You are on page 1of 4

Kondisi Eksisiting

Berdasarkan hasil survey dan observasi, diketahui bahwa tedapat dua unit
gravity thickener. Gravity thickener yang pertama berbentuk rectangular. Pada
Gambar X.B gravity thickener kedua berbentuk lingkaran dengan diameter kurang
lebih ±5 meter. Lumpur yang diolah di gravity thickener adalah lumpur yang
berasal dari Primary Settling Tank.
Pada Gambar X.C, dapat diamati bahwa solid-lumpur sudah mengalami
proses aglomerasi. Terdapat satu batang pengaduk dengan kecepatan di bawah 1
rpm. Berdasarkan penjelasan petugas di Jababeka, rata-rata jumlah lumpur yang
masuk ke unit gravity thickener adalah 75 m3/hari.

Gambar X.X Tampak Samping Gravity Thickner Rectangular


di Kawasan Jababeka
(Sumber: Dokumen tim)

Gambar X.B. Tampak Samping Gravity Thickner Kedua di Kawasan Jababeka


(Sumber: Dokumen tim)

Gambar X.C. Solid pada Gravity Thickener di Kawasan Jababeka


(Sumber: Dokumen Tim)

Pengertian
Bentuk geometri yang dipergunakan pada gravity thickener hampir sama
dengan bentuk geometri yang dipergunakan pada clarifier. Solid yang masuk ke
thickener terbagi atas tiga zona, yaitu zona cairan jernih pada bagian paling atas,
zona sedimentasi dan zona yang paling bawah zona thickening. Partikel – partikel
individual mengalami aglomerasi di zona thickening. Sludge blanket terjadi di zona
ini dimana massa lumpur tertekan oleh massa di atasnya yang terus bertambah. Air
akhirnya akan tertekan keluar dari dalam lumpur tersebut oleh karena adanya
tekanan tersebut.
Supernatan dari thickener keluar melalui saluran outlet dan dikembalikan lagi
ke pengolahan awal yaitu ke tangki distribusi yang mendistribusikan air limbah ke
tangki aerasi nantinya.
Kriteria Disain
Kriteria disain untuk gravity thickener dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel X.X. Kriteria Disain Gravity Thickener
Parameter Satuan Besaran Sumber
Konsentrasi solid influen % 0,5 – 2,0 Qasim, 1985
Konsentrasi solid efluen % 4,0 – 6,0 Qasim, 1985
Beban hidrolik m3/m2 hari 1,0 – 4,0 Qasim, 1985
Solid loading kg/m2 hari 25 – 80 Qasim, 1985
Solid capture % 85 – 92 Qasim, 1985
Overflow mg/l TSS 300 - 800 Qasim, 1985
Sludge Volume Index hari 0.5-20 Tchobanoglous, 1991

Evaluasi
Pada prinsipnya, gravity thickener berfungsi untuk mengurangi kadar air
dalam solid-lumpur sehingga konsentrasi solid meningkat, ditandai dengan solid
yang mengalami aglomerasi. Aglomerasi adalah pengumpulan dan/atau
penumpukan partikel atau zat menjadi satu. Terdapat tiga zona pada gravity
thickener yaitu zona cairan jernih pada bagian paling atas, zona sedimentasi dan
zona yang paling bawah zona thickening.
Berdasarkan kondisi eksisting, diketahui jumlah lumpur yang masuk ke
dalam gravity thickener adalah 75 m3/hari. Jika diasumsikan kapasitas thickener
rectangular dua kali kapasitas thickener yang kedua, maka jumlah lumpur yang
masuk ke unit kedua adalah 1/3 dari 75 m3/hari, yaitu 25 m3/hari atau setara dengan
25075 kg/m3. Selanjutnya, dapat dilakukan pengecekan solid loading (SL).

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 25075 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖


𝑆𝑙 = = = 651,64 kg/m2 /hari (tidak memenuhi)
𝐴 𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 38,48 𝑚2

Berdasarkan perhitungan solid loading, diketahui bahwa solid loading di


thickener kedua tidak memenuhi standar, yaitu antara 25-80 kg/m2/hari. Hal ini
menyatakan bahwa kapasitas thickener di Waste Water Treatment – 1 Jababeka
tidak mampu untuk mengolah lumpur yang masuk. Proses aglomerasi, ditandai
dengan kumpulan solid yang terbentuk di zona thickening (zona paling bawah).
Namun pada Gambar X.C, terdapat aglomerasi lumpur yang naik ke atas yang
disebut sludge floating. Sludge floating terjadi akibat lumpur terlalu lama berada
di dalam unit thickener. Hal ini disebabkan karena kapasitas thickener yang tidak
memenuhi. Lumpur yang terlalu lama di dalam unit gravity thickener menyebabkan
kondisi anaerobik sehingga menghasilkan gas. Gas tersebut membawa kumpulan
solid ke zona cairan jernih. Oleh karena itu, diperlukan unit tambahan.

Kesimpulan dan Saran


 Berdasarkan hasil survey dan observasi, diketahui bahwa diameter unit
gravity thickener adalah 7 meter.
 Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa solid loading pada gravity
thickener tidak memenuhi standar.
 Diperlukan penambahan unit thickener.

Daftar Pustaka
Qasim, Syed R., Wastewater Treatment Plants and Operation, Planning, Design,
CBS College Publishing, New York, 1985.
Tchobanoglous., Wastewater Engineering Treatment : Treatment, Disposal, and
Reuse, McGraw-Hill, Inc., New York, 1991.

You might also like