You are on page 1of 79

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.

S KHUSUSNYA
NY. S DENGAN HIPERTENSI DI RT 004 RW 04 KAMPUNG
CIJUJUNG DESA CIMANDALA KECAMATAN SUKARAJA
KABUPATEN BOGOR

DISUSUN :

SRI HARYANTI

NIM : 13021

AKADEMI KEPERAWATAN ROYHAN

JAKARTA
TAHUN 2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan darah yang abnormal

dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg. Masalah

yang ditimbulkan oleh penyakit hipertensi yaitu resiko penurunan curah jantung

yang disebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah. Penyakit hipertensi bisa

disebabkan oleh stres, faktor keturunan, usia, asupan garam, dan gaya hidup yang

kurang sehat.

Banyaknya perubahan gaya hidup di zaman yang sudah maju di saat sekarang ini

menjadikan tingginya masalah penyakit hipertensi pada setiap kalangan.

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sangat penting karena angka

prevalensinya yang sangat tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan. Di

Negara maju penyakit hipertensi merupakan masalah kesehataan yang

memerlukan penanggulangan dengan baik, oleh karena angka morbilitasnya yang

tinggi. Berdasarkan laporan didapatkan adanya perbandingan antara wanita dan

pria, dimana wanita lebih banyak menderita hipertensi.

Menurut Anwar penderita hipertensi di Amerika, yang diobati sebanyak 59% dan

yang terkontrol 34%, sedangkan di negara Eropa, penderita yang diobati hanya

sebesar 27% dan dari jumlah tersebut, 70% tidak terkontrol. Penderita hipertensi

di Indonesia, yang periksa di Puskesmas dilaporkan teratur sebanyak 22,8%,

1
2

sedangkan tidak teratur sebanyak 77,2%. Dari pasien hipertensi dengan riwayat

kontrol tidak teratur, tekanan darah yang belum terkontrol mencapai 91,7%,

sedangkan yang mengaku kontrol teratur dalam tiga bulan terakhir malah

dilaporkan 100% masih mengidap hipertensi. Hasil ini diduga karena

keterbatasan fasilitas di Puskesmas, keterbatasan dana, keterbatasan obat yang

tersedia dan lama pemberian obat yang hanya sekitar 3-5 hari (Hernawan. 2009).

Menurut Kartari penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan

masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.

Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara

berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000,

diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan

pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini

(Hernawan. 2009).

Menurut Austriani untuk Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan tentang

penyakit hipertensi masih sangat rendah hal ini terbukti,masyarakat lebih

memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi

gula, dan mengandung banyak garam. Pola makan yang kurang sehat ini

merupakan pemicu penyakit hipertensi. Menurut Hembing Seluruh penderita

tekanan darah tinggi, teryata sekitar 90-95% belum dapat diterangkan mekanisme

terjadi penyakitnya secara tepat. Tidak diketahui pasti mereka bagaimana sampai

terkena penyakit tekanan darah tinggi. Ini merupakan problem dari penderitanya

(Hernawan. 2009).
3

Berdasarkan hasil survey kesehatan masyarakat di Puskesmas Cimandala dari

Laporan Penyakit Bulanan (LB1) pada bulan Januari – Juni 2014 ditemukan

jumlah penderita hipertensi sebanyak 1039 orang (3,7%) dari jumlah kunjungan

pasien 28.076 orang dan dari hasil survey mahasiswa Royhan di RT 04/RW 04

Desa Cijujung,ssa Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor terdapat 45

orang (23,7%) dari jumlah keseluruhan penduduk sebanyak 190 KK.

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, gagal ginjal,

kerusakan retina dan akhirnya kematian. Akibat lanjut dari hipertensi apabila

tidak ditangani maka bisa mengakibatkan kerusakan pada organ-organ seperti

jantung yang akan mengakibatkan penyakit jantung koroner, pada ginjal akan

mengakibatkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal terminal, pada otak akan

mengakibatkan stroke, dan pada mata akan mengakibatkan retinopati hipertensi

dan dapat menimbulkan kebutaan.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi pada penderita hipertensi maka

diperlukannya penanganan dan pencegahan sebagai peran serta dari petugas

kesehatan khususnya perawat. Adapun upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh

perawat dalam menangani penyakit ini antara lain upaya dalam aspek promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitative yang dapat di berikan kepada setiap

klien. Dari aspek promotif, perawat dapat memberikan penyuluhan kesehatan

mulai dari pengertian, etiologi, tanda dan gejala, serta akibat lanjut, dengan

tujuan dapat meningkatkan pengetahuan keluarga. Dari aspek preventif

perawatan menganjurkan keluarga untuk tidak atau mengurangi makanan yang

berlemak, makanan yang mengandung banyak garam, hindari merokok, istirahat

yang cukup, dan olahraga teratur. Sedangkan dari aspek kuratif yang dapat

dilakukan oleh perawat antara lain berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
4

obat yang dapat menurunkan tekanan darah selain itu perawat juga dapat

menganjurkan kepada keluarga untuk mengkonsumsi obat tradisional seperti air

rebusan daun salam, jus mentimun, tomat dan seledri, dll. Sedangkan untuk aspek

rehabilitaatif untuk penderita hipertensi yang sudah terkena stroke, maka

perawat dapat menganjurkan untuk mengikuti kegiatan fisioterapi selain itu

perawat juga dapat mengajarkan ROM pasif dan aktif.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn M khususnya Ny. R dengan

Hipertensi di RT 004/RW 04 Cijujung, Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Bogor dilaksanakan pada tanggal 6 November – 8 November 2015

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum :
Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan keperawatan

keluarga dengan masalah kesehatan Hipertensi.

2. Tujuan khusus :
Diharapkan Mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan masalah

Hipertensi.
b. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan pada

keluarga dengan Hipertensi.


c. Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan masalah

Hipertensi.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan masalah

Hipertensi.
e. Melakukan evaluasi pada keluarga dengan masalah Hipertensi.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus

tentang masalah Hipertensi.


g. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta dapat

mencari solusinya.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi.
5

C. Ruang lingkup

Penulisan makalah Ilmiah ini merupakan pembahasan pemberian Asuhan

keperawatan pada Keluarga Keluarga Tn M khususnya Ny. R dengan Hipertensi

di RT 04/RW 05 Desa Cijujung kel Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor dilaksanakan pada tanggal 6 November – 8 November 2015.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ilmiah ini penulis menggunakan metode:
1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan

dengan Asuhan keperawatan keluarga dan buku tentang penyakit Hipertensi.


2. Metode Deskriptif dengan pendekatan studi kasus dimana penulis mengambil

satu kasus keluarga dan diberikan asuhan keperawatan secara langsung.

Dalam penulisan data metode yang penulis gunakan adalah (wawancara,

pemeriksaan fisik dan observasi).


E. Sistematika penulisan

Sistematika dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: BAB I

pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,

metode penulisan, sistematika penulisan. BAB II tinjauan teori yang terdiri dari

konsep masalah kesehatan, konsep asuhan keperawatan keluarga meliputi konsep

keluarga konsep proses keperawatan keluarga. BAB III tinjauan kasus yang

meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. BAB IV pembahasan berdasar pada pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. BAB V penutup

yang berisi kesimpulan dan saran. Daftar pustaka. Lampiran-lampiran.


6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep masalah kesehatan


1. Pengertian
Hipertensi adalah kondisi medis ketika seorang mempunyai peningkatan

tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama. Secara

umum seorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik atau

diastolik melebihi 140/90 mmHg. Dan normalnya 120/80 mmHg. (Arief

Sudarmoko, 2010: hal.3).


Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120

mmHg dan diastolik lebih dari 80 mmHg (Arif Mutaqin, 2009: hal.262).

Menurut WHO batas tekanan darah yang masih diangap normal adalah

140/90 mmHg, sedangkan darah lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai

hipertensi. Batas WHO tersebut tidak membedakan batas usia dan jenis

kelamin. (Wajan Juni Udjiani, 2010: hal.107).

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan hipertensi

adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik diatas 90 mmHg.

7
8

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,

disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor

yang mempengaruhinya, seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan

saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, efek dalam ekskresi Na, peningkatan

Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti

obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.


b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.

Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit

ginjal, hipertensi vaskular renal dan sindrom Cushing, hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain. (Lany Gunawan, 2001).

3. Patofisiologi
a. Proses perjalanan penyakit
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel

jugularis, dari sel jugalaris ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila

diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang

berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada

angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh

darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Selain itu juga dapat

meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal

tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. (Brunner dan

Suddarth, 2002).

b. Manifestasi klinis
Akan menimbulkan sebagai respon gejala seperti tengkuk terasa pegal, wajah

merah, gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, mudah marah, telinga

berdengung, sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah, mata berkunang-kunang,

dan mimisan. (Novianti, 2006)


c. Komplikasi
9

1) Stroke
2) Gangguan pada jantung
3) Gangguan penglihatan
4) Gangguan pada ginjal

4. Pemeriksaan diagnostik
a. CT-scan
Mengkaji tumor serebral ,cairan serebroveskuler, ensefalopati, atau

fiokromositoma, dan mengetahui adanya iskemi pada otak.


b. Elektrokardiogram : kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri,

pemebesaran atrium kiri, adanya penyakit jantung koroner atau aritmia yang

di tandai dengan relaksasi isovolemik, pengisian ventrikel yang lambat, dan

terganggunya indeks pengosongan (empitying indeks) atrium kiri.


1) Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung vaskularisasi atau aorta

yang lebar.
2) Ekokardiogram
Tampak penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi

dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolic.


c. Pemeriksaan laboratorium
Untuk mengetahui fungsi ginjal, urin lengkap (urinalisis), ureum, kreatinin,

BUN, dan asam urat serta darah lengkap lainnya. (David Rubenstein, 2005)

5. Penatalaksanaan medis
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan morbilitas dan mortallitas

dengan minimalnya atau tanpa efek samping. Bila mungkin tekanan darah

dipertahankan sistol 140 mmHg dan diastole 90 mmHg.


a. Pengobatan non farmakologi seperti perubahan cara hidup, mengurangi

asupan garam dan lemak, mengurangi asupan alkohol, berhenti merokok,

mengurangi berat badan bagi penderita obesitas, meningkatkan aktifitas fisik,

olahraga teratur, menghindari ketegangan, istirahat cukup berdo’a.


b. Pengobatan farmakologi, diuretic adalah obat yang meperbanyak buang air

kecil, mempertinggi pengeluaran garam (NaCl) dengan turunnya kadar na+ ,

maka tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang kuat. Keta

Blocker adalah mekanisme kerja obat beta dan blocker belum diketahui
10

dengan pasti di duga kerjanya berdasarkan beta blocker pada jantung

demikian tekanan darah akan menurun dan daya hipertensinya baik. Kalsium

antagonis adalah mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat ion

kalsium kedalam sel otot polos pembuluh efek vasodilatasi dan turunnya

tekanan darah dengan cara menghambat angiotensin enzyme yang berdaya

vasokonstriksi kuat. Alpo-Adrenergik bloking agen adalah obat yang dapat

memblokir alfa dan menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan

darah, karena efek hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya sedikit

kuat, misalnya hipertensi ortostatik dan tachycardia, maka obat ini jarang

digunakan.
c. Diet pada hipertensi yaitu diit yang diberikan pada hipertensi syarat-syaratnya

yaitu cukup kalori, cukup protein, mineral dan vitamin, bentuk makanan

disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam air atau hipertensi. Pada

hipertensi selalu diberikan diet rendah garam, hipertensi ringan pemberian

garam 1/2 sendok teh untuk satu kali masakan, hipertensi sedang 1/4 sendok

teh untuk satu kali masakan, hipertensi berati tidak boleh menngkonsumsi

garam. (Suryadi, dikutip dalam Rogen, 2005)

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Konsep keluarga
a. Definisi
Menurut Raisner Keluarga adalah sebuah kelompok yang tediri dari dua

orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan

yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek (dikutip Jhonson. 2010).
Menurut Logan’s Keluarga adalah sebuah system social dan kumpulan dari

beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya

(dikutip Jhonson. 2010).

Menurut Bailon dan maglaya Keluarga adalah dua orang dua orang atau lebih

individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,
11

perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,

mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan

suatu budaya (dikutip Jhonson. 2010).


Menurut friedman Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang

terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam

satu rumah (dikutip Santun. 2005).


Dari definisi-definisi diatas penulis dapat menyimpulkan keluarga adalah

sekelompok orang atau individu yang tinggal dalam satu rumah yang terikat

dalam suatu pernikahan atau adanya ikatan darah.

b. Tipe atau jenis keluarga


Tipe atau jenis keluarga menurut Anderson Carter
1) Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
2) Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakan,

sepupu, paman, bibi dan sebagainya.


3) Keluarga berantai (sereal family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu

kali dan merupakan satu keluarga inti.


4) Keluarga duda
Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-

sama.
6) Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu

keluarga.

c. Struktur keluarga
Elemen struktur keluarga menurut Friedman, terdiri dari :
1) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik didalam

keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan Masyarakat.


2) Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam

keluarga.
3) Pola komunikasi keluarga
12

Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang tua,

orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam keluarga

besar.
4) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan

atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah positif.

d. Peran keluarga
Peranan keluarga menggabarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat

didalam keluarga adalah sebagai berikut:


1) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai

kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya.


2) Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,

disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan

dalam keluarga.
3) Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spritual.

e. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan


13

dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu

dan psikososial anggota keluarga.


2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan dan tempat

melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah

untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.


3) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.


4) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan

individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.


5) Fungsi perawatan keluarga
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

produktivitas tinggi.

f. Tahap-tahap keluarga dan tugas perkembangan keluarga


Tahap-tahap dan tugas perkembangan keluarga menurut Roger Friedman

(1998) adalah sebagai berikut :


1) Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-masing

individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui

perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-

masing.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Keluarga childbearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai

kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30

bulan.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :


a) Persiapan menjadi orang tua
14

b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan sexual dan kegiatan keluarga.


c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Keluarga dengan anak prasekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir

saat anak berusia lima tahun.


Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman.


b) Membantu anak untuk bersosialisasi.
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak

yang lain juga harus terpenuhi.


d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun diluar

keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).


e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang

paling repot).
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

4) Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah

anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk.


Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

5) Keluarga dengan anak remaja


Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir

sampai dengan 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan

rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan

memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.


Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
15

a) Memberikan kebebasan yang simbang dengan tanggung jawab,

mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat

otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.


d) Perubahan sisitem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

6) Keluarga dengan anak dewasa


Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini

tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang

belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.


Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7) Keluarga dengan usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.


Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

dan anak-anak.
c) Meningkatkan keakraban pasangan

8) Keluarga lanjut usia


Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal dan

sampai keduanya meninggal.


Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
16

b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan

fisik dan pendapatan.


c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e) Melakukan life review (merenungkan hidupnya)

2. Konsep proses keperawatan keluarga


a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,

mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi

data-data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu perawat keluarga

diharapkan memahami betul ruang lingkup, metode, alat bantu, dan format

pengkajian yang digunakan.


1) Model pengkajian
Pengkajian keluarga model Friedman.
Asumsi yang mendasari pengkajian model Friedman antara lain :

keluarga sebagai sisitem sosial yang merupakan kelompok kecil dari

masyarakat. Friedman memberikan batasan enam kategori dalam

memberikan pertanyaan-pertanyaan saat melakukan pengkajian.


2) Penjajakan I
Data – data yang dikaji dalam penjajakan I antara lain :
a) Data pengenalan keluarga
b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c) Data lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stres dan koping keluarga
3) Penjajakan II
Sedangkan pada tahap penjajakan kedua yaitu pengumpulan data-data

yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi

masalah kesehatan sehingga dapat ditegakan diagnosa keperawatan

keluarga dengan lima tugas keluarga, yaitu:


a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

b. Diagnosa keperawatan
1) Definisi diagnosa keperawatan keluarga
17

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan kumpulan pernyataan, uraian

dari hasil wawancara, pengamatan langsung dengan menunjukan status

kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai dengan masalah

aktual. Untuk struktur diagnosa keperawatan terdiri atas problem, etiologi

dan symptom.
2) Tipe Diagnosa Keperawatan Keluarga
Tipe diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
a) Aktual : Masalah ini memberikan gambaran berupa gejala dan tanda

yang jelas dan mendukung bahwa masalah benar-benar sudah terjadi.


b) Resiko tinggi : Masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi

tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan

cepat apabila tidak segera dapat bantuan perawat.


c) Potensial : Adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika

keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya.


3) Struktur Diagnosa keperawatan keluarga
a) Problem/masalah
Adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar

manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga

(individu).
b) Etiologi/peenyebab
Adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan

mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah,

mengambil keputusan yang tepat, memelihara lingkungan, dan

memanfaatkan fasilitas kesehatan.


c) Simptom/tanda dan gejala
Adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif yang diperoleh

perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung yang

mendukung masalah dan penyebab.


4) Menetapkan Etiologi
Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa

keperawatan dengan model singel diagnosa diangkat dari lima tugas

keluarga, yaitu :
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
18

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan


c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan.
5) Prioritas masalah
Prioritas masalah didasari atas tiga komponen, yaitu :
a) Kriteria
Yang terdiri dari :
(1) Sifat masalah terdiri dari : Aktual dengan nilai 3, Resiko tinggi

dengan nilai 2 ,Potensial dengan nilai 1 .


(2) Kemungkinan masalah untuk dapat diubah terdiri dari : Mudah

dengan nilai 2, Sebagian dengan nilai 1, Tidak dapat dengan nilai

0.
(3) Potensial masalah untuk dapat dicegah terdiri dari : Tinggi dengan

nilai 3, Cukup dengan nilai 2, Rendah dengan nilai 1.


(4) Menonjolnya masalah terdiri dari : Segera diatasi dengan nilai 2,

Tidak segera diatasi dengan nilai 1, Tidak dirasakan ada masalah

dengan nilai 0.
b) Bobot
Yang terdiri dari : Sifat masalah dengan bobot 1, Kemungkinan

masalah untuk dapat diubah dengan bobot 2, Potensial masalah untuk

dapat dicegah dengan bobot 1, Menonjolnya masalah dengan bobot

1.
c) Pembenaran
Yang terdiri dari : Alasan penentuan sub kriteria, dampak terhadap

kesehatan keluarga, ditunjang dari data hasil pengkajian.


Cara perhitungan
(1) Skor / angka tertinggi dikalikan bobot
(2) Jumlah skor
(3) Skor tertinggi menjadi masalah prioritas

c. Perencanaaan keperawatan
Perencanaan Keperawatan sebagai penanganan perawatan langsung dimana

perawat melakukan tindakan untuk kepentingan klien dan keluarga yang

meliputi hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan keluarga dapat


19

dilakukan di keluarga dengan satu masalah dan berpenyakit yang

mempengaruhi anggota keluarga yang lainnya, anggota keluarga yang

mendukung permasalahan yang muncul dan yang terdiagnosis penyakit yang

pertama kali.
1) Menetapkan tujuan intervensi
a) Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada

pencapaian akhir sebuah masalah, di mana perubahan perilaku dari

yang merugikan kesehatan kearah perilaku yang menguntungkan

kesehatan. Tujuan umum ini lebih mengarah kepada kemandirian

klien dan keluarga sebagai sasaran asuhan keperawatan keluarga.


b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada

pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.


2) Kriteria dan Standar
Kriteria akan memberikan gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap

yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar telah

menunjukkan tingkat pelaksanaan yang di inginkan untuk

membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya.


3) Menetapkan Rencana Tindakan Keperawatan
a) Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada

pemecahan masalah
b) Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh

keluarga
c) Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah

kesehatan
d) Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan
e) Rencana tindakan keperawatan dapat dilakukan secara terus

menerus oleh keluarga

d. Pelaksanaan Keperawatan
20

Pelaksanaan Keperawatan merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah

disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan

keluarga antara lain :


1) Implementasi yang mengacu pada rencana keperawatan yang dibuat
2) Implementasi dilakukan dengan tetap mempertahankan prioritas masalah
3) Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi dan sumber-

sumber pendukung lainnya.


Pencatatan atau pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga

janganlah terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai

bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.


Hambatan-hambatan dalam melakukan keperawatan keluarga :
a) Hambatan dari keluarga : pendidikan keluarga yang rendah,

keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan sarana dan

prasarana), kebiasaan-kebiasaan yang melekat, dan sosial budaya yang

tidak menunjang.
b) Hambatan dari perawat : sarana dan prasarana yang tidak

menunjang, kondisi alam (geografi yang sulit), kesulitan dalam

berkomunikasi dan keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur

keluarga, kurangnya informasi yang diterima keluarga, tidak

menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga, informasi yang

diperoleh keluarga tidak dikaitkan dengan masalah yang dihadapi,

keluarga tidak mau menghadapi situasi yang terjadi, keluarga

mempertahankan pola kebiasaan yang ada, kegagalan mengaitkan

dengan sasaran keluarga, kurang percaya terhadap tindakan yang

dilakukan.
e. Evaluasi
1) Sifat Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga.

Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat

tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan di rencana keperawatan.


21

Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada

beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :


a) Tujuan tidak realistis
b) Tindakan keperawatan tidak tepat
c) Faktor-faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
2) Catatan perkembangan
Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan indikator

keberhasilan tindakan keperawatan yang di berikan pada keluarga oleh

petugas kesehatan. Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP

memberikan tuntunan pada perawat dengan uraian sebagai berikut :


a) Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang

perubahan yang di rasakan setelah di berikan tindakan keperawatan.


b) Objektif
Data-data yang bisa diamati, bisa berupa kemajuan atau kemunduran

dari status kesehatan seseorang.


c) Analisa Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah

keperawatan yang dapat tertanggulangi.


d) Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana

tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkannya atau tidak sebuah

rencana, sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat

keluarga.
Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi

formatif bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap

sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan.

Evaluasi sumatif bertujuan meniai secara keseluruhan tehadap

pencapaian diagnosis keperawatan apakah rencana diteruskan atau di

hentikan.
22

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Data dasar keluarga
a. Nama kepala keluarga Tn M pekerjaan Supir sampah Alamat Desa

Cijujung Rt 05 Rw 04 kel cimandala kecamatan sukaraja kabupaten

bogor, usia 55 tahun,agama islam ,pendidikan SLTA.


b. Komposisi keluarga terdiri dari: Ny R usia 53 tahun, jenis kelamin

perempuan hubungan dengan kepala keluarga sebagai istri, tempat

tanggal lahir; Bogor, 09 Juli 1962, Pendidikan terakhir SD, Pekerjaan

Ibu rumah tangga ,agama islam. Tn D usia 28 tahun, jenis kelamin laki-

laki , hubungan dengan keluarga sebagai anak tempat tanggal lahir;

Bogor, 09 Maret 1987, pendidikan terakhir SLTA ,pekerjaan karyawan

swasta .Nn K usia 25 tahun, jenis kelamin perempuan, hubungan

dengan kepala keluarga sebagai anak, tempat tanggal lahir; Bogor, 06

September 1990, Pendidikan terakhir SLTA, Pekerjaan Karyawan

swasta. Tn. B usia 22 tahun, jenis kelamin laki-laki, hubungan dengan

kepala keluarga sebagai anak, tempat tanggal lahir; Bogor, 08 Oktober

1993, Pendidikan terakhir SLTA, Pekerjaan karyawan swasta .Tn B usia

16 tahun, jenis kelamin laki -laki, hubungan dengan kepala keluarga

sebagai anak , tempat tanggal lahir; Bogor, 05 April 1999, pendidikan

masih sekolah di SMK,An Z berusia 13 bulan jenis kelamin laki laki ,

hubungan dengan kepala keluarga sebagai anak , tempat tanggal lahir;

Bogor, 25 April 2002 ,pendidikan masih sekolah di SLTP.


c. Genogram
23

d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny.S merupakan keluarga Inti (nuclear family)yang

terdiri dari ,ayah,ibu dan anak .


e. Suku bangsa
Keluarga Tn M suku sunda, bahasa yang digunakan adalah bahasa

sunda, keluarga Tn M mengatakan sudah tinggal dan menempati tempat

tinggalnya sekarang sudah dari tahun 1980 dan tidak pernah berpindah-

pindah tempat tinggal, hubungan sosial dengan keluarga baik, tetangga

yang bertempat tinggal di sekitar rumah keluarga Tn M adalah

kebanyakan suku sunda, karena rata-rata tetangga keluarga Ny. S adalah

merupakan kakak dan saudara keluarga Tn M Aktivitas agama yang

dilakukan keluarga dan tetangga terdekat adalah pengajian rutin RT,

Pendidikan rata-rata keluarga dan tetangga terdekat adalah SLTA,

keluarga Tn M mengatakan kebiasaan diet, keluarga belum terlalu

faham, apalagi diet yang berhubungan dengan kesehatan. Dekorasi

rumah keluarga tidak dipengaruhi oleh budaya bentuk rumah tembok

dengan jenis permanen, keluarga Tn M mengatakan masalah struktur

kekuatan keluarga tidak dipengaruhi oleh budaya modern.Keluarga Tn

M mengatakan etnis komunitas disekitar tempat tinggal keluarga Tn M


24

banyak membawa pengaruhnya terhadap kebudayaan keluarga Tn M

sendiri, dilihat dari sebagian besar warga sekitar keluarga Tn M adalah

yang terdiri dari berbagai suku, antara lain : suku Jawa, Sunda, dll.

