rata (Volt)


0 2.112
70 2.0673
110 2.0495
150 2.0416
190 2.0357
230 2.032

Grafik Vrata-rata terhadap


Kec Angin
2.15
Vrata-rata (volt)

2.1
2.05
2
0 50 100 150 200 250
Kec Angin (m/s)
 persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire

No x y X2 Y2 xy
1 0 2.112 0 4.460544 0
2 70 2.0673 4900 4.27372929 144.711
3 110 2.0495 12100 4.20045025 225.445
4 150 2.0416 22500 4.16813056 306.24
5 190 2.0357 36100 4.14407449 386.783
6 230 2.032 52900 4.129024 467.36
Σ 750 12.3381 128500 25.37595259 1530.539
Σ2 562500 152.2287116 16512250000 643.9389698 2342549.631

𝑛 Σ𝑥𝑦−(Σ𝑥)(Σ𝑦) 6(1530.539)−(750)(12.3381)
𝑚= = = -0.000337367
𝑛 (Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)2 6(128500)−562500

(Σ𝑥 2 )(Σ𝑦)−(Σ𝑥)(Σx𝑦) 128500(12.3381)−(750)(1530.539)


𝑚= (Σ𝑥 2 )−(Σ𝑥)2
= = 2.0985
𝑛 6(128500)−562500

Persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire

Y = mx+b

= -0. 000337367x + 000337367

Dengan menggunakan fungsi dari tegangan hot wire kita bisa mendapatkan
fungsi kecepatan aliran udara.

y= -0. 000337367x + 000337367


y= tegangan listrik


x= kecepatan aliran udara

Jika kita substitusikan nilai x yang merupakan besar tegangan listrik dari hasil
percobaan, maka akan kita dapatkan nilai y yang merupakan kecepatan aliran
udara yang mendekati nilai yang sama dengan kecepatan yang sebelumnya telah
diberikan dalam percobaan dan begitu pula sebaliknya.

V. Analisis

 Analisis percobaan

Percobaan disipasi kalor hot wire ini, percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan media personal komputer yang terhubung dengan internet atau
disebut R-Lab. Pada percobaan ini praktikan ingin membuktikan apakah hot
wire dapat mengukur kecepatan udara. Cara membuktikannya ialah praktikan
dengan menggunakan hot wire menentukan berapa voltase yang akan dihasilkan
dari kecepatan angin yang telah diberikan.

Prinsip kerja hot wire ialah kawat panas yang ada pada hot wire ialah
sumber panas dan sensor temperatur. Kawat tersebut terletak pada tabung yang
telah terisi oleh fluida, yang dalam hal ini ialah angin, yang akan diukur
konduktivitas termalnya. Kawat yang berada dalam tabung itu akan di aliri arus
listrik untuk memanaskan fluida. Sehingga didapat semakin besar konduktivitas
termal dari fluida maka semakin kecil arus listriknya.

 Analisis grafik

Dari percobaan ini, praktikan membuat 2 macam grafik yaitu grafik


tegangan terhadap waktu masing-masing kecepatan aliran udara dan grafik
tegangan rata-rata yang dihasilkan terhadap kecepatan angin.

Grafik tegangan terhadap waktu disetiap kecepatan aliran udara berbeda


beda. Pada saat kecepatan angin 0 m/s saat itu dianggap dalam suasana hampa
udara. Nilai tegangan listrik akan semakin berkurang seiring dengan semakin
besarnya kecepatan angin yang diberikan. Hal tersebut karena semakin besar
kecepatan angin maka akan memberikan resistansi energi listrik yang semakin
besar, sehingga daya listrik yang akan dihasilkan semakin kecil sehingga
menyebabkan energi kalor yang semakin kecil pula.

Grafik kedua yaitu grafik tegangan rata-rata yang dihasilkan terhadap


kecepatan angin, dapat dilihat bahwa semakin besarnya kecepatan angin yang
diberikan maka semakin kecil tegangan yang akan dihasilkan. Hal ini dapat
terjadi karena konduktivitas termal yang telah dibawa oleh angin yang lebih
besar akan lebih besar pula. Sehingga pada kawat. arus listrik yang mengalir
akan semakin kecil dan tegangan yang dihasilkan pun akan kecil pula.

 Analisis data

Dari data yang telah diperoleh praktikan, praktikan dapat mencari fungsi
dari tegangan hot wire dengan menggunakan metode least square. Disini,
praktikan menggunakan x sebagai kecepatan aliran udara dan y sebagai
tegangan yang dihasilkan oleh hot wire. Dengan menggunakan rumus least
square, pengamat bisa mendapat kan nilai m dan b sehingga di dapatkan fungsi
dari tegangan hot wire.

Dari persamaan yang telah di dapatkan, kecepatan aliran udara dan


tegangan yang dihasilkan hot wire dapat dikatakan berhubungan. Sehingga,
dengan kawat yang dapat diketahui tegangannya, pengamat bisa mendapatkan
kecepatan angin begitu pula sebaliknya, jika diketahui kecepatan aliran udara
maka dapat diketahui berapa tegangan yang akan dihasilkan oleh kecepatan
aliran udara tersebut, seperti yang telah praktikan lakukan pada percobaan ini.
VI. Kesimpulan
 Semakin besar kecepatan angin yang diberikan maka semakin kecil
tegangan yang dihasilkan, sehingga hubungan kecepatan angin dan
tegangan berbanding terbalik,
 Kawat pada hot wire dapat digunakan untuk sensor kecepatan aliran
udara sehingga dapat menghitung kecepatan udara.

VII. Daftar Rujukan


 Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice
Hall, NJ, 2000.
 Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
 Tippler, Paul A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
 Modul praktikum Fisika Dasar 1 Universitas Indonesia.

You might also like