Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 17
1. Endah Kusuma Wati (14.401.16.020)
2. Indra Anggara (14.401.16.040)
A. Latar Belakang
Infark miokard diawali proses berkurangnya pasokan oksigen iskemia jantung yang
disebabkan oleh berbagai hal antara lain: ateroskelorosis, trombus arteri, spasme,
emboli koroner, anomali kongenital yang merupakan gangguan pada pembuluh darah
koroner. Penyebab pada gangguan jantung seperti : hipertrofi ventrikel, dan penyakit
istemik seperti anemia oleh menyebabkan kapasitas pembawa oksigen keseluruh
penyebab diatas bisa mengakibatkan iskemik jantung bila tidak tertolong akan
mengakibatkan kematian jantung yang disebut infark miokard. (Kasron, 2016, hal.
159)
Infark miokard akut merupakan penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik
pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot
jantung. Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang
dimana lesi lemak yang disebut plak ateromatosa timbul pada permukaan dinding
arteri. Sehingga mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri
bagian distal. (Kasron, 2016, hal. 160)
B. Batasan masalah
Batasan masalah yang akan dibahas adalah mengenai bagaimana asuhan keperawatan
bagi penderita penyakit Infark Miokard Akut (IMA) sehingga dapat mengurangi
keluhan yang dirasakan untuk proses penyembuhan.
C. Rumusan masalah
1. Bagaimana definisi Infark Miokard Akut (IMA) ?
2. Apa saja etiologi dari Infark Miokard Akut (IMA) ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari Infark Miokard Akut (IMA) ?
4. Bagaimana patofisiologi dari Infark Miokard Akut (IMA) ?
5. Apa saja klasifikasi dari Infark Miokard Akut (AMI) ?
6. Apa saja komplikasi dari Infark Miokard Akut (AMI) ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan dari Infark Miokard Akut (IMA) ?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien dengan
Infark Miokard Akut (IMA) serta dalam pemberian asuhan keperawatan yang benar
supaya penderita IMA tidak mengalami komplikasi yang semakin berat.
2. Tujuan Khusus
1. Agar Mahasiswa dapat Mengetahui dan Memahami Bagaimana definisi dari
Infark Miokard Akut (IMA).
2. Agar Mahasiswa dapat Mengetahui dan Memahami Apa saja etiologi dari
Infark Miokard Akut (IMA).
3. Agar Mahasiswa dapat Mengetahui dan Memahami Bagaimana tanda dan
gejala dari Infark Miokard Akut (IMA).
4. Agar Mahasiswa dapat Mengetahui dan Memahami Bagaimana patofisiologi
dari Infark Miokard Akut (IMA).
5. Agar Mahasiswa dapat Mengetahui dan Memahami Apa saja klasifikasi dari
Infark Miokard Akut (IMA).
6. Agar Mahasiswa dapat Mengetahui dan Memahami Apa saja komplikasi dari
Infark Miokard Akut (IMA).
7. Agar Mahasiswa dapat Mengetahui dan Memahami Bagaimana asuhan
keperawatan dari Infark Miokard Akut (IMA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Infark Miokard Akut adalah suatu penyakit yang mengacu pada kerusakan
bagian jaringan miokard saat suplai darah secara tiba-tiba terganggu. (Manurung,
2016, hal. 84)
Infark Miokard Akut adalah suatu istilah atau terminologi yang digunakan
untuk menggambarkan sprektum keadaan atau kumpulan proses penyakit yang
meliputi angina pektoris tidak stabil. (Nurarif, 2015, hal. 23)
Berdasarkan uraian diatas Infark Miokard Akut adalah proses rusaknya
jaringan jantung akibat adanya sumbatan arteri koroner dan suplai darah yang
tidak adekuat sehingga berkurangnya suplai oksigen ke miokard dan
meningkatkan kebutuhan oksigen tubuh.
2. Etiologi
Infark Miokard Akut (IMA) terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai
dengan kebutuhan dan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan
kematian sel-sel jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan
oksigenasi tersebut diantaranya :
a. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah
mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang dapat mengganggu kepatenan
pembuluh darah diantaranya : artheroclerosis, spasme, dan arteritis.
Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki
riwayat penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan
beberapa hal antara lain : mengkonsumsi obat-obatan tertentu, stress emosional
atau nyeri, terpapar suhu dingin yang ekstrim, dan merokok. (Kasron, 2016, hal.
161)
b. Faktor curah jantung yang meningkat
Seperti aktifitas berlebihan, emosi, makan terlalu banyak, dan hypertiroidisme.