Keluarga Tn M mengatakan selain memanfaatkan fasilitas kesehatan

seperti Puskesmas, Keluarga Tn M jika sakit selalu memanfaatkan

pelayanan kesehatan seperti puskesmas,klinik tidak dipengaruhi obat

tradisional seperti kedukun.


f. Agama
Keluarga Tn M menganut agama Islam dan tidak ada perbedaan Agama

antar anggota keluarga, keluarga Tn M aktif dalam kegiatan ibadah

seperti shalat lima waktu dan pengajian, baik didalam maupun diluar

rumah, dan keluarga Tn M menjadikan Agama Islam sebagai dasar

keyakinan keluarga.
g. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn M mengatakan pendapatan atau penghasilan dalam

perbulan tidak tentu, berkisar antara Rp 600.ribu- Rp1.000,000 juta,

itupun jarang. Keluarga Tn M mengatakan penghasilan yang didapat

tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi keluarga

mengatakan dicukup-cukupi, dan ada anak yg sudah bekerja tetapi tidak

pasti memberikan bantuan keluarga tidak bisa di andalkan . Keluarga

Tn M mengatakan tidak mempunyai tabungan, adapun yang mengelola

keuangan dalam keluarga adalah Ny.R


h. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn M mengatakan tidak pernah rekreasi dalam keluarganya,

keluarga menggunakan waktu senggang yaitu dengan menonton TV

dan berdiam di rumah saja.


i. Tahap dan tugas perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga Tn M saat ini adalah keluarga dengan

melepaskan anak kemasyarakat.Tugas keluarga dalam tahapan ini


25

membantu anak untuk mandiri,mempertahankan komunikasi,

memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu,

menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-

anak dan tugas yang belum terpenuhi keluarga Tn M adalah anak yang

beranjak dewasa yang belum menikah dan masih tinggal bersama

orang tuanya.
j. Riwayat keluarga inti
Tn. M dan Ny. R menikah atas dasar suka dan cinta. Tn. M dan Ny. R

sudah berumah tangga selama dua puluh sembilan tahun dan saat ini

sudah memiliki lima orang anak, Tn.D,Nn K,Tn B.Tn B.dan An Z

yang masih tinggal bersama orangtuanya.


k. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn M mengatakan riwayat kesehatan dari istri pernah

mengalami hipertensi Kedua orang tua dari Tn M dan Ny. S tidak ada

riwayat perceraian, tidak ada yang mengalami cacat mental maupun

fisik.

2. Lingkungan
a. Perumahan
Jenis perumahan keluarga Tn M adalah permanen, luas 5 x 10 M2

dengan luas pekarangan 2 x 4 M2, status rumah adalah milik pribadi,

terdapat teras depan, lantai keramik, ventilasi <10 luas lantai, atap

rumah genteng, cahaya matahari masuk kedalam rumah melalui pintu

rumah kalau di buka , penerangan lampu cukup, kondisi rumah kurang

rapi dan bersih.


b. Denah rumah

Keterangan :
A : Ruang tamu dan TV
B : Kamar
C : Kamar
26

D : Kamar
E : Kamar
F : Dapur
Luas bangunan :5 x 10 m2
Luas pekarangan : 2 x 4 m2
c. Pengolahan sampah
Keluarga Tn M tidak mempunyai tempat penampungan sampah

sendiri, kondisi tempat sampah dalam keadaan terbuka dan dibakar di

halaman rumah . Sumber air yang digunakan oleh keluarga adalah

sumur gali dan sekaligus sumber air minum keluarga yang terlebih

dahulu dimasak.
d. Jamban keluarga
Keluarga Tn M memiliki atau mempunyai WC sendiri, jenis WC leher

angsa, jarak antara sumber air dan tempat penampungan tinja >10

meter.

e. Pembuangan air limbah


Keluarga Tn M membuang air limbah ketempat penampungan atau got

dengan keadaan mengalir terbuka ,tidak berbau.


f. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
Perkumpulan sosial yang ada diwilayah sekitar tempat tinggal keluarga

Tn M adalah pengajian setiap hari minggu pagi, fasilitas kesehatan

yang ada dimasyarakat yaitu Puskesmas, Posyandu, dan klinik umum.

Keluarga Tn M mengatakan mendapatkan fasilitas kesehatan dari

pemerintah yaitu BPJS ,selalu menggunakan fasilitas kesehatan yang

ada di sekitar tempat tinggal keluarga, padahal jarak antara rumah dan

Puskesmas jaraknya tidak terlalu jauh dan bisa dijangkau dengan

kendaraan umum atau motor.


g. Karakteristik tetangga dan komunitas
Di lingkungan keluarga Tn M terdapat beberapa suku, diantaranya,

suku sunda, Jawa,sumatra dll, akan tetapi lebih banyak suku sunda

yang tinggal didaerah sekitar tempat tinggal keluarga Tn M tipe

penduduk sekitar tempat tinggal keluarga adalah sub urban, tipe hunian
27

dan jenis rumah Masyarakat sekitar rata-rata permanen, tidak ada

industri di wilayah tempat tinggal keluarga, tidak ada lahan pertanian,

kondisi rumah atau hunian masyarakat sekitar adalah layak untuk

ditempati,pengelolaan sampah hampir rata rata di kelola sendiri dengan

cara di bakar ,jauh dari tempat tinggal dekat dengan perkotaan dan

jalan raya, keadaan jalan aspal tetapi kondisi sudah rusak parah bayak

lobang dan bebatuan kecil , sumber polusi sedikit, sumber air minum

dari sumur gali dan dalam keadaan bersih dan tidak bau, karakteristik

demografi Masyarakat sekitar adalah rata-rata kelas menengah

kebawah, dengan jenis pekerjaan bermacam-macam, antara lain :

karyawan, buruh, tukang ojek, dll. Fasilitas yang terdapat diwilayah

Masyarakat sekitar adalah fasilitas kesehatan seperti : Puskesmas,

Posyandu, dan klinik umum, fasilitas sekolah, tempat ibadah, dan

fasilitas pelayanan agensi Masyarakat. Kasus kejahatan atau kriminal di

wilayah Tn M cukup rendah.


h. Morbilitas geografis keluarga
Keluarga Tn M mengatakan tinggal di rumah dan lingkungan yang saat

ini ditempati yaitu semenjak Tn M menikah, dan semenjak tinggal di

rumah yang saat ini di tempati Tn M dan keluarga belum pernah

berpindah-pindah tempat sampai saat ini.


i. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn M mengatakan kegiatan atau perkumpulan yang ada di

komunitas atau Masyarakat sekitar adalah pengajian rutin RT, dan

Posyandu, pandangan terhadap perkumpulan yang ada diwilayah

tersebut keluarga mengatakan sangat baik, karena selain menambah

kegiatan diluar rumah juga menambah tali silaturahmi antar warga

sekitar.
j. Sistem pendukung keluarga
28

Keluarga Tn M mengatakan sistem pendukung keluarga yang ada

disekitar tempat tinggal sangat baik sekali karena dari tetangga saling

peduli antar tetangga lainnya, kebanyakan tetangga keluarga Tn M

sendiri adalah saudaranya, adapun jenis kegiatan atau bantuan yang

diberikan tetangga adalah disesuiakan dengan masalah yang dihadapi

keluarga.

3. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn M mengatakan dalam pola komunikasi keluarga selalu

menggunakan dan menganjurkan pola komunikasi terbuka antar

anggota keluarga, keluarga Tn M mengatakan komunikasi dalam

keluarga sangat berfungsi sekali dan sangat penting terutama dalam

menyelesaikan masalah dalam keluarga, dan keluarga tidak melibatkan

emosi dalam penyampaian pesan dan pendapat.


b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn M yang mengambil keputusan dalam hal apapun

adalah Tn M karena Tn M adalah sebagai kepala keluarga, tetapi Tn M

sendiri dalam mengambil keputusan tidak langsung atas keinginan

sendiri melainkan dimusyawarahkan bersama keluarga terlebih dahulu.


c. Struktur peran
Dalam keluarga Tn M sudah mempunyai struktur dan peran masing-

masing, Ny R berperan sebagai ibu untuk kelima anak - anak nya yang

masih belum menikah dan masih tinggal bersama .


d. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn M mengatakan nilai kebudayaan yang dianut oleh keluarga

sendiri adalah nilai kebudayaan yang keluarga anut dari orang tua

secara turun temurun, yaitu budaya sunda. Kesesuaian antara nilai-nilai

keluarga dan komunitas warga sekitar memang sedikit berbeda

dikarenakan budaya dan suku keluarga Tn M dan warga sekitar banyak


29

yang berbeda dikarenakan banyak warga pendatang baru. Keluarga Tn

M mengatakan secara sadar menganut nilai dan budaya, tidak ada nilai

yang menonjol dalam keluarga Tn M keluarga Tn M mengatakan tidak

ada nilai-nilai atau budaya yang mempengaruhi kesehatan.

4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn M selalu menganjurkan dan mengajarkan arti saling

hormat menghormati pada keluarga khususnya pada anak-anak Tn M

Keluarga selalu memberikan perhatian satu sama lain dalam

mendukung kearah yang yang lebih baik, keluarga Tn M mengatakan

selalu menciptakan keluarga yang saling terbuka apabila ada masalah

sehingga antar anggota keluarga saling memberikan saran dalam

menyelesaikan masalah. Keluarga Tn M terlihat menunjukkan kasih

sayang antar anggota keluarga. Keluarga Tn M mempunyai kedekatan

antara keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan keluarga besar yang

tinggal disekitar tempat tinggal keluarga. Keluarga mengatakan sudah

terdapat kesesuaian dengan tahap perkembangan yang ada di keluarga.


b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn M selalu mengajarkan dan menetapkan perilaku disiplin,

bertanggung jawab terhadap anak-anaknya yang disesuaikan dengan

usia anak, yang menerima tanggung jawab dan peran dalam dalam

membesarkan anak-anak adalah Tn M dan Ny R sebagai orang tua,

keluarga menghargai anak-anak sebagai anugrah dalam rumah tangga.

Keluarga mengatakan tidak ada masalah dalam membesarkan atau

mendidik anak didukung dengan keadaan lingkungan yang tepat untuk

mendidik anak.
c. Fungsi reproduksi
30

Keluarga Tn M mengatakan mempunyai lima orang anak,Dulu Ny R

mengatakan menggunakan alat kontrasepsi pil dan suntik ,tetapi

sekarang Ny R tidak menggunakan alat kontrasepsi KB ,karena sudah

masuk Menopause.

5. Stres dan koping keluarga


a. Stresos jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga Tn M mengatakan hal yang sedang dipirkan saat ini adalah

mengenai penyakit hipertensi yang sedang di alami Ny R dan

mengalami post stroke ,masih terasa pusing ,berat di belakang leher dan

bicara masih sedikit pelo. sedangkan jangka panjang yang dirasakan

oleh keluarga Tn M sendiri adalah keluhan hidup sehari-hari yang

semakin meningkat, yang tidak di ikuti dengan meningkatnya

pendapatan keluarga.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Dalam keluarga Tn M mengatakan apabila ada masalah keluarga Tn M

selalu cepat berespon dan langsung didiskusikan bersama dengan

anggota keluarga yang lainnya, untuk memecahkan satu masalah dan

mencari jalan keluar.


c. Strategi Koping yang digunakan
Keluarga Tn M mengatakan strategi kopling yang digunakan

dikeluarganya adalah berdiskusi dan musyawarah dengan anggota

keluarga yang lain apabila ada satu masalah sampai menemukan jalan

keluarnya.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn M mengatakan tidak pernah melakukan sesuatu yang

menyimpang atau maladaptive dalam mengatasi masalah.


e. Pemeriksaan Fisik
1) Tn M usia 55 tahun
TTV ; Tb 110/80 mmHg, N.84 x/menit, nn 22 x/menit, s.36,50c TB

168 cm, BB 65 Kg. Rambut dan kepala bersih, mata tidak ikterik,

penglihatan baik, hidung simetris, tidak ada sekret, telinganya


31

simetri, dan tidak merasa sakit saat digerakan mukosa bibir lembar,

leher tidak ada pembekakan kelenjar getah bening, dada simetris

dan tidak ada nyeri, abdomen lembek dan elastis, ekstremitas atas

dan bawah bisa digerakan, tangan kulit baik, tidak terdapat luka

lecet.kesimpulan : Tidak ada masalah kesehatan.


2) Ny R , 53 tahun
TTV : Td 180/100 mmHg , N. 84 x/menit, S.360C, TB: 153 cm,

BB: 61 Kg, rambut dan kulit kepala sedikit berminyak, mata tidak

ketarik, penglihatan baik, hidung simetris, tidak sakit saat

digerakkan, mukosa bibir lembab, leher tidak ada pembekakan

kelenjar getah bening, dada simetris dan tidak ada nyeri, abdomen

lembek dan elastis, ekstremitas atas dan bawah bisa digerakan,

tangan kulit baik, tidak terdapat luka lecet, bicara masih sedikit

pelo ,masih terasa lemas di daerah tangan jika untuk mengangkat

masih terasa pusing dan kaku di belakang leher .


Kesimpulan: masalah kesehatan penyakit Hipertensi.
3) Tn D, 28 tahun.
TTV : TD 120/80 mmHg, Nd 80 x/menit Nn : 20 x/menit, suhu

360C, TB 150 cm, BB 45 Kg, rambut dan kulit bersih, mata tidak

iktirek, penglihatan baik, hidung simetrik, tidak sakit saat

digerakan, mukosa bibir lembab, leher tidak ada pembekakan

kelenjar getah bening, dada simetris dan tidak nyeri, abdomen

lembek, ekstremitas atas dan bawah dapat digunakan, kulit elastis

dan tidak terdapat luka.Kesimpulan : tidak ada masalah kesehatan.

