You are on page 1of 12

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.1.1 Anamnesa

(1) Identitas

a. Nama :

b. Umur :

Menurut Joanidi (2007) semakin bertambah usia semakin berat

keluhan terjadinya LBP. Prevalensi terbanyak pada usia 55-64

tahun. Namun pendapat dari Bigos dkk (2009) menyatakan

bahwa usia 31-40 tahun merupakan usia yang sangat rentan

terjadinya LBP.

c. Jenis kelamin, :

Joanidi (2007) usia < 60 tahun jumlah kasus wanita sama banyak

dengan pria, tapi pada usia >60 tahun lebih banyak ditemukan

pada wanita karena adanya osteoporosis (keropos tulang) yang

meningkat.

d. Agama :

e. Suku dan bangsa :

f. Alamat. :

24
(2) Keluhan utama

Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis

lebih dari 2 bulan, nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit, nyeri

menyebar kebagian bawah belakang kaki.

(3) Riwayat penyakit sekarang

Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan dirasakan, kapan

timbulnya keluhan(apakah menetap atau hilang timbul), hal apa yang

mengakibatkan terjadinya keluhan, apa saja yang dilakukan untuk

mengurangi keluhan yang dirasakan, tanyakan pada klien apakah klien

sering mengkonsumsi obat tertentu atau tidak.

(4) Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah menderita penyakit

yang sama sebelumnya, apakah klien pernah mengalami kecelakaan

atau trauma, apakah klien pernah menderita penyakit gangguan tulang

atau otot sebelumnya

(5) Riwayat pekerjaan

Faktor resiko ditempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan

otot rangka terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara

pengangkatan barang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, dan kerja

statis.

3.6.1 Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum

2. Pemeriksaan persistem

25
3. Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan panca indera: penglihatan,

pendengaran, penciuman, pengecap, perasa)

4. Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)

a) Pemeriksaan motorik

b) Pemeriksaan sensorik

c) Straight Leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S

1) cross laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik

lumbal atas)

d) Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)

e) Pemeriksaan system otonom

f) Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)

g) Tes Naffziger

h) Tes valsava.

5. Sistem pernafasan

(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)

6. Sistem kardiovaskuler

(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)

7. Sistem Gastrointestinal

(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan

eliminasi)

8. Sistem Integumen

(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )

9. Sistem Reproduksi

26
(Untuk pasien wanita)

10. Sistem Perkemihan

(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )

3.6.2 Pola fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

2) Pola aktifitas dan latihan

(Cara berjalan: pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk

pemeriksaan neurologis)

3) Pola nutrisi dan metabolism

4) Pola tidur dan istirahat

(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan

menahan nyeri yang hebat).

5) Pola kognitif dan perseptual

(Perilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya

(kemungkinan kelainan psikiatrik)

6) Persepsi diri/konsep diri

7) Pola toleransi dan koping stress

(Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal

sehingga penderita berjalan sangat hati-hati untuk mengurangi rasa

sakit tersebut (kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau fraktur)).

8) Pola seksual reproduksi

9) Pola hubungan dan peran

27
10) Pola nilai dan keyakinan

3.2 Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS : Perubahan postur tubuh Nyeri

1. Pasien mengeluh karena trauma primer dan

sering merasakan sekunder

nyeri pada 

punggung bagian Trauma primer seperti:

bawah trauma secara spontan.

DO: Contohnya kecelakaan

1. Skala nyeri : 4 

Kontraksi punggung

Terdesaknya otot

vetebrata

Tulang belakang

menyerap goncangan

vertikal

28
Terjadi perubahan struktur

dengan diskus atas febri

fertigo

Nyeri punggung bawah

(low back pain)

nyeri

2. DS : Perubahan postur tubuh Hambatan Mobilitas

1. Klien mengatakan karena trauma primer dan

nyeri punguung sekunder

bawah 

DO : Trauma primer seperti:

1. Skala nyeri 8 trauma secara spontan.

Contohnya kecelakaan

Kontraksi punggung

Terdesaknya otot

vetebrata

29
Tulang belakang

menyerap goncangan

vertikal

Terjadi perubahan struktur

dengan diskus atas febri

fertigo

Nyeri punggung bawah

(low back pain)

Kelemahan otot

Mobilitas fisik terganggu

hambatan mobilitas

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan :

a. Trauma jaringan dan reflek spasme otot

b. Inflamasi

c. Kompresi saraf

2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

30
a. Nyeri dan ketidaknyamanan

b. Spasme otot

c. Terapi testriktif

d. Kerusanan neuromuskular

3. Ansietas/koping individu tak efektif berhubungan dengan

a. Krisis situasi

b. Atasi/ubah status kesehatan, status sosioekonomi, peran fungsi

c. Gangguan berulang dengan nyeri terus menerus

d. Ketidakadekuatan metode koping

4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi,

pragnosis, dan tindakan berhubungan dengan :

a. Kesalahan informasi/kurang pengetahuan

b. Kesalahan interpretasi informasi kurang mengungat

c. Tidak mengenal sumber-sumber informasi

Prioritas keperawatan

1. Menurunkan stress pada spinal, spasme otot, dan nyeri

2. Meningkatkan berfungsi dengan optimal

3. Memberi dukungan pada pasien/keluarga/orang terdekat dalam proses

rehabilitasi

4. Memberikan informasi yang berhubungan dengan penyakit/prignosis dan

kebutuhan pengobatannya.