(Wijaya, 2013, hal. 37)
c. Suplai oksigen ke miokard berkurang karena disebabkan oleh faktor pembuluh
darah, sirkulasi dan darah itu sendiri. (Nurarif, 2015, hal. 24)
d. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi
diantaranya dengan meningkatnya denyut jantung untuk meningkatkan COP.
Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap penyakit jantung, mekanisme
kompensasi justru pada akhirnya semakin memperberat kondisinya karena
kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak
bertambah. Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya
kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya : aktivitas berebih,
makan terlalu banyak, dan lain-lain. Hipertropi miokard bisa memicu terjadinya
infark karena semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen, sedangkan
asupan oksigen menurun akibat dari pemompaan yang tidak efektif. (Kasron,
2016, hal. 162)
e. Tanda dan gejala
1. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama.
2. Keparahan nyeri dapat menetap secara meningkat sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
3. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang menjalar ke bahu dan
terus kebawah menuju ke lengan
4. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam/hari dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin(NTG)
5. Dapat menjalar ke arah rahang dan leher
6. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah. (Wijaya, 2013, hal. 40)
f. Patofisiologi
IMA terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu lebih dari
30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang iireversibel. Bagian
jantung yang terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya.
Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri koroner/coronary
artery disease ( CAD). Pada penyakit ini terdapat materi lemak (plaque) yang telah
terbentuk dalam beberapa tahun didalam lumen arteri koronaria (arteri yang suplai
darah dan oksigen pada jantung). Plaque dapat rupture sehingga menyebabkan
terbentuknya bekuan darah pada permukaan plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar,
maka bisa menghambat aliran darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner.
Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya oksigen mencapai bagian
otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut. Kurangnya oksigen akan merusak otot
jantung. Jika sumbatan itu tidak ditangani dengan cepat, otot jantung yang rusak itu
akan mulai mati. Selain disebabkan oleh terbentuknya sumbatan oleh plaque ternyata
infark juga bisa terjadi pada orang dengan arteri koroner normal (5%). Diasumsikan
bahwa spasme arteri koroner berperan dalam kasus ini.
Spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal antara lain: mengkonsumsi obat-
obatan tertentu, stress emosional, merokok, dan paparan suhu dingin yang ekstrim.
Spasme bisa terjadi pada pembuluh darah yang mengalami aterosklerotik sehingga
bisa menimbulkan oklusi kritis sehingga bisa menimbulkan infark jika terlambat
penanganannya. Letak infark ditentukan juga oleh letak sumbatan arteri koroner yang
mensuplai darah ke jantung. Terdapat dua arteri koroner besar yaitu arteri koroner
kanan dan kiri. Kemudian arteri koroner kiri bercabang menjadi dua yaitu desenden
anterior dan arteri sirkumpeks kiri. Arteri koronaria desenden anterior kiri berjalan
melalui bawah anterior dinding ke arah afeks jantung. Bagian ini menyuplai aliran dua
pertiga dari septum intraventrikel, sebagian besar apeks, dan ventrikel kiri anterior.
Berdasarkan hal diatas maka dapat diketahui jika infark anterior kemungkinan
disebabkan gangguan pada cabang desenden anterior kiri, sedangkan infark inferior
bisa disebabkan oleh lesi pada arteri koroner kanan.
Berdasarkan ketebalan dinding otot jantung yang terkena maka infark bisa dibedakan
menjadi infark transmural dan subendokardial. Kerusakan pada seluruh lapisan
miokardiom disebut infark transmural, sedangkan jika hanya mengenai lapisan bagian
dalam saja disebut infark subenokardial. Infark miokardium akan mengurangi fungsi
ventrikel karena otot yang nekrosis akan kehilangan daya kontraksinya begitupun otot
yang mengalami iskemi (disekeliling darah infark ). Secara fungsional infark
miokardium menyebabkan perubahan-perubahan sebagai berikut :
a. Daya kontraksi menurun.
b. Gerakan dinding abnormal (daerah yang terkena infark akan menonjol keluar saat
yang lain melakukan kontraksi).
c. Perubahan daya kembang dinding ventrikel .
d. Penurunan volume sekuncup.
e. Penurunan fraksi ejeks. (Kasron, 2016, hal. 166-167)
f. Pathway
Kurang
INFARK MIOKARD cemas
pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Kasron. (2016). Buku Ajar Keperawatan Sistem Kardiovaskular. Jakarta Timur: CV. Trans
Info Media.
Mubarak, W. I. (2015). Standar Asuhan Keperawatan Dan Prosedur Tetap Dalam Praktik
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.