4) Nn K , 25 tahun
TTV : TD 110/80 mmHg, Nd. 80 x/menit, suhu 360C, nn : 20

x/menit, TB 155 cm , BB 50 Kg, rambut dan kulit sedikit

berminyak, mata tidak iktirek, penglihatan baik, hidung simetrik,


32

tidak sakit saat digerakan, mukosa bibir lembab, leher tidak ada

pembekakan kelenjar getah bening, dada simetris dan tidak nyeri,

abdomen lembek, ekstremitas atas dan bawah dapat digunakan,

kulit elastis dan tidak terdapat luka.Kesimpulan : tidak ada masalah

kesehatan.
5) Tn.B 22 tahun
TTV : TD 100/80 mmHg, Nd 82 x/menit Nn : 20 x/menit, suhu

36,5 0C, TB 165 cm, BB 55 Kg, rambut dan kulit bersih, mata

tidak iktirek, penglihatan baik, hidung simetrik, tidak sakit saat

digerakan, mukosa bibir lembab, leher tidak ada pembekakan

kelenjar getah bening, dada simetris dan tidak nyeri, abdomen

lembek, ekstremitas atas dan bawah dapat digunakan, kulit elastis

dan tidak terdapat luka.


Kesimpulan : tidak ada masalah kesehatan.
6) Tn B , Usia 16 tahun
TTV : Td 110/70mmhg,Nd 80x/menit Nn : 20 x/menit, suhu 36,6

0C, TB 165 cm, BB 50Kg, rambut dan kulit bersih, mata tidak

iktirek, penglihatan baik, hidung simetrik, tidak sakit saat

digerakan, mukosa bibir lembab, leher tidak ada pembekakan

kelenjar getah bening, dada simetris dan tidak nyeri, abdomen

lembek, ekstremitas atas dan bawah dapat digunakan, kulit elastis

dan tidak terdapat luka.


Kesimpulan : tidak ada masalah kesehatan.
7) An. Z 13 Tahun.
TTV : Td 100/70, Nd 84x/menit Nn : 22 x/menit, suhu 36,5 0C,

TB 150 cm, BB 45Kg, rambut dan kulit bersih, mata tidak iktirek,

penglihatan baik, hidung simetrik, tidak sakit saat digerakan,

mukosa bibir lembab, leher tidak ada pembekakan kelenjar getah

bening, dada simetris dan tidak nyeri, abdomen lembek,


33

ekstremitas atas dan bawah dapat digunakan, kulit elastis dan tidak

terdapat luka.
Kesimpulan : tidak ada masalah kesehatan.

6. Harapan keluarga
Keluarga Tn M mengatakan merasa senang atas kedatangan mahasiswa

keperawanan dan keluarga berharap dapat membantu merawat Ny.R agar

bisa mencegah penyakit dan dapat disembuhkan.

7. Fungsi Perawatan Kesehatan (Penjajagan tahap II)


a. Masalah Hipertensi
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Tn M mengatakan hipertensi adalah penyakit darah

tinggi, tanda dan gejalanya kepala pusing, mata berkunang-kunang,

sakit ditengkuk leher.


Keluarga Tn M mengatakan mengetahui penyebab hipertensi

Keluarga Tn M mengatakan penyakit hipertensi adalah penyakit

keturunan dari orang tuanya.


Keluarga Tn M mengatakan jika penyakit hipertensinya kambuh,

hanya minum obat dari dokter Rs PMI dan istirahat.


2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn M mengatakan hipertensi adalah penyakit yang serius.

Keluarga Tn M mengatakan sebelum terkena stroke menimpa Ny R

rajin kontrol ke puskesmas dan minum obat dari puskesmas untuk

menurunkan darah tingginya dan istirahat. Keluarga Tn M

mengatakan mengetahui akibat lanjut dari hipertensi. Keluarga Tn

M mengatakan tidak pernah mempunyai sikap negatif terhadap

masalah kesehatan. Keluarga Tn M mengatakan mendapatkan

informasi dari puskesmas tentang akibat lanjut dari penyakit

hipertensi .
3) Kemampuan Keluarga merawat anggota keluarga
Keluarga Tn M khususnya Ny R mengatakan jika penyakit

hipertensinya kambuh, hanya minum obat yg diberikan oleh dokter


34

PMI dan istirahat. Keluarga Tn M mengatakan mengetahui

tentang perawatan hipertensi.Dan memperhatikan Ny R minum

obat secara rutin , Keluarga Ny.S mengatakan mengetahui

makanan pantangan dan yang boleh dimakan oleh penederita

hipertensi.
4) Kemampuan Keluarganya memelihara Lingkungan
Keluarga Tn M mengatakan lingkungan yang baik untuk penderita

hipertensi adalah lingkungan yang tenang, yang tidak membuat nya

stres ,hasil observasi keadaan rumah bersih,lantai tidak licin

,pencahayaan di siang hari menggunakan lampu ,keadaan rumah

tidak rapi banyak barang tidak terpakai menumpuk di ruang tamu ,

penerangan sinar matahari masuk ke dalam rumah apabila pintu

rumah di buka.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn M khususnya Ny R mengatakan sudah

memerikasakan hipertensi ke fasilitas pelayanan kesehatan,

sedangkan jarak fasilitas pelayanan kesehatan tidak jauh dari rumah

Tn M , Keluarga Tn M mengatakan keuntungan dari fasilitas

pelayanan kesehatan adalah orang yang sakit menjadi sembuh.

Keluarga Tn M mengatakan tidak pernah mengalami pelayanan

yang kurang baik terhadap petugas kesehatan. Keluarga Tn M

mengatakan jika penyakit hipertensinya kambuh, hanya minum

obat yang di berikan dokter dan istirahat.

b. Masalah Asma
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Ny.S mengatakan asma adalah penyakit pernapasan,

yang tanda dan gejalanya adalah sesak nafas suara ngok ngik .

Keluarga Ny.S khusunya Tn Am mengatakan tidak mengetahui


35

penyakit asma. Keluarga Ny.S khusunya Tn Am mengatakan

penyakit sama adalah penyakit biasa. Keluarga Ny.S mengatakan

jika penyakit asmanya kambuh hanya minum obat warung

(Napasin), beristirahat dan menghangatkan badan.


2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Ny.S khusunya Tn Am mengatakan penyakit sama

adalah penyakit biasa. Keluarga Ny.S mengatakan jika penyakit

asmanya kambuh hanya minum obat warung (Napasin), dan

beristiraha. Keluarga Ny.S khusunya Tn Am mengatakan tidak

pernah mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.

Keluarga Ny.S khusunya Tn Am mengatakan tidak pernah

mendapatkan informasi tentang asma.


3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
Keluarga Ny.S mengatakan jika penyakit asmanya kambuh hanya

minum obat warung (Napasin), dan beristiraha. Keluarga Ny.S

mengatakan kurang mengetahui tentang asma. Keluarga Ny.S

mengatakan tidak tahu makanan pantangan dan yang boleh

dimakan oleh penderita asma.


4) Kemampuan keluarga memelihara Lingkungan
Keluarga Ny. S khusunya Tn. Am mengatakan lingkungan yang

baik untuk penderita asma adalah lingkungan yang tidak membuat

stres, hasil observasi keadaan rumah bersih, penerangan dimana

sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah.


5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas Kesehatan
Keluarga Ny. S khusunya Tn. Am mengatakan sudah lama tidak

memeriksa asmanya ke fasilitas kesehatan sedangkan fasilitas

pelayanan kesehatan tidak jauh dari rumah Ny. S.

1. Analisa data

No Data Diagnosa Keperawatan


36

1 Data subjek Gangguan rasa nyaman


pusing pada Ny. S
a. Keluarga Ny. S khususnya Ny.S khususnya Ny. S
mengatakan hipertensi adalah berhubungan dengan
penyakit darah tinggi , tanda dan ketidakmampuan keluarga
gejalanya adalah pusing, mata merawat anggota keluarga
berkunang-kunang.
dengan hipertensi
Keluarga Ny. S mengatakan
penyebab hipertensi adalah banyak
pikiran

b. Keluarga Ny. S khususnya Ny.S


mengatakan hipertensi adalah
penyakit yang serius.

c. Keluarga Ny. S khususnya Ny.S


mengatakan penyakit hipertensi
adalah penyakit yang berbahaya.

d. Keluarga Ny. S khususnya


mengatakan sudah lama tidak
berobat ke puskesmas atau klinik,
jika penyakit hipertensinya kambuh
hanya minum obat Captopril 12,5
mg dan istirahat.

e. Keluarga Ny. S khusussnya Ny.S


mengatakan tidak tahu akibat lanjut
dari penyakit hipertensi

f. Keluarga Ny. S khususnya Ny.S


mengatakan jika berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan klinik dan
posyandu karena tidak jauh dari
rumah

g. Keluarga Ny. S khususnya N Y.S


mengatakan tidak pernah
mendapatkan informasi tentang
hipertensi

h. Keluarga Ny. S khususnya Ny.S


mengatakan tidak pernah
mengetahui sejauh mana tentang
penyakit hipertensi, sikap keluarga
terhadap penyakit hipertensi
keluarga terlibat bahaya atas
kesehatan Ny. S.

i. Keluarga Ny. S khususnya Ny.S


mengatakan tidak tahu makanan
37

pantangan dan boleh dimakan oleh


penderita hipertensi.

j. Keluarga Ny.S khusnya Ny.S


mengatakan lingkungan yang baik
untuk penderita hipertensi adalah
lingkungan yang tidak membuat
stres.

k. Keluarga Ny. S khususnya Ny.S


mengatakan sudah lama tidak
memeriksakan hipertensinya ke
fasilitas pelayanan kesehatan,
sedangkan jarak fasilitas pelayanan
kesehatan tidak jauh dari rumah Ny.
S.

l. Keluarga Ny. S khususnya Ny.S


mengatakan jika hipertensinya
kambuh Ny. S. Hanya minum obat
Captopril 12,5 mg

Data Obyek:

a. Ny.S mengatakan pusing,tengkuk


berat,mata berkunang-kunang dan
sudah dirasakan 1 tahun terakhir.

b. TTV:TD 150/90 mmHg N.84


x/menit Suhu: 36,5 0C RR.22
x/menit
2 Data Subjek Diagnosa Keperawatan

a. Keluarga Ny. S mengatakan asma Risiko terjadinya pola nafas


adalah penyakit pernapasan, yang tidak efektif pada keluarga
tanda dan gejalanya adalah sesak Ny. S , khususnya Tn. Am
nafas suara ngik-ngik . Keluarga Ny. berhubungan dengan ketidak
S khususnya Tn. Am mengatakan mampuan keluarga merawat
tidak mengetahui penyebab asma. anggota keluarga dengan
asma.
b. Keluarga Ny. S mengatakan penyakit
asma adalah penyakit biasa.

c. Keluarga Ny. S khususnya Tn. Am


mengatakan jika penyakit asmanya
kambuh hanya minum obat warung
(Napasin) dan beristirahat.

d. Keluarga Ny. S mengatakan tidak


tahu akibat lanjut dari asma.

e. Keluarga Ny. S mengatakan tidak


38

pernah mempunyai sikap negatif


terhadap masalah kesehatan keluarga

f. Keluarga Ny. S khususnya Tn. Am


mengatakan jika penyakit asmanya
kambuh hanya minum obat warung
(Napasin) dan beristirahat.

g. Keluarga mengatakan lingkungan


yang baik untuk penderita asma
adalah lingkungan yang tidak
membuat stres.

h. Keluarga Ny. S khusunya Tn Am


mengatakan keluarga dari fasilitas
pelayanan kesehatan adalah orang
sakit menjadi sembuh.

i. Tn. Am mengatakan jika asmanya


kambuh mengeluh sesak keluar
keringat dingin, mudah letih, suara
ngik-ngik.

Data objek:

1. TD. 110/80 mmHg

N. 80 x/menit

S. 36,00C

RR. 20x/menit

2. Kondisi rumah kurang rapi dan


kurang terawat.

A. Diagnosa Keperawatan
1. Penapisan Masalah
a. Gangguan rasa nyaman pusing pada Ny. S khususnya Ny. S berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1 Sifat masalah 1 3/3 x1 = 1 Masalah sudah terjadi


aktual (3) karena saat dilakukan
pengkajian Ny. S,
mengatakan pusing,
mata berkunang-
kunang, letih,
39

tengkuk berat, TTV:


TD 150/90 mmHg.
Ny. S, mengatakan
menderita penyakit
hipertensi sekitar ± 1
tahun

2 Kemungkinan 2 1/2 x 2= 1 Pengetahuan keluarga


masalah untuk Ny.S, tentang
diubah sebagian (1) hipertensi kurang
namun keluarga Ny.S,
mengatakan penyakit
hipertensi adalah
penyakit yang serius
dilihat dari
pendapatan keluarga
mampu untuk berobat
ke puskesmas dan
fasilitas kesehatan
yang bisa dijangkau
dari rumah.