31
3.4 Intervensi Keperawatan

1. Dx : nyeri akut b/d agen cedera fisik (trauma) dan reflek spasme otot

Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji adanya keluhan nyeri catat lokasi,

selama 3x24 jam, nyeri klien berkurang. lamanya serangan, faktor pencetus

Kriteria hasil : yang memperberat

1. Klien merasakan berkurang atau 2. Dorong klien untuk tirah baring dan

hilangnya nyeri perubahan posisi untuk memperbaiki

2. Klien dapat beristirahat dengan posisi lumbal. Pasien pada posisi semi

nyaman fowler

3. Mengubah posisi dengan nyaman 3. Gunakan papan selama melakukan

perubahan posisi

4. Ajarkan klien teknik relaksasi untuk

mengontrol dan menyesuaikan nyeri

5. Ajarkan dan anjurkan klien untuk

melakukan pernapasan diafragma

untukmengurangi tegangan otot

6. Alihkan perhatian klien : membaca,

menonton tv, mendengarkan lagu

7. Batasi aktivitas klien sesuai dengan

kebutuhan

8. Berikan obat sesuai order

32
2. Dx : gangguan mobilitas fisik b/d nyeri, spasme otot

Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC

Tujuan : setelah dilakukan perawatan 1. Memantau secara kontinu mobilitas

3x24 jam, klien dapat mengalami akan mengetahui aktivitas klien

mobilitas fisik 2. Bantu klien mengubah posisi secara

Kriteria Hasil: perlahan

1. Klien menunjukkan kembalinya 3. Ajarkan klien cara yang tepat turun dari

mobilitas fisik tempat tidur dengan nyeri yang minimal

2. Kembali ke aktivitas semula secara 4. Sampaikan dan ingatkan klien untuk

bertahap tidak diperbolehkan melakukan gerakan

3. Menghindari posisi yang memutar atau melengok

mengakibatkan ketidaknyamanan 5. Dorong pasien untuk melakukan

dan spasme otot perubahan posisi berbaring, duduk,

4. Merencanakan atau jadwal baring berjalan. Dalam kurun waktu yang

setiap hari singkat

6. Buat jadwal periode berbaring di tempat

tidur berapa kali sehari bersama dengan

klien

7. Dorong klien untuk mematuhi jadwal

latihan yang sudah dibat dan

meningkatkan latihan secara bertahap

33
3. Dx : Ansietas/koping individu tak efektif berhubungan dengan Krisis

situasi ketidakadekuatan metode koping

Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC

Tujuan : setelah dilakukan perawatan 1. Gunakan pendekatan yang

3x24 jam, klien dapat mengatasi rasa menenangkan

cemas dengan mekanisme koping yang 2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang

baik dirasakan selama prosedur

Kriteria Hasil: 3. Pahami prespektif pasien terhadap

1. Klien mampu mengidentifikasi dan situasi stress

mengungkapkan gejala cemas 4 temani pasien untuk memberikan

2. Mengidentikasi, mengungkapkan keamanaan dan mengurangi takut

dan menunjukkan tehnik untuk 5. Bantu pasien mengenal situasi yang

mengontrol cemas menimbulkan kecemasan

3. Vital sign dalam batas normal 6. Dorong pasien untuk

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, mengungkapkan perasaan ,

bahasa tubuh dan tingkat aktivitas ketakutan dan persepsi

menunjukkan berkurangnya 7. Instruksikan pasien menggunakan

kecemasan teknik relaksasi untuk mengurangi

kecemasan dan bila perlu

kolaborasikan pemberian obat

antianxietas

34
3.5 Evaluasi

1. Klien mengalami peredaan nyeri

a. Klien dapat beristirahat dengan nyaman

b. Klien dapat mengubah posisi dengan nyaman

2. Klien menunjukkan kembalinya mobilitas fisik

a. Klien dapat menjalankan aktivitasnya kembali secara bertahap

b. Menghindari posisi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

3. Klien menunjukkan kemampuan mengatasi cemas dengan mekanisme

koping yang adaktif

a. Klien dapat menjalani proses pengobatan tanpa rasa cemas dan takut

b. Klien mampu mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi

c. Klien mampu melakukan mekanisme koping yang baik seperti

relaksasi ketika mengalami kecemasan.

35

You might also like