3 Potensial masalah 1 2/3 x 1 = Potensial untuk


untuk dicegah 2/3 dicegah cukup karena
cukup (2) hipertensi penyakit
yang tidak dapat
disembuhkan tetapi
dapat dicegah namun
keluarga Ny.S,
mengatakan penyakit
hipertensi yang
dialami Ny.S,
penyakit serius. Ny.S,
mengatakan jika
penyakit
hipertensinya kambuh
hanya minum obat
Captopril 12,5 mg
dan istirahat.
Keluarga Ny. S
mengatakan tidak
tahu makanan
pantangan dan boleh
dimakan oleh
40

penderita hipertensi

4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga Ny. S


masalah segera mengatakan masalah
hipertensi yang
dialami Ny.S, sering
kambuh namun Ny.S,
mengatakan segera
dibawa ke puskesmas
atau klinik dan
minum obat Captopril
12,5 mg dan istirahat.

3 2/3

b. Risiko terjadinya pola nafas tidak efektif keluarga Ny. S, khususnya Tn.

Am berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan asma.

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1 Sifat masalah 1 2/3 x 1 = Masalah belum terjadi


resiko (2) 2/3 karena saat dilakukan
pengkajian ke Ny.S,
khususnya Tn Am
tidak mengeluh sesak,
tidak ada suara ngik –
ngik.

TTV TD : 110/80 Nd :
80 x/menit ,suhu 36 0
C RR : 20 x/menit. Tn
Am mengatakan
menderita asma
sekitar ± 5 tahun
tetapi jika tidak segera
ditangani sifat
masalah akan berubah
menjadi aktual

2 Kemungkinan 2 1/2 x 2 = 1 Pengetahuan keluarga


masalah untuk Ny. S, khususnya Tn.
diubah Am tentang asma
mengatakan penyakit
41

asma adalah penyakit


biasa, dilihat dari
fasilitas pelayanan
kesehatan masih dapat
dijangkau oleh
keluarga dengan jarak
kendaraan bermotor
(angkot) dan keluarga
selalu memanfaatkan
fasilitas kesehatan
tersebut untuk berobat
dilihat dari
pendapatan keluarga
mampu untuk berobat.

3 Potensial masalah 1 2/3 x 1 = Asma adalah penyakit


untuk dicegah 2/3 yang tidak bisa
cukup (2) disembuhkan tetapi
dapat dicegah namun
keluarga Ny. S,
khususnya Tn. Am,
mengatakan penyakit
asma yang dialami
Tn. Am, penyakit
biasa. Tn Am,
mengatakan untuk
mengurangi rasa sesak
Tn Am, beristirahat
dan minum obat
warung (napasin). Tn
Am mengatakan tidak
tahu makanan
pantangan dan yang
boleh dimakan untuk
penderita asma.

4 Menonjolkan 1 1/2 x 1 =1/2 keluarga Ny. S,


masalah tidak khususnya Tn. Am,
segera (1) mengatakan jika
penyakit asmanya
kambuh Tn Am, tidak
segera dibawa ke
puskesmas atau klinik
dan dokter, tetapi
hanya minum obat
42

warung (Napasin),
dan beristirahat.

Jumlah 1 5/6

2. Daftar diagnosa berdasarkan prioritas


a. Gangguan rasa nyaman pusing pada Ny. S khususnya Ny. S berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi dengan skor 3 2/3.


b. Risiko terjadinya pola nafas tidak efektif keluarga Ny. S, khususnya Tn.

Am bertentangan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan asma dengan skor 2 5/6.

B. Perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan


Pada sub bab ini akan diuraikan perencanaan keperawatan, tindakan

keperawatan dan evaluasi keperawatan secara tuntas.


1. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman pusing pada Ny. S khususnya Ny. S berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi

Tujuan umum:
Setelah 3 kali kunjungan rumah, diharapkan gangguan rasa nyaman pusing

pada keluarga Ny. S. khususnya Ny. S teratasi.

TUK I: Tanggal 25 Juni 2014 Pukul 11.30 WIB


Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu

mengenal masalah dengan cara : menyebutkan pengertian hipertensi,

menyebutkan penyebab, mengidentifikasi penyebab, mampu menyebutkan

tanda dan gejala hipertensi.

Kriteria:
Respon verbal

Standar:
43

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah melebihi 140/90

mmHg, menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala Hipertensi: Sakit kepala,

pusing, tekanan darah meningkat melebihi 140/90 mmHg, susah tidur.


Menyebutkan 4 dari 7 penyebab hipertensi adalah : Usia, Stress, faktor

keturunan, merokok

Perencanaan:

a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab tanda

dan gejala serta mengidentifikasi masalah yang terjadi pada hipertensi.

b. Diskusikan bersama keluarga pengertian, penyebab tanda dan gejala

serta mengidentifikasi masalah yang terjadi pada hipertensi dengan

menggunakan lembar balik.

c. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian, penyebab

tanda dan gejala serta mengidentifikasi masalah yang terjadi pada

hipertensi.

d. Berikan reinforcement atas jawaban keluarga

Pelaksanaan: Tanggal 25 Juni 2014 Pukul 11.30 WIB

a. Mengucapkan salam

b. Memvalidasi keadaan keluarga. Respon: keluarga Ny. S mengatakan

dalam keadaan kurang sehat

c. Mengingatkan kontrak. Respon: keluarga Ny. S mengatakan setuju

dengan kontrak waktu 25 menit

d. Menjelaskan tujuan. Respon: keluarga Ny. S mengatakan iya.


44

e. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian, tanda, gejala dan

penyebab hipertensi. Respon: keluarga menyimak

f. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian, tanda,

gejala dan penyebab hipertensi. Respon: keluarga mengatakan

hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah tinggi, tanda dan gejala

hipertensi sakit kepala, pusing, tekanan darah meningkat, susah tidur,

penyebab hipertensi: usia, stres, faktor keturunan dan merokok.

g. Memberikan reinforcement atas jawaban keluarga.

Evaluasi: Tanggal 25 Juni 2014 Pukul 11.40 WIB

Subyektif:

Ny. S mengatakan hipertensi adalah darah tinggi, keluarga Ny. S

mengatakan tanda dan gejala hipertensi salah satunya pusing.

Keluarga Ny. S mengatakan penyebab hipertensi adalah merokok, usia,

stres

Obyektif:

Keluarga Ny. S tampak mendengarkan, menyimak dan menjawab. Keluarga

Ny. S tampak kooperatif saat diberikan penyuluhan.

Analisa:

TUK I tercapai

Planing:

Lanjutkan TUK II
45

TUK II: Tanggal 25 Juni 2014 Pukul 11.30 WIB

Setelah dilakukakan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu

mengambil keputusan merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi

dengan cara : menyebutkan akibat lanjut dari hipertensi, mengidentifikasi

akibat lanjut hipertensi jika tidak diobati.

Kriteria:

Respon Verbal

Standar:

Menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut hipertensi bila tidak diobati dapat

menyebabkan stroke, gangguan penglihatan.

Perencanaan:

a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut hipertensi jika

tidak diobati dan kesiapan keluarga merawat anggota keluarga dengan

penyakit hipertensi.

b. Diskusikan bersama keluarga tentang akibat lanjut darah tinggi jika

tidak diobati dan pentingnya keluarga merawat anggota keluarga

dengan penyakit hipertensi .

c. Datang keluarga untuk mengidentifikasi alternatif tindakan yang

diambil oleh keluarga.

d. Berikan reinfarcement atas jawaban keluarga


46

Pelaksanaan Tanggal 25 Juni 2014 Pukul 11.30 WIB

a. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut hipertensi

jika tidak diobati dan kesiapan keluarga merawat anggota keluarga

dengan penyakit hipertensi

Respon: keluarga tampak menyimak

b. Mendiskusikan bersama keluarga akibat lanjut hipertensi jika tidak

diobati dan pentingnya keluarga merawat dengan menggunakan lembar

balik (SAP, leaflet dan materi terlampir)

Respon: keluarga menyebutkan akibat lanjut adalak stroke dan

gangguan penglihatan.

c. Mendorong keluarga unruk mengidentifikasi alternatif tindakan yang

diambil oleh keluarga

Respon: keluarga mengatakan alternatif tindakan yang akan dilakukan

adalah minum air daun salam.

d. Memberikan inforcement atas jawaban keluarga yang tepat.

Respon: keluarga terlihat gembira.

Evaluasi Tanggal 25 Juni 2014 Pukul 11.40 WIB

Subyektif:

Keluarga menyebutkan akibat lanjut hipertensi stroke dan gangguan

penglihatan. Keluarga mengatakan alternatif tindakan yang akan

dilakuakan adalah minum rebusan air daun salam . keluarga mengatakan

mengerti akibat lanjut dari penyakit hipertensi.


47

Obyektif:

Keluarga menyebutkan 2 dari 4 akibat dari hipertensi. Keluarga

mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh perawat, keluarga terlihat

faham, keluarga terlihat kooperatif saat diberikan penyuluhan.

Analisa:

TUK II Tercapai

Planing:

Lanjutkan ke TUK III

TUK III: Tanggal 25 Juni 2014 Pukul 11.40 WIB

Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1x10 menit keluarga mampu

merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi, menyebutkan cara

pencegahan hipertensi, menyebutkan cara perawatan hipertensi,

mengidentifikasi cara pencegahan dan perawatan hipertensi

mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional hipertensi

Kriteria:

Respon verbal, efektif dan psikomotor.

Standar:

Menyebutkan 2 dari 3 pencegahan hipertensi: Istirahat yang cukup, tidak

merokok, kurangi garam. Menyebutkan 2 dari 4 perawatan hipertensi :


48

Makanan rendah kalori dan garam, terafi obat-obatan anti hipertensi,

hindari merokok. Bila sakit berlanjut segera bawa kepelayanan kesehatan.

Dan membuat obat tradisional yaitu 10 lembar daun salam direbus + 4

gelas air kemudian daun salam direbus dari 4 gelas air sampai tersisa

menjadi 2 gelas air rebusan, lalu diminum 1 jam sebelum makanan 2x

sehari

Perencanaan :

a. Diskusikan bersama keluarga tentang pencegahan dan perawatan

hipertensi

b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan pencegahan dan perawatan

hipertensi dan mendemonstrasikan kembali obat tradisional hipertensi

c. Demonstrasikan bersama keluarga tentang cara pembuatan obat

tradisional

d. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara membuat

obat tradisional

Pelaksanaan: Tanggal 25 Juni 2014 Pukul 11.40 WIB

a. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pecegahan dan perawatan

hipertensi Respon: keluarga memperhatikan.

b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan cara pencegahan, perawatan

hipertensi dan mendemonstrasikan kembali obat tradisional hipertensi.

Respon: keluarga menyebutkan cara pencegahan hipertensi adalah


49

istirahat yang cukup, tidak merokok, kurangi garam, keluarga

mengatakan perawatan hipertensi adalah makanan rendah kalori dan

garam, terapi obat-obatan anti hipertensi, hindari merokok

c. Mendemonstrasikan bersama pada keluarga tentang cara pembuatan

obat tradisional. Respon: keluarga tampak memperhatikan.

d. Memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara membuat

obat tradisional. Respon: keluarga tampak menerangkan cara

pembuatan obat tradisional. Keluarga mengatakan cara yang pertama

yaitu 10 lembar daun salam direbus dari 4 gelas air sampai tersisa

menjadi 2 gelas air rebusan, lalu diminum secara rutin, kemudian cara

yang kedua buah belimbing dan ketimun dijus atau langsung dimakan.

e. Memberikan reinforcement atas jawaban dan tindakan yang dilakukan

keluarga. Respon: keluarga tampak tersenyum.

Evaluasi: Tanggal 25 Juni 2014 pukul 12.00 WIB

Subyektif:

Keluarga menyebutkan cara pencegahan hipertensi yaitu istirahat yang

cukup, tidak merokok, kurangi garam. Keluarga mengatakan perawatan

hipertensi adalah memanakan makanan rendah kalori dan garam, terapi

obat-obatan anti hipertensi tidak merokok. Keluarga mengatakan mengerti

cara pencegahan dan perawatan hipertensi.

Obyektif:

Keluarga terlihat memperhatikan, keluarga terlihat menyimak, keluarga

dapat menyebutkan 2 dari 4 pencegahan hipertensi, keluarga dapat


50

menjelaskan cara perawatan hipertensi di rumah. Keluarga dapat

mendemonstrasikan obat tradisional hipertensi dengan merebus daun salam.

Analisa:

TUK III tercapai

Planing:

Lanjutkan ke TUK IV

TUK IV: Tanggal 24 Juni 2014 Pukul 09.00 WIB

Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1 x 30 menit keluarga mampu

mengidentifikasi lingkungan untuk anggota keluarga yang menderita

hipertensi, menyebutkan cara mengidentifikasi lingkungan untuk penderita

hipertensi.

Kriteria:

Respon verbal, efektif dan psikomotor.

Standar:

Menyebutkan 2 dan 3 cara memodifikasi lingkungan adalah penerangan

cukup, lantai kamar mandi tidak licin dan gaya hidup sehat.

Perencanaan:

a. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan


51

b. Diskusikan dan jelaskan pada keluarga tentang cara memodifikasi

lingkungan dengan baik bagi penderita hipertensi

c. Observasi lingkungan rumah dengan kunjungan tidak terencana

d. Evaluasi kembali pada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan

e. Berikan reirfocement atas jawaban keluarga

Pelaksanaan Tanggal 24 Juni 2014 Pukul 09.00 WIB

a. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan.

Respon: keluarga mengatakan lingkungan yang baik adalah penerangan

yang cukup, lantai kamar mandi tidak licin.

b. Mendiskusikan dan menjelaskan pada keluarga tentang cara

memodifikasi lingkkungan dengan baik bagi penderita hipertensi.

Respon: keluarga tampak memperhatikan dan mendengarkan.

c. Mengobservasi lingkungan rumah dengan kunjungan tidak terencana.

Respon: rumah Ny. S tampak rapi dan bersih serta tidak licin.

d. Mengevaluasi kembali pada keluarga tentang cara memodifikasi

lingfkungan. Respon: keluarga menjawab tentang cara memodifikasi

lingkungan.

e. Memberikan reinforcement atas jawaban keluarga. Respon: keluarga

tampak tersenyum.

Evaluasi: Tanggal 25 Juni 2014 Pukul 09.30 WIB

Subyektif:
52

Keluarga mengatak mengerti cara memodifikasi lingkungan, keluarga

mengatakan cara memodivikasi lingkungan adalah penerangan yang cukup,

lantai kamar mandi tidak licin.

Obyektif:

Keluarga tampak memperhatiakn dan mendengarkan, rumah Ny. S tampak

rapi dan bersih.

Analisa:

TUK IV tercapai

Planing:

Lanjutkan ke TUK V

TUK V:

Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 1 x 50 menit keluarga mampu

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

Kriteria:

Respon verbal

Standar:

Manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan adalah mendapatkan pelayanan

kesehatan dan pendidikan kesehatan tentang hipertensi

Perencanaan:

a. Motivasi untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan


53

b. Anjurkan pada keluarga untuk selalu berobat ke puskesmas

c. Anjurkan pada keluarga untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan

d. Berikan reinfarcement atas kemampuan keluarga untuk memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan

Pelaksanaan Tanggal 25 Juni 2014 pukul 13.10

a. Memotivasi keluarga untuk memnfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Respon: keluarga Ny. S mengatakan membuat kunjungan ke pelayanan

kesehatan adalah mendapat pelayanan kesehatan dan mendapat

informasi kesehatan tentang hipertensi.

b. Mengajurkan pada keluarga untuk selalu berobat ke Puskesmas.

Respon: keluarga Ny. S mengatakan apabila berobat ke Puskesmas

mendapatkan pengobatan dan nasehat dari dokter tentang penyakit

hipertensi.

c. Memberikan reinforcement atas kemampuan keluarga untuk

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Respon: Keluarga tampak

tersenyum.

Evaluasi Tanggal 25 Juni 2014 pukul 14.00

Subyektif:

Keluarga mengatakan akan selalu memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan. Keluarga mengatakan membuat kunjungan ke pelayanan

kesehatan adalah kontrol.


54

Obyektif:

Keluarga mau untuk berobat ke Puskesmas.

Analisa:

TUK V teratasi

Planing :

Intervensi dihentikan.
55

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang masalah kesehatan Hipertensi pada

keluarga Ny. S khususnya Ny. S, di mana meliputi kesenjangan antara teori dan kasus

yang ada dengan cara membandingkan dan mengemukakan alasannya. Di samping

itu dalam pembahasan ini juga membahas tentang faktor-faktor pendukung dan

penghambat serta alternatif pemecahan masalah dalam memberikan Asuhan

keperawatan yang mencakup pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat

pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang

ada pada keluarga. mengingat begitu pentingnya pengkajian maka diharapkan

perawat keluarga memahami betul ruang lingkup, metode, alat bantu, dan format

pengkajian yang digunakan.

Secara teori bahwa etiologi untuk penyakit Hipertensi, yang pertama adalah

hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,

disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor

yang mempengaruhinya, seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan

saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan

Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti

obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. Dan yang kedua etiologi dari

penyakit hipertensi adalah hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat


56

sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen,

penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan

sindrom Cushing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.

Namun pada kasus penyakit hipertensi yang terjadi pada Ny.S disebabkan oleh

hipertensi esensial atau hipertensi primer Hal ini disebabkan karena pada saat

dilakukan pengkajian didapatkan data pemeriksaan fisik Ny. S TD 150/90

mmHg, BB 40 Kg dengan TB 150 cm,masih suka makan ikan asin dan

mengatakan ada riwayat keturunan yang diketahui sebelumnya yaitu dari orang

tua Ny.S.

Tanda dan gejala Hipertensi secara teori yaitu tengkuk terasa pegal, wajah

merah, gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, mudah marah, telinga

berdengung, sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah, mata berkunang-kunang.

Namun yang ditemukan pada kasus keluarga Ny.S khususnya Ny. S yaitu pada

saat dilakukan pengkajian Ny. S hanya mengeluh sakit kepala dan pusing ,

tengkuk terasa berat, mata berkunang-kunang, Hal ini didapatkan dari hasil

pengkajian terhadap Ny. S ditemukan data Ny. S mengeluh pusing dengan hasil

pemeriksaan TD 150/90 mmHg, Namun untuk gejala wajah merah, mudah

marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, dan mimisan tidak

ditemukan pada Ny. S, hal ini disebabkan pada saat dilakukan pengkajian Ny.S

tidak mengeluh mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas

karena dengan hasil pemeriksaan RR 20 x/menit, dan mimisan serta wajah Ny. S

tidak terlihat merah.


57

Komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus hipertensi secara teori yaitu

kerusakan pada organ-organ seperti jantung yang akan mengakibatkan penyakit

jantung koroner, pada ginjal akan mengakibatkan penyakit ginjal kronik dan

gagal ginjal terminal, pada otak akan mengakibatkan stroke, dan pada mata

akan mengakibatkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.

Namun pada Ny. S belum ditemukannya tanda-tanda komplikasi hal ini

disebabkan karena Ny.S sering mengkonsumsi obat tradisional jus mentimun.

Untuk komplikasi yang lainnya seperti penyakit jantung koroner, penyakit ginjal

kronik dan gagal ginjal terminal, stroke, kebutaan tidak ditemukan pada Ny. S.

Hal ini disebabkan karena pada saat pengkajian tidak ditemukan data-data

seperti gejala di atas.

Pemeriksaan diagnostik secara teori untuk penyakit Hipertensi yang pertama

yaitu CT-scan, yang bertujuan untuk mengkaji adanya tumor serebral, cairan

serebroveskuler, ensefalopati, atau fiokromositoma, dan mengetahui adanya

iskemi pada otak. Yang kedua yaitu elektrokardiogram untuk melihat

kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri, adanya

penyakit jantung koroner atau aritmia yang di tandai dengan relaksasi

isovolemik, pengisian ventrikel yang lambat, dan tergangguanya indeks

pengosongan (empitying indeks) atrium kiri yaitu dengan melakukan foto

rontgen untuk melihat kemungkinan ditemukan pembesaran jantung

vaskularisasi atau aorta yang lebar dan dengan melakukan ekokardiogram untuk

melihat apakah tampak penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah

terjadi dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolic, yang terakhir yaitu

dengan pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui fungsi


58

ginjal, urin lengkap (urinalisis), ureum, kreatinin, BUN, dan asam urat serta

darah lengkap lainnya. Sedangkan pemeriksaan diagnostik pada Ny. S hanya

mengukur tekanan darah, untuk pemeriksaan Ct-can, elektrokardiogram,

pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan pada Ny. S, hal ini disebabkan karena

Ny. S tidak mengalami tanda-tanda terjadinya komplikasi, dan Ny. S masih

dalam kondisi bisa melakukan aktifitas sehari-hari, meskipun tekana darahnya

tinggi. Kasus Ny. S ini masih belum perlu penanganan seperti layaknya pasien di

Rumah sakit.

Penatalaksanaan medis secara teori untuk penyakit Hipertensi adalah

Pengobatan non farmakologi seperti perubahan cara hidup, mengurangi asupan

garam dan lemak, mengurangi asupan alkohol, berhenti merokok, mengurangi

berat badan bagi penderita obesitas, meningkatkan aktifitas fisik, olahraga

teratur, menghindari ketegangan, istirahat cukup. Pengobatan farmakologi

adalah pemberian diuretic adalah untuk meperbanyak buang air kecil,

mempertinggi pengeluaran garam (NaCl) dengan turunnya kadar na+, maka

tekanan darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang kuat. Keta Blocker

adalah mekanisme kerja obat beta dan blocker belum diketahui dengan pasti di

duga kerjanya berdasarkan beta blocker pada jantung demikian tekanan darah

akan menurun dan daya hipertensinya baik. Kalsium antagonis adalah

mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat ion kalsium kedalam sel

otot polos pembuluh efek vasodilatasi dan turunnya tekanan darah dengan cara

menghambat angiotensin enzyme yang berdaya vasokonstriksi kuat. Alpo-

Adrenergik bloking agen adalah obat yang dapat memblokir alfa dan

menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan darah, karena efek


59

hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya sedikit kuat, misalnya

hipertensi ortostatik dan tachycardia, maka obat ini jarang digunakan. Diit pada

hipertensi yaitu diit yang diberikan pada hipertensi syarat-syaratnya yaitu cukup

kalori, cukup protein, mineral, dan vitamin, bentuk makanan disesuaikan dengan

berat tidaknya retensi garam air atau hipertensi. Pada hipertensi selalu diberikan

diit rendah garam, hipertensi ringan pemberian garam ½ sendok teh untuk satu

kali masakan, hipertensi sedang ¼ sendok teh untuk satu kali masakan,

hipertensi berat tidak boleh mengkonsumsi garam. Pada kasus ini Ny. S

melakukan penatalaksanaan non farmakologi seperti dengan istirahat yang

cukup, menghindari ketegangan dan latihan fisik setiap hari disamping itu ny. S

telah dianjurkan untuk mengurangi asupan garam, kemudian merubah gaya

hidup, dan menganjurkan mengkonsumsi obat tradisional seperti jus timun dan

rebusan daun salam, Sedangkan untuk penatalaksanaan farmakologis Ny. S

sudah mendapatkan dan meminum obat Captopril 12,5 mg yang didapatkan

ketika berobat ke klinik.

Secara teori tipe atau jenis keluarga menurut Anderson Carter, yaitu : Keluarga

inti (nuclear family) yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga besar yang

terdiri dari keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek,

keponakan, sepupu, paman, bibi dan sebagainya. Keluarga berantai (sereal

family). Yang terdiri dari keluarga wanita dan pria yang menikah lebih dari satu

kali dan merupakan satu keluarga inti. Keluarga duda adalah keluarga yang

terjadi karena perceraian atau kematian. Keluarga berkomposisi adalah keluarga

yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama. Keluarga

kabitas adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk satu keluarga. Dalam tipe keluarga, tipe keluarga
60

Ny.S termasuk dalam keluarga besar, karena keluarga Ny.S terdiri dari

anak,menantu,cucu pola komunikasi keluarga Ny. S terbina dengan baik, mereka

saling terbuka satu sama lain, dalam menyampaikan pesan tidak ada yang

melibatkan emosi, dalam mengambil keputusan, Ny.S sendiri yang menjadi

pengambil keputusan. Keluarga Ny.S menghargai satu sama lain dan saling

membantu serta saling mendukung. Ny. S berfungsi sebagai ibu rumah tangga,

ibu dari anak-anak, pengasuh dan pendidik anak, serta pelindung. Tn.Am

berfungsi sebagai anak dan membantu orang tua mencari nafkah tambahan.

Terjadi konflik peran dalam keluarga Ny.S. yaitu Tn.Am yang berperan ganda

sebagai anak yang menjalankan fungsinya dan sebagai pencari nafkah tambahan

keluarga. Keluarga Ny.S menerapkan aturan sesuai dengan ajaran agama dan

ada kesesuaian nilai dengan lingkungannya, nilai tersebut juga disadari oleh

keluarga Ny.S dan tidak ada konflik. Masing-masing keluarga Ny.S sudah dapat

menjalankan perannya dengan baik yang sesuai dengan teori dalam konsep

keluarga. Secara teori yang dikaji dalam fungsi keluarga adalah fungsi afektif,

fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan

keluarga. Namun yang dikaji dalam kasus adalah fungsi afektif, sosialisasi dan

reproduksi.

Dalam menjalankan fungsi afektif keluarga Ny. S selalu menganjurkan dan

mengajarkan arti saling hormat menghormati pada keluarga khususnya pada

anak-anak Tn. S. Keluarga selalu memberikan perhatian satu sama lain dalam

mendukung ke arah yang yang lebih baik. Sudah dapat saling mengasihi, saling

mendukung, dan saling menghargai antar anggota keluarga. Untuk fungsi

sosialisasi keluarga Ny. S selalu mengajarkan dan menetapkan perilaku disiplin,


61

bertanggung jawab terhadap anak-anaknya yang disesuaikan dengan usia anak,

yang menerima tanggung jawab dan peran dalam membesarkan anak-anak

adalah Ny. S sendiri sebagai orang tua, keluarga menghargai anak-anak sebagai

anugerah dalam rumah tangga. Dalam menjalankan fungsi reproduksi keluarga

Ny. S tidak mengikuti program KB karena sudah menopause dan janda

disebabkan Ny. S suaminya sudah meninggal.

Pengkajian keperawatan keluarga menggunakan teori friedman yang terdiri dari

2 penjajakan, adapun yang dikaji dalam penjajakan 1 secara teori tidak ada

perbedaan dengan pengkajian yang dilakukan di keluarga Ny. S adapun yang

dikaji adalah data umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan, struktur

keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga, harapan keluarga, data

tambahan dan pemeriksaan fisik . Untuk penjajakan II secara teori dan kasus

tidak ditemukannya perbedaan di mana yang dikaji dalam penjajakan II adalah 5

tugas keluarga dalam menghadapi masalah di antaranya adalah kemampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan, kemampuan keluarga mengambil

keputusan, kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga, kemampuan

keluarga dalam memodifikasi lingkungan, dan kemampuan keluarga dalam

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil dari penjajakan II penulis

mendapatkan data untuk kemampuan keluarga dalam mengenal masalah

didapatkan data Ny. S mengatakan tidak tahu pengertian, tanda dan gejala, dan

penyebab dari hipertensi, keluarga Ny. S mengatakan memang hipertensi atau

darah tinggi adalah penyakit yang serius. Kemampuan keluarga dalam

mengambil keputusan didapatkan data Ny. S mengatakan penyakit hipertensi

atau darah tinggi adalah penyakit yang berbahaya, keluarga Ny. S mengatakan
62

mengetahui kalau Ny. S mengalami penyakit darah tinggi, Ny. S Keluarga

hanya mengkonsumsi obat tradisional saja untuk mengobati penyakit darah

tinggi Ny. S yaitu dengan minum jus mentimun. Keluarga mengatakan tidak tahu

akibat lanjut dari penyakit darah tinggi, keluarga Ny. S sama sekali tidak

mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan. Ny. S. Terkadang

keluarga bingung terhadap informasi kesehatan karena beda orang beda

informasi. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga didapatkan

data antara lain Ny. S tidak mengetahui sejauh mana tentang penyakit darah

tinggi, keluarga terlihat berharap untuk kesembuhan Ny. S. Ny. N hanya

mengetahui sedikit tentang sumber-sumber yang ada untuk pencegahan darah

tinggi, sejauh ini Ny. S hanya mengkonsumsi obat tradisional saja untuk

mengobati darah tingginya. Ny. S. hanya tahu tidak boleh makan gorengan dan

ikan asin saja makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita darah tinggi.

Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan didapatkan data yaitu Ny.

S mengatakan tidak tahu lingkungan yang baik untuk mencegah darah tinggi,

Ny. S mengatakan hanya tahu sedikit tentang pentingnya kebersihan lingkungan

bagi penderita darah tinggi, apalagi yang selalu berdiam di rumah setiap hari

adalah Ny. S saja, sedangkan Tn. Am, Ny. H, dan Tn. Ad sibuk dengan

kegiatannya masing-masing di luar rumah, hasil observasi lingkungan,

lingkungan terlihat bersih dan tidak ada masalah untuk penderita hipertensi.

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

didapatkan data Ny. S mengatakan memang jarak antara tempat tinggal dan

fasilitas kesehatan (Puskesmas) tidak begitu jauh dan sedikit mengetahui

manfaat atau keuntungan dari fasilitas kesehatan, keluarga percaya terhadap

petugas atau fasilitas kesehatan tetapi . Metode yang penulis gunakan dalam
63

melakukan pengkajian ini tidak ada perbedaan antara kasus dan teori adapun

metode yang penulis gunakan untuk mengkaji keluarga Ny. S adalah

wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.

Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan hambatan karena

keluarga Ny. S sangat kooperatif dalam memberikan data kepada penulis,

anggota keluarga selalu ada saat penulis melakukan pendataan, implementasi

dan evaluasi keperawatan.

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah kumpulan pernyataan, uraian dari hasil

wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukkan status

kesehatan mulai dari potensial, risiko tinggi sampai dengan masalah aktual.

Etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga diambil dari 5 tugas keluarga, maka

kesenjangan antara teori dan kasus yang dijumpai pada keluarga Ny. S berikut

ini penulis akan membahas setiap masalah.

Diagnosa keperawatan secara tipologi dalam teori dapat dibedakan menjadi 3

yaitu. Aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga dan

memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Risiko tinggi adalah masalah

keperawatan yang belum terjadi,tetapi tanda untuk menjadi masalah kesehatan

aktual yang dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapatkan

bantuan perawat. Potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika

keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai

sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada kasus keluarga Ny. S khususnya Ny.
64

S yaitu aktual, Gangguan rasa nyaman pusing pada keluarga Ny. S khususnya

Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan hipertensi. Skor 3 2/3 , karena masalah kesehatan yang di alami

keluarga Ny. S khususnya Ny. S sudah terjadi di mana pada saat dilakukan

pengkajian di dapatkan data-data sebagai berikut Ny. S mengalami pusing ,

merasakan berat pada pundak, mata berkunang-kunang. Tanda-tanda vital: TD

150/90 mmHg. Ny. S mengatakan kepalanya pusing, Ny. S mengatakan tengkuk

berat dan mata berkunang-kunang, Diagnosa risiko tidak ditemukan di keluarga

Ny. S hal ini karena masalah yang ditemukan pada Ny. S sudah dirasakan dari

tahun 2013. Sedangkan diagnosa potensial tidak terjadi karena Ny. S tidak

ditemukan data yang mengarah kepada peningkatan status kesehatan keluarga.

Etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga secara teori ada 5 yaitu

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah, ketidakmampuan keluarga

dalam mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga, ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan, dan

ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan. Sedangkan

etiologi dari diagnosa keperawatan pada keluarga Ny. S khususnya Ny. S

adalah ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan

masalah hipertensi, hal ini disebabkan karena pada saat dilakukan penjajakan II

untuk masalah hipertensi di keluarga Ny. S ditemukan data bahwa keluarga tidak

mampu menjalankan lebih dari 2 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yaitu

keluarga tidak mampu mengenal masalah , keluarga tidak mampu mengambil

keputusan, keluarga tidak mampu dalam memodifikasi lingkungan, dan

keluarga tidak mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan Puskesmas, sehingga

etiologi yang penulis angkat untuk masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga
65

Ny. khususnya Ny. S adalah ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga dengan masalah hipertensi sesuai dengan teori yang menyatakan

apabila keluarga tidak mampu menjalankan tugas keluarga lebih dari 2 tugas

maka yang diangkat adalah tugas keluarga yang nomor 3, yaitu ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam merumuskan diagnosa

keperawatan keluarga karena data-data yang didapat melalui wawancara,

observasi, dan pemeriksaan fisik ditunjang dengan referensi-referensi yang ada

untuk menegakkan diagnosa keperawatan keluarga. Faktor pendukung yang

ditemukan penulis diantaranya keluarga kooperatif dalam memberikan informasi

sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang menunjang untuk

merumuskan diagnosa keperawatan dan keluarga mau menerima kehadiran

penulis.

C. Perencanaan keperawatan

Di dalam melakukan perencanaan yang pertama adalah penapisan masalah yang

perlu diperhatikan adalah kriteria yaitu sifat masalah, kemungkinan masalah

untuk diubah, potensial masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah.

Secara teori sifat masalah terbagi menjadi tiga yaitu aktual dengan nilai 3, risiko

dengan nilai 2, potensial dengan nilai 1 dan bobot dengan nilai 1. Namun di

keluarga Ny. S pada diagnosa keperawatan aktual terjadinya gangguan rasa

nyaman pusing pada keluarga Ny. S khususnya Ny. S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah

hipertensi. Sifat masalahnya adalah aktual karena masalah gangguan rasa


66

nyaman pusing pada Ny. S sudah terjadi di mana pada saat pengkajian Ny. S

mengatakan kepalanya pusing , Ny. S mengatakan tengkuk berat, Ny. S

mengatakan mata berkunang-kunang, Ny. S mengatakan pandangannya suka

kabur, Ny. S mengatakan mengalami lemas seluruh badan, Ny. S terlihat lemas

saat dilakukan pengkajian, Ny. S terlihat mengalami pusing dan sakit kepala

saat pengkajian, TD. 150/90 mmHg.

Sedangkan kemungkinan masalah dapat diubah dengan nilai bobot 2, secara

teori yaitu mudah dengan nilai 2, sebagian dengan nilai 1, dan tidak dapat

dengan nilai 0. Dalam kasus kemungkinan masalah untuk di ubah sebagian

karena Ny. S mengatakan penyakit hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit

yang serius, dilihat dari pendapatan, keluarga mampu untuk berobat ke

Puskesmas, keluarga memiliki keinginan untuk berobat ke puskesmas, jarak

antara puskesmas dengan rumah dekat dapat ditempuh dengan kendaraan.

Secara teori pada potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 1 yaitu tinggi

dengan nilai 3, cukup dengan nilai 2, dan rendah dengan nilai 1. pada kasus

potensial masalah untuk dicegah cukup karena masalah hipertensi adalah

penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi bisa untuk dicegah , apabila Ny. S

merasakan pusing, nyeri dan berat pada pundak, Ny. S hanya mengkonsumsi

captopril 12,5 mg dan istirahat.

Secara teori untuk menonjolnya masalah dengan bobot 1 terdiri dari segera

diatasi dengan nilai 2, tidak perlu segera dengan nilai 1 dan tidak dirasakan

dengan nilai 0. pada kasus menonjolnya masalah pada Ny. S khususnya Ny. S

adalah tidak perlu segera karena Ny. S mengatakan jika masalah hipertensi atau
67

darah tinggi lagi kambuh Ny. S hanya mengkonsumsi obat captopril 12,5 mg

dan istirahat.

Di dalam kasus tidak ditemukan perbedaan secara teori baik tujuan umum

maupun tujuan khusus. Tujuan umum dalam teori dan kasus mengarah pada

problem. Tujuan khusus dalam teori dan kasus mengarah pada etiologi. Rencana

tindakan yang disusun bertujuan untuk memotivasi keluarga agar mampu

merawat anggota keluarga yang sakit dengan mendapat pengetahuan melalui

pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat. Sehingga rencana tindakan

tidak ada perbedaan dalam kasus dan teori karena semuanya melibatkan

keluarga. Di dalam rencana keperawatan secara teori dan kasus juga di uraikan

kriteria dan standar yang dapat digunakan untuk proses evaluasi.

Faktor pendukung yang ditemukan penulis pada tahap ini adalah kesediaan dan

kemampuan yang cukup besar dari keluarga dalam menyusun rencana tindakan

yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga, tidak ada faktor penghambat

dalam menetapkan rencana tindakan.

D. Pelaksanaan keperawatan

Pelaksanaan merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun

sebelumnya. Pelaksanaan secara teori yaitu berdasarkan pelaksanaan yang

mengacu pada rencana keperawatan yang dibuat, pelaksanaan dilakukan dengan

tetap mempertahankan prioritas masalah, dan kekuatan-kekuatan keluarga

berupa finansial, motivasi dan sumber-sumber pendukung lainnya. Pelaksanaan

yang dibuat pada kasus tidak ada perbedaan dengan yang ada pada teori.
68

Pada saat pelaksanaan pada kasus semua rencana tindakan yang telah disusun

dapat di aplikasikan sesuai dengan TUK. Tindakan keperawatan yang telah

dilakukan penulis untuk TUK 1 adalah menjelaskan pengertian, penyebab, tanda

dan gejala dari hipertensi, memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali

pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi. Mengidentifikasi

penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi yang terjadi pada Ny. S. TUK 2 dapat

dilaksanakan oleh penulis antara lain menjelaskan akibat lanjut dari hipertensi

bila tidak ditangani, mendorong keluarga untuk menyebutkan alternatif tindakan

yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi hipertensi. TUK 3 yang

sudah dilakukan oleh penulis adalah menjelaskan cara pencegahan dan

mempraktekkan cara membuat obat tradisional untuk hipertensi. TUK 4 yang

dapat dilakukan oleh penulis adalah menganjurkan keluarga untuk memodifikasi

lingkungan yang dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi dari hipertensi.

Dalam melakukan tindakan keperawatan penulis tidak menemukan perbedaan

antara teori dan kasus namun penulis sedikit menemukan hambatan dalam

melakukan tindakan keperawatan antara lain pada saat dilakukannya penyuluhan

di keluarga Ny. S tidak dapat di hadiri oleh seluruh anggota keluarga hanya Ny.

H yang penulis berikan pendidikan kesehatan Tn. Am belum pulang dari kerja.

Namun alternatif pemecahan masalah yang penulis lakukan adalah dengan cara

menganjurkan Tn. Am menyampaikan kembali materi pendidikan kesehatan

kepada anggota keluarga yang lain, selain itu penulis memberikan leaflet pada

keluarga agar dapat dibaca kembali dan diberikan pada anggota keluarga yang

lain.
69

Sedangkan faktor pendukung saat dilakukan tindakan yaitu keluarga cukup

kooperatif dan memperhatikan penjelasan penyuluh serta bersedia meluangkan

waktu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan keluarga mau pergi bersama

perawat ke Puskesmas.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Evaluasi

merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang

ditetapkan dalam tujuan di rencana keperawatan.

Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif

bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan

kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan. Evaluasi sumatif bertujuan

menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosa pada saat penulis

melakukan evaluasi terhadap masalah keluarga Ny.S khususnya Ny. S penulis

menggunakan evaluasi formatif dan sumatif di mana evaluasi formatif

diharapkan pada pencapaian tujuan khusus. Pada saat dilakukan evaluasi

formatif keluarga dapat menyebutkan pengertian hipertensi, menyebutkan 2 dari

5 penyebab hipertensi,dan 2 dari tanda dan gejala hipertensi, yaitu : Keluarga Ny

S. mengatakan hipertensi adalah tekanan darah tinggi, penyebab dari hipertensi

adalah merokok dan suka makan asin, dan tanda dan gejala dari hipertensi

adalah sakit kepala dan telinga berdengung. sehingga untuk pencapaian TUK 1

penulis menyimpulkan TUK 1 tercapai. Untuk TUK 2 pada saat dilakukan

evaluasi Ny. S dapat menyebutkan 2 dari akibat lanjut hipertensi apabila tidak
70

ditangani, yaitu : Ny. S mengatakan akibat lanjut hipertensi apabila tidak

ditangani adalah stroke dan penyumbatan pembuluh darah otak, sehingga

penulis dapat menyimpulkan bahwa TUK 2 tercapai. Untuk TUK 3 pada saat

dilakukan evaluasi keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 pencegahan hipertensi

dan mempraktikan cara membuat obat tradisional untuk hipertensi, yaitu : Ny. S

mengatakan pencegahan hipertensi di antaranya adalah hindari makanan yang

asin, hindari merokok dan olahraga yang teratur, dan Ny. S tampak

mempraktekkan cara membuat merebus daun salam. Sehingga penulis dapat

menyimpulkan bahwa TUK 3 tercapai. Untuk TUK 4 pada saat dilakukan

evaluasi keluarga dengan kunjungan yang terencana keluarga Ny. S

membersihkan rumah sehingga rumah keluarga Ny. S tampak bersih dan jendela

dibuka, dari data tersebut maka penulis dapat menyimpulkan TUK 4 tercapai.

Sedangkan untuk TUK 5 keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yaitu

puskesmas untuk berobat dengan ditemani oleh penulis. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa TUK 5 tercapai.

Sedangkan evaluasi sumatif yang diarahkan pada pencapaian tujuan umum,

setelah dilakukan kunjungan selama 3 kali masalah keluarga Ny. S khususnya

Ny. S teratasi sebagian di mana pada saat kunjungan hari ketiga didapatkan data

tekanan darah 130/80 mmHg, pusing berkurang, namun untuk kaku kuduk, mata

berkunang-kunang masih dirasakan oleh Ny. S.

Pada saat dilakukan evaluasi penulis tidak menemukan hambatan dari keluarga

sedangkan faktor pendukung yang penulis temukan pada saat melakukan

evaluasi adalah keluarga tampak kooperatif serta keluarga dapat menyebutkan


71

apa yang telah dijelaskan oleh penulis sesuai dengan kriteria dan standar yang

penulis tetapkan di dalam rencana keperawatan.


72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melakukan pengkajian tidak ditemukannya perbedaan antara kasus dan

teori karena penulis melakukan pengkajian tahap awal meliputi penjajakan I dan

penjajakan II. Dalam pengkajian terhadap etiologi dari penyakit hipertensi dapat

disimpulkan tidak adanya perbedaan antara teori dan kasus di mana penyebab

dari Hipertensi pada keluarga Ny. S khususnya Ny. S disebabkan oleh hipertensi

esensial atau hipertensi primer di mana Ny. S mengalami dari faktor makanan.

Sedangkan faktor hipertensi sekunder tidak ditemukan pada Ny. S, tanda dan

gejala penyakit Hipertensi secara teori dan kasus dapat disimpulkan bahwa

gejala yang muncul pada Ny. S hanya sakit kepala dan pusing , tengkuk terasa

berat dan mata berkunang-kunang, dan mudah lelah. Dalam pelaksanaan

struktur peran keluarga tidak ditemukannya perbedaan karena keluarga dapat

menjalankan peran dan fungsinya masing-masing dengan baik dan secara

fleksibel. Sedangkan dalam pelaksanaan fungsi keluarga antara teori dan kasus

ditemukannya perbedaan karena ada satu satu anggota keluarga yaitu Tn. Am

yang mempunyai fungsi ganda selain menjalankan fungsinya sebagai anak Tn.

Am juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.

Untuk komplikasi pada Ny. S belum terjadi, hal ini disebabkan karena Ny. S

sering mengkonsumsi obat tradisional jus mentimun. Untuk komplikasi yang

lainnya seperti penyakit jantung koroner, penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal
73

terminal, stroke, kebutaan tidak ditemukan pada Ny. S. Hal ini disebabkan

karena pada saat pengkajian tidak ditemukan data-data seperti gejala di atas.

Dalam penatalaksanaan medis penulis menemukan adanya perbedaan antara

kasus dan teori di mana pada kasus Ny. S hanya mengkonsumsi obat tradisional

jus mentimun, meningkatkan aktivitas fisik dengan mengerjakan pekerjaan

rumah, dan istirahat yang cukup sedangkan dalam teori terdapat pengobatan non

farmakologi seperti perubahan cara hidup, mengurangi asupan garam dan

lemak, mengurangi asupan alkohol, berhenti merokok, mengurangi berat badan

bagi penderita obesitas, meningkatkan aktivitas fisik, olahraga teratur,

menghindari ketegangan, istirahat cukup. Dalam pengobatan farmakologi Ny. S

sudah berobat dan minum obat yang didapatkan dari puskesmas, yaitu obat

Captopril 12,5 mg.


Diagnosa keperawatan secara tipologi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu aktual,

risiko, potensial. Diagnosa yang ditemukan pada kasus keluarga Ny. S

khususnya Ny. S adalah sifat masalah aktual dengan nilai 3, kemungkinan

masalah untuk diubah adalah sebagian dengan nilai 1, potensial masalah untuk

dicegah adalah cukup dengan nilai 2, dan menonjolnya masalah adalah tidak

segera dengan nilai. Dan etiologi dari diagnosa keperawatan yang ditemukan di

keluarga Ny. S khususnya Ny. S adalah ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi. Adapun rumusan

diagnosa di keluarga Ny. S adalah gangguan rasa nyaman pusing pada keluarga

Ny. S khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan masalah Hipertensi. Sedangkan untuk

diagnosa risiko dan potensial tidak ditemukan.


Hal-hal yang harus diperhatikan oleh penulis dalam perencanaan keperawatan

keluarga salah satunya adalah mengacu pada konsep teori yang diawali dengan
74

proses penapisan masalah yang digunakan untuk memprioritaskan masalah

keperawatan terdiri dari kriteria, bobot, dan pembenaran. Untuk kriteria terdiri

dari : sifat masalah, diantara komponennya adalah aktual, resiko, dan potensial.

Kemungkinan masalah untuk dapat diubah terdiri dari mudah, sebagian, dan

tidak dapat. Potensial masalah untuk dapat di cegah terdiri dari tinggi, cukup,

dan rendah sedangkan untuk menonjolnya masalah terdiri dari segera, tidak

perlu segera, dan tidak dirasakan. Dalam kasus sifat masalah terjadi secara

aktual, kemungkinan masalah untuk diubah dalam kasus sebagian, potensial

masalah untuk dicegah dalam kasus cukup, serta menonjolnya masalah dalam

kasus ini tidak perlu segera di tangani. Dalam membuat rencana keperawatan

penulis selalu melibatkan keluarga.

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis untuk TUK 1 adalah

menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi, memotivasi

keluarga untuk menjelaskan kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari

hipertensi. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi yang

terjadi pada Ny. S. TUK 2 dapat dilaksanakan oleh penulis antara lain

menjelaskan akibat lanjut dari hipertensi bila tidak ditangani, mendorong

keluarga untuk menyebutkan alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh

keluarga untuk mengatasi hipertensi. TUK 3 yang sudah dilakukan oleh penulis

adalah menjelaskan cara pencegahan dan mempraktikan cara membuat obat

tradisional untuk hipertensi. TUK 4 yang dapat dilakukan oleh penulis adalah

menganjurkan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapat mengurangi

resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi.

Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga, terdiri dari evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif. Hasil dari evaluasi formatif dapat disimpulkan bahwa untuk
75

pelaksanaan TUK 1, 2, 3, 4, dan 5 tercapai terutama di mana keluarga Ny. S

dapat mengenal masalah dengan menyebutkan pengertian dari hipertensi, dapat

menyebutkan 2 dari 5 penyebab dari hipertensi, dan dapat menyebutkan tanda

dan gejala dari hipertensi. Keluarga Ny. S dapat mengambil keputusan dengan

menyebutkan 2 dari 3 akibat lanjut dari hipertensi. Keluarga Ny. S dapat

merawat dengan menyebutkan 3 dari 5 pencegahan dari hipertensi dan dapat

mempraktekkan cara membuat obat tradisional untuk hipertensi. Keluarga Ny. S

dapat memodifikasi lingkungan dengan membersihkan rumah dan keluarga Ny.

S dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara Ny. S mau untuk berobat

ke Puskesmas, sesuai dengan kriteria dan standar yang penulis tetapkan dalam

rencana keperawatan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan asuhan keperawatan diatas, beberapa saran yang dapat

penulis sampaikan adalah:

1. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, mahasiswa atau perawat

hendaknya tetap mempertahankan dan mengupayakan pendekatan keluarga

yang optimal baik secara pisikososial, spiritual, dan tindakan yang di

lakukan perlu memperhatikan sumbrdaya dan sumber dana yang ada pada

keluarga. Perawat dapat mendokumentasikan dalam proses keperawatan

keluarga agar setiap perawat dapat melanjutkan asuhan keperawatan yang

di berikan.
2. Dalam memberi asuhan keperawatan, mahasiswa hendaknya mampu

membina kerja sama denga keluarga melalui dari pengkajian sampai

evaluasi untuk lebih dipertahankan dan di ditingkatkan, Mahasiswa


76

diharapkan dapat membantu masalah kesehatan yang ada pada masyarakat

yang mengalami masalah kesehatan.

8. Analisa data

No Data Diagnosa Keperawatan

1 Data subjektif Resiko stroke berulang


pada keluarga Tn M
m. Keluarg Tn M mengatakan
khususnya Ny R
hipertensi adalah penyakit darah
tinggi , tanda dan gejalanya adalah berhubungan dengan
pusing, mata berkunang-kunang. ketidakmampuan merawat
anggota keluarga dengan
Keluarga Tn M mengatakan
hipertensi .
penyebab hipertensi adalah banyak
pikiran

n. Keluarga Tn M mengatakan
hipertensi adalah penyakit keturunan

o. Keluarga Tn M mengatakan
penyakit hipertensi adalah penyakit
yang berbahaya.

p. Keluarga Ny. S mengatakan saat ini


berobat ke puskesmas atau Rs, jika
penyakit hipertensinya kambuh
hanya minum obat yg di berikan
dokter dan istirahat.

q. Keluarga Tn M mengatakan
mengetahui akibat lanjut dari
penyakit hipertensi.

r. Keluarga Tn M mengatakan jika


berobat ke fasilitas pelayanan
kesehatan klinik dan posyandu
karena tidak jauh dari rumah

s. Keluarga Tn M mengatakan
mendapatkan informasi tentang
hipertensi dari puskesmas.

t. KeluargaTn M mengatakan
lingkungan yang baik untuk
penderita hipertensi adalah
77

lingkungan tg tidak membuat stres

u. Keluarga Tn M mengatakan
mengetahui tahu makanan pantangan
dan boleh dimakan oleh penderita
hipertensi.

v. Keluarga Ny. S mengatakan tidak


bisa melarang Ny R untuk tidak
makan ikan asin .

w. Keluarga Tn M mengatakan selalu


rutin kontrol hipertensinya ke Rs
atau puskesmas.

x. Keluarga Ny. S mengatakan jika


hipertensinya kambuh Ny. S. Hanya
minum obat dari dokter dan istirahat.

Data Obyektif:

c. Saat dilakukan pengkajian Ny. R


Pusing berat di belakang leher , sakit
di tangguk leher,bicara pelo.

d. TTV:TD 180/100 mmHg N: 84


x/menit Suhu: 36,5 0C Nn :22
x/menit

2 Data Subjektif Diagnosa Keperawatan

You might also like